Pantai Padang Melang. Foto dari Bang Yuli Seperi |
Langit di Rabu terakhir itu masih saja bergelung dengan awan kelabu. Namun saya dan teman-teman yang tergabung dalam rombongan Kepri Famtrip sudah beranjak untuk menguak dan menyibak sisi-sisi Pulau Jemaja yang masih bersahaja. Meskipun bersahaja, Jemaja menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Seperti salah satu pantai yang indah dan luas yang akan kami kunjungi hari itu, Pantai Padang Melang.
8 kendaraan roda dua yang kami sewa dari penginapan dan warga, bergerak beriringan melintasi jalan aspal yang terbilang baik. Namun karena sepeda motor yang kami sewa ini belum sempat kami periksa kondisinya, beberapa sepeda motor mengalami ban kempes dan harus ditambah angin. Memanfaatkan kesempatan itu saya mendatangi anak-anak SD yang sedang berolahraga di lapangan yang terletak di sebrang bengkel.
“Adik-adik, ayo kita foto!” Teriak saya pada mereka. Dengan sedikit malu-malu anak-anak SD itu menghampiri dan langsung berpose.
“cheers…” cekrek! Satu, dua, foto wefie berhasil diabadikan. Menyaksikan mereka begitu sumringah saat melihat wajah-wajahnya terpampang di layar action cam yang saya bawa, saya jadi terharu sendiri. Ah seandainya bisa mengirim foto ini pada mereka.
Setelah ban sepeda motor selesai diisi angin, kami lantas melanjutkan kembali perjalanan. Perjalanan yang memanjakan mata karena melalui rumah-rumah penduduk di teluk-teluk yang indah, bukit-bukit yang menghijau, serta pepohonan kelapa di sepanjang jalan.
Lihat ada bukit pohon kelapa! Keren! |
Menjelang pintu masuk ke Pantai Padang Melang, di sisi sebelah kiri jalan terlihat tebing batu yang unik. Lebih unik lagi saat kami melihat bahwa di bawah tebing batu tersebut terdapat sebuah rumah panggung yang hanya satu-satunya. Para fotografer langsung beraksi. Tak luput untuk membidikkan kamera ke arah pemandangan tersebut.
Selesai mengambil foto rumah di tebing batu, rombongan bergerak kembali. Saya berboncengan dengan Dhoni dari Jakarta Post. Ketika melalui sebuah jembatan kecil tak jauh dari gapura masuk ke Pantai Padang Melang, terdengar bunyi memekakkan telinga yang berasal dari ban sepeda motor yang saya dan Dhoni tumpangi. Ternyata ban pecah. Duuh.
Namun permasalahan ini segera terselesaikan karena bala bantuan segera datang. Saya dijemput oleh Bang Dian, seorang panitia dari Dinas Pariwisata Provinsi Kepri. Sementara Dhoni ditemani kawan-kawan lainnya menunggu sepeda motor untuk diperbaiki.
Hasil Laut hari ini. |
Tak lebih dari 10 menit dari lokasi kejadian, saya sudah tiba di sebuah pantai luas yang di kanan kirinya berjejer pohon kelapa. Inilah Pantai Padang Melang. Mata saya seketika terpesona. Ya ampuuun…kalau saja pantai ini ada di Batam, sungguh sudah akan sangat ramai luar biasa, dan pasti di setiap sudut akan banyak orang yang pacaran :D
Pantai Padang Melang memiliki garis pantai terpanjang di Provinsi Kepulauan Riau yakni sepanjang 8 kilometer. Bentang pasirnya menembus dua wilayah yaitu Kelurahan Letung dan Desa Bukit Padi. Pantai ini memiliki permukaan yang landai sehingga ombak cenderung tenang. Air lautnya jernih dan hamparan pasir putihnya halus dan bersih.
Di salah satu tepi pantai terdapat plakat Latihan Bersama Angkatan Laut dari tiga negara yakni China, Indonesia, dan Malaysia yang ditandatangani oleh Kapten Angkatan Laut masing-masing. Latihan gabungan ini diberi nama Multilateral Naval Exercise Komodo 2014, ENCAP & MEDCAP Jemaja Area. ENCAP merupakan kepanjangan dari Engineering Civic Action Project sedangkan MEDCAP adalah Medical Civic Action Project.
Menyusuri Padang Melang, ingatan saya langsung terbang ke Pantai Sayang Heulang di Kabupaten Garut Jawa Barat, tempat kelahiran saya. Namun Sayang Heulang adalah versi sebaliknya. Jika Padang Melang berpasir putih maka Sayang Heulang berpasir gelap cenderung abu-abu. Jika ombak di Padang Melang tenang dan santai, maka ombak di Sayang Heulang menderu-deru. Namun lebar pantainya hampir-hampir mirip. Landai dan luas.
