4 Prinsip Dasar Bertahan Hidup dalam Cuaca Dingin

Chila dan Ayahnya mengenakan jaket ultra light yang ringan namun hangat digunakan saat berada di gunung yang bercuaca dingin.

Bagi manusia tropis seperti kita, yang sehari-hari selalu berada dalam cuaca hangat dan lembab, berada di cuaca ekstrim seperti di ketinggian gunung, wilayah sub tropis, atau kutub, tentu akan sangat menyiksa. Pada tahap tertentu, cuaca ekstrim akan dapat membahayakan tubuh bahkan menyebabkan kematian. 


Untuk itu, bagi para pecinta dunia petualangan dan olahraga ekstrim yang sangat berhubungan dengan kondisi cuaca seperti mendaki gunung, rock climbing, rafting, ice skating, caving, dan lain sebagainya, penting mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan menurunnya suhu tubuh sehingga tidak akan terkena gejala hipotermia. Yakni suatu kondisi di mana mekanisme tubuh kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Penderita hipotermia umumnya mengalami penurunan suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. 

Beberapa waktu lalu, seorang teman senior dalam pendakian gunung yang juga seorang wildlife videographer, mountain guide serta dive master (dive guide), Mohammad Anshori atau saya memanggilnya Bang Ori, mengadakan sesi sharing dengan para penggiat alam bebas di D'Explorer Corner Depok. Karena saya tidak hadir, maka saya meminta materi yang ia sampaikan agar dapat membaca dan belajar kembali.

Melalui email, Bang Ori pun mengirimkan materi sharing-nya. Materi yang bagus mengenai cara menangani dan menghindari paparan cuaca dingin terhadap tubuh kita. Ia menerangkan  4 prinsip dasar yang harus kita perhatikan untuk menjaga tubuh agar tetap hangat. 

Untuk memudahkan kita dalam mengingatnya, maka digunakan kata “COLD”. Berikut paparan yang saya terima:

- C = Clean (keep clothing clean)
- O = Overheating (avoid overheating)
- L = Loose and in layer (wear clothes loose and in layer)
- D = Dry (keep clothing dry)


C = clean (keep clothing clean)

C (clean) : Jaga pakaian tetap bersih. Prinsip ini selalu penting untuk sanitasi dan kenyamanan. Penting juga dari sudut kehangatan. Pakaian kusut dengan kotoran dan lemak, akan kehilangan banyak nilai insulasi dari pakaian tersebut. Panas dapat terlepas lebih mudah dari tubuh melalui kotoran dan noda.


O = overheating (avoid overheating)
O (overheating) : Ketika kita mendapatkan panas berlebihan, kita berkeringat dan pakaian akan menyerap kelembaban. Hal ini mempengaruhi kehangatan tubuh kita dalam dua cara: kelembaban menurunkan kualitas isolasi pakaian, dan keringat menguap, tubuh akan mendingin. Sesuaikan pakaian sehingga tidak terlampau berkeringat.

 L = loose and in layer (wear clothes loose and in layer)
L (loose and layer) : Kenakan pakaian sedikit longgar dan berlapis. Mengenakan pakaian ketat dan alas kaki membatasi sirkulasi darah dan dapat mengakibatkan cedera. Hal ini juga mengurangi volume udara yang terjebak antara lapisan, mengurangi nilai isolasinya. Beberapa lapis pakaian ringan lebih baik dari satu lapisan pakaian tebal. Karena lapisan memiliki ruang mati-udara di antara lapisan pakaian. Ruang mati-udara menyediakan isolasi ekstra. Pakaian yang berlapis-lapis memungkinkan untuk mengambil atau menambahkan lapisan pakaian untuk mencegah keringat berlebihan atau untuk meningkatkan kehangatan.

Saya teringat saat mendaki Gunung Kerinci dan harus menginap di pos terakhir sebelum ke puncak. Saya terlihat biasa-biasa saja sementara yang lain menggigil kedinginan. Rahasianya apa? Saya mengenakan 4 lapis pakaian. Haha.

D = dry (keep clothing dry) 
D (dry) : pakaian harus selalu kering. Pada suhu dingin, pastikan pakaian selalu dalam keadaan kering. Pakaian yang kering menjadikan tubuh kita hangat. Lapisi dengan jaket atau lapisi pakaian lain jika tubuh merasa dingin. Lakukan dengan mempertimbangkan suhu dingin dan jenis lapisan pakaiannya.

Nah pakaian-pakaian seperti jaket yang mengandung bahan gore-tex, polar dan fleece bisa bisa digunakan dalam keadaan cuaca ekstrim. Bahan seperti ini cocok digunakan untuk bepergian ke wilayah-wilayah beriklim dingin. 

18 komentar :

  1. keluarga petualang sejati kerennn ah, noted tips nya kerennnn ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Asad. Jangan lupa pakai jaket ya kalau ke gunung haha.

      Hapus
  2. layer emang penting banget, walaupun takes time kalau mau pergi ke luar rumah, plus satu lagi, sebelum keluar rumah kalau mandi air hangat terlebih dahulu biasanya cukup membantu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mandi air hangat boleh juga. Noted.

      Hapus
  3. Ohhh begitu toh. COLD kalau mau mengingatnya

    BalasHapus
  4. kalau bertahan hidup dalam dingginya cinta gimana kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bertahan hidup dari dinginnya cinta itu segera hangatkan dengan pelukan. Haha.

      Hapus
  5. Terima kasih artikelnya teh, bermanfaat deh..

    BalasHapus
  6. Nice tips teh, berguna nih kalo pulkam ke kampung suami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kalau di kampung dingin banget pakai baju secara layering saja.

      Hapus
  7. Iya, cuaca dingin bikin tersiksa. Saya biasanya kalo traveling pas musim dingin, pake pakaian berlapis-lapis plus jaket!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tepat Bang Uma. Supaya badan tetap hangat.

      Hapus
  8. Nice tips teh. Ngomongin soal dingin, jadi kangen naik gunung deh.

    BalasHapus
  9. Asyiknya adventure bersama... Semoga one day kami bisa melakukan hal yg sama. BTW nice tips teh...

    BalasHapus
  10. Pemakaian baju yang tepat juga berpengaruh sekali untuk daya tahan tubuh kita rupanya. nice tulisan. tfs

    BalasHapus
  11. Nice! thank you so much! Thank you for sharing. Your blog posts are more interesting and informative. I think there are many people like and visit it regularly, including me.

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita