Liburan Seru ke Pulau Dedap Batam

Pulau Dedap Batam
Pulau Dedap Batam

Perahu motor (pompong) yang kami tumpangi melesat melaju menuju Pulau Dedap. Pulau ini jaraknya sekitar 10 menit perjalanan laut dari Pulau Abang. Dari kejauhan, Pulau Dedap mulai terlihat. Segaris pantai dengan pasir putihnya tampak begitu menggoda. Anak-anak sudah heboh begitu juga dengan bapak-bapak dan ibu-ibunya. Semua antusias ingin segera tiba.


Perlahan pompong merapat di pantai yang landai. Sauh dilempar dan diikatkan pada dahan pohon bakau yang tumbuh rimbun di antara hamparan pasir putih yang terendam air laut. Jangkar segera diturunkan. Anak-anak sudah tak sabar lagi, langsung berlompatan terjun dari pompong ke laut yang dangkal. Begitu juga dengan Sierra, anak saya. Turut melompat menceburkan diri ke air laut yang hari itu berwarna tosca. Sedangkan para ibu dan bapak beristirahat terlebih dahulu di beberapa pondok yang sudah disediakan oleh pengelola di sekitar pantai.

Pulau Dedap
Turun dari pompong


Setahu saya, beberapa tahun lalu pulau ini belum dikelola dengan baik. Namun, seiring membaiknya sektor pariwisata pada tahun itu (2019), pulau-pulau disekitar Pulau Abang termasuk salah satunya Pulau Dedap ini, mulai dilirik investor dan dikelola guna dikembangkan sebagai destinasi wisata. Namun karena kondisinya masih dalam tahap pengembangan, promosi belum begitu gencar dan pengunjung juga masih belum begitu banyak. 


Kini, di tengah pandemi global seperti sekarang ini, dimana sektor pariwisata terpukul habis, saya sedikit pesimis destinasi wisata seperti pulau-pulau cantik di gugusan Pulau Abang di kawasan selatan perairan Batam ini bisa pulih dengan cepat.


Angin bertiup sedikit kencang. Membawa arus yang cukup kuat sehingga hanya dengan diam berjemur di atas pelampung saja, saya dan teman-teman sudah terseret ombak bermeter-meter jaraknya. Ya, pada akhirnya kami nyemplung juga ke laut.  Rasanya tak tahan melihat air laut yang tosca terkadang ada bagian tertentu yang biru kehijau-hijauan seperti warna turqoise. Warna-warna cantik yang terpampang menggoda di depan mata. Dan ketika mendekat, air lautnya begitu jernih dan hangat, sehingga malam untuk beranjak kalau tidak segera tersadar sudah sampai di tepian pasir.


Anak-anak terlihat bahagia. Beruntungnya, di sana terdapat sebuah perahu kayak yang tidak terpakai. Anak-anak asyik turun naik perahu kayak berkali-kali karena selalu saja ada yang jail menumpahkan isi perahu ke laut. Bukannya marah, mereka malah senang dan tertawa-tawa. Para ibu dan bapak yang mendampingi pun jadi ikut bahagia melihat keceriaan mereka. Jika ingat kenangan itu, sekarang saya hanya ingin mengajak mereka kembali ke pulau ini. Sungguh senang melihat anak-anak tertawa lepas bermain dan berenang.


Hari itu, tidak banyak pengunjung lain yang datang. Hanya rombongan kami dan dua tiga orang lainnya yang sedang mengajak anak mereka berenang. Maka tak heran, kami sangat antusias dan gembira karena bebas bermain pasir dan berenang. Serasa pantai ini hanya milik kami saja.

Pulau Dedap
Berenang bersama


Dua setengah jam berlalu, waktu kami sudah habis karena siang itu harus segera pergi menghadiri undangan pernikahan di Pulau Abang. Kalau tidak ada undangan ini, sampai sore hingga malam pun kami tetap betah berlama-lama di sana. 


Satu per satu anak-anak dipanggil untuk kembali naik ke pompong. Dengan bermalas-malasan mereka beranjak dari laut. Kalau saja bunyi mesin pompong tidak dinyalakan, mereka tentu tidak akan naik dari pantai karena masih betah. Sebagian malah ada yang ngambek karena menurut mereka, kami pulang kecepatan.

