Pantai Tegar Putri |
Pantai Tegar Puteri merupakan salah satu pantai yang baru dibuka di kawasan Barelang Batam. Letaknya berada di sisi timur Pulau Galang Baru, pulau paling ujung yang berada di rangkaian 7 pulau sepanjang Jalan Trans Barelang (Pulau Batam – Pulau Tonton – Pulau Nipah - Pulau Setokok – Pulau Rempang – Pulau Galang – Pulau Galang Baru). Kalau diurutkan berdasarkan jembatan penghubung antar pulau, maka letak pantai ini setelah melalui Jembatan VI yang menghubungkan Pulau Galang dengan Pulau Galang baru.
Pantai Tegar Puteri dibuka untuk umum pada bulan Desember 2016 yang lalu. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang luas dengan kelandaian yang sangat baik. Hamparan pasir putihnya masih bersih dan sangat jarang sekali ditemukan sampah anorganik yang biasa ditemui di pantai-pantai umum lainnya di Batam.
Menurut Pak Edo yang mengelola Pantai Tegar Puteri, panjang pesisir pantai ini mencapai 900 meter. Sedangkan lebar bibir pantainya saya sendiri mengira-ngira sekitar 20 hingga 30 meter ke darat.
Nama resmi yang diberikan untuk pantai ini adalah Pantai Tegar Puteri. Dengan penulisan pada kata puteri menggunakan 6 huruf bukan 5 huruf. Namun, pada papan petunjuk yang ada di tepi Jalan Trans Barelang justru penulisannya "Tegar Putri" bukan "Tegar Puteri". Sementara di fanpage facebooknya malah bernama Puteri Tegar Private Beach. Baiklah saya jadi bingung :D
Setelah bertanya kembali kepada Pak Edo, maka ia mengatakan pantai ini nama aslinya memang pantai Tegar. Kalau penduduk Melayu menyebutnya dengan lafal "Tege", nah karena pantai ini putih bersih dan cantik layaknya seorang puteri, maka disematkanlah nama Tegar Puteri. Namun karena di masa mendatang pantai ini akan dipasarkan ke turis asing, maka namanya dibalik menjadi Puteri Tegar sehingga fan pagenya bernama Puteri Tegar Private Beach.
Setelah bertanya kembali kepada Pak Edo, maka ia mengatakan pantai ini nama aslinya memang pantai Tegar. Kalau penduduk Melayu menyebutnya dengan lafal "Tege", nah karena pantai ini putih bersih dan cantik layaknya seorang puteri, maka disematkanlah nama Tegar Puteri. Namun karena di masa mendatang pantai ini akan dipasarkan ke turis asing, maka namanya dibalik menjadi Puteri Tegar sehingga fan pagenya bernama Puteri Tegar Private Beach.
Bersama teman-teman dari Klub Tourism TDA (Tangan Di Atas) Batam, Sabtu lalu saya berkunjung ke Pantai Tegar Puteri ini. Tawaran datang saat Bu Lunar Sembiring selaku pemilik Lunar Travel melempar ide untuk blusukan lagi. Beruntungnya waktu blusukan bertepatan dengan hari libur. Padahal biasanya selalu di hari Senin-Kamis. Karena itu kemarin-kemarin saya selalu absen berhubung jadwal blusukan bentrok dengan jam kerja.
Tepat jam 8 pagi saya dan Bu Lunar sudah meluncur ke arah Barelang. Namun karena belum sarapan, kami mampir ke salah satu warung di sekitar Perumahan Buana Impian. Disusul kemudian oleh Pak Afis pemilik BAV Tours, A Soleh Siddiq pemilik Solatiket.com, dan Pak Komarudin pemilik homestay rudihouse.com. Setelah kurang lebih setengah jam sarapan, kami semua menuju mobil Pak Afis agar tidak terpencar-pencar. Sementara mobil dan motor lainnya ditinggal di tempat sarapan.
Sepanjang perjalanan obrolan ngalor-ngidul mulai dari pelatihan menjadi travel guide di dinas tenaga kerja Sekupang, pemilu DKI Jakarta, hingga pembunuhan kakak tiri Presiden Korea, Kim Jong Nam, di Malaysia. Karenanya perjalanan satu jam menuju Pulau Galang Baru tidak terasa. Tahu-tahu kami sudah berada di belokan menuju Pantai Tegar Puteri. Kalau dari arah Batam, patokannya berada di sisi kiri jalan. Sangat mudah diingat karena terdapat plang yang bertuliskan Pantai Tegar Puteri.
Berbelok ke sebelah kiri, jalanan langsung berubah drastis menjadi jalan tanah yang masih memerah. Kontur tanah yang berbukit membuat jalanan berkelok, menanjak, dan menurun cukup tajam. Membuat Bu Lunar berkali-kali memperingatkan Pak Afis untuk berhati-hati. Namun tentu saja Pak Afis sudah sangat lihai membawa kendaraannya sehingga meskipun turunan cukup curam, mobil tetap dalam kendali.
Setelah kurang lebih 7 menit menyusuri jalanan tanah yang di kanan kirinya merupakan lahan kosong yang baru dibuka, sesekali terdapat rawa dengan pepohonan bakau, dan bahkan ada juga kebun jagung yang sudah dipanen, kami pun tiba di Pantai Tegar Puteri. Baru pertama kali melihat penampakan pantai ini, kami langsung terpesona.
“Waaaaah… pasirnya putih,” teriak saya girang dan langsung menuju tepi pantai yang sangat landai. Karena landai, pantai ini cocok dan aman untuk anak-anak. Namun tentu saja meskipun demikian, saat berenang dan bermain di tepi pantai, anak-anak harus tetap dalam pengawasan orang tua.
“Waaaaah… pasirnya putih,” teriak saya girang dan langsung menuju tepi pantai yang sangat landai. Karena landai, pantai ini cocok dan aman untuk anak-anak. Namun tentu saja meskipun demikian, saat berenang dan bermain di tepi pantai, anak-anak harus tetap dalam pengawasan orang tua.
Baca Juga postingan saya tentang berlibur ke Pantai Mirota Pulau Galang.
Sebenarnya kami berkunjung ke Pantai Tegar Puteri ini adalah dalam menjajaki kerjasama dengan pengelola. Kebetulan saat itu mereka masih dalam perjalanan. Tak menyiakan-nyiakan waktu menunggu, saya dan Bu Lunar langsung berfoto-foto mengabadikan suasana Pantai Tegar Puteri yang saat itu sedikit mendung namun sangat cocok untuk bermain-main. Tidak panas dan tidak juga hujan. Beberapa anak yang sedang bermain di bibir ombak, tampak asyik mengumpulkan pasir dan mencetaknya menjadi aneka jenis bentuk.
Selain kami, ada satu rombongan yang sedang bertamasya ke sana. Para laki-lakinya sedang asyik bermain bola sementara para wanitanya sedang menyiapkan makan siang. Ketika diamati lebih lama, saya mengenali salah dua dari pengunjung tersebut, yaitu Andi dan istrinya. Mereka berdua adalah teman mengajar di Kelas Inspirasi Batam. Kami pun tak lupa untuk saling bertegur sapa bertanya kabar.
Setelah kurang lebih 15 menit menunggu, yang ditunggu-tunggu pun tiba. Kami lantas diperkenalkan dengan Pak Edo yang merupakan pemilik dari PT. Mitra Tegar Puteri, yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan pantai ini.
Selain Pak Edo, ada Pak Gunawan yang merupakan marketing, dan Bu Raras istri Pak Edo yang tampak mengabadikan pertemuan kami dengan kamera DSLRnya.
Selain Pak Edo, ada Pak Gunawan yang merupakan marketing, dan Bu Raras istri Pak Edo yang tampak mengabadikan pertemuan kami dengan kamera DSLRnya.
Pak Gunawan, lantas mengajak kami berkeliling dan melihat-lihat kondisi Pantai Tegar Puteri. Kami diajak menuju ke lokasi pembangunan toilet dan restoran yang menurutnya jika tidak terkendala hujan, awal Maret besok sudah selesai pengerjaannya. Selain itu kami juga diajak menyusuri pantai hingga ke ujung. Menurut Pak Edo, akan dibangun hotel atau resort di lokasi tersebut.
Berjalan semakin ke ujung, saya menemukan keasyikan tersendiri. Di tepi pantai, terdapat beberapa burung yang mirip dengan burung sandpiper di sebuah film pendek berjudul Piper yang tayang di bioskop tepat sebelum film Finding Dory dimulai. Ya, semakin saya selidiki penampakannya semakin mirip sekali. Saya pun asyik memotret burung-burung tersebut. Sayang kurang maksimal karena tidak membawa tripod. Tangan sering pegal dan goyang sehingga gambarnya kabur. Namun ada juga beberapa yang lumayan kena untuk dilihat.
Jika cuaca cerah, warna air laut di wilayah ini sangat jernih dan biru. Beberapa puluh meter ke tengah terdapat lokasi untuk snorkeling dengan ikan yang berwarna-warni. Sayang saat itu cuaca mendung dan tampaknya merata hampir di seluruh pelosok Barelang Batam.
Jika pengunjung ingin berkeliling pulau, di sebrang Pantai Tegar Puteri terdapat Pulau Sembur. Pulau ini dihuni oleh suku asli Melayu dan Suku Laut.
Suku Laut? Wuaaa….seakan diingatkan kembali, saya mendadak teringat akan pencarian saya tentang Suku Laut yang menurut salah satu surat kabar yang saya baca, sudah ada yang tinggal bermukin di Pulau Sembur. Duh akhirnya saya menemukan juga jalan menuju Pulau Sembur. Padahal selama ini selalu bertanya-tanya dimana arah Pulau Sembur. Sekali waktu saat berada di Pelabuhan Sagulung Batam, saya dan dua orang teman, Melan dan Erni, berniat untuk berkunjung ke Pulau Sembur, namun ketika mendengar biaya sewa kapal 400 ribu sekali jalan maka rencana tersebut mendadak batal.
Suku Laut? Wuaaa….seakan diingatkan kembali, saya mendadak teringat akan pencarian saya tentang Suku Laut yang menurut salah satu surat kabar yang saya baca, sudah ada yang tinggal bermukin di Pulau Sembur. Duh akhirnya saya menemukan juga jalan menuju Pulau Sembur. Padahal selama ini selalu bertanya-tanya dimana arah Pulau Sembur. Sekali waktu saat berada di Pelabuhan Sagulung Batam, saya dan dua orang teman, Melan dan Erni, berniat untuk berkunjung ke Pulau Sembur, namun ketika mendengar biaya sewa kapal 400 ribu sekali jalan maka rencana tersebut mendadak batal.
Sudah lama memang saya penasaran dengan budaya Suku Laut ini. Beberapa kali saya bertemu dan mengobrol langsung dengan mereka. Salah satunya bisa dibaca di artikel Bertemu Suku Laut di Pulau Rano.
Semestinya saya jadi seorang antropolog ya? Hehe. Saya memang sangat tertarik dengan kehidupan Suku Laut yang masih sangat sederhana. Seperti Suku Anak Dalam yang kehidupannya bergantung kepada hutan, maka Suku Laut adalah suku yang sangat bergantung kepada laut.
Suku Laut atau Orang Laut, menghabiskan lebih dari 90 persen kehidupannya di laut. Perahu mereka yang disebut Kajang adalah rumah yang juga sekaligus sebagai alat transportasi dari satu perairan ke perairan lainnya. Atap kajang mirip dengan atap rumah namun sangat pendek.
Maka tatkala pemerintah Kota Batam membuat program merumahkan kaum Suku Laut ini di pulau-pulau sekitar, mereka banyak yang tidak betah karena takut dengan atap rumah yang tinggi. Hehe, lucu juga ya. Ibarat pepatah mengatakan lain udang lain belalang. Lain suku lain pula kebiasaannya.
Semestinya saya jadi seorang antropolog ya? Hehe. Saya memang sangat tertarik dengan kehidupan Suku Laut yang masih sangat sederhana. Seperti Suku Anak Dalam yang kehidupannya bergantung kepada hutan, maka Suku Laut adalah suku yang sangat bergantung kepada laut.
Suku Laut atau Orang Laut, menghabiskan lebih dari 90 persen kehidupannya di laut. Perahu mereka yang disebut Kajang adalah rumah yang juga sekaligus sebagai alat transportasi dari satu perairan ke perairan lainnya. Atap kajang mirip dengan atap rumah namun sangat pendek.
Maka tatkala pemerintah Kota Batam membuat program merumahkan kaum Suku Laut ini di pulau-pulau sekitar, mereka banyak yang tidak betah karena takut dengan atap rumah yang tinggi. Hehe, lucu juga ya. Ibarat pepatah mengatakan lain udang lain belalang. Lain suku lain pula kebiasaannya.
