Libur Lebaran Jalan-Jalan ke Treasure Bay Bintan


Treasure Bay Bintan
Chila Belajar Mengambang

Treasure Bay Bintan, kini mulai menjadi magnet dan daya tarik pariwisata unggulan di Provinsi Kepri. Kehadirannya diharapkan dapat mendongkrak tingkat kedatangan turis mancanegara ke wilayah Kepri dan dapat mengangkat Pulau Bintan sebagai salah satu destinasi wisata terkenal di Asia. Dan tentu saja sebagai masyarakat Provinsi Kepri saya sendiri  merasa bangga dan senang dengan hadirnya icon wisata baru di tengah-tengah kami. 

Treasure Bay Bintan merupakan sebuah kawasan terpadu dengan luas 338 hektar yang dibangun oleh konsorsium perusahaan Malaysia, Landmark Holding Sdn Bhd. Kawasan ini akan dikembangkan menjadi kota rekreasi dengan mengintegrasikan berbagai fasilitas, atraksi, wahana permainan, hunian, ruang terbuka hijau, mangrove eco park, Crystal Lagoon (yang digadang-gadang menjadi kolam air asin terbesar di Asia Tenggara), marina, resort dengan konsep glamping (glamour and camping), dan masih banyak lagi fasilitas lainnya yang akan dibangun pada tahap-tahap selanjutnya.


Kehadiran Treasure Bay Bintan terutama Crystal Lagoon telah memberikan alternatif liburan lain bagi mereka yang ingin berenang dan menikmati suasana pantai tanpa takut deburan ombak atau disengat hewan/binatang laut. Dengan warna air kolam yang biru tosca, Crystal Lagoon selalu cantik dilihat baik dalam cuaca terang maupun mendung.

Tak ingin melewatkan kesempatan saat sedang berada di Bintan, maka setelah sehari sebelumnya kami bertamasya ke Pantai Trikora, hari kedua lebaran kami berangkat menuju ke Treasure Bay yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Kota Tanjungpinang, tempat kami menginap. Sebenarnya tujuan utamanya hanya satu yakni berenang lagi dan lagi. Mengantar Chila yang semakin hari semakin besar keinginan untuk bisa berenang, mengapung dan menyelam di air. #MulaiKeracunan :D

Karena tidak ada petunjuk dan marka jalan yang jelas mengenai arah ke Treasure Bay, maka kami sempat nyasar ke Kawasan resort di Lagoi Bay. Ternyata setelah bertanya kepada petugas keamanan di lapangan parkir, kami salah belok. Seharusnya belok kiri bukan belok kanan. Saya pun memeriksa posisi kami di google map dan ternyata Treasure Bay sudah tidak begitu jauh lagi dari sana. Setelah pintu keluar kawasan Lagoi Bay, tinggal kembali ke jalan semula dan lurus saja tidak belok-belok hingga menemukan bangunan beratap hitam dan bercat putih yang menjadi pintu masuk menuju Crystal Lagoon.

Treasure Bay Bintan
Bangunan Utama Menuju Pintu Masuk
Antri di Konter Tiket

Suasana pintu masuk sangat ramai. Tak heran karena masih suasana liburan. Namun karena petugas yang melayani tiket cukup banyak, antrian pun tidak terlalu mengular. Untuk tiket masuk dewasa 100.000 rupiah sedangkan anak-anak 50.000 rupiah.  Tanda masuk berupa gelang karet bertuliskan Treasure bay. Karena gelang ini harus dikembalikan saat pulang, pengunjung dikenakan deposit sebesar 40.000 rupiah yang menjadi jaminan seandainya gelang hilang. 

Oh ya dari tiket masuk sebesar 100.000 rupiah ini, 80 ribu rupiahnya bisa digunakan untuk menjajal wahana-wahana menarik seperti mengendarai ATV, segway, buggy, electric mini bike, electric vespa, atau lainnya. Tinggal tunjukkan gelang karet yang sudah ditanami chip, maka tiket akan terpotong sebesar harga wahana yang diinginkan. Ketika rupiah yang di chip sudah banyak terpotong sementara kita masih ingin menjajal kembali wahana lainnya, kita tinggal melakukan top-up di konter masuk.

Treasure Bay Bintan
Gelang Orange

Treasure Bay Bintan

Crystal Lagoon
Bersih banget kan?

Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, keinginan utama kami hanyalah berenang. Maka tanpa menunggu apa-apa lagi, di siang yang terik pun Chila langsung nyemplung ke kolam yang berwarna biru tosca itu. Namun ketika air kolamnya dilihat dari jarak dekat tampak bening dengan permukaan kolam yang tenang.  Nyaris tidak ada ombak dan riak.

Saya dan suami hanya duduk-duduk mengawasi Chila berenang dari bawah payung tenda berwarna putih yang berjejer di sepanjang tepian kolam. Udara sangat menyengat, dan saya teramat malas untuk beraktifitas di bawah udara terik seperti itu. Rasanya enggan mau ngapa-ngapain juga kecuali berbaring manja di bangku panjang di bawah payung tenda.

