Mengunjungi Candi Prambanan, Candi Terindah di Asia Tenggara

“Candi Prambanan merupakan sebuah kompleks candi terindah di Asia Tenggara”. Begitulah informasi yang sering saya baca baik dari buku-buku, booklet, maupun internet. Secara tidak sadar informasi tersebut telah tertanam dalam fikiran saya dan diam-diam dalam hati berniat bahwa suatu waktu nanti akan berkunjung ke sana.

Mengunjungi Candi Prambanan
Kompleks Candi Prambanan

Maka ketika seorang blogger, Fahmi Catperku, bertanya dalam sebuah postingan quis di blognya mengenai lokasi mana yang ingin dikunjungi ketika berada di Jogjakarta, saya memasukkan Candi Prambanan ke dalam wish list selain gunung Merapi tentunya. Dan voilaaa… saya menang dan berhak mendapatkan tiket menginap selama dua malam di Hotel Gallery Prawirotaman Jogjakarta. Girang banget karena sudah lama ingin main ke Jogja. Dan voucher hotel tersebut setidaknya bisa menekan budget akomodasi meskipun kalau mau ngirit, sebenarnya banyak banget teman di Jogja yang rumahnya bisa kami inapi. Baik teman suami maupun teman saya sendiri.  

Quis tersebut setidaknya menjadi trigger agar supaya saya dan keluarga cepat-cepat liburan ke sana. Terlebih saya masih punya voucher lainnya hadiah quis juga. Ada voucher tiket pesawat terbang dan voucher sodexo yang bisa dibelanjakan untuk keperluan logistik mendaki gunung. So, what are you waiting for? Segera cabut! Yeaah…. Jogja We’re coming.

Dan, benar saja ketika melangkahkan kaki memasuki kompleks candi Prambanan, saya dibuat ter-wow wow dengan keindahan arsitekturnya. Terlebih saat menyisir setiap relief dan ukiran dinding pada batu-batu candi saya menyaksikan teknik yang rumit dalam gambar-gambar yang tersaji. Lekukan, cerukan, liukan pada wajah, tubuh, serta pahatan benda-benda yang terpampang sungguh membuat decak kagum. Serupa lembaran buku yang terbuka, relief-relief ini pun dapat dibaca dengan jelas. Bercerita tentang kisah dewa-dewi pada jaman kerajaan hindu. Saya berfikir keras bagaimana nenek moyang bangsa ini menemukan metode dan cara menumpuk batu tanpa perekat sama sekali dengan perhitungan yang tepat dan akurat lantas melukisnya dengan berbagai jenis bentuk dan rupa.

Saya memang peminat situs-situs sejarah purbakala. Seandainya punya cukup waktu di Jogja dan Jawa Tengah, saya sebenarnya ingin berkunjung ke situs lainnya seperti situs Liyangan di Temanggung, sebuah situs yang baru-baru ini muncul ke permukaan setelah ratusan tahun terkubur oleh material vulkanik gunung Sindoro.

Suasana kompleks Candi Prambanan pagi itu sudah lumayan ramai oleh pengunjung. Saya dan keluarga berjalan masuk dengan agak terburu-buru karena tidak kurang dari satu jam lagi kami harus segera check in ke bandara sementara seorang teman lama yang ingin berjumpa dengan kami sudah sejak pagi menunggu di rumahnya.

Pemugaran di Kompleks Candi Prambanan
Pemugaran Candi

Di sisi kanan kompleks candi sedang ada pemugaran. Candi-candi ini dibangun kembali karena runtuh saat terkena guncangan gempa pada tahun 2006 silam. Beberapa teknisi tengah sibuk memotong dan memasang bagian-bagian batu lalu menyusunnya secara tepat. Saya mendekat kepada seorang bapak-bapak yang sudah berumur yang sedang mengawasi pekerjaan mereka. Kami mengobrol sebentar sebelum pamit dan memasuki kompleks candi utama.


Prambanan
Cakep kalau dibuat Kartu Pos nih.


Setelah memasuki beberapa candi inti yakni candi Trimurti, seperti candi Siwa, Wisnu, dan Brahma saya dan keluarga segera menyisir sisi-sisi kompleks candi menuju arah pintu keluar. Di pintu keluar seorang pemandu yang membawa turis asing dengan sopan menawarkan diri untuk memfoto kami sekeluarga. Dengan mahir ia pun mengarahkan kami untuk begini dan begitu. Ceklek! Ceklek! Selesai.

Foto Keluarga di Candi Prambanan
Edisi Lengkap :D

Setengah berlari saya dan Chila susul menyusul mengikuti jalan keluar. Saat memasuki area penjual souvenir, kami berhenti dan melihat-lihat berbagai macam  benda kerajinan dan oleh-oleh khas Jogja. Ya Ampuuun cakep-cakep banget. Apalagi melihat tas batik yang colorful bikin mata jelalatan. Duuuh emak-emak ini rusuh pengen belanja. Tapi sayang suami keburu ngasih kode kurang setuju karena kami memang diburu waktu. Nggak lucu kan kalau gara-gara belanja terus ketinggalan pesawat terbang. Yaah gagal deh bawa pulang tasnya. Hiks..hiks...mana tas batik yang di rumah udah rusak talinya pula. Duuuh. Orang Jogja kirimin saya tas batik dooong!

7 komentar :

  1. saya blm pernah ke jogya ...:(

    BalasHapus
  2. Tahun 2013 pas kesini masih di renovasi, jadi harus pake helm kuning pelindung serupa dengan bapak bangunan aja ..
    hihi
    Sekarang udah bersih gitu,,,
    jadi pengen lagi...

    BalasHapus
  3. panasnya bukan main ya mb prambanan tuh

    BalasHapus
  4. Saya kalau pulkam selalu lewat sini mbak tapi belum pernah sekalipun mampir :D

    BalasHapus
  5. Harusnya sekalian nonton sendratari Ramayana malamnya. Bagus banget loh. Di belakang juga ada bumi perkemahan yg terawat. Anakku baru aja kemah disana.

    BalasHapus
  6. Coba yaa kemarin kita bisa ketemuan, pasti seru mbolang ke Prambanan rame-rame.

    BalasHapus
  7. Huhuu ke prambanan waktu masih SD. Gak ada foto yg didalam candi ya?

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita