Gallery Prawirotaman |
Bangunan megah lima
lantai berwarna putih itu tampak mencolok jika dibandingkan dengan bangunan
lainnya di sekitar Jalan Prawirotaman II Yogyakarta. Warna putihnya tampak
segar, mewah dan elegan.
Pintu kaca dengan tiang berupa gapura marmer segera
dibukakan oleh seorang bellboy yang dengan ramah menyapa dan mengucapkan
selamat datang kepada kami sekeluarga. Nuansa peringatan kemerdekaan tampak
dari hiasan merah putih berbentuk kipas atau setengah lingkaran di atas pintu masuk serta bagian resepsionis.
Saat memasuki lobby hotel yang luas berlantai & berdinding
marmer, pandangan mata saya langsung tertuju pada dekorasi ruangannya yang apik
dan menarik. Meja marmer dengan hiasan
bunga anggrek putih yang diletakkan di tengah-tengah ruangan seperti menjadi
magnet bagi saya untuk segera mendekat dan mengagumi keindahannya.
Lobby yang luas |
Sofa yang diletakkan di sudut lobby |
Komputer tersedia di lobby |
Dua set sofa yang terletak di sudut-sudut lobby membuat
nyaman dan betah berlama-lama berada di ruangan tersebut. Pada dinding sebelah
kanan terdapat meja berwarna putih yang dilengkapi sebuah komputer yang
lagi-lagi berwarna putih untuk digunakan secara bebas oleh para tamu hotel.
Saat mendekati meja, di kanan kiri komputer terpajang beberapa sertifikat
dan penghargaan, diantaranya hotel Gallery Prawirotaman pernah meraih Award
Excellent pada tahun 2014 dengan angka 8.7/10 dari Booking.com. Pemenang Certificate
of Excellent tahun 2015 ini dari
tripadvisor dan mendapatkan skor 4.4 dari 5 dengan kategori Excellent untuk Guest Review Score dari Hotels.com. Woow, great.
Untuk ukuran hotel yang baru setahun beroperasi (dibuka pada Maret 2014) hotel Gallery Prawirotaman sungguh luar biasa karena telah banyak mengukir prestasi. Menjadi hotel terbaik ke-7 dari 125 hotel dan nomor 1 terbaik dari total keseluruhan hotel bintang 4 yang ada di Yogyakarta.
Dengan jumlah kamar sebanyak 94 unit dengan tipe deluxe dan superior seluas 28 meter persegi, dan suite seluas 70 meter persegi, tamu-tamu akan dimanjakan dengan berbagai kenyamanan layaknya hotel bintang 4 namun dengan layanan lyaknya hotel bintang 5.
Dua orang resepsionis dengan ramah menyapa saya. Salah
satunya dengan sigap langsung memproses reservasi yang sudah saya buat 4 hari
sebelumnya. Tak memakan waktu lama saya langsung diserahi sebuah kartu sebagai
kunci kamar hotel bernomor 109, secarik kertas bertuliskan password wifi, dan voucher untuk welcome drink. Kamar kami terletak di lantai 1 tepat di sisi
kanan lobby.
Seperti biasa, anak saya Chila selalu antusias dan senang
jika menginap di hotel. Ia langsung meminta kartu tersebut dan ingin segera menggunakannya. Sama halnya saat menginap di Singapura.
Chila bahkan keluar masuk ruangan, lobby, dan tangga hanya untuk mengetes
berfungsi tidaknya kartu seperti itu hehe. Yup, hal-hal baru yang bagi anak-anak
selalu tampak seru.
Memasuki kamar hotel, Chila melonjak gembira saat melihat
tempat tidurnya ada dua. Dia segera menandai tempat tidur yang dekat dengan
jendela dan langsung melompat ke atasnya. Mengambil remote televisi lalu
memilih salurannya sendiri. Apalagi kalau bukan Disney Junior. Saat itu sedang diputar film Sophia The First. Walah gawat kalau sudah begini bisa
tahan berjam-jam di depan televisi. Betul saja saat disuruh mandi Chila tetap
tak beranjak dari kasurnya.
Hal-hal kecil yang membuat saya tambah menyukai hotel ini
adalah pihak hotel menyediakan sajadah dan setrika berikut papan setrikaannya. Tentu saya pun tak melewatkan layanan ini. Saya langsung menelpon bagian room service minta dihantarkan sajadah dan pada malam berikutnya minta dibawakan setrikaan karena pakaian sudah lecek-lecek.
Karena malam sebelum keberangkatan ke Yogjakarta saya tidur terlalu larut, jadi
setelah sholat dzuhur tanpa bisa dibendung lagi langsung tertidur pulas.
Ditambah empuk dan nyamannya kasur membuat saya blasss... tertidur hingga setengah
enam sore. Bahkan saat Chila dan ayahnya pergi keluar untuk berenang dan membawa serta kartu kunci kamar, saya tetap tertidur pulas. Dasar kebluk :D
Kamar mandi dilengkapi shower dan wastafel |
Sore setelah bangun, saatnya mandi. Yuhuuu. Badan yang capek karena
perjalanan jauh langsung terasa segar saat terciprat air hangat dari shower utama. Jika tidak suka menggunakan shower ini karena terlalu besar dan takut boros air, ada juga shower kecil
yang bisa dipegang dan disetting naik turun. Kamar mandi ini terpisah ruangannya dengan
closet duduk. Terhalang oleh pintu kaca dengan pegangan besi yang dapat
digunakan untuk meletakkan handuk.
Di samping wastafel toilet, telah tersedia dua botol air
minum dengan dua buah gelas. Toiletries tersusun rapi dalam kotak
masing-masing. Selain itu terdapat juga sisir, shower cap, dan sanitary. Dua
handuk besar dan dua handuk kecil membuat saya dan Chila bisa menggunakannya bersamaan untuk badan dan kepala tanpa harus bergantian.
Safety Box tempat menyimpan benda berharga |
Ketika membuka lemari pakaian, terdapat safety box untuk
meletakkan barang-barang berharga. Tinggal memencet tanda reset lalu memasukkan 4 digit kode angka yang
dikehendaki setelah itu lock
maka safety box akan langsung terkunci. Membukanya tinggal memencet 4 digit angka yang kita masukkan tadi.
Pada malam harinya sepulang jalan-jalan dari alun-alunJogja, saya memotret bagian depan hotel. Bangunannya tampak glowing keemasan
dengan sinar lampu-lampu balkon yang memantul ke atap dan dinding hotel.
Halaman hotel temaram saat malam |
Saat ayahnya mengobrol dengan Pakdek tukang becak yang mengantar kami keliling
Dari balkon lantai 5 juga kita dapat menyaksikan pemandangan kota Yogya yang berlimpah cahaya. Pada sisi lainnya pemandangan
langsung ke kolam renang yang bagian atasnya dihiasi bendera kecil
merah-putih melintang.
Galery lukisan di lantai 5 |
Pada saat turun Chila tidak mau menggunakan lift. Ia senang
turun melalui tangga. Tiap lantai yang kami lalui terdapat lukisan dan kursi
untuk sekedar duduk-duduk santai. Rasanya pengen mampir dan nyantai-nyantai
online di sana ,
namun Chila terus saja asyik menuruni tangga sambil teriak minta dikejar. Tidak
saja lobby yang berlantai marmer,
tangga hotel pun tak luput dari sentuhan marmer di tiap anak tangganya.
Menambah kesan mewah pada setiap sudut-sudutnya.
Di dinding tangga turun ada lukisan |
Lukisan di tiap lantai setelah tangga |
Lukisan di tiap lantai setelah tangga |
Keesokan paginya setelah sarapan mewah di restoran hotel
(nanti akan saya buat review-nya tersendiri) kami segera check out dan meminta resepsionis untuk memesan taksi menuju
Terminal Giwangan. Dalam hari itu dan beberapa hari ke depan kami akan menuju Dieng, Wonosobo, Jawa
Tengah dan baru pada malam keempat kami akan kembali menginap di hotel ini.
Dari hotel menuju Terminal Giwangan hanya ditempuh dengan jarak kurang dari 10 menit. Ternyata dekat. Kami beruntung menginap di hotel ini karena lokasi hotel yang ada di tengah tengah kota. Hanya berjarak 2 kilometer dari Istana Sultan, 3,2 kilometer dari Kebun Binatang Gembira Loka, 5,6 kilometer dari Universtas Yogyakarta, dan 8 kilometer dari bandara Adisucipto.
Sebenarnya Chila masih ingin berlama-lama di hotel. Katanya
masih betah, nggak mau kemana-mana lagi hihi. Namun perjalanan harus tetap
dilanjutkan. Untung saja kami dapat membujuknya dan berjanji akan menginap lagi
di hotel Gallery Prawirotaman.
Sama seperti tamu-tamu lainnya saya setuju dan tentu saja
memberikan nilai EXCELLENT untuk pelayanan Hotel Gallery Prawirotaman Yogyakarta. Semoga tahun depan atau tahun depannya lagi bisa mengunjungi dan menginap kembali di hotel ini :D
Hotel Gallery Prawirotaman
Ini yang hadiah dari Mas Fahmi Anhar ya Mbak?
BalasHapusNuansa hotelnya klasik ya, begitu homey. Lukisannya lucuu, nggemesin gambar anak-anaknya.
Iya betul. Saya betah berburu foto lukisan-lukisannya :D
Hapuswaduh, ada galeri lukisannya juga ya. keren!
BalasHapusIya mbak keren banget galery-nya
HapusHotelnya asik ya teh, bisa setrika baju pula, desainnya juga cakep, intagramable, sukak deh..
BalasHapus