Wahana Pemandian Air Panas Darajat Pass

Tulisan Darajat Pass di Samping Pintu Masuk

Beberapa kali saat pulang kampung ke Garut, saya kerap mengajak Chila, para sepupu dan keponakan untuk berenang di Darajat Pass. Sebuah lokasi pemandian air panas yang terletak di kawasan pegunungan di Kecamatan Pasir Wangi Kabupaten Garut Jawa Barat. Kawasan waterboom yang terintegrasi dengan perkebunan, villa/bungalow, saung-saung, dan beberapa wahana permainan lain yang menantang adrenalin.

Lokasi Darajat Pass tidak terlalu jauh dari tempat kami tinggal di Kecamatan Sukaresmi. Hanya dibutuhkan waktu sekitar kurang lebih 30 menit dengan menaiki kendaraan bermotor kami sudah dapat menikmati suasana khas pegunungan yang sejuk dan berbukit-bukit di sekitar Darajat Pass.

Kompleks Pemandian Air Panas darajat Pass. 

Saya, ibu, kakak dan adik saya sengaja menyewa sebuah mobil Angkutan  Pedesaan (Angped) berwarna kuning untuk mengantarkan kami ke Darajat Pass. Saat mobil melewati sebuah Sekolah Dasar, ibu memanggil-manggil sepupu yang kebetulan baru keluar pulang sekolah. Ini sih namanya menculik karena tidak bilang dahulu kepada orang tua mereka :D

Ah, biarlah paling-paling paman dan bibi kecarian dan bertanya sana-sini kenapa anak-anak mereka belum pulang juga. Lagian banyak warga kampung yang melihat anak-anak diajak oleh kami. Jadi tak terlalu khawatir.

Beragam wahana

Tiket masuk kawasan Darajat Pass adalah sebesar 25.000 rupiah. Dan tanpa menunggu dikomando, begitu masuk kawasan wisata air ini, anak-anak langsung membuka baju dan menceburkan diri ke dalam kolam renang.

Karena sepupu dan keponakan saya kebanyakan tidak membawa baju ganti, beberapa dari mereka bertelanjang bulat tidak menggunakan apa-apa. hahaha....tak apalah mereka masih anak-anak. Namun karena mondar-mandir naik turun perosotan beberapa remaja perempuan menjerit kaget tiba-tiba ada anak bertelanjang bulat tepat di hadapan mereka. Saya, ibu dan kakak terpingkal-pingkal menyaksikan hal tersebut.

Tak mau ketinggalan, Chila pun sudah tak sabar lagi untuk berenang. Ia lantas berganti baju dan mengenakan pelampung. Saya pun segera mengganti baju dengan Baju Renang Muslimah dan menemaninya berenang sampai puas. Bermain air mancur, perosotan, dan permainan air lainnya.

Menemani Chila Bermain Air

Sebelum punya baju renang muslimah, saya malah jarang menemaninya berenang. Bingung mau pakai baju apa sementara kebanyakan kolam renang mewajibkan berpakaian renang bagi setiap pengunjungnya. Dan Alhamdulillah ketika baju renang muslimah awal-awal di-release dan beredar di pasaran, saya langsung membelinya karena sudah lama menunggu-nunggu.

Awal-awal menggunakan kerudung saat SMP dan SMA saya sudah membayangkan seandainya ada baju renang muslimah yang dapat saya pakai untuk berlatih berenang. Perasaan tersiksa sekali setiap berenang harus kucing-kucingan dengan pengunjung lain. Biasanya saya berenang saat kolam renang sepi, dan begitu tampak ada pengunjung laki-laki cepat-cepat menghindar pura-pura menyelam atau masuk toilet. Hehe kasihan banget kan.

Darajat Pass mempunyai beberapa kolam dengan shu air berbeda-beda. Pada bagian atas kolam tempat kami berenang, terdapat  dua kolam renang yang bersuhu panas. Suhunya mencapai 45 derajat celcius. Cocok bagi mereka yang berniat terapi berbagai macam penyakit seperti rheumatik dan penyakit kulit. Kandungan belerang dalam air panas dipercaya sejak lama untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit tersebut. Tak heran di tepi-tepi kolam banyak ibu-ibu dan bapak-bapak yang duduk-duduk merendam kaki.

Menuju Kolam Atas

Karena Chila dan saya tidak kuat dengan air panas, kami cukup berenang di kolam bawah saja yang airnya dingin dan ada juga yang hangat. Sedangkan sepupu dan keponakan saya mondar-mandir mencoba semua kolamnya. Hampir dua jam berlalu, kami segera naik dan bersih-bersih.

Setelah mandi dan berganti pakaian, kami makan nasi yang dibekal dari rumah. Sebagian anak-anak memakan pop mie yang harganya mendadak dua kali lipat dari harga biasa. Alhamdulillah nikmatnya. Selesai makan anak-anak segera berlarian menuju tempat kuda-kuda merumput. Chila penasaran sekali ingin naik kuda namun sayang pemilik kudanya saat itu entah dimana.

Setelah membujuk Chila karena tidak berhasil naik kuda, kami pulang dan berjanji padanya untuk memenuhi keinginannya berkuda di lain waktu.

Baca juga pengalaman saat pulang kampung lainnya, mendaki Gunung Guntur yang penuh waswas dan curiga karena ternyata di gunung tersebut banyak maling dan para pendaki sering kehilangan barang berharga terutama uang dan kamera. Atau tentang curahan hati saya di Gunung Papandayan sebuah kerinduan.


13 komentar :

  1. Keren ya viewnya Darajat Pass, main air sambil menikmati pemandangan...
    Iya bener, pas tau ada baju renang muslimah saya seneng banget. Pada beli juga tuh si Santi, Oke, juga temen-temen cewek Batamec lainnya yang rata-rata emang berjilbab. Trus kita berenang juga deh rame-rame di Villa Panbil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pas punya berasa dapat perhiasan gitu Dee. Disimpan baik-baik dan tak sabar ingin segera memakainya :D

      Hapus
    2. baru tahu kalau di garut ada tempat yang cakep kayak gini :D Bisa berendam air panas sekalian menikmati pemandangan deh :D

      Hapus
  2. Jadi pengen langsung nyebur nih, Mbak.. Hahah.. Kayaknya adem banget :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di sini udaranya dingin sementara pemandiannya air panas (hangat) jadinya betah berendam lama-lama, nggak mau naik :D

      Hapus
  3. keren ya mbak.. makin banyak yang nulis2 gini, saya makin bisa mempelajari gimana caranya membangun pariwisata aceh.

    #pengen bisa jebol di tokopedia juga hiks#

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, ide bisa datang dari mana saja. Dunia pariwisata Aceh ke depan sangat menjanjikan, tergantung SDM yang akan mengelolanya.

      Hapus
  4. Cila...dingin ga main airnya? :D

    Pingin punya baju renang muslimah, tpai sampe sekarang belum punya. Kalo berenang sering pake baju biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kirain punya mbak. Klo menyelam pakai baju biasa juga nggak?

      Hapus
    2. Menyelam ada baju khusus mbak :)

      Hapus
  5. Kalau sudah ngomongin GARUT, ingatan saya pada salah satu sahabat saya. Namanya Ma Goris Mustaqim. APakah kamu kenal dia? Orang terkenal, pernah diundang presiden Barack OBAMA di Amerika Serikat. Tokoh masyarakat Garut sekaligus pengusaha muda. Beliau tokoh Garut yang disegani. Apakah kamu kenal dia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pernah dengar namanya Pak. Tapi nggak kenal. Saya sudah meninggalkan Garut lebih dari 16 tahun jadi kurang mengikuti perkembangan di sana. Semoga beliau terlahir untuk menjadi pemimpin yang luar biasa di Garut.

      Hapus
    2. Alhamdulillah berkat googling dan baca blog, salah satunya punya mbak Lina, akhirnya hari ini tercapai obsesi saya ke darajat. Jujur saya buta daerah ini, namun dengar2 cerita teman katanya baguuus!!..akhirnya saya berangkat dr bogor ke garut, menginap semalam dan gowes ke puncak darajat. Hadeeuh ternyata tanjakannya aduhai sekalii, akhirnya banyak berhenti untuk mengatur nafas. Saya hanya sampai diatas Darajat Pass mbak, mau ke kawah sudah nggak kuat dan langit makin mendung, takut turunnya licin. Terimakasih blognya telah menuntun ketempat tujuan saya di Garut selain Kamojang. Salam.

      Hapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita