Salah Satu Sisi Pulau Komodo |
Semalam kami menginap di kapal menikmati sensasi liveaboard di Taman Nasional Komodo.
Beberapa belas menit kemudian, kapal merapat di sebuah dermaga kayu dengan pelantar yang lumayan panjang. Pemandangan ke arah pulau dihiasi oleh pohon-pohon kesambi yang rindang dan bercabang rendah. Dalam hati saya berbisik seraya mengucap syukur. Akhirnya dapat menjejakkan kaki di Pulau Komodo, pulau yang selama ratusan tahun menyimpan kekayaan fauna langka dan menjadi salah satu dari situs warisan dunia, yakni dengan adanya hewan bernama komodo.
Dermaga Pulau Komodo |
Pelantar Menuju Pulau Komodo |
Dengan penuh antusias, saya bersama seorang teman langsung menuju ke sebuah dinding bertuliskan "Komodo National Park" yang letaknya berada tepat di pintu masuk, sesaat setelah kami meninggalkan pelantar dan menginjakkan kaki di pasir. Tak lupa kami langsung berfoto-foto di sana. Wajib hukumnya untuk foto-foto. Nanti kalau tanpa foto bisa-bisa dibilang hoax pula :D
Wajib nampang sekali di sini :D |
Seorang Ranger datang mendekat. Ia menagih uang masuk dan menawarkan apakah kami ingin berkeliling mengamati komodo secara short trek atau long trek. Dengan senang hati ia akan bersedia menemani. Saat ditanya berapa biaya masuk Pulau Komodo, ia tampak berbicara dengan temannya dan menetapkan tarif masuk seharga 90 ribu rupiah untuk kami berdua. Saat dimintai pin tanda masuk pulau Komodo, rangernya bilang kalau petugas yang jaga sedang pergi ke pulau Rinca dan menyarankan kami untuk mengambil pin di sana. Baiklah. Abaikan pin.
Srikaya Pulau Komodo |
Karena waktu yang kami punya hanya sedikit jadilah kami mengambil jalur trekking yang short melalui bukit Fregata dan turun ke dekat guest house, lantas menyusuri jalan kecil yang sudah di paving blok. Pada saat perjalanan naik menuju bukit Fregata, di kanan kiri jalur banyak ditemukan buah srikaya yang sudah matang, terlihat dari warnanya yang hijau kekuningan. Ranger memetiknya dan memberikan dua buah untuk kami.
Dari area dekat guest house sebenarnya kami sudah melihat ada beberapa ekor komodo yang sedang baring-baring santai. Tingkahnya malas sekali. Hanya merem melek, menikmati susasana rindang pepohonan. Namun tentu kami ingin menyaksikan lebih dari itu. Maka kami pun melangkah menuju rute trekking jarak pendek. Semenit dua menit komodo tak terlihat juga. Hanya babi, rusa, dan tikus besar yang beberapa kali kami temui.
15 menit sudah berkeliling menyusuri jalur trekking, kami tiba di tepi pantai dimana rusa-rusa sedang duduk melipat kakinya di atas pasir. Dalam hati jadi ketawa-ketawa sendiri. Rusa-rusa ini juga ternyata penggemar pantai layaknya manusia. Lihatlah gayanya yang santai dan menikmati sekali kehangatan pasir.
Pada akhir trekking, jalur berubah datar. Dan saat kami melintasi halaman guest house, tampak tiga ekor komodo yang masih bermalas-malasan. Namun jangan salah sangka, kita tetap harus waspada dengan sikap komodo ini. Karena sesungguhnya dia bisa menggigit kapan saja menggunakan gigi tajam dan ludahnya yang sangat berbisa.
Saya mulai disibukkan dengan memfoto ketiga binatang unik itu. Sang Ranger dengan sigap menawarkan kami untuk berfoto ria dengan komodo. Karena lebih mudah dan simpel dalam pengambilan foto serta qualitas foto yang tak kalah dari DSLR yang saya bawa-bawa, saya pun menyerahkan tablet Samsung Galaxy Note untuk digunakan olehnya. Dengan posisi kamera sejajar mendatar, maka didapat hasil yang menipu mata. Kami seperti dekat sekali dengan komodo padahal jaraknya lebih dari 3 meteran.
Selesai berpose dengan bintangnya pulau ini, yakni komodo, kami mengunjungi para pedagang souvenir yang menjual berbagai macam kerajinan seperti ukiran kayu berbentuk komodo dan kaus-kaus bergambar dan bertuliskan komodo. Setelah itu kami cabut untuk melanjutkan perjalanan mengunjungi lokasi lainnya yang jauh lebih eksotis.
Alhamdulillah satu mimpi mengunjungi Taman Nasional Komodo akhirnya tercapai. Dan di luar ekspektasi saya, ternyata kekayaan terbesar, terindah, dan paling attraktif dari Taman Nasional Komodo adalah terletak di bawah permukaan lautnya. Terumbu karang yang indah serta berbagai macam ikan yang melimpah. Sayang saat itu saya belum pede untuk snorkeling apalagi diving. Semoga suatu saat nanti bisa berkunjung kembali ke sini untuk menuntaskan rasa penasaran menyaksikan dari dekat salah satu suguhan kekayaan bawah laut terkaya dan terindah di Indonesia bahkan dunia. It's so amazing.
Baca juga cerita tentang Pantai Merah (Pink Beach) yuk.
Dari area dekat guest house sebenarnya kami sudah melihat ada beberapa ekor komodo yang sedang baring-baring santai. Tingkahnya malas sekali. Hanya merem melek, menikmati susasana rindang pepohonan. Namun tentu kami ingin menyaksikan lebih dari itu. Maka kami pun melangkah menuju rute trekking jarak pendek. Semenit dua menit komodo tak terlihat juga. Hanya babi, rusa, dan tikus besar yang beberapa kali kami temui.
15 menit sudah berkeliling menyusuri jalur trekking, kami tiba di tepi pantai dimana rusa-rusa sedang duduk melipat kakinya di atas pasir. Dalam hati jadi ketawa-ketawa sendiri. Rusa-rusa ini juga ternyata penggemar pantai layaknya manusia. Lihatlah gayanya yang santai dan menikmati sekali kehangatan pasir.
Pada akhir trekking, jalur berubah datar. Dan saat kami melintasi halaman guest house, tampak tiga ekor komodo yang masih bermalas-malasan. Namun jangan salah sangka, kita tetap harus waspada dengan sikap komodo ini. Karena sesungguhnya dia bisa menggigit kapan saja menggunakan gigi tajam dan ludahnya yang sangat berbisa.
Saya mulai disibukkan dengan memfoto ketiga binatang unik itu. Sang Ranger dengan sigap menawarkan kami untuk berfoto ria dengan komodo. Karena lebih mudah dan simpel dalam pengambilan foto serta qualitas foto yang tak kalah dari DSLR yang saya bawa-bawa, saya pun menyerahkan tablet Samsung Galaxy Note untuk digunakan olehnya. Dengan posisi kamera sejajar mendatar, maka didapat hasil yang menipu mata. Kami seperti dekat sekali dengan komodo padahal jaraknya lebih dari 3 meteran.
Bareng si Komodo Dragon |
Alhamdulillah satu mimpi mengunjungi Taman Nasional Komodo akhirnya tercapai. Dan di luar ekspektasi saya, ternyata kekayaan terbesar, terindah, dan paling attraktif dari Taman Nasional Komodo adalah terletak di bawah permukaan lautnya. Terumbu karang yang indah serta berbagai macam ikan yang melimpah. Sayang saat itu saya belum pede untuk snorkeling apalagi diving. Semoga suatu saat nanti bisa berkunjung kembali ke sini untuk menuntaskan rasa penasaran menyaksikan dari dekat salah satu suguhan kekayaan bawah laut terkaya dan terindah di Indonesia bahkan dunia. It's so amazing.
Baca juga cerita tentang Pantai Merah (Pink Beach) yuk.
Peta & Rute Trekking |
Rusa Berjemur |
Komodo Bermalas-Malasan |
Bukit Fregata |
Belanja Souvenir |
Pulau komodo selalu di hati Mba, aku pengen banget ke pulau yang satu ini
BalasHapusAh ... belum sempat ke sana. Someday harus ke sana.
BalasHapusWah, sy ingin sekali ke pulau komodo. Sy cuma pernah sampai di labuan bajo lalu ke ruteng. Dr labuan bajo mesti bareng rombongan kalo pengin lebih murah.
BalasHapusMampir jg ya ke: billyantoro.com
Berfoto dengan Komodo sekalipun agak berjauhan ngeri-ngeri sedap ya Mbak Lina :)
BalasHapusduh senangnya ketika bisa kesana ya kak? ini yudi dari aceh aja masih sulit merangkak hehehe
BalasHapusIni perjalananmu baru-baru ini apa yang udah dulu itu?
BalasHapusAduh irinya udah bisa sampe ke Komodo :( semoga taun depan bisa kesiiniii
BalasHapusSelalu pengen balik kemari....
BalasHapussalah satu wishlistku nih mbak. Mau banget sampe ke sini. Sementara cuma liat keindahannya dari kartu pos aja >.<
BalasHapusaku yang takut sendiri lihat komdo nih mbak, gimana kalau dateng lasngung kesana ya
BalasHapus