Tanggal 31Oktober sampai 4
November 2013 kemarin, saya mengantar adik dan sepupu dari Bandung
jalan-jalan ke Singapura. Sebenarnya agak malas juga sewaktu
berangkat itu, tapi rasanya gak tega kalau semisal mereka
nyasar-nyasar di negeri orang tanpa tujuan. Saya juga sebenarnya
yang harus bertanggung jawab kalau mereka kenapa-kenapa. Toh memang
saya yang menjerumuskan mereka untuk berangkat.
Nah sewaktu gencar-gencarnya promo
tiket murah Air Asia beberapa bulan lalu, iseng sih hunting tiket mana tau
ada destinasi impian yang harganya murah untuk kami sekeluarga. Semua
jurusan di klik. namun sayang sayanya belum nemu juga. Nggak sengaja lihat tujuan Bandung – Singapura cuma
189 ribu. Ah lumayan murah segitu mah. Pulang pergi kan jadi RP 378.000. Setelah
mikir-mikir kayaknya seru juga kalau booking-in buat adik. Tapi kasihan kalau dia pergi sendiri jadi sekalian deh saya
booking-kan untuk dua orang sepupu kami juga. Setelah sms nanya-nanya
nama lengkap dan tanggal lahir ketiganya, maka data penumpang pesawat
sudah lengkap dan tinggal klik beli (dengan menggunakan Kartu Kredit)
maka confirmed pembelian tiket sudah selesai. Itinerary-nya pun
tinggal cek di inbox email.
Karena berbagai hal akhirnya yang jadi
berangkat hanya 2 orang saja. Adik saya Ahmad Fauzi Ridwan dengan
sepupu kami Irfan Ahmad Fauzi. (Laah kok nama keduanya mirip ya malah
kebalik-balik :D) sedangkan si Rizal anak paman saya katanya sibuk
kuliah. Ya sudahlah berarti tiketnya hangus deh. Duh sayang banget seandainya bisa ganti nama penumpang bisa dialihkan untuk saudara lainnya yang mau. Tapi sayang tiket promo ini gak bisa ganti nama.
Saya berangkat sendiri dari Batam. Bang
Ical, Suami saya gak bisa ikut karena kerja. Sedangkan Chila, ah
kasihan nanti kecapek-an karena rencananya kami mau muter-muter ke
berbagai tempat termasuk ke Pulau Sentosa dan Johor Malaysia. Dan sewaktu ke Singapura Agustus
lalu Chila terlihat kelelahan sekali, malamnya mendadak demam
walau gak rewel. Jadi biarlah dia ditinggal di Batam sama ayahnya.
Di Singapur saya mengantar keduanya
muter-muter ke kawasan Bugis, Little India, Marina Bay, dan Pulau
Sentosa. Tak lupa mampir ke Johor juga. Cuma sekedar keren-kerenan
aja sih biar mereka senang, numpang cap stempel Malaysia di Passport
mereka :D Jadi passportnya sudah di stamp oleh dua negara tetangga
Singapur dan Malaysia.
Alhamdulillah senang melihat keduanya
begitu bersemangat. Kami tidak sekedar jalan-jalan saja namun juga
berdiskusi bagaimana menata lingkungan kita seperti di Singapura yang
tertata, rapi, dan bersih. Senang rasanya bisa memasukkan ide-ide dan
menyusupkan misi terselubung saya yang sebenarnya.
Saya percaya, keduanya, adik dan
sepupu saya itu adalah calon-calon pemimpin masa depan jadi
setidaknya punya gambaran yang real, ideal, tentang tata kota yang nyaman.
Hihi muluk banget sih misi saya ini, tapi Alhamdulillah setidaknya
mereka punya perbandingan. Apalagi kami berbicara tentang Garut
Selatan yang baru saja memekarkan diri menjadi kabupaten tersendiri.
Kami mendiskusikan seharusnya ada alat transportasi kereta api serupa MRT yang
menghubungkan tiap kecamatan di sana. Kontur alam yang berbukit dan
jurang-jurang sebenarnya tidak ideal untuk pembangunan jalan raya,
siapa pun yang pernah ke wilayah ini tau bahwa jalan menuju Garut selatan
itu berkelok-kelok dan memabukkan. Nah idealnya kan membangun jalur
rel kereta api seperti yang pernah dilakukan Belanda dahulu kala di wilayah ini.
Diskusi terlalu melebar memang, tapi saya senang bisa
berbagi pemikiran dengan mereka berdua. Semoga keduanya kelak akan
menjadi pemimpin yang diidam-idamkan oleh masyarakat. Pemimpin yang
mempunyai visi misi yang kuat untuk membangun ddan memajukan
daerahnya.
heummm...enak ya gratis hahaha.....sepi ya g ada chila ^^
BalasHapusAnak dua ini dikomplain habis sama teman2nya katanya meninggalkan tanggung jawab di Bandung sana. Yang satu ketua KAMMI Jabar yang satunya lg jadi Penanggung jawab Asrama. Enteng aja mereka jawab habis sayang klo nolak rejeki katanya hehe..yaiyaaalah GRATIS siapa nolak :D
BalasHapus