Pelabuhan Sri Bintan Pura, Kota Tanjungpinang
Senin 27 Maret 2017
Waktu masih menunjukkan pukul 06:00 pagi, namun kesibukan di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang telah tampak berdetak kencang. Hilir mudik calon penumpang, penambang becak barang, calo tiket, para pengantar, petugas pelabuhan, dan penjual sarapan, seakan memberikan gambaran utuh dari denyut nadi pelabuhan penyebrangan antar pulau di Ibukota Provinsi Kepulauan Riau atau kerap disebut Kepri ini.
Pagi itu, saya beserta teman-teman jurnalis & fotografer dari Tanjungpinang, Bintan, Batam, Pekanbaru, Medan, Jakarta, dan Bali telah larut dalam suasana kesibukan Pelabuhan Sri Bintan Pura dengan turut mengantri di dermaga menuju kapal MV. Seven Star Island yang akan bertolak menuju Kabupaten Kepulauan Anambas. Karena hari itu kami berkesempatan mengikuti famtrip yang ditaja oleh Dinas Pariwisata Provinsi Kepri.
Mari Mengenal Anambas!
Anambas adalah sebuah kabupaten yang merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten Natuna. Sejak tahun 2008, Anambas resmi menjadi kabupaten tersendiri. Seluruh wilayah Anambas terletak di perairan Laut Cina Selatan dimana 98,73 persen luas wilayahnya merupakan lautan dan 1.27 persennya saja yang merupakan daratan. Anambas memiliki 255 pulau dimana hanya 26 pulau saja yang dihuni sementara 229 lainnya masih tidak berpenghuni. Ada 3 pulau besar yang paling berpengaruh dan menjadi penggerak roda perekonomian di Anambas yaitu Pulau Siantan, Pulau Matak, dan Pulau Jemaja. Sementara ibukota kabupaten Anambas, Tarempa, terletak di Pulau Siantan.
Anambas merupakan salah satu wilayah terluar Indonesia dimana wilayah perairannya berbatasan langsung dengan Negara Vietnam dan Malaysia. Pada perang Vietnam yang pecah pada tahun 70an, terdapat sekitar 40 ribu pengungsi asal Vietnam yang menempati beberapa pulau di sekitar Anambas seperti Pulau Kuku, Pulau Jemaja, dan Pulau Keramut. Pulau-pulau itu hingga sekarang masih ramai dikunjungi oleh ex pengungsi Vietnam yang telah menjadi warga negara Australia dan Amerika. Hampir setiap tahun mereka datang untuk ziarah dan sembahyang kubur di pemakaman warga Vietnam di pulau-pulau tersebut.
Anambas menjadi naik pamornya di kancah nasional bahkan internasional semenjak salah satu gugusan pulaunya, yakni Pulau Bawah, didaulat CNN sebagai salah satu dari 5 pulau tropis terbaik di Asia. Maka tidak lantas jumawa dan berbangga diri, karena kerja keras haruslah segera dimulai. Setidaknya klaim terbaik di Asia tersebut dapat menjadi modal Anambas menata potensi pariwisatanya ke depan sehingga makin dikenal dan makin maju. Seperti diungkapkan Bang Yuli Seperi (Ferry), ketua rombongan dari Dispar Kepri, bahwa famtrip ini bertujuan untuk menggali dan memperkenalkan potensi-potensi Anambas lainnya sehingga dapat dikenal dan menjadi salah satu tujuan wisata baru di Indonesia.
Famtrip Jemaja Anambas
Peta Pulau Jemaja, Anambas. Peta dari tim Badan Informasi Geospasial (BIG) yang bertemu di penginapan. |
Karena wilayah Anambas sangat luas, maka Bang Ferry dan tim selaku panitia mengkhususkan wilayah yang akan kami jelajahi hanyalah pulau-pulau di sekitar Pulau Jemaja. Pulau yang kini sudah terbagi menjadi 2 kecamatan, yakni Kecamatan Jemaja dan Kecamatan Jemaja Timur.
Saya bersyukur dan merasa beruntung sekali berada dalam list peserta Famtrip Anambas di antara deretan para jurnalis dan fotografer handal. Entah siapalah saya ini :D rejeki dari Allah SWT memang tidak disangka-sangka dan tidak patut pula ditolak. Sungguh, sebelum ada kabar famtrip ini saya memang meniatkan April 2017 akan mengikuti open trip yang diadakan oleh seorang rekan blogger di Batam, Akut Wibowo. Bahkan saya sudah mengajak sahabat saya semasa SMA, Reny untuk reunian kembali di Anambas setelah reuni kami pertama di Phi Phi Island.
Saat memegang daftar absensi saya penasaran dan menelisik seluruh peserta trip karena ingin berkenalan lebih jauh lagi. Semua peserta ada 15 orang yang terdiri dari 6 panitia dari dispar provinsi, 6 fotografer jurnalis, 2 fotografer, dan 1 blogger.
6 panitia dari dispar yaitu Bang Yuli Seperi, Bang Dodi, Bang Dian, Mas Sugeng, dan dua perempuan anggun berkerudung yakni Kiki dan Takarina. Adapun jurnalis dan sekaligus fotografer ada Dhoni dari Jakarta Post, Santo dari Media Indonesia, Kris Mada dari Kompas, Ferdy dari Harian Analisa Medan, Widiarso dari Pekanbaru Pos, dan Risty dari Bali & Beyond Magazine. Selain itu ada Mas Pram fotografer di kantor gubernur dan Look Long (M. Nasrun) fotografer dari Bintan. Terakhir saya sendiri mewakili blogger.
6 panitia dari dispar yaitu Bang Yuli Seperi, Bang Dodi, Bang Dian, Mas Sugeng, dan dua perempuan anggun berkerudung yakni Kiki dan Takarina. Adapun jurnalis dan sekaligus fotografer ada Dhoni dari Jakarta Post, Santo dari Media Indonesia, Kris Mada dari Kompas, Ferdy dari Harian Analisa Medan, Widiarso dari Pekanbaru Pos, dan Risty dari Bali & Beyond Magazine. Selain itu ada Mas Pram fotografer di kantor gubernur dan Look Long (M. Nasrun) fotografer dari Bintan. Terakhir saya sendiri mewakili blogger.
Tanjungpinang - Pelabuhan Letung, Jemaja, Anambas. Begitulah yang tertera di tiket kapal MV. Seven Star Island yang akan saya dan teman-teman tumpangi hari itu. 357 ribu rupiah angka yang tertulis di sana sebagai tarif yang dipungut untuk setiap tiket. Dan 7.5 jam lamanya perjalanan laut yang akan kami tempuh agar sampai di Pelabuhan Letung di Jemaja Anambas. Semoga cuaca mendukung dan ombak tidak sampai mencemaskan kami.
Kantong-kantong besar berisi belanjaan dan oleh-oleh sudah selesai ditimbang petugas. Para kru kapal dan petugas pelabuhan berseragam biru laut mulai membuka pintu kapal dan mengatur barisan antrian. Meskipun antrian tidak teratur, namun setiap orang tampak bersabar dan berjalan perlahan menuju kapal. Gelak tawa para calon penumpang, raut sedih para pengantar, dan riak wajah sumringah adalah warna yang tertangkap ingatan tatkala kami memasuki kapal. Semoga senyum yang sama akan merekah tatkala kami tiba di tujuan.
Terompet kapal dibunyikan. Sauh-sauh dilepas dan dilemparkan. Perjalanan menuju negeri nun jauh di ujung utara sana pun mulai. Bismillah. Saya duduk tenang di deretan sisi kanan kapal. Dalam hati sedikit gundah mengingat perjalanan naik kapal ini merupakan perjalanan naik kapal terjauh dalam belasan tahun terakhir. Masihkan saya mampu untuk tidak mabuk laut? Antimo telah ditenggak sejam yang lalu. Satu tablet multivitamin juga telah lumat ke dalam perut. Semoga keduanya bekerja dalam tubuh dengan baik sehingga akan mampu menghalau rasa mual dan pusing. Beberapa menit kemudian, rasa kantuk pun mulai menyerang. Dan saya pun tertidur lebih dari setengah perjalanan.
Nun jauh di lautan luas tanpa batas, kapal yang kami tumpangi melesat bagai panah yang terlepas dari busur. Menerabas permukaan laut yang tampak tenang. Tak terbayang jika perjalanan dilakukan pada cuaca buruk. Kemanakah ombak akan menghempaskan kami sementara tak ada satu pun pulau yang dapat disinggahi. Hanya hamparan air laut yang sangat luas dan tanpa batas.
Tiba di Jemaja
Tepat jam 14.30 WIB kapal kami tiba di Pelabuhan Letung Jemaja Anambas. Cuaca cerah secerah hati para penumpang yang akan turun. Alhamdulillah telah sampai di tujuan. Lega rasanya menginjakkan kaki kembali di daratan. Belum pun kapal merapat dengan sempurna, belasan ibu-ibu dengan kantong-kantong makanan segera menyerbu masuk melalui pintu belakang. Mereka menjajakan camilan hingga menu makan siang. Ada kerupuk atom, gonggong, udang, ikan, kepiting, sotong, dan lainnya. Suasana kapal pun mendadak riuh. Para petugas tampak memaklumi. Tak ada suara keras atau larangan mengusir mereka untuk segera pergi. Setelah kurang lebih 15 menit berhenti karena menurunkan dan menaikkan penumpang, kapal tersebut melanjutkan perjalanan menuju Tarempa di Pulau Siantan.
Pulau Jemaja tampak hijau asri dengan perbukitan yang menjulang tinggi. Pohon-pohon kelapa dan rumah warga tampak medominasi pesisir-pesisirnya. Warna air laut di sekitar pelabuhan Letung tampak biru dan hijau tosca. Jernih hingga ke dasar laut. Tampak beberapa gerumbul terumbu karang di sekitar pelabuhan. Saya terkejut senang. Di pelabuhan saja sudah begini apalagi yang terdapat di pulau-pulau lainnya yang jarang tersentuh oleh hilir mudik kapal dan manusia.
Beberapa menit kemudian, rombongan kami meluncur menaiki ojek menuju penginapan Miranti yang terletak di Letung. Tak sampai 10 menit sudah tiba di sana. Penginapan yang cukup nyaman karena dilengkapi AC, lemari pakaian, dan televisi. Penginapan ini terletak di tepi laut yang tenang dengan teras halaman yang luas menghadap ke laut.
Hari itu setalah beristirahat sejenak, kami akan menuju Pulau Mangkai dimana terdapat penangkaran penyu dan pos Angkatan Laut. Setelah itu malamnya peserta trip akan diajak memancing di tengah laut.
Mengelas baling-baling kapal |
Waktu beranjak senja. Kapal meluncur meninggalkan Letung menuju Pulau Mangkai. Ba’da magrib kapal kami merapat di pelantar Pulau Mangkai. Kerlap-kerlip lampu suar yang dipancarkan dari Pos Angkatan Laut (Posal) terlihat jelas di kegelapan. Setelah izin kepada komandan Posal, kami beristirahat dan melakukan sholat Maghrib dan Isya secara jama qosor.
Serunya rumah ideal di tepi laut dengan kendaraan kapal (perahu) pribadi |
Refleksi Diri |
Iseng motret perahu sambil nunggu baling-baling kapal selesai dilas |
Selepas sholat, kami pamit dan melanjutkan perjalanan menuju titik mancing. Meskipun tak banyak ikan yang didapat, ada beberapa jenis ikan yang kami tangkap. Karena semua tampak kelelahan, meskipun baru jam 9 malam kami memutuskan untuk pulang agar dapat beristirahat. Walaupun sebenarnya ingin menikmati pemandangan bintang-bintang di Jemaja lebih lama lagi, namun badan lelah minta istirahat.
Tiba di penginapan Miranti, tampak belasan orang paruh baya sedang berkaraoke bersama. Dari tulisan-tulisan lagu yang mereka nyanyikan yang tampak di layar televisi, saya mengenali kalau itu seperti tulisan Vietnam. Benar saja, ternyata mereka adalah mantan pengungsi Vietnam yang sedang berjiarah ke Anambas. Mengunjungi kuburan sanak-saudaranya yang telah meninggal di wilayah ini.
Malam itu, diiringi nyanyian lagu-lagu Vietnam yang sayup terbawa angin, saya tertidur dengan lelap. Bermimpi tentang island hopping ke pulau-pulau di sekitar Pulau Jemaja. Ah semoga saja esok akan segera tiba.
Duh membaca tulisan teh Lina ini mengalir seperti kita sendiri yang sedang ikutan famtrip inih (mupeng) haha. Anambas emng surga tersembunyi yang dimiliki Kepri ya teh, lautnya yang biru, pepohonan kelapa yang tumbuh dimana-mana, duh jadi kangen pantai. Semoga next bisa merasakan sendiri anugerah sang pencipta ini disana, Amin. Dan ditunggu teh kelanjutan dan keseruan cerita berikutnya hehe.
BalasHapusRencana Anak Pulau ke Anambas apa kita jadikan aja Sad yuk. Sebelum janur kuning melengkung di pintu gerbang Tembesi wakakak.
Hapusuiiiiii anambas emang keren ya. loh blogger cuma 1 bukanya 2 kemarin ya yang di cari. haha
BalasHapusBukan :D kan seat 2 lagi itu untuk blogger atau selebgram atau fotografer. Yang mana satu yang dapat.
HapusAku malah baru tau mba tentang Anambas. Wah keren banget. Moga suatu saat aku juga bisa mampir :). Makasih sudah berbagi mba
BalasHapusWahaha padahal mantan jurnalis terkenal si Mbak Alida ini. Btw dulu pas sering liputan nggak pernah nyampe Anambas ya Mbak?
HapusSeru ya...dikit ternyata yg ikutan...ditunggu cerita selanjutnya Lin
BalasHapusRinaaaa ayo jadikan kita ke Anambas lagi. Rencana sejak 1 Mei 2015 Memperingati hari buruh dengan jalan-jalan wakakak sampe 2017 ini pun tak jadi-jadi. Dan 1 Mei pun tinggal sebentar lagi :D
HapusMba Lina jalan2 terus hiks
BalasHapusajak aku sih :-D
Alhamdulillah Nyi. Sini main ke Batam kita ngebolang kemana gitu.
HapusMasku sekarang kerja di Batam Mb, dikelurahan Belian. deketan ga?
Hapus😍😍😍😍 pengen kesini juga
BalasHapusBukannya Maret mau ke Anambas? Ini udah April, sana pergi Babang Trav.
HapusFotonya bagus-bagus mba.
BalasHapusPenginapan view laut gini bikin betah nginepnya ya.
Iya Mbak mana pas malam-malam penyu besar-besar kelayapan di bawah teras penginapan. Ajaib banget deh rasanya.
HapusWaduh ada insiden baling-baling patah ya.... hehehe... menambah cerita asyik dalam perjalanan....
BalasHapusIya Mbak patah sebelum berkembang haha. Eh patah sebelum jauh berlayar.
Hapusbawa aku terdampar di anambas, sambil ngecamp menikmati suasana pantai endes
BalasHapusPejalan single mah gak usah dibawa-bawa udah bisa jalan sendiri haha.
HapusSeru ya Mbak jalan-jalannya. Jadi pengen kesana foto-fotonya juga kece banget
BalasHapusAjak Pak suami dinas ke Anambas Mbak haha. Jadi ada alasan menemani suami tugas :D
HapusAlasan klise tapi patut dicoba.
Belum pernah bepergian ke luar pulau Jawa mbak, du du du.. Padahal banyak yang bisa digali ya di Indonesia ini salah satunya ke Anambas.
BalasHapusIya Mbak. Anambas ini luar biasa potensi pulau dan baharinya. Belum banyak dikenal dan dijadikan referensi wisata antimainstream. Sini Mbak main ke Batam.
HapusSerunya ikutan trip menjelajahi keindahan alam, kapan ya aku bisa melakukannya juga? :D
BalasHapusTFS cerita perjalanannya mbak, jd tahu pulau Jemaja :D
Mbak April juga bisa kok. Banyak nih digelar berbagai macam famtrip di berbagai wilayah Indonesia. Tinggal daftar aja Mbak.
HapusDuhh mupeng sangaat, moga ada rejeki bisa main kesana, kopdar sama mba lina aamiin...
BalasHapusAmiiin. Semoga kita bisa ngadain famtrip Anambas sekalian Mbak Dew.
HapusKeren banget teh. Apalagi yang di jembatan tuh, bagus banget. Efek sukses dapat cuti. eh.
BalasHapusSukses dapat cuti famtrip tapi gak sukses dapat cuti lebaran. Hikss.
Hapusduh pemandangannya bikin aku envy T_T
BalasHapussemoga ada rezeki buat plesiran ke kepri bersama keluarga
Amiin semoga tahun ini Mbak. Cuaca lagi bagus nih.
HapusWah media dari Kepri sendiri gak ada yang diajak ya! :)
BalasHapusMedia Kepri udah sering pada ke sana Bang Uma mungkin.
Hapusbenar-benar bernuansa pulau mbak, saya sekalipun belum pernah menginjakkan kaki di Riau daratan maupun kepulauan, semoga someday bisa ke sana
BalasHapusSemoga ya Ev, kita jadi bisa ketemuan nanti.
HapusWuih fotografer yang ikut rata-rata dari media ternama ya Teh.
BalasHapusAlhamdulillah ada satu perwakilan bloggernya, jadi saya yang belum pernah ke Anambas ini bisa ikut menikmati dari kisah perjalanan teh Lina dulu.
Ditunggu kelanjutannya
Iya fotografer kece semua. Lalu aku siapa haha.
HapusPengen kesini juga ^-^.
BalasHapusAyo Ka. Kapan kita ke sana. Rencanakan yuk.
HapusWah keren Anambas! lain kali mau kesini ahhh~
BalasHapuswww.irhamfaridh.com
Iya keren banget. Coba deh ke sini, gak bakal puas sekali datang.
Hapusbersih, mantep banget lingkungannya, tanpa ada sampah yang mencemari
BalasHapusBetul. Sampahnya sangat sedikit dan cenderung bersih.
Hapuspengen jalan-jalan kesana juga, bisa ndak ya ? :-)
BalasHapusBisaaaa. Ayo ke Anambas!
HapusTerimakasih atas foto fotonya bun jadi saya dapat merasakan keindahan pulau Anambas,semoga suatu saat saya dapat berkunjung kesana
BalasHapusYa allah pengin ke pulai jemaja. Pengin juga jalan2 ke pelabuhan. Kangen suasana lautan. Dududdu. Semoga bisa terwujud untuk segera island hopping ya mbak :)
BalasHapus