Berjalan menyusuri Pantai Padang Melang, saya seperti de javu. Benarkah belum pernah menginjakkan kaki di sini? Karena sepertinya, saya mengenali dan pernah berkunjung ke pantai ini. Tapi kapan dan dimana? Di alam mimpi? Entahlah. Hanya ingin duduk berlama-lama menikmati semilir angin dan menatap ombak tenang yang berkejaran. Meski langit sedang bermuram dan berselimut awan, namun Pantai Padang Melang tak kan pernah kehilangan kecantikannya.
Dari jauh tampak dua orang anak kecil dan dewasa mendekat, saya penasaran dengan apa yang dibawa oleh si anak kecil. Apakah ikan atau bukan. Semakin mendekat ternyata ia membawa dirijen minyak tanah. Namun tatkala mengarahkan kamera ke wajahnya, saya terperanjat kaget, ternyata anak kecil tersebut adalah Redi, si Anak Seribu Pulau yang berasal dari Pulau Ayam. Pulau yang ternyata jaraknya lebih dekat ke Pantai Padang Melang dibandingkan dari Letung. Kami bertemu Redi saat sedang menjelajah pulau-pulau di kawasan Jemaja. Kisah pertemuan saya dan Redi dapat dibaca di tulisan sebelumnya yang berjudul Menyambangi Pulau-Pulau Eksotis di Anambas.
Karena belum ada yang sempat sarapan, maka kami mampir ke sebuah warung yang menjajakan berbagai makanan ringan. Si empunya warung itu bernama Bu Zaleha. Dengan agak kerepotan, ia sungguh-sungguh melayani kami sebagai pembeli.
Warung Bu Zaleha |
Karena matahari beranjak naik, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Neraja dan siangnya makan siang di rumah Pak Lurah Letung.
Bagaimana keseruan di air terjun Neraja? Simak cerita selanjutnya ya!
Ohya, bulan Mei menjelang, tepatnya tanggal 11-13 Mei 2017 akan ada Festival Padang Melang loh. Dimana akan ditampilkan berbagai kesenian dan budaya Anambas yang unik dan menarik.
Yang belum punya rencana khusus, yuk datang ke Festival Padang Melang!
petualangan yang seru mbak, enak betul bisa menikmati semilir angin pantai yg indah itu ya, ngebayangin andai bisa ke sana :-)
BalasHapusIya Alhamdulillah, nikmat sejenak sambil merenungi diri haha.
HapusPantainya itu..... Bikin segera lepas sandal dan mainan air....
BalasHapusBawa hammock, iket di pohon kelapa, terus tidur siang santai like a boss sejenak, hehehe.
Kapan ya bisa main ke Anambas, dulu 2013 hampir pernah ke situ, namun akhirnya gagal,...
Nah itu, nikmat banget. Tapi lihat-lihat juga pohon kelapanya jangan yang ada buahnya bisa kejatuhan kelapa pula nanti :D
HapusWooow...Daerahnya penghasil kelapa ya mba? Banyak banget pohon kelapanya,
BalasHapusSeharusnya iya. Namun belum dikembangkan secara industri padahal berpotensi sekali.
HapusPemandangan alam yang luar biasa keren ya. Ciptaan Allah luar biasa tak tertandingi ...
BalasHapusBetul Mbak Alida. Luar biasa banget di sini.
HapusEpik bangt mba lokasinya. Rumah yg di bawah tebing itu apakagi. Kapan ya bisa main ke keproi
BalasHapusSemoga suatu saat bisa main ke Kepri sini Mbak. Aku aminkan harapannya.
HapusYa ampuuun pantainya masih perawan banget yaa :)))
BalasHapusIya perawan tingting banget haha. Sunyi sepi dan luas.
HapusDuh mau dong mbaa ke festivalnyaaaa... Huhu, pingin mantai bareng mba Lina niih
BalasHapusIya nih festivalnya sedang digelar hari ini Mak Ranu. Aku aja gak pergi euy, gak ada cuti lagi.
Hapus8 km, panjang bgt yaa :-O
BalasHapusIya panjang dan lama nyusurinnya Rin. Eh btw ini 8 kilo ada lah 8 kali muterin lapangan Engku Putri kan? Haha.
HapusPanjang bener ya pantainya. Bisa untuk berbagai aktivitas pantai :)
BalasHapusIya bener Bang Uma, bisa buat acara dan event seperti lomba volley pantai, naik kuda, ATV, dan lainnya.
Hapus