Menurut Pak Gunawan, di Pulau Sembur malah ada 4 orang turis asing yang tinggal di sana. Ia juga menduga, mereka adalah para ilmuwan dan peneliti. Warga asing ini sempat juga membuat kajian tentang umat Islam Indonesia yang berbeda dengan umat Islam di wilayah Arab sana.
Umat Islam di Indonesia katanya ramah-ramah dan baik-baik, bertolak belakang dengan umat Islam di negara Arab yang keras. Saya langsung menampik pernyataan tersebut. Masa sih Pak di Arab orangnya keras-keras? Kan nggak semuanya? Iya itu karena mereka pernah tinggal di sana dan mungkin mengalaminya secara langsung. "Memang beda," ujar Pak Gunawan. Oooh baiklah. Mungkin kebetulan mereka sedang ketemu orang Arab yang baper dan jutek.
Umat Islam di Indonesia katanya ramah-ramah dan baik-baik, bertolak belakang dengan umat Islam di negara Arab yang keras. Saya langsung menampik pernyataan tersebut. Masa sih Pak di Arab orangnya keras-keras? Kan nggak semuanya? Iya itu karena mereka pernah tinggal di sana dan mungkin mengalaminya secara langsung. "Memang beda," ujar Pak Gunawan. Oooh baiklah. Mungkin kebetulan mereka sedang ketemu orang Arab yang baper dan jutek.
Kunjungan singkat kami berakhir pada pukul 11.00 WIB. Walaupun singkat namun beberapa poin sudah dikantongi oleh para bos Tour & Travel. Orang-orang bisnis memang kerap menangkap peluang dan ide dengan cepat. Lantas merealisasikan ide serta peluang dengan sesegera mungkin. Beda dengan saya yang ide banyak, peluang banyak, namun tidak ada kemauan dan realisasi.
Dari blusukan ini setidaknya saya belajar dari para pemilik usaha tour travel, teman-teman saya ini, tentang bagaimana mereka membangun bisnis, mengelola dan menjalankan bisnisnya hingga sukses seperti sekarang. Doakan saja semoga saya ketularan jadi pebisnis seperti mereka :D
Foto bersama sebelum bubar. Foto oleh: Laras |
Dari blusukan ini setidaknya saya belajar dari para pemilik usaha tour travel, teman-teman saya ini, tentang bagaimana mereka membangun bisnis, mengelola dan menjalankan bisnisnya hingga sukses seperti sekarang. Doakan saja semoga saya ketularan jadi pebisnis seperti mereka :D
Amiin.
Akhirnya bisa juga menulis lebih dari 1000 kata. Horeee :D
Akhirnya bisa juga menulis lebih dari 1000 kata. Horeee :D
Lumayan bagus, tapi jauh juga pantai tege ini
BalasHapusSejauh-jauhnya gak nyampe 2 jam Rin kayak nyebrang ke Johor haha. Yuk kapan kemping di sini?
HapusHoreee..kl cerita tentang pengalaman emang gak habis2 ya Mbak..mau berapa kata juga..seru jg bacanya...
BalasHapusIya Diba. Eh katanya udah gak di Jogja lagi ya? Diba sekarang di Palembang. Waah jadi teman Yayan Omnduut dong :D
HapusDeuh yang jalan-jalan meluluuu... jadi ngiri hehe.. kangen jalan2 juga nih mba, apalagi ke pantai, bandung ga ada pantai. Adanya pantai buatan :D
BalasHapusNunggu baby gedean dikit
Saya pas ada baby juga gak kemana-kemana Mbak. Semua ada masanya :D iya yah Bandung gak punya pantai. Paling ke Pameungpeuk sama Pangandaran.
HapusCoba pantai deket dr jakarta timur, ebak bangettt tiap hari kali main ke pantai hhe, cuma bisa kepantai pas mudik doang soalnya deket banget sama pantai :D
BalasHapusJaktim pantainya numpang ke Jakarta Utara Mbak. Hehe.
HapusWah, asyik neh pantainya
BalasHapusIya Kang Ali, apalagi baru dibuka.
Hapuspantainya dikelola perusahaan? Jadi ini milik perusahaan? bukan pemerintah? ntar masuknya bayar dong?
BalasHapusSemua pantai di sini dikelola swasta Mbak. Pemerintah sebatas pengawasan dan regulasi aja kayaknya.
Hapuskeceh kali teh pantainya, hiks belom kesampaian maen kesini
BalasHapusBudak lajang mah gak ada batasan mau main kapan pun ke sini bisa. Sana Sad sekalian buat postingan. Jangan sampai orang Tembesi keduluin sama orang Tiban :D *lirik Chai Luk.
HapusUdah ke sini aja teh. Asik ah ada referensi yang jelas. Jadi bisa jawab jikalau besok-besok ada yang tanya di Enjoy Batam lagi. Hehe
BalasHapusSiap. Sekalian kasih link-nya haha :D
Hapusaku belum pernah ke sana :-D Batam jauh hiks
BalasHapustapi masih asri gitu ya mba Lin.
selamat yeee 1000 kata
Iya tempatnya masih alami asri semula jadi. Hehe. Sini atuh main ke Batam!
Hapusdisana mau di bangun hotel . wah wah pasti bakal keren tu
BalasHapusIya bakal keren Roy.
HapusView pertamanya aku pikir ini patai melayu loh teh. Duh jadi kangen mantai di Barelang dan sekitarnya. XD
BalasHapusMirip emang Sil. Sini main ke Batam lagi.
HapusKayaknya butuh datang kesana, tapi lumayan jauh juga nih ....
BalasHapusKalau ke Batam, khususnya Barelang, sekali jalan bisa menyinggahi lebih dari 5 pantai sekaligus.
HapusPengin bangets ke sini dan naik trans batam. Kalau naik public transport gini kan byk hal yg bs ditulis...
BalasHapusIya Mbak semoga ada trans Batam yang sampai ke ujung Galang. Setidaknya seminggu sekali.
HapusAKu paling seneng kalau jalan ke pantai yg masih sepi kyk gtu mbak, serasa pantai sendiri hehe TFS
BalasHapusIya Mbak. Toss ah. Saya juga suka pantai yang masih sepi gak crowded.
HapusWah aku belum pernah nih jalan-jalan sampai ke pulau Galang Baru, Kak. Mentoknya selalu ke Pulau Galang doang. Kayaknya di Galang Baru banyak pantai-pantai bagus yaaa :)
BalasHapusIya Lia, semakin ke selatan ternyata semakin bagus loh. Jauh dari polusi.
Hapuspasirnya putih ya? kayaknya weekend ini ke sana seru
BalasHapusIya minggu ini dirimu gak kemana-kemana kan? Lumayan dapat spot baru buat video.
HapusSepertinya lumayan bagus untuk ukuran Batam. Tapi itu kok ada embel-embel private beach ya?
BalasHapusAkan jadi private seperti Turi Beach kayaknya Bang.
HapusJauh bingit teh pantainya, kalau naik motor bareng anak-anak bakalan boring nih krucils.
BalasHapusSuruh tidur pasti gak boring haha.
Hapusberhubung libur panjang masih bulan April dan Mei, so saat ini harus direncanakan matang-matang .... heee
BalasHapusBatam masukan jadi salah satu destinasi yaaa :D
HapusBelum pernah singgah sini.. Baru lewat ajah. Lumayan juga pantainya...
BalasHapusLumayan banget Dee buat kemping dan bersantai bareng keluarga.
Hapusmakin banyak aja lokasi wisatanya ya mbak..jadi kangen main ke Batam, terakhir 4 tahun yang lalu
BalasHapusWah Mbak Tuty pernah ke Batam? Sayang kita belum kenal dulu ya.
HapusBelum kesampaian main ke sini, jadwal padat wkkkk.. Sekilas pantainya mirip sama Trikora ya teh.
BalasHapusIya tuh yang kebanyakan ngetrip sana-sini haha. Nikmatilah.
HapusIya betul mirip Trikora.
Semoga jalan masuk kesini di perbaiki...sehingga orang gak segan lagi kendaraannya rusak karena jalanannya extreem...
BalasHapusSemoga secepatnya diaspal. Eh tapi kayaknya bakal diaspal deh mengingat ke depan akan dibangun lagi.
Hapuswahhh.. batam pantainya keren-keren yaa.. kyknya main ke singapore lewat batam harus dijabanin nih..
BalasHapusbiar bisa menjelajah batam..
Iya sini mampir kalau ke Singapura.Batam juga banyak loh pantai yang cakep-cakep.
Hapusbentar lagi bakalan booming ni pantai, tinggal tunggu postingan di fb atau ig 😅
BalasHapusWaaah belum pernah kesini aku. Next kesini ah. Thanks buat postingannya kak Lin.. jadi tahu Batam punya pantai2 yang keren.
BalasHapus