Hotel Skudai Baru |
Saya mengetahui hotel
ini saat memesan online via Agoda. Memilih menginap di sana dengan pertimbangan karena murah dan
lokasinya (menurut peta) dekat dengan Senai Airport Johor dibanding hotel
lainnya. Namun sayangnya, hotel ini jauh dari jangkauan bis umum.
Kesan pertama memasuki
bangunan hotel ini adem dan tenang. Bangunannya seperti bangunan ruko 3 lantai
yang disulap menjadi deretan kamar. Pada bagian resepsionis dilapisi teralis besi. Saya
melihatnya malah mirip dengan jeruji penjara.
Seorang pria Tionghoa
menyambut kami dengan wajah serius dan keheranan. Namun air mukanya mencair
ramah setelah saya menyerahkan print
out voucher hotel serta passport. Ia pun tampak sibuk mencatat di
sebuah buku lalu menyerahkan kunci kamar kepada saya.
Kamar hotel kami berada di lantai
dua. Di dalamnya terdapat satu tempat tidur yang cukup lebar (ya iyalah ada
tempat tidurnya :p), sebuah televisi, meja loker dan terpenting ada AC alias Air Conditioner. Lumayan sangat
murah. Hanya 190 ribu rupiah untuk sekelas hotel dengan semua fasilitas gratis.
Di Singapura harga segitu hanya dapat 1 tempat tidur kecil. Itu pun shared room model dormitory, di hostel lagi.
Semula saya berniat
menginap di Tune Hotel. Tapi saat booking ternyata ribet banget dengan masalah add ons. Handuk sekian ringgit,
Air Conditioner sekian ringgit, dst dst. Halaaah bukannya hemat malah jadi
bengkak. Daripada ribet jadi pilih yang sekali klik langsung confirm.
Nah yang nambah
senang lagi di kamar hotel terdapat cermin yang lebar. Jadi kalau lagi mencetin jerawat pakai kerudung bisa ngaca berdua
sekaligus, nggak pakai rebutan sama Marita hehe.
Restoran India Buka 24 Jam |
Karena capek melanda, selesai sholat langsung nyungsep
tidur. Lumayan dapat istirahat sejenak. Bangun agak sore lanjut mandi. Karena
malas ngeluarin peralatan jadi pakai handuk yang disediain hotel. Ini jelas tidak harus bayar
sekian ringgit lagi.
Selesai mandi dan dandan yang cantik, kami
keluar cari makan. Makan siang yang dijama' dengan makan malam :D.
Kebetulan tak jauh dari hotel, tepat di sampingnya terdapat sebuah
restoran India yang buka 24
jam.
Nasi Lemak Ayam |
Awalnya saya memesan
Nasi Briyani. Namun pelayannya bilang sudah habis. Ya sudahlah beralih ke
nasi lemak ayam. Dihidangkan dengan campuran kacang tanah, telur setengah
matang, goreng teri dan irisan mentimun. Saya hanya membayar 6 ringgit 70 sen untuk satu porsi nasi lemak ayam dan satu gelas teh tarik. Lumayan bersahabat untuk kantong backpacker. Masih kurang dari 25
ribu rupiah.
Setelah makan kami
mendatangi resepsionis untuk minta di bookingkan taksi. Dan memberitahunya pesawat kami berangkat pukul
6.50. Ia pun mengontak seorang temannya yang berprofesi sebagai sopir taksi. Karena minta berangkat pukul 4 subuh, maka terhitungnya sama dengan
tengah malam. Menurutnya sopir taksi meminta ongkos 70 ringgit. Widiiih mihiiil. Setelah kami tawar hanya
mentok di angka 60 ringgit. Ya sudahlah kami terima daripada ketinggalan pesawat.
Selesai urusan dengan
booking taksi, kami online sebentar di lobby hotel. Setelah itu beranjak tidur.
Pukul 4 subuh pintu
kamar diketuk. Saya dan Marita kebetulan sedang bersiap-siap. Tak
menunggu waktu lama, setelah mengembalikan kunci kamar ke resepsionis, kami meluncur ke arah
Bandara Senai. Hanya 20 menit saja, kami sudah tiba di bandara. Degdegan dengan petualangan yang akan dimulai.
Tamboraaa..... We're coming!
Tamboraaa..... We're coming!
Eh busyet ... itu resepsionis nya pake di kurungin pagar gitu macam di penjara aja hahaha
BalasHapusHaha iya ini mengundang banget ya. Mengundang pengen nodongin pistol ke resepsionisnya :D
Hapusiya tuh kak, itu kurangan dah macam tempat simpan uang banyak aja..
HapusYang nggak curiga jadi curiga lihat jeruji besi. Ini jangan-jangan uangnya banyak ya. Hahaha...
HapusHahah.. Iya Mbak, aku jugak mikirnya itu penjara.. :P
BalasHapusAaaaak.. Jangan lupa postingan en fotonya yaaa :D
Hihi betul. Serem malah. Kesannya nggak aman. Sippp tunggu cerita berikutnya yaaa
HapusWah, Teh tarik sama nasi lemak itu kayak sepasang kekasih, klop makannya. hehehe ada restoran India. tetangga sebelah ini memang dipenuhi dengan restoran India. :))
BalasHapusIya Mbak. Jadi di sini nggak aneh makanan India buanyaaak banget. Tapi saya tetap ngidamnya Teh Tarik biar sah :D
HapusLangsung fokus ke foto resepsionis di balik jeruji besi.. *apalah...
BalasHapusWah ini bener banget, teh.. biarpun di Batam yang jual nasi lemak ama teh tarik bejibun, tapi rasanya kurang afdal aja kalo ke Malaysia gak minum teh tarik plus makan nasi lemak.
Betul Dee. Ke-khas-an makanan suatu tempat berpengaruh banget. Ibarat makan ayam taliwang kalau tidak di Lombok ya tetap saja beda jauh rasanya.
HapusItu kenapa resepsionisnya preventif gitu ya? Pengalaman seru ya mba...
BalasHapusIya Mbak. Ini malah mengundang kecurigaan berarti uangnya dia buanyaaak ya haha
HapusDi Singapura juga, yah. Banyak resto India. Nasi Biryani-nya enak-enak. Anak2ku pun doyan.. ira
BalasHapusIya Mbak Ira. Sewaktu ke Singapur malah anak saya makannya roti prata. Senang banget dia.
HapusAstaga mirip penjara beneran itu resepsionisnya :))
BalasHapusOh ini perjalanan saat ke Tambora. Kok ya mampir ke Malaysia dulu ya mbak?
Demi tiket murah Mbak Rien :D
HapusNasi lemak itu semacem nasi uduk yo mbak?
BalasHapusIya betul. Kalau di kita disebutnya nasi uduk
HapusHaha, iya setuju kaya penjara aja :)
BalasHapusTeh kenapa via johor ke lomboknya. *kepo*
Iya nih harus coba teh tarik kalo ke malaysia :)
Dari Batam nggak ada direct flight ke Lombok atau Sumbawa Neng. Kalau ada yang ke sana ya transit Jakarta, Surabaya atau Bali, dan itu mihil. Jadi demi dan untuk lebih murahnya ya nyebrang dulu ke Johor
Hapusahah iyaa benerr, matakupun langsung tertuju sama ruang resepsionis yang berjeruji itu hihihihi
BalasHapus