Bagi sebagian orang,
jalan-jalan sambil bawa balita itu rempong banget. Apalagi balitanya sering
rewel dan gampang sakit. Duuh, kita sebagai orang tua kayaknya lebih memilih
mundur teratur dulu deh dari dunia persilatan. Daripada anak kenapa-kenapa
lebih baik pensiun dini atau memilih cuti bertahun-tahun dari kegiatan backpacking yang penuh dengan tantangan
dan petualangan. Tidak bijak rasanya kalau tiba-tiba sedang selfie di pantai
atau tempat kece lainnya terus ada
telpon yang mengabarkan anak kita masuk rumah sakit. Nurani terasa
disayat-sayat sembilu kalau sudah begitu.
Perlu diwaspadai juga oleh
para orangtua muda yang akan mengambil langkah pensiun dini ini. Yang dahulu
kala --sebelum berkomitmen terhadap keluarga-- sudah mempunyai kegiatan backpacking seabrek sampai-sampai tidak
tahu lagi kapan harus pulang ke rumah, biasanya tipe orang tua seperti ini jika
mulai punya anak rentan stress. Pengalaman diri sendiri nih kayaknya. So, tidak ada salahnya kamu tetap
melakukan backpacking dengan mengajak
balita dan pasanganmu. Tentu saja sebelumnya sudah yakin bahwa anak kita dalam
keadaan sehat walafiat.
Pemilihan tempat backpacking juga sangat berpengaruh.
Sebaiknya pilih lokasi/negara untuk backpacking
yang kids/baby friendly. Lokasi-lokasi wisatanya yang ramah untuk balita. Contoh
misalnya Singapura. Huhu ke situ lagi ke situ lagi. Tapi iya sih, ini salah
satu negara terdekat dari Indonesia
yang sebenarnya bisa dieksplor abis bareng anak-anak.
Singapura memiliki
berbagai fasilitas umum yang bisa dibilang lumayan. Selain negaranya yang ramah
untuk orang cacat juga ramah untuk anak-anak dan balita. Berbagai kemudahan
akan dirasakan oleh para orang tua jika mereka berkunjung ke negara ini.
Nah berikut ada beberapa
tips yang bisa dipakai saat berkunjung ke Singapura oleh para orang tua yang
menganut backpacking style.
1. Jangan Lupa Bawa Peralatan dan Perlengkapan Lenong
Peralatan lenong di sini maksudnya peralatan dan perlengkapan standar ala balita. Haha. Saking banyak dan ribetnya ya kan jadi mirip mau ngelenong. Ini dibawa itu dibawa. Apa aja sih? Standarnya adalah tiap kemana-kemana biasanya perlengkapan dan peralatan ini selalu dibutuhkan oleh anak kita. Misalnya saja baju ganti, susu, baby carrier, mainan, dan tak kalah penting adalah membawa pampers. Selain untuk berjaga-jaga agar si kecil tetap nyaman dalam perjalanan hal ini juga menghemat pengeluaran dollar. Jadi sebaiknya kalau mau hemat ya membawa pampers dari Indonesia.
2. Pilih hostel yang Ramah Terhadap Balita (Baby Friendly)
Namanya juga backpacking, jadi sebisa mungkin menekan budget dalam segala hal, namun tentu saja dengan tidak mengesampingkan faktor keamanan dan kenyamanan. Nah untuk penginapan, agar murah tentu yang dicari adalah hostel bukan hotel. Hostel biasanya memiliki kamar-kamar yang terdiri dari beberapa bed (tempat tidur). Satu kamar mulai dari 1 bed, 2 bed, 4 bed, hingga mencapai 16 bed. Yang 1 hingga 4 bed biasanya bersifat private dan family room. Harganya sedikit lebih mahal dibandingkan yang tipe dormitory/shared room. Jika tidak ingin bercampur antara cowok-cewek dalam satu kamar, biasanya hostel menyediakan Female Dormitory..
Bagi para orang tua, sebaiknya
pilih hostel yang mempunyai kamar private
room atau family room. Jika
keduanya fullbooked bisa juga memilih
tipe kamar yang shared room yang
syarat umur penghuninya berusia balita hingga dewasa.
Misanya saja saya pernah menginap di salah satu hostel di kawasan Bugis Saya yang membawa balita berusia 4 tahun tetap diperbolehkan menginap di kamar tipe mixed dormitory. Hostel lainnya jarang megeluarkan kebijakan seperti ini. Biasanya usia tamu hostel dibatasi mulai dari usia minimal 12 hingga 16 tahun.
Pilihlah
hostel yang dekat dengan stasiun MRT atau halte bis untuk memudahkan
pergerakan. Tapi umumnya hostel tersebut lebih mahal dibanding hostel yang
terletak di jalan-jalan kecil yang tidak dilalui kendaraan umum. Namun tenang
saja jalan-jalan ini selalu ada trotoar yang nyaman untuk dilalui kok. Dan
untuk mencapai jalan-jalan utama relatif dekat. Sebaiknya lihat letak hostel di
peta kemudian performancenya dengan membaca review dari orang-orang yang pernah
menginap di sana melalui Tripadvisor.
Usahakan
melakukan pemesanan kamar jauh-jauh hari agar tidak kehabisan. Berdasarkan
pengalaman saya, memasuki bulan Desember seperti ini tingkat hunian hostel
selalu full. Apalagi di beberapa hari
menjelang natal dan tahun baru.
Dipastikan tidak akan kebagian. Dan hal ini pernah terjadi pada kami. Karena
hostel semuanya penuh akhirnya atas saran penjaga salah satu hostel di Bugis
kami melalui tahun baru dengan begadang di Marina Bay. Untuk orang dewasa hal
ini tentu tidak masalah, namun tentu saja untuk balita sangat tidak disarankan.
Jadi bookinglah hostel minimal sebulan sebelum keberangkatan.
3. Bawa/Sewa Stroller
Saat mengunjungi beberapa
tempat wisata di Singapura para orang tua tentu akan kelelahan jika seharian
harus menggendong balitanya. Oleh karena itu membawa stroller dari rumah atau
menyewanya di tempat-tempat penyewaan stroller merupakan langkah bijak.
Para orang tua tidak akan
kesusahan menggunakan stroller di Singapura. Seluruh lokasi dan alat
transportasi sangat ramah terhadap stroller. Bahkan anak-anak yang di atas 5
tahun pun jika seharian berada di luar tentu mereka akan kelelahan dan akan
minta digendong. Sementara kedua orang tuanya pun sama-sama sudah kelelahan.
Chila Kelelahan minta digendong di Jurong Birds Park |
Jangan seperti kami ketika mengajak Chila seharian jalan kaki di Jurong Birds Park yang luas. Nyesel banget saat Chila kecapekan dan bilang kenapa saya tidak membawa kereta dorong seperti orang lain yang mendorong anak-anak mereka. Huhuhu maafkan ya Nak, ayah bunda lupa.
Yang nggak mau ribet bawa
dari rumah bisa juga sewa di beberapa tempat penyewaan. Tinggal WhatsApp aja,
maka stroller dihantar ke hotel/hostel tempat kita menginap. Tarifnya mulai
dari 15 Dollar sehari, 40 dollar untuk 3-4 hari. Untuk pemesanan bisa Whatsapp
ke nomor: +65 81864307.
4. Kunjungi Taman Bermain di Roof Top Mal/Bangunan yang Dikunjungi
Kelebihan yang sering saya
kagumi dari negeri Singa adalah selalu ada wahana permainan untuk anak-anak
yang gratis di bagian paling atas atau lebih trend disebut roof top. Taman-taman yang hijau dengan kolam-kolam dan air mancur
atau hanya sekedar waterwall. Jadi
jika keperluan anda sudah terpenuhi maka ajaklah si kecil mengunjungi bagian
ini. Mereka tentu akan senang dengan berbagai wahana permainan yang ada.
Umumnya terdapat wahana seperti perosotan, ayunan, jungkit-jungkitan, dan taman
air. Itu saja anak-anak akan melonjak kesenangan.
Mal-mal seperti City
Square Mal di Kichener Road, tidak hanya memiliki taman bermain yang ramah
namun semua fasilitas dilengkapi dengan yang berukuran kecil yang dapat
digunakan oleh anak-anak. Misalnya saja kursi bayi di toilet, wastafel
anak-anak, dan mobil-mobilan keluarga serta kereta bayi yang dapat digunakan
secara gratis.
Mal lainnya seperti Vivo
City, di Harbourfront Walk, hampir
memiliki semuanya. Waterpark di rooftop,
kereta mini, toko mainan yang sangat besar, hingga restoran yang khusus menyediakan menu untuk anak-anak.
5. Kunjungi Tempat-Tempat yang Mengedukasi dan Melejitkan Fantasy
Jika bermain ke
tempat-tempat berikut, saya yakin anak-anak justru akan sangat betah dan ingin
berlama-lama di Singapura. Berbagai
lokasi yang dengan ini akan menambah pengetahuan anak-anak terhadap alam
dan lingkungannya.
Farmart di wilayah Choa Chu Kang
Farmart adalah sebuah
pusat peternakan. Anak-anak akan dipandu Uncle William untuk meyaksikan
berbagai kehidupan hewan ternak dan dapat mengamati bagaimana mereka berkembang
biak. Misalnya saja menyaksikan bagaimana ayam dan burung puyuh menetas. Selain
itu anak-anak bisa menyaksikan kelinci, hamster, katak, ikan, kambing, buaya
dan banyak lagi. Kegiatan lainnnya yang bisa dilakukan seperti memberi makan
ikan koi di kolam atau kambing di kandang. Tour dibatasi untuk anak berusia 4
sampai 12 tahun. Pada hari biasa Farmart buka dari jam 9 pagi hingga jam 1
siang. Sedangkan weekend dan hari libur dari jam 9 hingga jam 6.30 petang.
Syrena’s Mermaid School, Sunset Avenue Bukit Timah
Anak-Anak bisa jadi Putri Duyung :D Foto: mermaidschool. Edit: Lina |
Kalimat pembukanya bijaksana sekali mbak. Kadang mbatin juga ibu2 yg sering backpackeran tanpa keluarga, siapa yg mengurus anak2nya, gmn cara ijin ke suami dsb. Tp ya nggak berani tanya, nanti beliau2 tersinggung. Dulu aku ke SGP bbrp kali dr anakku bayi smp balita. Stroller yg ramping itu penolong yg luar biasa deh.
BalasHapusHihi itu karena emang nggak enak banget sih Mbak. Soalnya aku pernah mengalaminya. Dan nyeselnya banget jadinya. Eh aku pas ke SIng nggak bawa stroller jadinya Chila ngambek-ngambek kecapekan.
Hapus(((( Perlengkapan Lenong ))))
BalasHapusTrims tipsnya mbak Lina
Haha yuk ngelenong Mbak!
Hapuskirain tadi perlengkapan lenong apa,ternyata hehehe..
BalasHapusbaru tahu ada penyewaan stroller,makaish mbak tipsnya^^
Sama-sama Mbak nanti jangan lupa ajak dede bayi ngebolang ke Sing ya hehe.
HapusKalo bawa balita kayak nya wajib bawa kereta dorong yaaa, lelah kalo mesti gendong
BalasHapusBetul Kak Cumi, seratus.
Hapusaku belum peranh tidur di hostel gitu mbak, tips2nya berguna banget nih siapa tau aku nanti butuh.Tempat rekreasi yang mengedukasi, fun dapet ,ilmu juga dapet buat anak-anak ya
BalasHapusIni demi ngetrip yang murah meriah sih Mbak hehe. Bisa hemat walau privacy agak berkurang.
HapusBařu tau ada sewa stroller
BalasHapusKalau udah tau jangan lupa nanti sewa ya Mak :D
HapusMau donk diajakin ngelenong :D
BalasHapushaha yuk yuk kemana kita!
HapusWah mantap nih, backpakeran ajak balita.. Thanks tipsnya mba, terutama info hostelnya..
BalasHapusSalam kenal mba Lina..
Salam kenal Abah, sami-sami :D
HapusStroler itu sungguh sangat menolong ys mak.kita ga gempor harus nggendong trs anaknya juga lebih nyaman klo duduk gtu kan. Aman dunia
BalasHapusIya Mak, berguna banget stroller ini saat kita traveling.
HapusIbu terimakasih infonya...tapi ada yang saya mau tanyakan kalau saya mengajak anak berusia 2,5 tahun..akankah saya menenui kesulitan mengingat saya belum pernah ke Singapura apalagi membawa serta anak saya satu2nya..terima kasih
BalasHapusAnak usia 2,5 tahun sudah bisa kok diajak traveling santai. Singapura itu kids friendly banget, jadi cocok kalau bawa anak-anak main ke sini. Yang penting bawa stroller supaya ayah dan ibu tidak lekas capek karena mesti gendong.baby.
HapusTerima kasih infonya. Boleh tanya Bu. Kalo ke Singapura...jika hanya ibu dan satu anak usia 11 tahun apakah bisa ??? Lalu setibanya di Changi akan di tanya macem2 kah...oleh imigrasinya...??? Dan hostel apa sj Bu...yg bisa terima anak usia 11 tahun. Anak saya laki laki. Apakah bisa tidur bersama sama di kamar khusus wanita ataukah kamar campur..??? Dan apakah mudah untuk memahami MRT di Singapore. Beli Singapore tourist Pass di mana di Changi. Maaf Bu. Banyak banget saya bertanya. Terima kasih banyak....
BalasHapusBisa Mbak, ibu dengan satu anak saja tidak apa-apa. Imigrasinya gak semenyeramkan yang dikira orang-orang asal sudah tahu ke Singapura mau ngapain dan nginap dimana. Jawab dengan santai tapi tegas. Setahu saya masih ada hostel yang menerima anak di bawah 12 tahun secara free. Detailnya hostel mana saja saya kurang hafal. Tapi sudah jarang banget.
HapusApakah bisa anak laki-laki usia 11 tahun sekamar dengan ibunya di female dorm? Bagusnya ibu baca-baca kebijakan tiap hostel karena berbeda-beda.
MRT di Singapura sangat mudah untuk difahami bagi yang baru datang ke sana. Beli Singapore Tourist Pass di Changi saat mau menjelang sky train juga ada. Di setiap stasiun ada juga.
Btw makasih banget, infonya bermanfaat buat jadi referensiku karena tahun depan mau kesana juga...
BalasHapusHai mba Lina, mau nanya kalau saya ke Singapur bersama anak usia 1 tahun, suami dan mama mertua jadi total 4 orang apakah saya bisa pesan yang sekamar ada 2 tempat tidur ( queen bed untuk saya suami dan anak, untuk ibu mertua single bed) Apakah mba Lina ada ada referensi hotel atau hostel yg ramah anak? Saya takut dipermasalahkan misal pesan sekamar 3 orang tapi membawa anak usia 1 tahun
BalasHapusHi Mbak. Kalau untuk hostel biasanya ada peraturan sendiri kalau untuk anak. Jadi pas booking baik di agoda, traveloka atau lainnya, baca dulu kebijakan hotel masing-masing, biasanya ada dilampirkan juga di keterangannya. Untuk anak usia 1 tahun biasanya dibolehkan ikut satu bed dengan ibunya. Kalau memilih tipe hostel pilih kamar saja yang private room. Biasanya isi satu kamar ada 4 bed. Jangan yang shared room dengan orang lain apalagi ada ibu mertua, beliau-beliau para orang tua biasanya nggak biasa sekamar sama orang lain.
HapusBaik mbak... terima kasih atas informasinya 🙏
BalasHapus