 

Fasilitas Pulau Dedap

Belum banyak fasilitas yang disediakan pengelola di pulau ini. Baru terdapat fasilitas dasar seperti toilet dan pondok-pondok serta bangku-bangku untuk pengunjung duduk berisitirahat.


Bagaimana caranya menuju Pulau Dedap dari Batam?

Dari Batam naik angkutan umum jurusan Barelang yang disebut angkutan Kandap. Angkutan ini biasanya ngetem di depan SP Plaza Batu Aji setiap hari dari pagi hingga magrib. Ongkos sekitar Rp 18.000. Ketika tiba di Pulau Galang Baru (pulau terakhir jalur Jalan Raya Barelang) minta diturunkan di Pelabuhan Hasyim. Belokan menuju pelabuhan ini mudah dilihat, ditandai dengan adanya dua tower telekomunikasi yang saling berdekatan.


Dari Pelabuhan Hasyim kemudian kita bisa menyewa pompong langsung menuju Pulau Dedap. Harga sewa pompong tergantung negosiasi. Kalau rame-rame sekitar 10 - 15 orang harga per orangnya tentu bisa ditekan lebih murah lagi. Waktu tempuh kurang lebih 30-40 menit tergantung besar kecilnya ombak.

 

Ketika sampai di lokasi, pastikan izin kepada penjaga pulau untuk berenang atau bermain-main di sana dan menanyakan apakah ada tiket masuk. Sewaktu kami ke sana, masih belum dimintai tiket masuk mungkin karena masih baru mau dibuka. Kami hanya membayar untuk air kelapa saja Rp 10.000 per buah yang kami beli dari penjaga pulau.

Pulau Dedap
Penjaga pulau sedang mengupas buah kelapa


Jangan lupa juga bawa makanan yang cukup untuk makan siang atau ngemil karena tidak ada warung yang berjualan. Jangan lupa jaga kebersihan. Sampah-sampah plastik, kaleng, stirofoam yang kita bawa dari rumah, pastikan dibawa pulang kembali agar tidak mencemari laut di sana. Selalu bijak untuk tidak membuang sampah ke laut.


Pulau Dedap sangat direkomendasikan untuk kegiatan outdoor seperti berkemah atau kemping. 


 

 


39 komentar :

  1. Pariwisata termasuk sektor yang pertama kali kena dampak dan mungkin pemulihannya juga terakhir. Sedih kalau mikirin hal ini. Ya semoga aja pandemi segera berakhir. Biar semua kembali normal

    BalasHapus
  2. Semacam island hopping ya ini, Mbak Lina? setelah dari Pulau Abang ke Pulau Dedap.

    SAya nyesal euy, dulu pernah tinggal ke Pekanbaru, gak eksplorasi Kepulauan Riau .... hiks.

    BalasHapus
  3. Nah ini nih, toilet! Biasanya suka bingung ketika main ke pulau, pantai dll :) ALhamdulillaah di Pulau Dedap disediakan ya mbak. ASiknya minum air kelapa di sana sambil menikmati pemandangannya. Air laut kelihatan tosca gitu cantik banget. Semoga makin dikenal wosatwan ya, meskipun baru dalam tahap pengembangan.

    BalasHapus
  4. Asyiknya bisa menikmati suasana pantai yang indah hanya dengan orang-orang terdekat. Jadi bisa lebih menikmati karena tidak banyak orang di pantainya, ya...

    BalasHapus
  5. yang aku bayangin tuh mba saat naik perahu ke pulau dedep batam, bisa-bisa aku mual karena emang norak kalo perahu goyang-goyang karena ombak kecil lantas bisa mabok hahahha

    BalasHapus
  6. Aku kangen banget dengan kota Batam, sudah 2x kesana tapi belum puas mengeskplor wisatanya.

    BalasHapus
  7. Semoga sisi baik dari pandemi ini, tempatempat2 wisata bisa restorasi dan pemulihan lebih dulu kalau biasanya selalu ga brenti dikunjungi...apalagi untuk pantai2 yg masih cantik gini rasanya juga sayang bgt klo sampe rusak... Jalan tengahnya semoga orang2 makin sadar dgn konsep pariwisata berkelanjutan

    BalasHapus
  8. Duuuh kebayang indahnya laut biru begini, pasti main air di situ jadi ga kerasa ya. Pantesan anak-anak ga mau pulang, aku pun misal diajak ke sana pasti juga ingin berlama-lama. Semoga saja pandemi ini segera berakhir agar tempat-tempat wisata yang baru dikembangkan gini bisa kembali hidup.

    BalasHapus
  9. Duh aku jadi rindu dengan vitamin sea, rindu dengar deburan ombak dan tentunya es kelapa atau minuman segar yang ada disekitar situ. Semoga nanti bisa ada rejeki untuk menyambangi pulau Dedap Batam ya mbak.

    BalasHapus
  10. Nah aku juga senang kalau ke pantai itu bawa makanan dan minuman sendiri mba. Apalagi kalau makan kesukaan ya. Tapi emang harus buang sampah pada tempatnya ya mba

    BalasHapus
  11. wah liatnya seneng banget aku mbak. pantai pasir putih gini sukaan anak2ku. Pariwisata di Pulau Dedap Batam ini nyenengin banget

    BalasHapus
  12. Pulaunya belum tersentuh ya Mbak jadi fasilitasnya masih seadanya tapi pemandangannya asli indah banget...

    BalasHapus
  13. Mbkkk, aku udah kangen banget sama Batam. Termasuk explore pulau pulau kecilnya di sekitaran Batam. Kalo ada toilet, insya Allah aman lah ya hehe... Selain itu bisa bawa makanan s3ndiri, tiduran di pasir :)

    BalasHapus
  14. Seru banget ya menghadiri pesta pernikahan dengan pemandangan yang indah sekali. Pastinta meriah dan mupeng aku lihat pemandangan ini

    BalasHapus
  15. Aku paling malas main air kalo ke laut ya karena toiletnya, mbaaak
    Padahal pengen nyebur kalo lihat air biru apalagi bening. Semoga pandemi lekas berlalu, meski untuk pemulihan tempat wisata tentu butuh waktu lama ya mbak. Aku ikut hepi lihat anak-anak yang kecemplung laut tapi malah tertawa-tawa

    BalasHapus
  16. Kalau sepi gitu enaknya mba berasa banget nikmatinnya sayang ya ga bisa lama krn harus kondangan..jujur ini cakep banget deh

    BalasHapus
  17. duhhh lautnya jernih sekali mba. pengen banget rasanya pergi ke sana :") kangen suasana pantai gini. kangen kampung halamanku jug apantai laut mak jadi pengen pulang huhuh. walau pantainya ga seindah dedap mak xD

    BalasHapus
  18. Turut sedih dengan nasib pulau cantik yang baru jd tujuan wisata ini mbak, semoga ada jalan keluarnya, khususnya buat masyarakat di sana ya.
    Cantik sekali, semoga pandemi lekas usai dan bisa ramai lagi di sana dengan wisatawan

    BalasHapus
  19. Kak Linaa...
    Itu airnya, mashaAllah...sejernih itu yaa... Aku jadi ingat beberapa tahun yang lalu, saat masih SD, main ke Pantai Senggigi.

    Btw,
    Kalau belum ada fasilitas, berarti tendanya bawa sendiri?
    Lebih hemaatt...asik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Melihat pantai, jadi pengen main air.
      Huhu...rindu melaut. Anak-anak bahagia banget ya, kak Lina.

      Hapus
  20. Baca postingan jalan-jalan pas masa karantina kayak gini lumayan buat ngobati kangen jalan-jalan. Pulaunya nggak terlalu ramai pula, kayaknya seru banget buat piknik bareng keluarga. Rame-rame, gelar tiker trus makan bersama.

    BalasHapus
  21. Di Pulau Dedap apa ada rumah penduduk? atau memang untuk destinasi wisata? Enak lho kalau ga ada tiket masuk berarti belum gitu komersil.

    BalasHapus
  22. Masyaallah tabarakallah ini indah sekali, perpaduan air dan langit yang saling melengkapi yah. Duh jadi ingin jalan - jalan kesini deh, ke pulau Dedap Batam.

    BalasHapus
  23. Wah pasir putihnya jadi kangen mantai. Kapan ya bisa sampai Batam dan menikmati banyak tempat menarik di sana.

    BalasHapus
  24. Rasanya malah asyik kalau menurut saya kalau di situ tidak ada warung yang berjualan makanan. Pikniknya lebih terasa. Tentunya membawa bekal makanan sangat penting, apalagi bersama keluarga. Lalu, minumnya air degan itu, hmm....

    BalasHapus
  25. Pengunjung ke Pulau Dedap masih kurang banyak mungkin masih banyak orang yang belum tahu ya walaupun sudah mulai dilirik investor. Semoga aja setelah Pandemi bisa makin dikenal ya tapi tetap terjaga kelestariannya.
    Cantik banget padahal pantainya ya, tapi harus bawa makanan sendiri karena belum ada warung.

    BalasHapus
  26. Udah lama gak keluar rumah terus baca tulisan Mba Lina soal Pantai jadi kangen main Pasir dan air laut. Saya belum pernah ke Batam. Pengin deh suatu saat ke sana. Klo saya ada kesempatan ke sana, Pulau Dedap tidak boleh terlewat hehe

    BalasHapus
  27. Aiih...dari fotonya, pulau ini memang tampak cantiiik dan mengundang ya. Pasti asyik sekali bermain di sana,pantas anak2 betah ya mba..hehe..

    BalasHapus
  28. yaampun.. jadi kangen banget liburan ke pantai gitu. Apalagi kalo sepi yaa, berasa milik sendiri.. bisa puas banget main dan foto2 nya

    BalasHapus
  29. Makin penasaran nih sama Batam dan sekitarnya.
    semoga someday bisa main ke sana dan bisa mampir ke Pulau Dedap.

    btw, follow back blog saya ya mbak. thank you

    BalasHapus
  30. airnya jernih sekali :( saya jadi kangen ke pantai lihat foto2nya huhuhuu semoga pandemi ini segera berlalu ya

    BalasHapus
  31. MasyaAllah teh lihat nya jadi pengen kemping kesana. Btw itu kalau pergi naik angkutan umum pulang nya nungguin lama gak ya teh. Pengen juga rasanya berpetualang naik angkutan itu ke barelang sana

    BalasHapus
  32. Enaknya bisa main-main ke pantai. Aku kangen juga sama pantai, tp harus sabar dulu sampai pandemi berakhir

    BalasHapus
  33. MaasyaaAllah, pasirny putih bersih banget. Mengingatkanku sama Pantai Kemala, Balikpapan.
    Bening juga airny, bersihhh.
    Aku pun sedih Mb karena pandemi ini, banyak wisata Indonesia yg jadi sepii bangett, bahkan tutup (di kampung halamanku). Semoga pandemi segera berlalu. Semoga nanti bisa ada kesempatan ke Batam dan ke Pulau Dedap. Aamiin

    BalasHapus
  34. Masih asri dan terjaga banget ya pantainya lumayan ni jalan jalan virtual via blognya mba lina

    BalasHapus
  35. Melihat foto-foto laut ini bikin aku jadi rindu pengin jalan-jalan mba. Merasakan suasana alam, plus deburan ombak yang syahdu gitu ya. Main air bakalan bikin lupa waktu. ;)

    BalasHapus
  36. Pantainya asik banget, Batam memang terkenal dengan banyak Pulau ya mbak. Btw aku salfok sama kelapa mudanya pasti seger banget ya mbak bisa minum kelapa di tepi pantai.

    BalasHapus
  37. Duh Batam ini ya, kok banyak sekali pantai dan pulau indahnya ya. Jadi kepengen deh main-main ke Batam. Bakalan ke pantai terus deh kayaknya. Huhu semoga pandemi lekas kelar ya. Kangen bisa ke pantai.

    BalasHapus
  38. waaah kami makin tergodaaa dan kangen bangeet main ke pantai, menyeberang ke pulau dan berenang, snorkeling and even diving mbaaa

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita