Menjadi seorang muslimah yang kaffah tentu menjadi salah satu keinginan yang dimiliki oleh setiap pribadi perempuan muslim. Kaffah bermakna menyeluruh dalam segala aspek kehidupan. Kaffah yang mencerminkan diri seorang muslimah yang taat kepada perintah Allah SWT. Baik dalam urusan beribadah, mu'amalah, perilaku & perbuatan, tutur kata, dan bahkan cara berpakaian. Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaitan karena sesungguhnya syaitan adalah musuh besar bagi kalian.” [Al-Baqarah : 208]
Cara berpakaian seorang muslimah, sudah diatur Alah SWT dalam Al Qur'an. Pakaian seorang muslimah adalah dengan mengenakan busana muslim yang sesuai syariat. Beberapa syarat pakaian yang syar'i atau sesuai syari'at antara lain menutup aurat, longgar (tidak membentuk tubuh), tidak mencolok ataupun ngejreng, tidak tembus pandang, dan tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Nah bagaimana cara berpakaian para muslimah tersebut agar tetap syar'i sedangkan mereka tergolong muslimah yang mempunyai hobby olahraga ekstrim seperti mendaki gunung? Tidak ada kata BERAT dalam menjalankan perintah Allah SWT jika saja para muslimah senantiasa berpatokan kepada ayat: "sami'na wa atho'na". yang berarti kami dengar dan kami patuh (ta'at). Tidak ada kata TAPI tidak ada kata NANTI. Begitu pun dengan para muslimah pendaki gunung yang ingin tetap patuh pada perintah Allah SWT dalam menjaga aurat dengan kaidah dan syarat-syarat pakaian yang sudah disebutkan di atas tadi.
Dulu sekitar akhir tahun 99an dan awal 2000an ketika saya sedang gandrung-gandrungnya mendaki gunung, sangat jarang saya temui perempuan pendaki gunung yang berpakaian syar'i dengan jilbab menutup dada serta rok menjuntai hingga mata kaki dengan lebar tidak membentuk bagian panggul dan kaki. Kalaupun ada muslimah pendaki yang berkerudung, maka bawahannya sering mengenakan celana panjang PDL seperti saya. Jarang yang mengenakan rok panjang dan lebar.
Pertengahan tahun 2005 ketika saya mendaki gunung Kinabalu di Sabah Malaysia, saya berjumpa dengan seorang bule asal Kananda yang menggunakan rok lebar dan sopan. Duh saya yang muslimah saja tidak pakai rok seperti dia. Malu rasanya. Malu sama Allah SWT. Dari situ saya berazzam kepada diri sendiri untuk menjaga cara berpakaian. Kalaupun belum syar'i setidaknya mendekati kepada syar'i. Iya saya akan berusaha untuk mendekati syar'i tersebut.
Beberapa tahun belakangan, saya mengamati ada trend positif saat bertemu perempuan-perempuan muslimah pendaki gunung. Kerap kali saya bertemu dan berpapasan dengan rombongan para jilbaber ataupun roker (perempuan-perempuan yang mengenakan rok :D) di jalur pendakian. Salut dan takjub melihatnya. Apalagi rombongan jilbaber semua. Semoga saja mereka tetap terjaga. Terjaga niat, terjaga hati, dan terjaga diri mereka dari pergeseran nilai. Dari semula niat karena Allah menjadi karena hal-hal lainnya.
Tidak mudah memang mengenakan rok panjang terjuntai hingga ke mata kaki sementara di kanan kiri semak dan rumput juga kayu-kayu kerap menggangu kenyamanan pendakian. Komitmen yang kuat serta pembiasaan tentunya akan menjadi obat mujarab yang akan merubah hal sulit menjadi biasa, mudah dan nyaman.
Maka berdasarkan pengalaman beberapa kali mendaki gunung mengenakan rok, secara trial and error saya mempunyai beberapa tips yang mungkin dapat membantu para muslimah memilih rok seperti apa yang cocok digunakan saat mendaki.
1. Pilihlah bahan rok yang ringan.
Rok yang bahannya ringan seperti jenis linen dan katun akan mudah di packing dalam keril atau ransel saat tidak digunakan lagi. Namun bahannya jangan terlalu tipis karena ketika tersangkut duri atau ranting kayu akan mudah sobek. kalau saya cenderung lebih nyaman menggunakan rok jenis denim seperti soft jeans, karena ringan namun kuat. Jangan memilih rok yang berat dan kaku akan terasa sangat mengganggu perjalanan mendaki.
2. Pilihlah bentuk dan lebar rok yang sesuai dengan gerak langkah kaki
Pilihlah rok dengan model belahan payung. Semakin ke bawah semakin lebar. Karena model rok seperti ini membebaskan pergerakan lutut sehingga selebar apa pun kita melangkah tidak akan terganggu. Sedangkan lebar rok pada bagian bawah jangan terlalu lebar dan jangan terlalu sempit. Sekitar 1 hingga 1,3 meter. Kalau terlalu sempit kaki akan terasa lebih capek dan kaku. Sedangkan jika terlalu lebar maka akan sering terinjak dan tersangkut.
Tadi sebelum menulis ini, sengaja saya membandingkan beberapa rok yang pernah dikenakan saat mendaki gunung. Dan setelah diperhatikan ukuran lebarnya, ternyata lebar rok mempengaruhi kenyamanan selama saya mendaki gunung. Rok dengan lebar ujung sekitar 2 meter ternyata kurang nyaman dipakai karena sering terinjak-injak ketika jalur menanjak terutama saat posisi badan membungkuk. Kalau pun tidak terinjak maka seringnya rok tersangkut ranting atau akar yang mencuat di jalur pendakian.
Untuk bagian pinggang diusahakan roknya bertali atau berkaret. Kalau hanya berkancing maka dikhawatirkan akan copot dan justru kita malah akan kerepotan jika tidak membawa peniti atau jarum dan benang. Apalagi ketika mendaki seringkali berhenti dan membungkukkan badan untuk mengatur nafas. Dan saat diafragma serta perut mengembung bisa saja tiba-tiba kancing rok terlepas.
3. Pilihlah rok dengan warna yang soft dan cenderung gelap
Jika mendaki saat musim hujan makan jalur akan becek dan penuh lumpur. Sebaliknya saat musim kemarau jalur akan berdebu. Dan ini tentu saja akan membuat rok cepat kotor. Maka gunakanlah rok yang berwarna gelap. Pastikan mengenakan dalaman celana panjang (legging) agar tetap menjaga kenyamanan dalam pergerakan.
Demikian tips dari saya, semoga bermanfaat.
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaitan karena sesungguhnya syaitan adalah musuh besar bagi kalian.” [Al-Baqarah : 208]
Dulu sekitar akhir tahun 99an dan awal 2000an ketika saya sedang gandrung-gandrungnya mendaki gunung, sangat jarang saya temui perempuan pendaki gunung yang berpakaian syar'i dengan jilbab menutup dada serta rok menjuntai hingga mata kaki dengan lebar tidak membentuk bagian panggul dan kaki. Kalaupun ada muslimah pendaki yang berkerudung, maka bawahannya sering mengenakan celana panjang PDL seperti saya. Jarang yang mengenakan rok panjang dan lebar.
Pertengahan tahun 2005 ketika saya mendaki gunung Kinabalu di Sabah Malaysia, saya berjumpa dengan seorang bule asal Kananda yang menggunakan rok lebar dan sopan. Duh saya yang muslimah saja tidak pakai rok seperti dia. Malu rasanya. Malu sama Allah SWT. Dari situ saya berazzam kepada diri sendiri untuk menjaga cara berpakaian. Kalaupun belum syar'i setidaknya mendekati kepada syar'i. Iya saya akan berusaha untuk mendekati syar'i tersebut.
Beberapa tahun belakangan, saya mengamati ada trend positif saat bertemu perempuan-perempuan muslimah pendaki gunung. Kerap kali saya bertemu dan berpapasan dengan rombongan para jilbaber ataupun roker (perempuan-perempuan yang mengenakan rok :D) di jalur pendakian. Salut dan takjub melihatnya. Apalagi rombongan jilbaber semua. Semoga saja mereka tetap terjaga. Terjaga niat, terjaga hati, dan terjaga diri mereka dari pergeseran nilai. Dari semula niat karena Allah menjadi karena hal-hal lainnya.
Tidak mudah memang mengenakan rok panjang terjuntai hingga ke mata kaki sementara di kanan kiri semak dan rumput juga kayu-kayu kerap menggangu kenyamanan pendakian. Komitmen yang kuat serta pembiasaan tentunya akan menjadi obat mujarab yang akan merubah hal sulit menjadi biasa, mudah dan nyaman.
Maka berdasarkan pengalaman beberapa kali mendaki gunung mengenakan rok, secara trial and error saya mempunyai beberapa tips yang mungkin dapat membantu para muslimah memilih rok seperti apa yang cocok digunakan saat mendaki.
Tiga tips memilih rok yang tepat untuk mendaki gunung:
1. Pilihlah bahan rok yang ringan.
Rok yang bahannya ringan seperti jenis linen dan katun akan mudah di packing dalam keril atau ransel saat tidak digunakan lagi. Namun bahannya jangan terlalu tipis karena ketika tersangkut duri atau ranting kayu akan mudah sobek. kalau saya cenderung lebih nyaman menggunakan rok jenis denim seperti soft jeans, karena ringan namun kuat. Jangan memilih rok yang berat dan kaku akan terasa sangat mengganggu perjalanan mendaki.
Bahan Denim soft jeans (terbuat dari campuran katun, wol, dan linen) |
2. Pilihlah bentuk dan lebar rok yang sesuai dengan gerak langkah kaki
Pilihlah rok dengan model belahan payung. Semakin ke bawah semakin lebar. Karena model rok seperti ini membebaskan pergerakan lutut sehingga selebar apa pun kita melangkah tidak akan terganggu. Sedangkan lebar rok pada bagian bawah jangan terlalu lebar dan jangan terlalu sempit. Sekitar 1 hingga 1,3 meter. Kalau terlalu sempit kaki akan terasa lebih capek dan kaku. Sedangkan jika terlalu lebar maka akan sering terinjak dan tersangkut.
Tadi sebelum menulis ini, sengaja saya membandingkan beberapa rok yang pernah dikenakan saat mendaki gunung. Dan setelah diperhatikan ukuran lebarnya, ternyata lebar rok mempengaruhi kenyamanan selama saya mendaki gunung. Rok dengan lebar ujung sekitar 2 meter ternyata kurang nyaman dipakai karena sering terinjak-injak ketika jalur menanjak terutama saat posisi badan membungkuk. Kalau pun tidak terinjak maka seringnya rok tersangkut ranting atau akar yang mencuat di jalur pendakian.
Rok yang ini nyaman dipakai karena lebarnya pas. |
Untuk bagian pinggang diusahakan roknya bertali atau berkaret. Kalau hanya berkancing maka dikhawatirkan akan copot dan justru kita malah akan kerepotan jika tidak membawa peniti atau jarum dan benang. Apalagi ketika mendaki seringkali berhenti dan membungkukkan badan untuk mengatur nafas. Dan saat diafragma serta perut mengembung bisa saja tiba-tiba kancing rok terlepas.
3. Pilihlah rok dengan warna yang soft dan cenderung gelap
Rok warna hitam cocok digunakan saat musim hujan |
Jika mendaki saat musim hujan makan jalur akan becek dan penuh lumpur. Sebaliknya saat musim kemarau jalur akan berdebu. Dan ini tentu saja akan membuat rok cepat kotor. Maka gunakanlah rok yang berwarna gelap. Pastikan mengenakan dalaman celana panjang (legging) agar tetap menjaga kenyamanan dalam pergerakan.
Demikian tips dari saya, semoga bermanfaat.
Huwaa, ini sesuai isi hatiku banget, mba Lina. Dari kemarin puyeng mau make celana panjang atau rok ya buat ke Bromo. Masih menimbang2.
BalasHapusKe Bromo mah pakai rok aja La. Nggak nanjak-nanjak banget kok. Tapi jangan lupa pakai celana panjang di dalamnya ntar kalau naik kuda bisa lebih leluasa.
Hapuswah, salut nih sama si mbak yang ndaki pakai rok.
BalasHapushal-hal yang terlihat ribet kalau dijalankan dengan niat baik ternyata nggak seribet yang dibayangkan ya mbak, misalnya saja perkara mendaki pakai rok ini :)
Betul Mbak. Kadang kalau udah terbiasa malah nyaman aja dan nggak ada kendala apa pun.
Hapussempat mbatin,hah..roker naik gunung??eh ternyta perempuan penyuka rok hehehe..
BalasHapusiya juga ya,kalo pake rok berkancing takutnya lepas kancingnya,paling simpel yang karet.makasih mbak sharingnya^^
Haha iya Mbak Han. Roker itu pemakai rok :D
HapusKalau pakai rok yang berkancing apalagi saat mendaki nggak mungkin bertemu tukang jahit di gunung so lebih baik memang roknya yang bertali atau berkaret biar tidak putus di jalan.
Naik gunung aja udh berat masih pake rok lg kadang aku suka ternganga2 kalo liat dan takjub. Hebat deh mbak lina :)
BalasHapusKarena terbiasa mungkin sih Mbak. Awalnya takut-takut nyangkut tapi ternyata malah nyaman aja. Kendalanya sih kalau harus melompati batang-batang pohon yang besar di jalur pendakian. Habislah tuh rok kotornya minta dibuang atau dibeliin baru lagi :D
Hapussubhanallah...
BalasHapusmbak Lina cantik bnget mski memakai rok utk mndaki gunung...
memakai roj jenis jeans emang enak mbak, tpi yg ga trlalu longgar juga hhee
Yang soft jeans sy suka. Tapi kalau kena hujan dan dingin jadi berat
HapusDalam nya pakai celana panjang lagi kan makk.. Btw kalau aku sih mana nyaman pakai rok kecuali nge mall hehehe.. Ini mendaki -__- super
BalasHapusHaha iya dong Mak. Semriwing klo nggak :D
Hapustips yang menarik...tadinya mikir pake rok itu ribet utk mendaki...ternyata saya salah...
BalasHapusKarena sudah biasa Sar. Klo nggak dibiasakan malah gak nyaman nantinya.
HapusWah itu rasanya gimana mbak mendaki gunung pakai rok saya aja yang pakai celanan biasanya berat banget untuk sampai ke puncak.
BalasHapusRasanya sesuatu. Prestasi gitu haha
HapusSalut, meski melakukan hal-hal ekstrim, mbak tetap berusaha sesuai anjuran agama. Semoga banyak yang mengikuti.
BalasHapusAmiiin terima kasih Mas sudah berkunjung
Hapuspakai rok lebar nyaman ya mbak apalagi buat naik gunung. Kalau aku si buat naik motor hehehe
BalasHapusHaha sama-sama nyaman dibuat naik ya Mbak Lia :D
HapusTiap melakukan perjalanan di alam bebas saya selalu takjub kalau bertemu mbak-mbak yang tetap konsisten memakai rok. Mereka keren sangat. Wong saya aja yang pake celana kadang ribet.
BalasHapusAku boro-boro naik gunung pake rok.. naik tangga 2 lantai aja ngos-ngosan,, angkat tangan deh kalo soal daki mendaki.. mbaknya keren banget deh.. pake nggendong anak pula..
BalasHapusMasya alloh.. setuju mba.
BalasHapusInspiring banget Mba Linaaa... Terima kasih ya tipsnya! Minimal aku yang menghindari rok banget kalo lagi traveling/jalan-jalan jadi tergerak hatinya untuk sesekali coba pakai rok.. Biarpun nanti orang bilang salah kostum karena menurut mereka itu nggak nyaman, whatever lah ya.. Kan kita yang jalanin :))
BalasHapusKalo dipikir-pikir kayaknya ribet mendaki pake rok, tapi ternyata malah lebih nyaman ya, kaki jadi lebih leluasa untuk bergerak.
BalasHapusberapa kilo isi backpack nya tuh Lin ? :)
BalasHapusEmang kalo nyaman pakai rok seru ya mbk, dalamnya pakai kulot dan tinggal tarik aja rok kalau melangkah. Semangat terus ya, Mbk berpakaian syar'i.
BalasHapusNaksir roknya :)
BalasHapusKak Lina duta rok.. Hahaha
BalasHapusTapi kayanya Chaya untuk naik gunung lebih suka pake celana ringan kak Lin.. Boro2 pake rok di gunung, di rumah aja kaga pernah.. Wkwkwk
Tipsnya keren sik buat penyuka rok.
Masih belum bisa acara Nanajk pakai rok. Tapi kemarin waktu nanjak Nagarkot Tower aku pakai Gamis dan bisa. Ceritanya aku bangun kesiangan buat ngejar sunrise. Jadi nggak sempat ganti baju. Ahirnya baju gamis tidur tetep aku pakai dan cuman kututpin dengan jaket. asik juga ternyata, tapi was was, hehehe
BalasHapusWah, keren nh ada yang mendaki gunung dengan make rok, bukan rok pendek lagi hiiiiii tops mbak
BalasHapusklo pake gamis atau rokcelana gitu recomended ga mba?
BalasHapusaiih aku kok pengen rok kembang-kembang kayak Mbk itu, cantik dan bebas gerak nih. Mantap banget deh kalau pakai rok tapi tetap bisa naik gunung dengan nyaman.
BalasHapus