Berziarah ke Masjid Nabi Yunus Di Kota Hebron Palestina


Hari kedua keberadaan kami di Palestina, kami mengunjungi Kota Hebron atau dalam Bahasa Arab kota ini disebut Al Halil/Al Khalil. Hebron terletak 30 kilometer di selatan Yerussalem. Kami hanya membutuhkan waktu kurang  dari 30 menit saja agar sampai di kota ini. 


Kota Hebron Palestina


Tempat yang pertama kami kunjungi di Hebron adalah Masjid Nabi Yunus. Masjid ini terletak tepat di tepi jalan raya yang menghubungkan Yerussalem dengan Hebron. Lokasinya juga sangat mudah dijangkau. Turun dari kendaraan bisa langsung masuk ke teras masjid.

Karena kami tiba di sana sekitar jam 9 pagi, masjid tidak ramai oleh jama’ah. Hanya ada beberapa warga yang sedang memperbaiki bagian atap masjid dan ada juga anak-anak yang sedang bermain. Anak-anak ini tampak penasaran dengan kedatangan rombongan kami sehingga mereka langsung mengikuti serta  membantu membukakan pintu masjid.

Seperti biasa, ketika berziarah ke masjid-masjid kami langsung mendirikan 2 rakaat salat Tahiyyatul Masjid. Setelah salat dan berdo’a, saya dan teman-teman menuju ke salah satu sudut masjid dimana terdapat sebuah makam yang dilambangkan sebagai makam Nabi Yunus. Mengapa saya sebut dengan kata “Melambangkan?” Karena makam yang sesungguhnya tidak berada di tempat ini. Kemungkinan berada di sekitar wilayah dimana beliau ditugaskan berdakwah.

Masjid Nabi Yunus Terletak di tepi jalan



Untuk penjelasan detailnya, guide mempertemukan kami dengan Imam Masjid Yunus. Beliau bercerita bahwa dahulu di lokasi ini pernah menjadi rumah atau tempat tinggal Nabi Yunus selama beberapa tahun sampai beliau kembali ke wilayah dakwahnya.




Sejarah Nabi Yunus Alaihissalam


      Dalam beberapa kisah disebutkan bahwa Nabi Yunus merupakan putra dari Amittai bin Benyamin bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim Alaihissalam. Ini menunjukkan bahwa beliau masih berada dalam garis nasab Bani Israil (Ya'qub) dan juga keturunan dari Nabi Ibrahim. Nabi Yunus mengemban dakwah kepada penduduk di Ninawa (Niniwe/Nineveh), sebuah kota kuno dari suku Assyria di dekat wilayah Mosul, Irak.

Pada saat beliau berdakwah di Ninawa ini, tidak ada orang yang mau patuh dan menuruti perintah beliau. Apalagi beliau bukan termasuk dari golongan mereka. Dengan penuh amarah dan ancaman, Nabi Yunus pun akhirnya pergi meninggalkan wilayah dakwahnya tanpa perintah dari Allah SWT.
  Dan (ingatlah  kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdo'a dalam keadaan yang sangat gelap, 'Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.' Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang beriman". (QS Al-Anbiya ayat 87-88).

Sepeninggal Nabi Yunus, kaumnya pun mulai sadar, terlebih cuaca mulai memburuk menandakan akan terjadi sesuatu. Mereka menjadi takut akan ancaman Nabi Yunus dan segera tersadar sebelum bencana atau azab menimpa. Mereka pun kemudian beriman dan Allah mengangkat azab yang akan menimpa mereka. Kaumnya pun mencari keberadaan Nabi Yunus yang telah pergi, namun beliau telah menghilang.


Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu" QS Yunus ayat 98.

Nabi Yunus tiba di tepi pantai dan melihat kapal yang akan menyeberangi laut. Beliau naik ke kapal tersebut namun dalam pelayaran tiba-tiba terjadi badai. Kapal berguncang, para penumpang serta awak kapal sepakat untuk mengurangi beban dengan membuang salah satu di antara mereka ke laut. Agar adil mereka akan mengundi siapa yang pantas untuk dilempar ke laut. Selain itu mereka bilang tidak pernah terjadi badai sedemikian hebat kecuali ada orang yang melarikan diri. Undian pun jatuh pada Nabi Yunus. Dengan penuh kesadaran beliau pun menjatuhkan diri ke laut dan Allah memerintahkan seekor ikan yang sangat besar untuk menelannya. Pada beberapa kisah disebutkan ikan yang menelan beliau adalah ikan paus. Namun di dalam Al Qur'an sendiri Allah SWT tidak menyebutkan secara eksplisit ikan jenis apa. Jadi cukuplah bagi kita mengimaninya dengan percaya bahwa ikan besar yang menelan Nabi Yunus. Tidak melebih-lebihkan. 

Dan sungguh, Yunus benar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian). Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari Berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudain untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami angerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu." QS As-Saffat ayat  139-148. 


Doa Nabi Yunus ketika berada di dalam perut ikan dan dalam keadaan gelap gulita ternyata sempat mengguncangkan Arsy Allah SWT. Para malaikat pun bahkan keheranan siapakah orang yang  begitu hebat do'anya ini. Doa yang berisi pengakuan akan ketauhidan, penyesalan yang tidak terhingga, doa pengakuan dosa dan pernyataan kekeurangan diri. Maka dalam sebuah hadist Rosullullah SAW bersabda mengenai doa Nabi Yunus ini:



(Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.” (HR. Tirmidzi No.3505)


           Maka setelah pulih dan kembali sehat seperti semula, Nabi Yunus pun kembali ke Ninawa untuka melanjutkan dakwahnya. Beliau mendapati bahwa penduduk wilayah tersebut sudah beriman. Dan Allah SWT menganugerahkan kenikmatan hidup kepada penduduk negeri ini karena keimanan mereka.

Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu". (QS As-Saffat ayat 147-148)

Penanda sebagai makam Nabi Yunus

 Tidak seperti umat-umat nabi lainnya yang jika diingatkan mereka membangkang sehingga diazab oleh Allah SWT, maka kaum Nabi Yunus sungguh berbahagia karena segera bertaubat sehingga memperoleh balasan berupa kenikmatan hidup dari Allah SWT.

Semoga saja, kisah Nabi Yunus Alaihissalam ini dapat dipetik hikmahnya. Dan dengan melakukan ziarah ke Masjid Nabi Yunus ini, Alhamdulillah saya dan teman-teman seperjalanan kembali diingatkan untuk senantiasa belajar pada peristiwa dan kisah para nabi untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kembali membuka Al Qur'an dan menelaah sirah nabi yang kerap ditinggalkan.

Menjelang siang hari, kami pun meninggalkan Masjid Nabi Yunus untuk selanjutnya berziarah ke Masjid Nabi Ibrahim yang tidak jauh dari lokasi ini. Di Masjid Ibrahim terdapat makam Nabi Ibrahim bersama makam istrinya Sarah, juga makam Nabi Ishaq bersama istrinya Ribka dan Makam Nabi Ya'qub bersama istrinya Liya (Leah).
 

22 komentar :

  1. Kakkkk....fyuhhhh...setelah baca yg ke makam nabi daud, sekarang nabi yunus. Mupeeeeng. Daku ziarah wali ajah belum pernah. Qiqiqi....

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah senangnya mengikuti perjlanan ziarah ke makam2 Nabi dan masjid bersejarah ini mak... Masjidnya unik juga ya. . tapi masih bagus banhet dan sangat terawat..

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah mbak Lina sudah sampai di sana dan membagikan kisahnya di sini. Jadi pengingat kembali buat saya akan kisah Nabi Yunus

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah bisa membaca dengan rinci, bisa melihat makam (penanda) Nabi Yunus, subhanallah, Masya Allah...
    "Doa yang berisi pengakuan akan ketauhidan, penyesalan yang tidak terhingga, doa pengakuan dosa dan pernyataan kekeurangan diri.'

    Saya jadi tersadar, ini doa sapujagat untuk mereka yang sedang sakit dan terzholimi atau sedang dalam kegelapan. Terimakasih ya Lina, artikelnya dahsyat!

