Saya menyesal, kenapa baru mengetahui dan baru blogwalking ke Blog Moma Mbak Liza P. Arjanto baru-baru ini saja. Menyesal kenapa tidak dari dulu mengenalnya. Betapa tidak, setiap menyusuri beberapa kisah-kisah inspiratif di dalam blognya saya merasa tertohok. Banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari berbagai kisah tersebut. Ada saja hal yang membuat saya bilang pada diri sendiri "Tuh Lin lihat, baca! ya kan?" Aiiih jadi malu hati.
Salah satu kisah inspiratifnya bisa kita baca dalam sebuah judul "3 tips menjaga keikhlasan dan sebutir telur". Tentang keikhlasan seorang nenek penjual telur asin yang memberikan gratis satu butir telur jualannya kepada keluarga Mbak Liza meskipun si nenek harus mengorbankan keuntungan yang tak seberapa. Bukankah hal seperti itu secara matematis tentu akan mengurangi pendapatan si nenek? Nah bandingkan jika si nenek yang penghasilannya tak seberapa, rela mengurangi pendapatannya demi memberi bagaimana dengan saya? Iya saya. Apakah saya akan rela mengurangi keuntungan jika berada dalam posisi sebagai penjual? Entahlah. Belum tentu. Karena kadar ikhlas dalam memberi pada setiap orang berbeda-beda. Namun dengan berkaca pada teladan kisah ini tentu kita bisa mencontoh dan menaikkan kadar ikhlas.
Dalam artikel judul di atas, Mbak Liza memberikan 3 tips bagaimana cara merawat keikhlasan dalam memberi. Pertama, lupakan; kedua, perbanyak; dan ketiga, berilah pada orang yang tak mungkin membalas. Ah iya. Setuju dan sepakat. Semoga bisa saya praktekkan.
Tampilan blognya memang sederhana. Namun siapa sangka kesederhanaan tampilan tidak sesederhana isi blognya. Menelusuri halaman-demi halaman kita akan terenyuh dengan berbagai kisah inspiratif di dalamnya. Tema tentang parenting pun akan menambah wawasan kita sebagai para orang tua bagaimana mensiasati pola asuh terhadap anak. Karya-karyanya yang bertebaran di media seperti di majalah Femina, Gadis, harian Suara Meredeka, Kompas, Tabloid Nova dan lainnya membuat saya berdecak kagum. Duh produktif banget sih ibu enam anak ini. Hellooow bagaimana dengan saya yang baru punya anak satu? *tutup muka.
Karya-karya beliau di media pun beragam seperti cerpen anak, cerpen remaja, dan dewasa. Heran juga biasanya penulis cerpen itu punya genre masing-masing dan rata-rata selalu menulis di genrenya saja. Misal yang biasa nulis cerpen anak akan terus saja menulis cerpen anak. Nah kalau Mbak Liza ini malah unik, semua cerpen dijajalnya dan hasilnya tetap bisa tampil di media. Nah ini namanya multitalenta. Bisa menguasai semua genre.
Dengan membuka blog Moma Liza ini saya dibuat berkaca pada karya saya sendiri. Karya saya yang terbit di media baru beberapa biji dan bahkan tahun ini belum sama sekali menulis untuk media. Padahal awal tahun 2016 sudah buat resolusi bahwa tiap bulan harus menghasilkan minimal satu tulisan yang terbit di media. Namun sudah ada tanda-tanda saya tidak commit pada resolusi yang dibuat sendiri. Duuh boro-boro nulis buat media, mengisi blog saja mulai males-malesan kalau tidak dipecut oleh teman-teman grup Blogger yang pada produktif seperti di Blogger Perempuan dimana saya dan Mbak Liza sama-sama berkumpul.
Mbak Liza tolong pecut saya untuk berkarya ya!
Home Blog Review Menyerap Kisah Inspiratif dari Blog Liza P. Arjanto
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Ayo pecut aku mbak, biar bisa pede nulis utk media juga
BalasHapuspecut aku sih kak wkakkakak udah lama ngga nulis di media
BalasHapusmudah-mudahan makin banayktulisan Mbak LIna ya tembus media cetak ya
BalasHapusAyo mba Lina, nulis di media. Tulisan traveling mba udah banyak, saatnya merambah media. :D
BalasHapuskeren ya bias nulis cerpen dari berbagai genre..ayo mbak lina, semangatt
BalasHapusahh mau juga dipecut doonk Mbaaaa...
BalasHapusdengan senang hatii..
Aku udah mampir ke blognya mba Liza. Iya betul. Keren dan informatif. Kapan ya aku bs tembus ke media :)
BalasHapusSetiap berkunjung ke blog orang2 yang tulisannya bagus pasti tampilan blognya cukup sederhana, contohnya ya blog ini. Boleh sharing2 ya Mbak, maklum masih belajar ngeblog juga... :-)
BalasHapus