Gunung Papandayan dilihat dari Kampung saya |
Bagi penduduk kota atau penduduk pesisir laut dan pulau-pulau, menyaksikan pemandangan di sawah itu adalah hal yang menarik dan menyenangkan. Begitu juga dengan kami. Sebagai warga Pulau Batam yang tidak mempunyai sawah sama sekali, hanya laut dan pesisir saja di sekeliling, bermain di sawah adalah hal yang sangat istimewa.
Jadi, di hari ketiga kepulangan kami ke Garut, suami mengajak
Chila untuk bermain di sawah. Tak mau ketinggalan saya juga ikut serta. Tak
lupa nenteng kamera siapa tahu dapat feel yang bagus untuk foto-foto. Lumayan bisa
buat stok feed instagram hehe.
Area Persawahan di kampung kami |
Sebenarnya kampung saya, Kampung Papandayan yang berada di Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut Jawa Barat ini, termasuk pemukiman yang padat penduduk. Rumah-rumah di tepi jalan utama kampung sangat rapat dan berdempetan. Sementara itu di kawasan pertengahan kampung, hampir tidak ada lagi area lapang untuk bermain anak-anak atau sedikit lahan untuk sekedar menanam sayur dan bunga. Namun, saya bersyukur sekali karena rumah kedua orang tua berada di tepi kampung dimana langsung berbatasan dengan sawah-sawah dan pemandangannya pun langsung menghadap ke gunung.
Berada di teras rumah itu selalu membuat mager
alias malas gerak. Sekali duduk saja sambil ngobrol-ngobrol cantik,
sudah malas pergi kemana-mana. Hawa dan suasananya bikin betah. Apalagi pemandangan
dari teras rumah ke arah depan berupa undakan sawah yang menurun secara teras
sering. Jika diikuti hingga terus ke bawah, sawah-sawah ini berbatasan langsung hingga tepi sungai. Sementara itu di sebrang tampak bukit
dengan persawahan lagi. Di atasnya terlihat jelas Gunung Guntur, Gunung Puteri Gunung Kamojang
dan gunung-gunung lainnya yang tidak saya ketahui. Berjejer berbaris seakan memagari
kampung kami.
f
f
Menyusuri pematang sawah |
Chila dan Ayahnya |
Saya mengajak suami dan Chila untuk menyusuri
selokan di antara sawah-sawah yang bersambung hingga ke kampung sebelah, Kampung
Walahir namanya. Pemandangan sepanjang pematang sawah pun sangat menyegarkan
mata. Ketika membidikkan kamera, saya baru sadar ternyata ada banyak kehidupan
lainnya di sawah ini.
Selain padi, ada banyak tanaman lainnya yang
tumbuh subur di pematang sawah. Ada bunga matahari, lili, dan tanaman liar yang
tidak adiketahui namanya yang biasa saya mainkan sewaktu kecil. Ada hewan-hewan
seperti kupu-kupu, capung, berudu, laba-laba, semut dan binatang lainnya yang
ternyata unik untuk difoto. Mengamati alam dari dekat melalui lensa kamera
membuat saya merasa bersyukur. Betapa kehidupan saya semasa kecil dulu sangat
bahagia meskipun dalam kondisi ekonomi yang biasa-biasa saja.
Kupu-Kupu di sekitar sawah |
Capung yang kami temui. Jenis ini biasa jadi mainan sewaktu kecil |
Menyusuri sawah, mengamati tanam-tanaman serta
hewan, berinteraksi dengan petani dan sanak saudara yang berpapasan di pematang
sawah, adalah pembelajaran untuk Chila tentang lingkungan dan alam sekitar. Semula
dia canggung melangkah di pematang sawah dengan gerakan yang kaku dan
takut-takut, kini perlahan mulai terbiasa. Ia mulai tak canggung lagi. Walaupun
pada akhirnya minta tukaran sendal dengan saya hehe :D
Kembali ke kampung ini, lalu berjalan-jalan di sawah selalu menerbangkan ingatan ke masa silam. Masa kecil yang penuh dengan kegiatan bermain dan bermain. Masa kecil yang penuh tawa, tangis dan canda. Sawah adalah halaman rumah saya. Dan sawah adalah tempat dimana kami, anak-anak belajar tentang bagaimana kehidupan dan perputarannya dimulai. Seperti padi yang bermula dari benih, disemai, lalu ditanam dan dirawat oleh para petani dengan penuh kesabaran. Menunggunya berbulan-bulan untuk tumbuh besar dan berbulir hingga panen.
Kembali ke kampung ini, lalu berjalan-jalan di sawah selalu menerbangkan ingatan ke masa silam. Masa kecil yang penuh dengan kegiatan bermain dan bermain. Masa kecil yang penuh tawa, tangis dan canda. Sawah adalah halaman rumah saya. Dan sawah adalah tempat dimana kami, anak-anak belajar tentang bagaimana kehidupan dan perputarannya dimulai. Seperti padi yang bermula dari benih, disemai, lalu ditanam dan dirawat oleh para petani dengan penuh kesabaran. Menunggunya berbulan-bulan untuk tumbuh besar dan berbulir hingga panen.
Chila dan paman saya |
Yang minta difotoin lagi action 😀 |
Masya Allah mbk, Chila udah gede ya... ^^
BalasHapusIni viewnya bagus banget, depan rumahku juga viewnya sawah.. Seger
Aku langsung save dong link iniiii.. aku juga ada rumah di Cipanas, sepertinya seru kalau dibuat foto album ya .
BalasHapusMakasih idenya yang brilian!
Aku enggak pernah ke sawah karena kecilnya meski tinggal di Kediri tapi sekitar bukan sawah lagi mbak..
BalasHapusSeneng lihat yang hijau begini. Dan pasti anak-anak akan hepiii
Bunda setipa kali kiburan seringkali kecewa karena di tempat2 yg dikunjungi jarang sekali bisa berselfiria di area sawah-sawah. Ingin mengenang masa kecil jalan2 di galangan sawah.
BalasHapusKangen juga ke Garut, terakhir aku main di Kebun Mawar. Ini kok lihat persawahan nampak ingin main kesana lagi ya, foto-fotomu selalu juara deh mbak.
BalasHapuswahhh saya seakan disedot ke sebuah kampung dengan pemandangan pesawahan yang menyegarkan mbak. Betapa sebenarnya kita perlu kembali bermain di alam biar gak stres akibat tekanan di kota.
BalasHapusah, saya jadi keinget kampung. hihi
Wah di Batam nggak ada sawah ya Teh Lina, kalau anak-anakku pengen banget main ke pantai hihihi kebalikannya..pantai jauh pisan dari sini, rumah kami dekat gunung Ungaran
BalasHapusMemang asyik ya kalau ajak anak-anak ke sawah. Saya beruntung tinggal di kampung dan masih punya sawah, jadi kalau hari libur bisa ajak anak-anak ke sawah. Karena pemandangan sawah itu biasa saya lihat sehari-hari kali ya, jadi ya nggak pernah kepikiran buat mengabadikan. Lihat foto-foto ini baru deh kepikiran juga buat foto-foto kalau pas ke sawah
BalasHapusDuhh lihat ijo2 langsung segerrrr
BalasHapusAku mau banget main ke sini mba
Anak kota emang butuh pemandangan sawah
--bukanbocahbiasa(dot)com--
SUka mbak sama gaya menulismu
BalasHapusPemandangan seperti ini meman gbikin males. Kalau saya yang orang timur, ya pengalaman duduk di depan sawah in persis seperti duduk di tepi pantai yang lautnya biru.
Dan saya suka banget sama foto embun di ujung padinya. Bagus banget :)
Samping rumahku sawah mba. Hehhe. Makanya rumahku itu rumah mewah alias mefet sawah. Hahha. Tapi memang nggak sawah luas kayak pedesaan pada umumnya sih :)
BalasHapusMau ah ajak anakku main ke sawah lagi
Anak2 ku juga mba klo k Cirebon seneng bngt main di sawah jd belajar banyak hal... Bahkan pernah Naik kerbau ikut membajak seruu katanya
BalasHapusAkupun juga sering Mbak, main ke sawah cuma buat foto2.. Hehehe
BalasHapusIni pemandangannya indah bgt, di tempatku juga masih ada tempat kayak gini.
Menikmati pemandangan begini,hati juga rasanya jadi adem ayem ya. Ngilangin stres, udaranya juga masih segar
BalasHapusSubhanallah, indah banget pemandangannya. Aku udah jarang lho jalan dan main di sawah. Duh... keingetan sama masa kecil yang malah turun ke sawah. Nyari keong tutut, nyari genjer, dan lalu masak terus makan di saung sawah. Indah dan nikmaaaat banget.
BalasHapusMasyaa Allah tabarakallah. Hanya lihat fotonya saja sudah kebayang enaknya. Apalagi merasakan langsung. Ini rumah impianku, kak. Rumah yang menghadap sawah terasering.
BalasHapusPaling suka nih, lihat sawah hijau. Rasanya adem gitu. Saya tinggalnya di perkotaan sih, jadi jarang bisa jalan-jalan di pematang sawah. Ini pasti pembelajaran yang luar biasa untuk Chila.
BalasHapusSubhanallah indah banget nih sawahnya, apalagi kameranya bagus euy jadi tambah cantik pengen ke sawah juga aku
BalasHapusAhh, persis aku pas pulkam kemarin. Jalan-jalannya ya kayak gini. Ke sawah, kebun, jalan ke pematang sawah, ke sungai. Anakku puasss main-mainya. Sampai kulit menghitam rambut memerah, tapi happy tak terkira. Anak-anak memang bth diajak kayak gini ya Mbak.
BalasHapusKeren mb, asri banget... Langsung seger lihatnya..seneng lihat pemandangan alam yang masih asli gitu..
BalasHapusOh Mbak Lina ternyata asli Garut tooooo...
BalasHapusSenengnya liat ijo2 gtu mak. Dulu rumahku di Surabaya juga pas aku kecil banyak sawah. Bahkan pulang sekolah au dan teman2ku mainnya ke sawah, cari kodok, cari eceng gondok, kadang sial ketemu ular haha. Sekarang, wes abiiisss, jd perumahan semua, eman banget.
Sedih deh lebaran kemarin aku gak ke Gunung Papandayan. Sawah di sebelah rumah mertua juga lagi kering. Jadi ga liat yang ijo-ijo kayak gini.
BalasHapusViewnya cantik banget. Aku tinggal di desa nih mbak Lina. Ngeliat postingan ini merasa beruntung tinggal di kampung yg alamnya masih harmoni
BalasHapusSenangnya bisa main di sawah.. peaceful sekali mba pemandangannya. Aku sampai lupa kapan terakhir main di sawah. Dideket rumahku masih ada sawah, sayangnya udah tinggal sedikit karena banyak dibangun perumahan di sekitarnya. Huhu.
BalasHapusSaya pun bakalan senang main di sawah seperti ini
BalasHapusBanyak objek yang bisa dijadikan stok foto bahkan video untuk isi youtube channel
Wow seru banget. Papandayan Garut pesona alamnya masih asri ya. Bisa buat edukasi ke anak-anak juga. Refreshing kegiatan di sawah sambil menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman.
BalasHapusSawah tuh udah menjadi sesuatu yang jarang ditemukan di lingkungan sehari-hari. Rasanya hepi banget gitu ya ketika bisa menikmati sejuknya udara di area persawahan gini.
BalasHapusKayaknya aku belum pernah main2 ke Gunung Papandayan deh hehehehe. Bahagianya ya kalau ajak keluarga ke tempat seperti ini. Hamparan sawah nan luas, terlihat begitu hijau dan angin ngahiliwir mun ceuk urang Sunda mah hahaha...angin sepoi2 gitu. Makannya nasi panas, sambel, ikan asin, tumis kangkung dan tahu Bandung wuiiiih plus ikan bakar hihi nikmat deh pikniknya.
BalasHapuswih keren pemandangan sawahnya, jadi kangen kampung
BalasHapusTernyata mbak Lina ini asli Garut toh. Walah, aku juga bakal betah kalo pemandangan dari terasnya sawah-sawah dan pegunungan kayak gitu. Ditambah hawa dingin Garut, beuh... ngobrol sambil minum kopi item panas dan beberapa gorengan rasanya nikmat banget! Aku yang udah 10 tahun di Bandung malah belum pernah sama sekali eksplor Garut, hahaha. Cuma pernah nanjak ke Gunung Cikuray.
BalasHapusSuka fotografi makro ya, mbak?
Bahagia itu sederhana banget yaa kak, liat hamparan ppesawahan yang menghijau aja aku mah bahagia banget. Aku juga bakalan betah banget nih kak tinggal disini hehe
BalasHapusMirip permukiman rumah saudaraku di garut.Dulu tiap libur sekolah pasti mmpir buat nginep. Hal yg paling saya suka dr garut cuacanya yg sejuk dan hamparan sawahnya yg bkn mata seger
BalasHapusSaya malah salah fokus sama foto - foto padi dan kupu-kupu yang cakep bangeet. Mbak Lina jago ya motretnya ..
BalasHapusUdah bertahun-tahun saya gak ke Ciamis. Kangen banget jadinya melihat suasana kampung dengan sawah seperti ini
BalasHapusPapatong hejo...
BalasHapusKalau di sawah depan rumah saya yang banyak malha capung merah dan capung besi. Papatong hejo biasanya saya temui di kebun
Wah hijau-hijau banget. Aku suka pemandangannya di sana.
BalasHapusAku kalau udah lihat sawah rasanta pengen langsung lari-larian di pematangnya
BalasHapusMengingatkan masa kecil deh, dulu sering ke sawah nganter makan siang buat kakek, trus duduk di gubuk-gubuk menimmati nasi anget. Duuuh enaknyaaaa
Pemandangan nya cakep bangett... Jalan2 di sawah aja udah bikin fresh ya.. apalagi di pagi hari..
BalasHapusJadi lagi mengingat, kapan terakhir daku lihat sawah yang cakepnya kek gitu, sesuatu yang hijau seperti bikin kangen
BalasHapusDuuuh...seneeeng lihat hijau2 begini ya.. Tak hanya menyejukkan mata namun juga menyejukkan hati..
BalasHapusMewah sekali pemandangan dan suasana sawah. Udaranya pasti sejuk deh. Org lain mah harus bayar buat ini. Teh Lina mah tinggal ke belakang rumah
BalasHapusMba izin ambil foto yah
BalasHapus