Pulau Komodo, Keajaiban Dunia yang Sesungguhnya

Pernahkah satu ketika anda membayangkan terlempar ke masa lampau? Ke suatu masa di zaman purba dimana di sekitar anda masih berkeliaran hewan-hewan sebangsa dinosaurus seperti di film Jurassic Park? Kalau saya pernah, bahkan berandai-andai dapat menyaksikan salah satu hewan ajaib itu melalui mata kepala sendiri.


Bukankah keajaiban namanya jika sampai saat ini masih terdapat hewan purba yang bertahan hidup? Yang Survive di muka bumi melalui berbagai proses seleksi alam yang sarat bencana seperti letusan gunung berapi, kekeringan, kebakaran, badai, banjir, bahkan tsunami. Ini membuktikan betapa kuat dan gigihnya perjuangan hewan tersebut menghadapi berbagai kondisi alam yang ekstrim yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu.


Komodo Dragon. Gambar dari www.komodo.travel
   
  

Komodo, The Real Dragon!


Sang survivor, hewan purba yang masih bertahan itu salah satunya adalah komodo. Species kadal raksasa dengan panjang kurang lebih 3 meter serta berat mencapai 70 Kilogram ini adalah hewan pemakan daging atau karnivora. Ia menjadi predator di habitatnya sehingga menempati puncak rantai makanan. Tak heran jika berat tubuhnya ada yang mencapai lebih dari 150 Kilogram.


Komodo yang punya nama latin Varanus komodoensis adalah spesies luar biasa yang berhasil survive melampaui rentang waktu yang sangat panjang semenjak jutaan tahun silam. Uniknya ia hanya terdapat di satu wilayah saja di muka bumi ini, yakni di kawasan Taman Nasional Komodo Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Terutama di Pulau Rinca dan Pulau Komodo.


Jika kerinduan anda sama dengan saya, dimana keinginan berada di masa silam itu perlahan mengusik, anda tak perlu mengkhayal akan terciptanya mesin waktu untuk kembali ke masa itu. Cukup datanglah ke Taman Nasional Komodo. Tidak diperlukan passpor apalagi visa turis. Yup, tentu saja karena ia masih dalam bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia. 


Jika anda telah melanglang buana berkunjung ke berbagai negara lain di dunia, rasa-rasanya teramat “Ter-laa-lu…” jika ke tempat yang dekat ini saja belum pernah mengunjunginya. Sst..sst..sst..sebenarnya saya menulis ini sambil menepuk dahi dan menunjuk diri sendiri :D. Ya, saya memang belum pernah ke Pulau Komodo apalagi melanglang buana keliling dunia. Namun berkunjung ke sana suatu saat kelak, adalah sebuah mimpi besar bagi saya. Mimpi yang telah lama terpatri di hati. 


Adalah suatu keajaiban tersendiri bagi kita semua bisa berada di Jurassic Park sesungguhnya. Bukan sekedar menonton film saja namun kita benar-benar sedang Live berada di dalamnya. Suatu anugerah alam yang sejatinya kita syukuri karena telah membiarkan bukti keajaiban itu melenggang sendirian melalui lorong waktu yang teramat panjang.


Saya yakin keunikan, keeksotisan Pulau Komodo dan sekitarnya tidak kalah dengan pesona alam Afrika. Bentangan alam yang berbukit-bukit dengan hamparan savananya yang menghijau saat musim penghujan dan menguning di saat musim kemarau tiba, akan mampu memukau siapa pun yang mengunjunginya. Ditambah lagi dengan pesona baharinya yang beranekaragam. Jika wisatawan manca negara saja rela datang dari kejauhan demi menuju tempat ini, maka tidakkah dengan anda sekeluarga?



Pink Beach. Gambar diambil dari rileks.com



Di samping melihat komodo sebagai daya tarik utama, masih ada sisi lain dari pulau ini yang perlu dan wajib anda kunjungi. Yaitu Pantai Merah atau lebih dikenal dengan sebutan Pink Beach. Pantai berwarna merah muda ini sedemikian unik dan menarik karena lain dengan yang lain. Sebagaimana kita tahu bahwa pantai biasanya berpasir putih, abu-abu, atau hitam. Namun Pink Beach adalah pengecualian.


Di samping trekking ke bukit-bukit atau lying on the beach, anda juga dapat melakukan snorkeling atau sekalian diving diantara liukan manta ray (ikan pari) dan ratusan spesies ikan khas fauna garis wallace yang unik-unik. Di lokasi ini begitu banyak spot diving dengan terumbu karang dan ikan yang melimpah.


Jika anda berkunjung ke sana dalam waktu dekat ini, maka anda sangat beruntung karena bertepatan dengan serangkaian acara Sail Komodo yang kini masih digelar hingga pertengahan September 2013. Para wisatawan dapat menyaksikan berbagai pagelaran budaya dan lomba. Diantaranya ada lomba lari 10 K, lomba selam masal, turnamen mancing hingga menikmati pameran berbagai kerajinan masyarakat lokal.


Untuk menuju Pulau Komodo anda bisa menaiki pesawat terbang dari Bali menuju Labuan Bajo yang terletak di Tepi Barat Pulau Flores. Di Labuah Bajo ada begitu banyak kapal sewa seperti Speed Boat yang dapat anda gunakan menuju Pulau Komodo, Pulau Rinca dan sekitarnya dengan harga yang lumayan murah. Anda bahkan bisa ber-sharing cost dengan sesama traveler/wisatawan yang sama-sama akan berangkat ke sana. 


Dari informasi yang saya dapat, biaya sewa kapal secara sharing untuk 2 hari 1 malam kira-kira sekitar 600 atau 700 ribu rupiah per orang. Sudah termasuk makan dan minum yang disediakan awak kapal. Jika ingin menginap di kapal atau lebih dikenal dengan istilah Live on Board maka jangan sungkan-sungkan bertanya dan meminta bantuan kepada para operator tour wisata yang baik dan ramah-ramah di sekitar Labuan Bajo.


Usaha-usaha Pelestarian Komodo


Sejatinya usaha-usaha pelestarian komodo telah dilakukan oleh berbagai pihak semenjak dahulu. Misalnya saja pada tahun 1980 Pemerintah Indonesia menetapkan berdirinya Taman Nasional Komodo guna melindungi hewan langka ini beserta habitatnya. Kemudian pada tahun 1986 Badan khusus dunia untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan, UNESCO menetapkan Pulau Komodo sebagai Situs Warisan Dunia. Dengan begitu, bukan hanya Indonesia saja yang berkepentingan untuk melestarikan keberlangsungan hidup komodo, namun dunia juga. Selain itu pada tahun 2011, Organisasi New7Wonders (dengan segala kontroversinya) mendaulat Pulau Komodo sebagai New7Wonders of Nature, yakni sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang terbentuk secara alami. 


Komodo National Park Board. Pic: duniacyber.com


Namun yang patut kita hargai dan beri apresiasi adalah budaya dari masyarakat lokal Pulau Komodo itu sendiri yang menganggap perbuatan tabu bahkan terlarang jika membunuh dan melukai komodo. Ada sebuah mitos yang berkembang bahwa komodo atau yang mereka sebut dengan Ora adalah sebagai saudara nenek moyangnya sendiri. Kearifan lokal seperti inilah yang kemudian menjadi benteng pertahanan manusia untuk tetap menjaga keberlangsungan hidup mereka. Sehingga di kemudian hari komodo dikenal dan diperlihatkan kepada masyarakat dunia untuk menjadi sebuah warisan yang tak ternilai harganya. Jika budaya dan kearifan lokal tersebut tidak ada mungkin nasib komodo tak jauh laiknya Harimau Jawa yang telah punah dan tinggal cerita. Yang menjadi dongeng pengantar tidur dikala anak-anak mengantuk.


Sebagai warga negara Indonesia yang baik dan partisipatif, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan semenjak sekarang demi menjaga kelestarian komodo ini. Berikut beberapa kegiatan yang bisa kita lakukan dari hal-hal kecil dan sederhana namun sedikit banyak akan berdampak positif: 

  1. Senantiasa mengkampanyekan gerakan pelestarian komodo melalui berbagai media yang paling dekat dengan jangkauan anda, semisal pada jejaring sosial facebook dan twitter. Dengan ini akan semakin banyak orang terpengaruh untuk berbuat hal yang sama. 
  2. Memperkenalkan kepada anak-anak atau adik-adik kita pengetahuan tentang komodo sebagaimana halnya kita bercerita tentang si kancil dan buaya atau si gajah dan si semut. Menanamkan kebiasaan kepada mereka agar komodo tetap dikenal dan dicintai di negerinya sendiri. 
  3. Berkarya dengan berbagai hal yang mengandung filosofi atau gambar-gambar komodo. Semisal membuat boneka atau film kartun yang bertokoh komodo sehingga anak-anak akan mengenalnya semakin dekat lebih dari tokoh kartun Sponge Bob, Barney, Micky Mouse, atau Ipin dan Upin. 
  4. Sekali dalam hidup anda berkunjunglah ke Taman Nasional Komodo. Saksikan keajaiban dunia yang sesungguhnya itu dengan mata kepala sendiri. 
  5. Banyaknya kunjungan wisatawan menyebabkan dilema terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan laut di sana. Terutama yang disebabkan oleh sampah. Jadi bijaklah dalam membuang sampah. Jangan membuangnya ke laut. Sebisa mungkin sampah anda bawa pulang ke daratan karena sampah akan merusak ekosistem laut yang rentan terhadap perubahan. Sesungguhnya laut bukanlah tempat pembuangan sampah raksasa. 


Karena membludaknya kunjungan turis akhir-akhir ini dan mungkin pada masa yang akan datang sedikit banyak mengganggu pola hidup alami komodo dan hewan lainnya, maka pembatasan kunjungan dan penutupan kawasan sekali-kali tetap diperlukan demi pengembalian ekosistem seperti semula. 


Sejalan dengan tujuan pembentukan Taman Nasional Komodo yang tiada lain demi menjamin kelangsungan hidup Komodo dalam jangka panjang dan juga menjaga mutu habitat alaminya, maka alangkah bijaknya jika kita tetap mengikuti setiap peraturan yang diberlakukan oleh Pihak Taman Nasional jika suatu saat berkunjung ke sana.


Di balik semua itu yang terpenting adalah bagaimana kadal raksasa ini tetap lestari hingga ke anak cucu kita. Ketika hewan-hewan langka di dunia semakin punah maka kita masih dapat berbangga hati dengan keberadaan mereka yang tetap terjaga lestari di habitat aslinya.


Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jelajah 7 keajaiban Nusantara Terios 7-wonders yang diselenggarakan oleh VIVAlog dan Daihatsu.

6 komentar :

  1. Cantiik banget pantainya. semoga sukses, Mbak :-) Minta suvenir pulau komodo ya klo berhasil ke sana :D

    BalasHapus
  2. Hehe ketauan nih yang suka pink. Ayo ikutan Mbak biar bisa ke Pink Beach sekalian klo menang ke sananya pake baju pink juga :D

    BalasHapus
  3. mentang2 komodo gede tulisannya juga harus gede ya mbk hehehe....moga menang ya,kalo menang jalan2 naik komodo ke rumah ya sama chila :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe....abisannya kalo nulis pake size nromal mata saya sampe melotot-melotot gitu Mbak Han. Ya sudahlah jadinya pake size gede aja :D

      Hapus
  4. Btw aku selalu penasaran sebenernya tempat komodo berdiam dan pink beach itu deketan apa jauhan sih..aaku naksir dgn pantainya tapi takut ma komodonya xixixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komodo hidup bebas di Pulau Komodo dan kerap mengunjungi Pink Beach yang letaknya di pulau yang sama. Itu yang sering saya lihat di foto-foto (via googling). Mereka (Para Komodo) juga turut berjemur di sana mungkin mau menghitamkan kulit hehe.

      Hapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita