Berkunjung ke Air Terjun Neraja di Pulau Jemaja Anambas

Ait Terjun Neraja Jemaja Anambas
Air Terjun Neraja. Foto: Bang Yuli Seperi

Air Terjun Neraja terletak di Desa Ulu Maras Kecamatan Jemaja Timur, Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Sebagian masyarakat menyebutnya dengan sebutan air terjun Ulu Maras karena letaknya tepat berada di tengah-tengah perbukitan Desa Ulu Maras yang lebat dan ditumbuhi pepohonan hutan tropis.

Saya dan teman-teman dari berbagai media di Indonesia yang tergabung dalam rombongan Kepri Famtrip menyambangi Air Terjun Neraja dengan mengendarai sepeda motor yang kami sewa dengan biaya seratus ribu rupiah per sepeda motor.  
Jalan menuju Desa Ulu Maras, Kecamatan Jemaja Timur.

Rumah-rumah penduduk yang dilalui.
 
Semangka hasil bumi Jemaja dijual di tepi jalan.

Berangkat dari kota kecil Letung, perjalanan menuju Air Terjun Neraja ditempuh sekitar 1 jam-an melalui pedesaan yang sangat subur yakni Desa Bukit Padi. Dinamakan demikian karena memang di sepanjang jalan desa yang dilalui terdapat hamparan padi di sawah dan ladang-ladang penduduk. Ditambah lagi dengan sekumpulan hewan ternak seperti sapi yang sedang merumput ditemani burung-burung bangau putih yang hidup liar di alam. 

Menyaksikan semua itu saya terheran-heran. Baru kali ini saya mengetahui bahwa di Kepri ada sawah. Setahu saya di provinsi kepulauan ini tidak ada sawah sama sekali karena tanahnya tidak cocok dan kebanyakan profesi penduduk Kepri khususnya Anambas adalah sebagai nelayan. 

Sapi merumput di sepanjang jalan yang dilalui
Padi menguning di kanan kiri jalan.

Menurut buku Exploring Anambas yang saya dapat dari Pak Yoel Wijaya, salah seorang Kasi Dinas Pariwisata Anambas, Desa Bukit Padi ternyata dibangun oleh para transmigran dari Jawa Barat. Buku yang sama juga dimiliki oleh seorang teman Blogger dari Tanjungpinang Unizara yang ia dapatkan saat ada pameran pariwisata di kotanya.

Pada zaman dahulu, ketika program transmigrasi digalakkan pemerintah, para transmigran diberi lahan-lahan kosong dengan bekal hidup selama satu tahun. Lalu mereka menggarap lahan yang diberi menjadi sawah dan ladang. Sayang, pada akhirnya, banyak yang tidak tahan hidup di perantauan di Pulau Jemaja ini dan memilih pulang ke kampung halaman. Meninggalkan sawah-sawah yang luas serta ternak yang cukup banyak.  Namun hingga kini sawah dan ternak tetap dipelihara dengan baik oleh warga sekitar.

Sedikit banyaknya para transmigran ini memberi warna pada kehidupan di Pulau Jemaja. Pantas saja di beberapa tempat, saya seperti menemukan kaitannya dengan Bahasa Sunda, salah satunya kata “Melang” pada tempat yang bernama Pantai Padang Melang. Melang dalam bahasa Sunda berarti khawatir.

Sebenarnya saya ingin memotret dan menggali Desa Bukit Padi lebih lama lagi, namun karena waktu yang tidak memungkinkan, saya berniat suatu waktu ke depan akan berkunjung kembali ke sini.

Setelah satu jam perjalanan melintasi desa, perbukitan, dan hutan, kami tiba di Air Terjun Neraja. Saat tiba di sana, ada seorang warga yang sedang berada di sana. Kepadanya saya menanyakan apakah ada toilet di lokasi ini, dia jawab tidak ada. Ada pun bangunan yang pernah dibangun warga secara swadaya di sana akan segera dirobohkan karena menyalahi IMB.

Selain bangunan yang tampak seperti toilet yang tidak terpakai, terdapat juga bangunan seperti mushola dengan dinding terbuka berbentuk kubah persegi. Apakah nanti bangunan ini juga ikut dirobohkan atau tidak, saya lupa untuk bertanya.

Jalan setapak di dalam hutan yang masih bisa dilalui sepeda motor

Kepri Famtrip Jemaja Anambas

Tidak dipungut biaya untuk memasuki kawasan air terjun ini. Mungkin karena jarang orang datang sehingga tidak terlalu menjanjikan bagi warga atau pemerintah. Bagi siapa pun yang sudah jauh-jauh berkunjung ke sini tentu saja hal sangat menguntungkan karena gratis.

Air Terjun Neraja Jemaja Anambas



Ada dua kolam  besar dan beberapa kolam kecil yang terbentuk alami di Air Terjun Neraja. Dua kolam besar terletak di bagian atas dan bagian bawah. Luas masing-masing kira-kira sepuluh meter persegi. Pengunjung dapat berendam dan mandi-mandi di kedua kolam ini.

Meskipun dekat dengan sumber air, batu-batu besar di air terjun ini tidak licin oleh lumut. Walaupun demikian tetap saja harus waspada dan hati-hati jika melangkah di batu-batu. 

Kolam atas

Saya, Risty, dan Rina saat tiba di lokasi

Air Terjun Neraja bisa juga disusuri dari sisi kanan kirinya hingga bagian atas. Jalur trekking sudah cukup memadai untuk sampai ke bagian atas. Air Terjun Neraja jika dilihat dari udara penampakannya ternyata sangat indah, bertingkat-tingkat di antara rimbunnya pepohonan hutan.

Mampir sholat dzuhur di Mesjid ini.

Tidak begitu lama kami berada di lokasi ini. Kurang dari 1 jam sudah kembali pulang. Kebetulan jadwal makan siang sudah hampir tiba. Dan makanan sea food ala Pulau Jemaja telah menanti kami di rumah Pak Lurah di Letung. Alhamdulillah.

Makan siang di rumah Pak Lurah Letung

Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan jika berkunjung ke Air Terjun Neraja:

1. Karena letaknya  di dalam hutan, tidak ada penjual makanan, tidak ada warung, dan sejenisnya di lokasi ini. Maka bawalah makanan yang cukup  sehingga tidak kelaparan. 
2. Bawalah baju ganti karena sayang sekali jika sudah berkunjung namun tidak berbasah-basahan.
3. Tidak ada toilet di lokasi ini sehingga kamu terpaksa harus menahan keinginan untuk buang air kecil apalagi buang air besar. Jadi jika bisa, jangan buang air di lokasi ini jika tidak mendesak sama sekali. Kalaupun tetap harus dilakukan, maka cari lokasi tersembunyi di darat (bukan di air) dengan sedikit menggali tanah dan membuat lubang untuk kotoran. Kemudian tutup dan timbun dengan rapat.
4. Jika musim hujan masih berlangsung bawalah selalu rain coat atau ponco karena sepanjang perjalanan mendekati lokasi air terjun tidak ada tempat untuk berteduh.
5. Jaga selalu kebersihan air terjun dengan membawa pulang kembali sampah-sampah makanan yang kita bawa.


Akhir kata, terima kasih banyak kepada Dinas Pariwisata Provinsi Kepri yang telah menyelenggarakan famtrip Jelajah Jemaja Anambas ini. Terkhususnya kepada Bang Yuli Seperi sebagai panitia dan ketua rombongan. Terima kasih banyak telah memilih kami sebagai peserta famtrip. Semoga pariwisata di Kepri semakin maju dan berjaya.

Baca cerita famtrip sebelumnya di sini:
1. Menuju Jemaja Anambas
2. Menyambangi Pulau-Pulau Cantik 
3. Pantai Kusik Jemaja
4. Pantai Padang Melang





26 komentar :

  1. foto yang tampak dari atas itu bagus banget mbak..indah nya Indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya indah banget Mbak Tuty, saya saja sampe melongo lihat foto ini haha. Hutannya rimbun.

      Hapus
  2. Alhamdulillah teh, itu ikannya gede2 gitu kayak mau lompat dari mangkok. Pasti sedapnya bertambah, habis main air makan rame2 dgn lauk ikan segar. Nyaaammyy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah nikmat banget nih Mbak Nissa, abis jalan jauh lalu dapat masakan khas yang enak-enak.

      Hapus
  3. Langsung hilang capeknya habis refreshing. Kalo lihat tempat yang teh Lina kunjungi, ingat saat saya di Paris Padang teh.
    Paris (Pariaman dan sekitarnya). Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha di Paris Padang banyak juga ya air terjunnya?

      Hapus
  4. duh cakep banget sih teh tempatnya

    BalasHapus
  5. aduh seru banget pwrjalanannya... banyak yang dilihat..suasana pedesaaan dapet banget...apalagi masih ada rumah panggung gitu...terlihat alami banget..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Nova, perjalanan daratnya ternyata seru, banyak yang dilihat dan didapat.

      Hapus
  6. indah bangt air terjunnya y mba.. mau bangt k sana trnyata Riau mash bnyk hutan alaminy y mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Muti. Btw bukan di Riaunya sih, ini di kepulauannya. Udah beda provinsi, makanya kadang sukanya nyebut Kepri aja biar gak salah-salah sebut.

      Hapus
  7. indahnya mbaaa, aduh kapan iso dolan rono :-D
    Itu nggak pada berenang? hahaha

    BalasHapus
  8. weih... keren banget ya teh... ternyata kepri banyak memiliki destinasi wisata yang menarik dan tak kalah dengan yang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Jemaja Anambas ini potensinya lengkap dari darat sampai laut.

      Hapus
  9. Indah banget. Terbayarkan Rasa cape perjalanan nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul Mpok Ratne, hilang sudah lelah dan dahaga, eh :D

      Hapus
  10. eh iya itu seperti musola di dekat air terjun. Memang sih bikin bangunan harus pake IMB tapi kalau ga ada toilet, err...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tempat sebagus ini kalau tidak ada toilet bisa berabe, air terjun akan tercemar.

      Hapus
  11. Asyik abis menjelajah alam trus makan semangka :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangka asli tumbuh di sini ini Mbak. Manis banget.

      Hapus
  12. Lihat foto pertama, air terjunnya kayak aliran air saluran. Setelah foto kedua dan ketiga baru keliahatan air terjun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha...justru pas lihat foto pertama kelihatan air terjunnya bertingkat-tingkat.

      Hapus
  13. Jalan-jalan ke tempat begini emang sehat.. di mata dan di hati.. ah udah lama gak dateng ke air terjun lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sehat di mata, di hati, dan di kantong Mas, modalnya sewa motor 100 ribu doang, coba kalau ngemall gak cukup 100 ribu :D

      Hapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita