“Dan, tempat ini pun pastinya tak selaras
dengan napas keindahan yang kau asakan. Ini bukan wahana penenggat penat. Bukan
pula sarana rehat. Ini sebuah tempat yang sangat akrab dengan bahaya. Lihatlah
puncak gunung yang terbelah, dengan kepulan asap solfatara yang menguar dari
celah kawah. Tataplah bebatang pohon yang pekat. Rumah-rumah separoh rencah,
perabot nan sisakan kerangka besi atau belukar hangus yang menghamparkan
permadani kelam.” Petikan kalimat dari Cerpen berjudul Attar karya Afifah Afra.
Gunung Merapi. Gambar diambil dari GoIndonesia |
Bicara tentang
keindahan alam di Indonesia
memang tak kan
pernah ada habisnya. Uniknya keindahan-keindahan itu sebagian besar diakibatkan
oleh bencana alam. Maksud bencana alam di sini adalah “Bencana yang disebabkan
oleh kekuatan alam secara alami tanpa campur tangan manusia”.
Alam memang
punya cara kerja yang unik. Semakin ia rusak karena ulahnya sendiri maka
ia semakin cantik dan menarik dalam
pandangan manusia. Bahkan banyak mendatangkan manfaat dan berdaya guna tinggi
bagi kehidupan manusia itu sendiri. Tak percaya? Lihatlah Danau Toba. Keindahan
yang tercipta di sana adalah sebuah karya besar alam tersebab
ledakan dahsyat super volcano Gunung
Toba puluhan ribu tahun yang silam. Lihatlah bentangan alam Gunung Rinjani yang
berpagarkan tebing dan jurang, dengan kalderanya yang terhampar menaungi Danau
Segara Anak dan Gunung Baru Jari dampak letusan yang terjadi tahun 1257.
Keduanya indah bukan?
Memasuki Kinahrejo. Gambar diambil dari belantaraindonesia |
Atau... Jika
anda belum yakin karena rentang waktu yang saya sebut di atas tadi terlalu
lama, maka berkunjunglah ke Desa Kinahrejo Sleman Jogyakarta. 2 tahun lalu desa
ini menjadi salah satu mangsa dari wujud keganasan “Bencana Alam”. Hancur,
luluh lantah terkena terjangan awan panas, Sang Wedhus gembel yang keluar dari Gunung Merapi. Gelombang piroklastik yang memuntahkan fragmen bebatuan berbagai
ukuran beserta gumpalan awan gas nan panas yang menghancurkan. Gulungan ombak
yang bermuatan debu dan bongkah batu yang meluncur dengan kecepatan puluhan hingga
ratusan kilometer per jam. Menerjang, menyerang, menyusuri jurang-jurang lalu meratakan segala
bentuk ruang dan barang.
Sejenak, sesaat
bencana menghantam, Kinahrejo bagaikan
sang “Putri Tidur”. Lelap dalam hening dan diam meski diselingi gelegak
benturan bebatuan di kejauhan. Ia tetap senyap dalam malam yang kelam. Tidak
ada penerang apatah lagi sinar rembulan. Hanya percikan lava pijar yang tampak
di ketinggian. Mengalir, meletup, meliuk bagai tarian.
Ketika fajar
menyingsing di hari baru, debu-debu merecah haru dalam hamparan putih abu-abu
yang menutupi seluruh penjuru. Menguarkan hawa syahdu yang berpadu dalam isak
beribu kalbu. Ada
berserak duka dalam isak yang tertahan di pengungsian. Yang menyesakan godam
dan pasak pada sukma para relawan. Pun ada berjuta pasang mata yang menyaksikan
dari kejauhan, serta ribuan doa terlantunkan dalam pelan. Semoga bencana tetap
menguatkan mereka yang kehilangan. Kehilangan akan jiwa-jiwa yang dicintai,
kehilangan akan harta dan mimpi-mimpi. Bangun!
Bangunlah Putri Tidur! Lihatlah Sang
Pangeran yang kami gelar petani, pedagang, juga penambang, telah lama bergeming
dalam bimbang. Sukakah engkau menyaksikan mereka bermuram?
Ah ya, Kinahrejo,
siapa yang tak kenal dusun di lereng Merapi ini? Dusun yang mendadak dikenal
luas oleh masyarakat Indonesia
bahkan dunia karena bencana erupsi Merapi kini memancarkan pesona dan aura
kecantikan alam yang berbeda dari sebelumnya. Dusun yang hanya berjarak 4,5
kilometer ke arah puncak Merapi ini seakan tengah bersolek diri. Bagaikan Putri
tidur yang menggeliat karena terbangun, maka dusun ini pun kembali berbenah
diri.
Penanaman Kembali Lereng Merapi. Gambar diambil dari kotajogja.com |
Pohon-pohon mulai ditanam. Pisang, sukun, jeruk, mangga, klengkeng
mulai ditancapkan. Air bersih mulai dialirkan, rumah-rumah kembali ditegakkan
dan para penduduk memulai hari baru dengan segenap pengharapan. Indahnya jika
tetap seirama. Bahu membahu tanpa pandang bulu. Membangun kembali kepingan
mimpi yang sempat terenggut erupsi Merapi.
Ya datanglah
ke Kinahrejo. Saksikan fenomena alam yang kembali terbangun dari tidurnya.
Ketika rumput dan embun berlomba menyambut mentari di pagi hari. Ketika selimut
kabut tersibak dari tegapnya sosok Merapi. Atau ketika hamparan lava yang
membeku serta bongkahan batu-batu yang tanpa suara tetap bercerita dalam
diamnya. Simak, simaklah simfoni hari yang terlewati di sini.
Selain dari
itu yang wajib anda lakukan dari kunjungan tersebut adalah menyaksikan kebudayaan
warga sekitar. Kebudayaan yang menurut antropolog Koentjoroningrat adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan,
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar. Benar, seperti di dusun ini. Budaya muncul dengan
belajar. belajar dari bencana, belajar dari rasa duka. Belajar membangun masa
depan. Karena manusia pada hakikatnya adalah makhluk pembelajar. Senantiasa
mengambil pelajaran atas apa yang telah menimpanya.
Manusia adalah
makhluk yang saling mempengaruhi satu sama lain. Maka berinteraksilah dengan
penduduk dan warga sekitar lereng Merapi layaknya saudara sendiri. Resapi
kearifan lokal dan budayanya yang begitu kental sehingga dapat mentransfer
energi, ilmu, dan pengetahuan yang secara sadar atau tidak akan membuka mata
kita pada cara pandang menghadapi kehidupan ini. Bagaimana mereka bertahan
dalam situasi sulit dan mampu melewatinya hingga saat ini.
Berpetualang
tidak hanya menyaksikan atau melihat. Namun menyimak, mengamati, dan mengambil
segala sesuatu yang baik bahkan tidak baik untuk dikaji oleh diri. Berkunjung dan berpetualang ke Dusun Kinahrejo adalah sarana bagi kita untuk membuka cakrawala pandang kepada diri, masyarakat, alam, dan lingkungan.
Merapi, tidurlah kembali! Berilah kami masa berpuluh bahkan beratus tahun lagi.
Kinahrejo akan selalu menunggumu untuk berbagi!
jadi kangen jogjahhh ^^
BalasHapusSaya malah pengen ke sana, baru pengen blm pernah :D
HapusJadi teringat erupsi 2006 sama temen2 MERAPI LOWO RESCUE disana.,.
BalasHapusWaaah ada relawan mampir sini rupanya :D Salam kenal.
Hapus