Chila dan Ayahnya melewati jalur yang ber-canopy |
Banyak hal positif yang akan diperoleh anak-anak dari kegiatan mendaki ini. Walaupun termasuk kegiatan olahraga berat
dan menantang, mendaki gunung akan terasa sangat menyenangkan bagi mereka jika saja para orang tua mampu menyiasatinya dengan baik, bijak dan benar.
Berikut 5 manfaat yang pernah saya dan suami
rasakan langsung saat mengajak putri semata wayang kami, Chila, mendaki Gunung
Semeru tahun lalu:
1.
Menanamkan kepercayaan diri
kepada anak
Karena setiap hampir lima menit
berpapasan dengan pendaki yang turun, dan mereka selalu menyapa Chila dengan
kata-kata pujian seperti “Waaah hebat Si Ade kuat banget”, Atau membandingkan
beberapa pendaki yang kecapekan dengan Chila. “Tuh masa kalah sama anak kecil." Kata-kata itu sepertinya menjadi pelecut bagi Chila untuk terus berjalan sendiri tanpa
dituntun atau digendong. Berkali-kali kami tawari untuk menggendongnya, ia
selalu menolak. Dengan pujian dan motivasi yang kerap didengarnya dari para pendaki,
Chila semakin percaya diri bahwa ia memang kuat sesuai dengan yang mereka sangkakan. Alhasil, selama 7 jam perjalanan dari Desa Ranupani menuju Danau Ranu
Kumbolo, selama 6,5 jam Chila jalan kaki sendiri. Hanya setengah jam saja ia berada dalam baby carrier karena tidur siang.
2. Melatih dan membentuk kekuatan serta kesabaran
Perjalanan mendaki gunung
bukanlah perjalanan yang mudah dan singkat. Butuh kekuatan fisik serta waktu berjam-jam untuk mencapai pos
demi pos. Bagi anak-anak, waktu yang lama dalam melakukan segala sesuatu
adalah hal yang sangat membosankan sehingga kerap membuat mereka kurang bersabar.
Dengan mendaki gunung, menempa anak memiliki tubuh kuat dan sehat. Selain itu memberi pemahaman langsung kepada mereka bahwa untuk mencapai sesuatu tidaklah selalu dengan cara instan. Anak-anak akan dilatih
untuk bersabar hingga tiba di lokasi selanjutnya.
3. Memperkenalkan kepada anak
tentang kekayaan alam dan keanekaragaman hayati.
Mengamati bunga semak |
4 Membiasakan anak belajar mandiri
Saat kemping
di Ranu Kumbolo, kami memasak untuk sarapan. Chila begitu bersemangat membantu saya. Mulai dari memotong bawang merah dan bawang putih. Bahkan ia memaksa untuk menggoreng sosis sendiri. Saya pun membiarkan ia melakukannya sambil
terus mengawasi. Chila terlihat tenang dan asyik dengan kompor dan penggorengan Trangianya. Pun saat
memasuki tenda, Chila merapikan dan membenahi tendanya sendiri. Melipat sleeping bag, melipat jaket dan merapikan perlengkapan yang berserak di lantai tenda. Saat saya hendak masuk, saya malah
diusirnya :D "Bunda jangan masuk, ini tenda Chila. Tenda bunda yang itu!" serunya sambil menunjuk tenda biru disebrang tendanya.
5.
Mengajarinya berempati
Bund, kasihan ikannya matiii... |
Sekian, semoga bermanfa'at.
Asyik mbak anaknya mau diajak nanjak. Aku dulu pinginnya gitu. bisa nanjak sama suami dan anak. Eh, suami sibuk, si kecil lebih suka main game di laptop. Paling mentok suka jalan jalan :) Bermanfaat juga ya nanjak buat si kecil. nggak capek?
BalasHapusKalau suami dan anak kurang minat sepertinya harus punya rayuan jitu Mbak. Qiqiqi...ih gpp juga mereka nggak tertarik nanjak karena mendaki itu kan panggilan hati. Jadi nggak bisa dipaksa-paksa.
HapusNggak capek?
Karena jalannya santai mengikuti mood-nya Chila jadi Alhamdulillah capeknya sedikit :)
Salut!
BalasHapusTerima kasih untuk tulisannya yang bermanfaat mbak. Inspiratif :)
Duh Mbak Rien, da saya mah apa atuh. Sekedar cerita masa lalu aja. Masih jauh dari inspiratif
HapusMenyenangkan sekali... Inspiratif!
BalasHapusAlhamdulillah Mbak, betul menyenangkan. Terutama menyenangkan bagi saya bisa ngajak nanjak gunung dua-duanya :)
HapusSetuju banget! Aku juga mencoba mengenalkan alam ke anak-anakku sejak kecil, teh... :)
BalasHapusInsya Allah kerasa manfaatnya
Contohnya Lala, pas ke Pulau Putri kemaren, doi kalem banget menghadapi ombak. Nggak panik nggak nangis nggak histeris padahal bagi saya ombak laut segitu mengerikan.
Hapussaya juga pengeen banget ngajak anak2 mendaki gunung, tapi blm kesampean aja hiks
BalasHapusKalau sudah diniatkan Mbak Insya Allah bisa terwujud
HapusWow amazing, inspirasi buat saia mbak :)
BalasHapusTerima kasih :)
Hapuswaah seru yaa... krucils saya sih suka kayaknya diajak beginian meski sy haru siap banyak makanan n minuman kesukaan mrk. tp klo smp menginap n camping kayaknya mrk blm siap deh.
BalasHapusHmm kebayang serunya sih
Anak-anak biasanya seneng banget kalau diajak kemping mbak. Coba yang dekat-dekat saja dulu. Lumayan mengasah sisi petualangan mereka.
HapusChila kereeen, calon pendaki tanggguh Indonesia neh.
BalasHapusOm jadi malu deh sama Chila :D
Amiiin. Tapi sepertinya Chila lebih minat seperti Mbak Rien Mas Ihwan. Dia suka sekali ke pantai dan berenang :D
Hapuspengalaman camping cuma di SD dan SMA, itupun di tanah datar alias bumi perkemahan.. pinginnn banget abis nonton 5cm ke ranu kumbolo.. semoga kesampaian yaaa kapan2 ada yang ngajakin.. makasih sharenya mbaaa... *_*
BalasHapusSama-sama. Ranu Kumbolo jalurnya datar kok nggak nanjak banget. Jadi siapa pun bisa ke sana. Ranu Kumbolo menantimu Mbak :D
Hapusyang ingin kudaki adalah gunung semeru nih..hihihi, tapi ga tau kapan
BalasHapusBulan April depan sudah mulai dibuka
HapusAsyikkk banget, Mbak.. Anak-anak kami sudah sudah belajar trekking. Kami cari rute-rute dan pendek dulu. ira
BalasHapusIya ini Chila awalnya juga dilatih rute-rute pendek di trek hutan di Batam Mbak.
Hapusaduh kok ikan nya mati, aku jadi ikutan sedih nih bos :)
BalasHapus:D asal jangan nangis saja
Hapusinspiratif ...
BalasHapussaya berusaha ngajak anak kegiatan outdoor ...
susah .. he he ... anak zaman sekarang lebih senang gadget, game dan ngemall
Wah tipsnya sangat bermanfaat mau saya terapin ke anak
BalasHapusMulai umur berapa ya sebaiknya diajarkan?
Wah seru banget anaknya diajak daki gunung :))
BalasHapusVONNYDU