    BalasHapus
  5. Kisah Nabi Yunus memang luar biasa ya Mak.
    Patut menjadi renungan untuk kita semua.
    InsyaAllah suatu hari aku juga mau ke Hebron!
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  6. Masyaallahhh, sekilas bacanya jadi berkaca2
    keinget pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di SD tentang Nabi Yunus, Mbak
    Makasih untuk sharingnya ya mbak

    BalasHapus
  7. MAsya Allah seneng banget ya mbak bisa berkunjung dan sholat di Masjid Nabi Yunus yang dulunya pernah menjadi tempat tinggalnya. AKu pikir makamnya juga ada di sana ternyata gak ada ya. Ditunggu ceritanya ke Masjid Nabi Ibrahim ya

    BalasHapus
  8. Baca ini jadi mengingat kisah2 nabi. Senangnya bisa ziarah kaya gini. Masjidnya juga terlihat simpel dari luar

    BalasHapus
  9. Masya Allah senangnya bisa berkunjung ke Makam Nabi Yunus Mbak..terima kasih sudah mengingatkan kisah tentang Nabi Yunus ini. Banyak hikmah dari kaumnya yang segera bertaubat dan mengingat lagi Allah sehingga dibalas kenikmatan-Nya

    BalasHapus
  10. Ngeri ya kalau udah ingat azab Allah karena memang nyata. Semoga kita semua masih diberi kesempatan untuk bertobat

    BalasHapus
  11. Masya Allah, luar biasa anugerah dan azab Allah itu benar-benar nyata. Membaca kisah Nabi Yunus ini saya sangat menikmati ceritanya. Seperti terbawa masa lampau. Dan Masya Allah, Begitu besar anugerah Allah sehingga Nabi Yunus selamat dari perut ikan besar.

    BalasHapus
  12. Terima kasih sudah selalu diingatkan mba.. berziarah seperti ini memang mengingatkan kita akan banyak hal

    BalasHapus
  13. Masya Allah, senang sekali bisa berziarah ke makam Nabi. Nabi Yunus itu kisahnya termasuk yang membekas diingatan, karena berjuang hidup di dalam perut ikan. Kaum Nabi Yunus memang beruntung diberi kesempatan untuk bertobat. Semoga kisah ini jadi reminder buat kita semua..

    BalasHapus
  14. masyaallah tabarakkalh, senang sekali bisa mengunjungi hebron dan singah di mesjid nabi yunus. doakan aku bisa kesana juga ya kak LIna

    BalasHapus
  15. Masya Allah ini fotonya bagus dan birunya langit pun cantik sekali. Mengikuti perjalanan ceritamu ini membuat saya lebih mawas diri juga.

    BalasHapus
  16. Sungguhlah mupeng aku mba, salah satu impian terbesarku selain bisa naik haji dan umroh (aamiin) kuingin sekali bisa traveling napak tilas sejarah Islam

    BalasHapus
  17. Suka sama artikel mba Lina ini.
    Cara penyampaiannya runut dan berasa ikut ziarah bersama-sama

    Memang begitulah seharusnya ya, di setiap ziarah ke makam nabi, kita kudu introspeksi diri.



    BalasHapus
  18. Senangnya bisa sering main ke sini, selalu ada cerita-cerita Nabi. Kemarin cerita Nabi Daud, sekarang Nabi Yunus, terima kasih ceritanya Mbak :)

    BalasHapus
  19. Mba Lina, aku jadi dzikir melafalkan doa Nabi Yunus As, begitu baca artikel ini.

    "Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin”

    Doa ini menjadi salah satu dzikir tiap hanis shalat. Aku tunggu cerita perjalanan ke Makam Nabi Ibrahim ya mba

    BalasHapus
  20. Masyallah artikelnya menjadi pengingat untukku mba. Ada berapa artikel tentang palestina Mba? Pengen baca yang lainnya juga kalo ada.

    BalasHapus
  21. Baca tulisan Mba nih buat saya jadi mupeng mau ke palestine deh. Terutama ke masjid aqsa. Biar komplit sesuai sunah rasulullah

    BalasHapus
  22. Subhanallah, beruntung banget Mbak Lina berkesempatan berziarah ke Makam Nabi Yunus. Pastinya terharu dan bangga sekali bisa ke sana. Melihat dengan mata kepala sendiri makam salah satu nabi kita. Semoga aku berkesempatan juga. :')

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita