Kopi Sekanak Warisan Spesial Raja-Raja Melayu

Kopi Sekanak
Secangkir Kopi Sekanak

Siang menjelang sore itu, kendaraaan rombongan kami berhenti di halaman sebuah kedai kopi yang dinamai Dapoer Melayoe yang terletak di Jalan Sultan Machmud, Tanjungpinang. Hari itu saya dan rekan blogger, Dian Radiata memang sengaja meminta Bang Peri untuk mengajak kami ke kedai kopi yang spesial ini. Tentu setelah meminta persetujuan teman-teman lainnya. Dan Alhamdulillah mereka bersedia ikut. 

Bang Yuli Seperi atau kami akrab memanggilnya Bang Peri, adalah seorang fotografer professional dan juga bekerja di Dinas Pariwisata Provinsi Kepri. Hari itu ia tengah menemani kami untuk berjalan-jalan di Tanjungpinang dalam rangka meliput pagelaran Festival Bahari Kepri.

Kopi Sekanak
Kedai Kopi Sekanak

Dapoer Melayoe

Sesaat memasuki halaman Dapoer Melayoe, hidung saya mendadak mengembang dan mengempis. Membaui aroma yang khas dan penuh selera yang menguar ke udara. Sambil menebak-nebak dalam hati aroma apakah itu, kami perlahan melangkah masuk. 


Bang Peri lantas memperkenalkan kami kepada pemilik Dapoer Melayoe yang bernama Teja Alhabd. Saya terkesima karena sepengetahuan saya, Bang Teja adalah penyair dan sastrawan terkenal dari Tanjungpinang. Dan inilah salah seorang penyair kenamaan yang dimiliki oleh Kepri selain Sutardzi Calzoum Bahri. Senang rasanya bisa bertemu dengan para sastrawan dan budayawan.
 
Menunggu sajian Kopi Sekanak

Setelah berbasa-basi sejenak, Bang Teja pun lantas beranjak ke dapur dan meracik kopinya. Dari pintu dapur yang terhubung ke ruang duduk kami, aroma kopi yang bercampur rempah-rempah menelusup memenuhi penjuru ruangan. 


Saya mencium aroma cengkeh, pala, kelapa, dan juga kayu manis. Semakin menghirup aroma-aroma itu lebih lama lagi, semakin penasaran akan cita rasa kopi dengan perpaduan 7 jenis rempah ini.


“Inilah namanya kopi Sekanak!” Bang Teja menghidangkan bergelas-gelas kopi ke meja kami. Gelas porselen warna putih buatan Tiongkok. Di samping gelas kopi, di atas tatakan terhidang juga sebuah kue yang dinamakan kue batang buruk. 


Sepertinya teman-teman baru mendengar kata Sekanak kan? Artinya apa sih? Menurut arti dari bahasa Melayu Sekanak adalah daerah muara sungai yang menuju laut. Jadi nama sekanak bisa berada di wilayah mana saja. Namun dalam hal ini, Sekanak berarti sebuah wilayah/pulau di Kabupaten Lingga. Dari Sekanak inilah kopi ini bermula diracik lalu dihidangkan kepada raja-raja Riau Lingga dan juga tamu kehormatan raja.


Kopi Sekanak ada kopi suma oriental yang berada pada puncak kejayaan Riau Lingga. Sekanak adalah jantungnya negeri Melayu. Menurut Bang Teja, ppada perjalanan Laksmana Chengho dari daratan China ke Nusantara, misi utamanya adalah pertama mencari air liur gigi naga dan kedua adalah kayu sekanak yang khasiatnya luar biasa. Sementara kayu sekanak hanya tumbuh di dataran-dataran tertentu.


Menurut sebuah berita online di beritagar.id ternyata resep Kopi Sekanak yang dikembangkan Bang Teja, ia peroleh dari Ridha K. Liamsi salah satu tokoh dan juga sastrawan asal Kabupaten Lingga, Kepri. Resep ini merupakan warisan turun temurun yang didapatkan Pak Ridha dari Kitab Warisan Sejarah Tabib Kerajaan.


Saat duduk bersama kami, Bang Teja mulai menjelaskan tentang filosofi Kopi Sekanak yang menggambarkan watak orang Melayu. Dimana sifat orang Melayu kalau diperlakukan dengan kebaikan maka ia akan sangat baik namun apabila ditekan atau disakiti maka ia akan mengamuk. 


Kopi Sekanak, kayu manis, dan kue batang buruk. Foto: Bismo beritagar.id

Oleh karena itu cara meminum Kopi Sekanak jangan diteguk cepat-cepat, namun diseduh perlahan, dihidu, dan dicecap dengan penuh perasaan tegukan demi tegukan. Konon beginilah cara raja-raja Riau Lingga dahulu kala menikmati kopi ini. Kopi Sekanak yang dibuat dengan campuran 7 rempah. Apa saja rempah tersebut? Ini merupakan rahasia dapur Bang Teja. Kami hanya bisa menebak dan merasakannya.



Seperti saya tulis pada paragraf di atas, Kopi Sekanak disajikan bersama Batang Buruk. Makanan sejenis kue yang terbuat dari tepung dan kacang hijau ini selalu bersanding dalam hidangan Kopi Sekanak. 


Saat saya mencicipi kue Batang Buruk dengan satu gigitan di ujung, bagian kue yang masih saya pegang langsung pecah. Sehingga saya kerepotan untuk menyelamatkan sisa kue di tangan karena sebagian mulai berjatuhan. Menyaksikan hal itu, Bang Teja berkata bahwa cara makan kue Batang Buruk saya salah. Seharusnya kue langsung dimasukan ke mulut bulat-bulat baru dikunyah. Dan menurutnya lagi, dari kue ini muncullah sebuah peribahasa atau pepatah Melayu yang berbunyi, "Biar pecah di perut jangan pecah di mulut. Yang bermakna orang harus pintar-pintar menjaga rahasia. 


Selain menghidangkan Kopi Sekanak, Bang Teja menghidangkan air kayu sepang. Cara buatnya adalah potongan kayu sepang dicelupkan ke dalam gelas yang terisi air putih. Maka perlahan air putih berubah menjadi warna merah seperti sirup. Saat dicicipi, air sepang ini rasanya tawar tidak ada rasa sama sekali. 


Kayu sepang merupakan salah satu kayu terkuat dan bahkan lebih kuat dibanding jati. Beberapa orang yang hadir saat itu pun ditantang untuk mencoba mematahkan potongan kayu sepang yang tadi dicelupkan ke dalam gelas. Namun tak satu orang pun berhasil. Kayu sepang tetap utuh tak terpatahkan.

Air kayu sepang

Pada kebudayaan Melayu, kayu sepang umumnya dibuat untuk dijadikan sebagai telunas kapal. Ketika telunas ini masuk ke dalam air laut, maka ia akan semakin kokoh dan tak kan hancur. Malah akan semakin kuat, awet, dan tahan lama.


Mengunjungi Dapoer Melayoe ini, saya merasa seperti sedang berada dalam ruang kuliah dengan mata kuliah sejarah Melayu. Sungguh banyak ilmu dan pengetahuan tentang budaya Melayu yang saya belum sama sekali tahu. Berkunjung ke tempat ini sungguh mengayakan.


Saat itu untuk secangkir Kopi Sekanak plus 1 kue batang buruk, Bang Teja mematok harga Rp10 ribu. Harga yang sangat murah untuk secangkir kopi warisan raja-raja dan sejarah yang ikut diceritakan di dalamnya.


Yang paling bahagia adalah saat Bang Teja menghadiahi kami puisi karyanya melalui email. Berikut petikannya:


BERCANGKIR KOPI SEKANAK

telah kuhirup dan reguk bercangkir-cangkir kopi sekanak. lalu mengembara dan menjelajah malam, menggoda malaikat yang berdzikir dilapis langit ke tujuh, taat pada petuah, setia pada sumpah, mati pada janji, melarat pada budi.

diluar langit mendung menakar kompromi, menakar janji dengan dengan lagu tudung periuk mainan anak raja, karena orang-orang semakin bangga membungkus dosa-dosa, lalu menjualnya untuk membangun rumah ibadah.

telah kuhirup dan reguk bercangkir-cangkir kopi sekanak, racikan tujuh rempah, aroma wangi itu menembus jalan darah, lalu dalam racikan sembilan rempah hingga kesebelas rempah, aku tulis sajak ini untukmu, dan engkaupun berkabar padaku. 

jangan berlabuh pada yang keruh, jangan berhenti pada yang panas, jangan setalam bermuka masam, jangan sehidang tidak memandang, jangan hidup menjatuhkan marwah, bersanjung diri berbelit lidah, harapkan pangkat duduk menyembah, mengharap harta kepala dilapah, kurang disisik rumput menjadi, kurang disiang lalang meninggi, rumput di pulau tumbuh cendawan, tengok acuan begitulah kuihnya.

telah kuhirup bercangkir-cangkir kopi sekanak, ingin aku lahirkan puisi berkonon evolusi manusia, lantang bicara demokrasi hingga ke reformasi, mendaulat diri bangsa yang ramah, belajar damai setelah bertikai, selalu saja lupa bahwa bermain air basah, bermain api terbakar.

telah kuhirup bercangkir-cangkir kopi sekanak, karena aku tahu, mana mungkin hidup tanpa kesedihan, agar tak gamang dalam bimbang, inilah puisi itu, hirup dan sesaplah!

tanjungpinang, oktober 2016


Kopi Sekanak Dapoer Melayu
Jalan Sultan Machmud, Tanjung Unggat,
Tanjungpinang.


16 komentar :

  1. Wkwkwkwk.. #tepokjidat!
    Aku lupaaaaa belum nyelesaiin tulisan kopi sekanak ini.. 😁😁😁
    Padahal foto-foto udah siap semua

    BalasHapus
  2. Aku baru dengar kopi sekanak. Pokoknya kalau ke Kepri harus coba!

    BalasHapus
  3. Murce ya harga kopinya :D

    Wah puisi eksklusif ya mbak :D

    Btw nama Sutardzi Calzoum Bahri nampaknya jg gak asing, sepertinya pernah ada di buku Bahasa Indonesia zaman sekoolah ya :D

    BalasHapus
  4. Baru pertama dengar nama kue Sakanak. Tapi unik juga ya ada cara makannya khusus. Mungkin kue ini memang untuk menetralisir pahitnya kopi ya

    BalasHapus
  5. Aku baca ini detil smpe abis. Suka sama filosofinya.

    "Biar pecah di perut jangan pecah di mulut. Yang bermakna orang harus pintar-pintar menjaga rahasia

    Seperti terlibat dalam kedai kopi trsebut yg pnuh wawasan dan sejarah ya mbak. Ga taunya kesai kopi seranak milik sastrawan trkemuka di Tanjung Pinang 😍😍😍

    BalasHapus
  6. Whuih mirah bgt 10rb doang. Jd pingin bandingin sama kopi luwak yg harganya bahkan bikin merinding.

    BalasHapus
  7. Walaupun bukan pcinta kopi tp saya suka koleksi kopi Dr bbrp daerah senang Aja cium harummnya Blum punya nih Dr daerah sana^^

    BalasHapus
  8. Menyajikan kopi Sekanak itu gak pakai gula ya mba?

    BalasHapus
  9. aku malah tertarik dengan air kayu sepang, Mbak, soalnya bukan penyuka kopi.

    BalasHapus
  10. filosofinya menarik! Nama-namanya unik, kenapa juga kuenya disebut batang buruk?
    Btw, Sutardzi Calzoum Bahri ternyata dari Tanjungpinang ya. Aku suka baca puisinya zaman sekolah.

    BalasHapus
  11. Di Palembang ada nama jalan Sekanak penuh dengan bangunan heritage.. hehe

    suka sekali aku ngopi dengan kayu manis.. aromanya semerbak.

    BalasHapus
  12. aku enggak begitu suka dengan kopi sih mbak. lebih memilih air putih sekalian. hihi.

    tapi filosofinya menarik ya, jadi tahu deh aku. duh, tanjung pinang selalu bikin rindu. mau balik lagi ke sana :3

    BalasHapus
  13. jadi penasaran, seperti apakah kopi di tanjungpinang sana.. belum lagi kopi di belitong.. semoga lambungku kuat

    BalasHapus
  14. Dari cara minum kopinya aja udah nikmat nih

    BalasHapus
  15. Kopi dengan 7 rempah.wow rasanya pasti beda. Pakai gula enak

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita