Hamparan cahaya di bawah sana |
Kenikmatan TIDUR ternyaman pertengahan tahun ini adalah setelah menginap di hotel bintang 4 gratis 2 malam di Yogyakarta selanjutnya menginap di hotel “Bintang
5” yang dingin walau tanpa AC, yang glowing
walau tanpa lampu flourensen. Tidur beratapkan fly
sheet dan langit yang bertabur milyaran
bintang.
Yang lebih istimewa adalah di kamar hotel bintang 5 yang luasnya
tak lebih dari 1x2.5 meter yang saya tempati, tertidur dengan pulas dua orang
yang saya cintai. Rasanya sempurna sudah hidup ini. Bahagia tak terkira. Berkumpul
dengan orang-orang yang saya cintai di TEMPAT yang paling saya cintai.
Malam semakin beranjak larut namun keriuhan masih saja
terdengar dari setiap penjuru Gunung Prau. Terbawa angin dingin yang berhembus
cukup kencang. Membuat gigil hingga ke tulang belulang. Hingga kebanyakan para
pendaki berkumpul dan bercengkrama di dalam tenda. Berkemul dalam sleeping bag. amun saya tetap berada di
luar. Berjalan dari satu sisi ke sisi lainnya hingga pukul satu dini hari. Iya,
malam itu saya teramat penasaran ingin mengabadikan taburan bintang ke
dalam memori kamera.
Bayangan Gunung Sindoro Sumbing dan taburan cahaya |
Malam 15 Agustus 2015, adalah malam istimewa yang bertaburan
dengan cahaya. Nun di atas langit bintang-bintang berkelipan. Sementara jauh di
bawah sana ,
Dataran Tinggi Dieng dan sekitarnya begitu gemerlap bersepuh cahaya keemasan. Indah
dan menggetarkan. Lalu, di kanan kiri, depan belakang, tempat dimana saya
berdiri, ribuan tenda menyala warna-warni, berpendar laksana bubuk peri.
Bagi tipe orang soliter, penyendiri seperti saya, tak mudah
bergaul dan terperangkap dalam lingkungan yang hiruk-pikuk, gegap gempita
seperti malam itu. Manakala tenda-tenda
berdiri sangat rapat tak berjarak dan hentak langkah selalu terdengar jelas di
telinga. Namun, saya belajar dari keriuhan tahun baru di Gunung Rinjani.
Sesaknya saat libur sekolah dan kuliah di Ranu Kumbolo, dan ramainya sebuah event peringatan sebuah letusan di GunungTambora.
Hamparan Tenda Pendaki |
Saya belajar dan terus mengamati. Gunung kini bukan tempat yang sepi lagi. Gunung bukan tempat diri menyepi lagi. Namun kini, gunung tempatmu menempa sabar saat keramaian camping ground melebihi ramainya pasar. Melatih kejernihan fikiran saat matamu terasa perih oleh kepulan debu dari hentakan kaki rombongan pendaki yang berjalan tergesa di depanmu. Gunung tempat melatih kelembutan perasaanmu saat telinga terjejali oleh suara berisik obrolan, teriakan, umpatan, atau nyanyian orang-orang. Gunung tempatmu belajar menyapa, tersenyum, berbasa-basi, dan mengucapkan selamat tinggal. Gunung tempatmu bersimpati sekaligus berempati. Gunung tempatmu mencintai dan dicintai. Dan gunung kini menempamu menjadi makhluk sosial bukan seperti makhluk astral yang tak tampak oleh kasat mata.
mewahnyaaa itu outdoor hotel euy....
BalasHapusJalan2Liburan → Pilihan Kuliner Halal di Singapura
Kalah deh bintang 5 nya Kak :D
HapusTrus liat sunrise bakalan deg-degan ya, Mbak.. Masya Allah :D
BalasHapusIya Beby. Harap-harap cemas gitu :D
HapusLangit malam yang luar biasa indah, mbak Lina :)
BalasHapusBetul mbak Rien. Malam yang indah di sana
HapusSubhanallah indaah sekalii kerlap-kerlip....Saya suka gunung dan melihat pegunungan. Sayangnya tidak punya fisik kuat buat naik gunung. Alhasil baru pertama kali naik gunung pas kuliah semester satu dulu. abis itu kapook karena teler. Tapi sukaaa banget sama pegunungan dan gunung. Asal nggak daki aja.
BalasHapusIya mbak. Fisik memang sangat berperan penting kalau naik gunung. Nggak boleh maksain.
HapusKalo nginep di tenda gitu, hotel bintang 5 kalah. Lha bintang di langitnya kebanyakan buat dilawan hahahaha
BalasHapusHahaha...iyaa
Hapusaduh, kerren pisan, teh :)
BalasHapusTempatnya yang keren Neng.
Hapusini kamar super ya di alam, kalah deh bintang 5 gak punya gemelip bintang
BalasHapusHehe...muhun Teh.
HapusJadi kangen Nenda di gunung. Tahun ini pulang nggak sempat nanajk dan nenda. Gunung prau semkainlama semakin ramai ya... dulu temne2 dtang kesini masih sepi maksi.... itu tendanya juga bertabur kayak bintangnya :)
BalasHapusIya dulu katanya sepi sekarang pasar aja kalah saking ramenya di sini.
Hapuskeren banget mbak pemandangannya klo malem gitu, kayak banyak bintang di bawah yah :D
BalasHapusDuh ngebayangin indahnya bintang2 itu :)
BalasHapus