Crystal Lagoon


Berteduh di sini aja
Crystal Lagoon Bintan
Biru Tosca

Berkali-kali Cila tampak mencoba telentang. Satu kali, dua kali, gagal. Badannya tenggelam ke dasar kolam. Namun Chila tidak menyerah ia terus mencoba dan mencoba lagi sendiri. Dan akhirnya... horeee Chila sudah bisa mengambang. Saya sendiri kaget, hanya bisa teori namun praktek tidak bisa sama sekali hehe.

Tengah hari yang terik perut mulai lapar. Di dekat pintu masuk berbagai jenis makanan ramai dikerubutin pembeli meskipun harganya terbilang mahal. Untuk satu porsi siomay saja harganya 20.000 rupiah. Padahal di abang-abang yang lewat depan rumah biasa bayar 10.000 rupiah. Weww. Mihil. Pelajaran nih kalau ke sini lagi bawa bekal banyak-banyak namun tetap waspada sepertinya penjaga pintu masuk melarang pengunjung membawa makanan dari luar. Sewaktu saya melintas masuk, petugas penjaga bertanya tentang kresek yang saya bawa apakah berisi makanan atau bukan. Saya jawab bukan karena memang isinya hanya baju renang basah yang dipakai kami sehari sebelumnya di pantai Trikora.

Sambil menunggu pesanan siomay selesai, saya mencari-cari mushola untuk sholat dzuhur. Setelah bertanya sana-sini, seorang petugas kebersihan menunjukkan saya ke sebuah bangunan kecil di tepi lapangan. Dan ternyata mushola yang dimaksud sangat sempit. Hanya muat 4 orang saja. Duuuh. Selalu merasa janggal, aneh, dan sedih jika melihat hal timpang seperti ini. Bangunan-bangunan didirikan megah nan luas namun musholanya seuprit. 

Ketika saya menuju mushola, tampak beberapa orang laki-laki sedang melaksanakan sholat di teras bangunan yang bersebrangan dengan mushola dikarenakan musholanya penuh.

Mushola di Treasure Bay


Tidak heran memang. Semenjak dahulu, bahkan di Jakarta sendiri, di mal dan pusat perbelanjaan yang besar, saya pernah kesukaran untuk mendapatkan mushola. Saya tidak ingat apakah kejadiannya di Jakarta atau di Batam, suatu waktu saya sedang berada di sebuah mal dan mencari-cari dimana letak mushola. Seorang petugas kebersihan yang saya tanya menyatakan bahwa tidak ada mushola di mal tersebut. Akhirnya saya pun sholat dengan bersajadahkan kardus yang diberi oleh si petugas kebersihan tadi. Tak lupa menyelipkan sedikit doa  semoga kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.

Jujur sih, saya kecewa, tapi bisa apa. Mushola mungkin tidak ada dalam master plan yang akan mereka bangun. Mushola mungkin tidak pernah terfikirkan sama sekali oleh para perancang kawasan ini. Padahal ratusan dan mungkin ribuan pengunjung muslim sangat membutuhkan fasilitas penting yang satu ini. Semoga saja saya salah. Semoga apa yang saya duga-duga tidak benar.

Jam 3 sore saya dan Chila segera beranjak menuju tempat bilas. Suasana sangat ramai dan sesak oleh antrian. Bangku yang sedianya untuk diduduki malah dipenuhi oleh barang-barang seperti tas, handuk, baju basah dan baju ganti. Ditambah lagi di dalam ruang bilas tidak ada hanger sehingga pengunjung kesulitan meletakkan barang-barang mereka. Namanya mau ganti baju pasti bawa baju ganti. Kalau tidak ada hanger tentu pengunjung kebingungan mau meletakkan dimana? Yakan! Semoga diperhatikan dan menjadi catatan pengelola di Crystal Lagoon.

Berikut foto beberapa wahana yang tersedia di Crystal Lagoon:


Canoe

Scooter ramah lingkungan tidak bersuara.

Becak air kali ya? :D


Wahana permainan di tengah kolam

ATV mini untuk anak-anak

Jam setengah lima sore kami sudah berkemas untuk pulang kembali ke Tanjungpinang. Di kilometer 11 menuju Tanjung Pinang kami membeli oleh-oleh berupa pete dan jengkol untuk dibawa pulang ke Batam esok harinya. Paduan yang pas untuk lalap makan siang yang menyenangkan setelah liburan :D Terlebih harganya murah hanya 40 ribu rupiah per kilogram sementara saat itu di Batam harga pete masih sekitran 60 ribu rupiah. Wajar sifat emak-emak saya keluar, selalu ada rasa bangga mendapatkan harga barang yang lebih murah :D

41 komentar :

  1. Keren eui foto-fotonya!! waktu kami di sana langit berawan :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini aja malas keliling-keliling Bang Uma. Ke sononya lagi malah tambah cakep view-nya.

      Hapus
  2. bulan depan wajib kesini #jogedjoged

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus dong sebagai Traveller Kepri belum sah kalau belum berkunjung ke sana :D

      Hapus
  3. Bagus tempatnya ya, seru bisa ke sini. Aaah suka banget deh jalan-jalan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ini tempatnya memang keren Mbak saya aja pengen ke sini lagi. Kurang lama.

      Hapus
  4. Wooowww keren banget tempatnya...pengeen kesanaaa.... eh tp selalu gtu deh mbak mushola tu tempatnya nyempil kecil dan kadang dekil. Nyebelim :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak ini tempatnya keren memang. Pasarnya untuk internasional malah bukan cuma lokal saja.

      Hapus
  5. Sempat aja ambil foto2 permainan, aku mau foto mereka cepat betul jalannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini pun yang ambil foto-foto wahana ayahnya Chila Rin. Aku mah malas euy, fanasss

      Hapus
  6. Nggak ada kata lain selain KEREN! Tandain dulu buat jadi destinasi piknik next holiday ahh.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan Mbak. Ini bisa jadi rekomendasi piknik saat bingung mau kemana lagi :D

      Hapus
  7. miris ya teh liat musholanya.....itupun sebenarnya pos satpam, namun dirubah jadi mushola... miriss....

    BalasHapus
  8. Waw Pulau Bintan sekarang menjadi primadona baru ya untuk wisata pantai. Oya tentang Mushala yang sempit di mall2 dan tempat wisata, harusnya mulai sekarang sudah diubah paradigma tersebut oleh para pengembang tempat2 umum, meski mereka non muslim sekalipun. Karena bagaimanapun karyawan dan pengunjungnya banyak yang Muslim. Alhamdulillah di Surabaya ada dua mall besar yang memberi porsi yang sangat bagus untuk Mushalanya yakni Grand City Mall dan PTC Pakuwon Mall.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak Titi Bintan sudah mulai ngehits menjadi tujuan traveling. Btw, pengusaha-pengusaha di Surabaya keren banget ya. Semoga mushola yang dibangun mereka akan menjadi berkah bagi usaha yang mereka kelola. Tolong diaminkan.

      Hapus
  9. Wiiihh.. bisa canoing ya mba :D. Seru banget! Betah juga karena banyak yang bisa dinikmati di sana :).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa banget. Seru deh kalau liburan ke sini, banyak wahan yang harus dicoba.

      Hapus
  10. kereeen, bgus artileknya

    BalasHapus
  11. Balasan
    1. Iya tempatnya keren. Saya malah pengen lamaan lagi di sini.

      Hapus
  12. Foto-fotonya keren. Bisa jadi referensi ni kalau mau liburan ke Bintan

    BalasHapus
  13. Bersih bangey dan suka sama warna air nya.

    Kak itu kalo perginrombongan ngak diskon ??? Sudah lah 70 rebu saja yaaa hahaha #Nawar

    BalasHapus
  14. Bintan Lagoon memang keren banget ya mbak :)

    BalasHapus
  15. Wah...lokasi berlibur yang asik bareng keluarga nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bareng keluarga tambah seru loh Mbak.

      Hapus
  16. Aihhh kemarin sempet lihat iklannya, ternyata beneran keren ya!!! Kalo difoto instagramable banget nih! Btw, salam kenal ya Mba Lina :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah ada ya iklannya? Belum pernah lihat. Salam kenal juga Irham. Makasih sudah berkunjung.

      Hapus
  17. Asyiknya lebaran bisa liburan bersama keluarga, tahun ini kami liburan di rumah saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Alhamdulillah Wan. Gpp yang penting anak-anak senang dan Ivone sehat.

      Hapus
  18. wahh sesuai banget ya mba dengan nama destinasinya. Treasure... dan melihat foto2nya ya memang sesuatu bangfet.. pasti Cila ga bisa melupakan kenangan main ke sana...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Ira ini sepertinya begitu, karena tempatnya bersejarah banget buat Chila haha. Pertama kali bisa mengambang ya di kolam ini.

      Hapus
  19. Keren banget! Referensi liburan anti mainstream!

    Adis takdos
    travel comedy blogger
    www.whateverbackpacker.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha iya Dis, anti mainstream kalau buat orang Pulau Jawa mah. Tapi di Batam dan Bintan udah jadi mainstream :D

      Hapus
  20. mungkin kak, mungkin loh ya.. target kunjungan mereka bukan muslim kak :)

    sehingga musholla tidak jadi bagian dari master plan mereka. kecuali pemerintah bintan mewajibkannya.. macam di aceh :D

    BalasHapus
  21. Saya mau kesana ..InsyaAllah minggu ini.....

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita