![]() |
Sisi Selatan Pondok Saladah |
Pondok Saladah, demikianlah
namanya. Nama yang diambil dari tumbuhan saladah yang banyak terdapat di aliran
air dan selokan-selokan kecil di sekitar lokasi ini. Tumbuh subur dan liar. Tumbuhan yang
kerap dimakan mentah, dijadikan lalapan oleh masyarakat Garut dan sekitarnya.
Rasanya segar, tekstur di lidah seperti saat mengunyah tauge,
kres..kres..kres..
Pondok Saladah merupakan sebuah camping ground atau tempat berkemah para pendaki yang
berkunjung ke Gunung Papandayan. Gunung ini termasuk ke dalam deretan gunung vulkanik di Indonesia yang masih aktif hingga sekarang. Gunung yang terletak di Garut Jawa
Barat ini mempunyai seribu satu alasan untuk dikunjungi.
Pondok Saladah telah lama menjadi salah satu tujuan favorit
bagi para pendaki yang berasal dari Jabodetabek dan Jawa Barat. Setiap akhir
pekan dan hari libur nasional bisa dipastikan Pondok Saladah begitu ramai,
gegap gempita oleh mereka yang ingin berncengkrama dengan alam bebas. Mereka-mereka
yang haus akan sebuah petualangan ataupun mereka yang hanya ingin pindah tidur dari
kehangatan kamar menjadi dinginnya dan bekunya tenda. Merasakan atmosfer gunung
sambil menikmati betapa indah dan damainya Pondok Saladah.
Setidaknya ada 5 alasan yang membuat para pendaki terus berdatangan ke Pondok Saladah untuk kemping atau berkemah:
1. Pemandangan Pondok Saladah yang Indah
![]() |
Bukit dan Bunga |
Kecantikan Pondok Saladah tak
diragukan lagi. Dengan panorama yang dikelilingi oleh perbukitan yang ditutupi
pohon-pohon lebat nan menghijau, serta letaknya yang tersembunyi berada di
ketinggian gunung, Pondok Saladah adalah
lokasi yang tepat untuk mengasingkan
diri, merenung dan menarik diri sejenak dari hiruk-pikuknya perkotaan. Bagi
sebagian pendaki, keberadaannya di sana
seperti semedi, layaknya kepompong yang sedang bertransformasi. Hingga tiba saat
kembali, merubah diri menjadi kupu-kupu.
Menjadi manusia yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
2. Jalur yang Dilalui Terbilang Ringan untuk Pemula
![]() |
Kawah Papandayan |
Jalur menuju Pondok Saladah terbilang ringan dan mudah. Bisa dilalui oleh
anak-anak hingga dewasa. Jalur dimulai dari lapangan parkir yang kerap disebut
sebagai Camp David . Dari Camp David terus berjalan kaki melalui jalan aspal yang sudah rusak hingga
tiba di jalur yang melintasi kawah.
Sesekali menanjak tapi masih dalam batas
wajar. Pada sisi kiri jalur terdapat kawah aktif yang mengepulkan asap/ gas
belerang. Para turis dan pendaki sebaiknya
mengenakan masker di lokasi ini agar terhindar dari sesak nafas atau keracunan
gas.
![]() |
Lembah |
Pondok Saladah dapat ditempuh
dalam jangka waktu antara 2 hingga 3 jam perjalanan dari pintu masuk
kawasan Gunung Papandayan. Dengan jalur yang jelas dan mudah dilalui para
pendaki tidak akan kehilangan jejak hingga tiba di lokasi kemping. Apalagi banyak penduduk yang
mengangkut hasil bumi dan kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya melintasi jalur
ini. Para penduduk biasanya mengendarai sepeda motor yang sudah
dimodifikasi untuk dapat melalui jalur-jalur terjal seperti di gunung.
Setelah melalui kawah para pendaki
harus turun menuju lembah dan
menyebrangi sungai kecil. Sedikit menanjak dan naik hingga tiba di jalan
besar. Dari jalan besar ini terus berjalan
hingga tiba di Pos II (Hoberhoet). Dari pos II belok kiri dan menyusuri jalan setapak di
antara rimbunnya pepohonan. Jalur cukup datar hingga 10 menit kemudian tiba di
sebuah lapangan luas dengan hamparan rumput dan rumpun edelweis.
3. Murah dan Mudah Dijangkau
![]() |
Gapura Menuju Gunung Papandayan di Cisurupan |
Memasuki kawasan Gunung Papandayan
turis dan pendaki dipungut biaya masuk Rp.5000 pada hari biasa dan Rp
7.500 pada hari sabtu/minggu. Tiket
masuk ini terbilang murah bila
dibandingkan dengan tiket masuk ke Gunung Gede, Rinjani atau Semeru Bromo. Biaya masuk yang terjangkau oleh kantong pelajar, mahasiswa, dan pengangguran :D
Gunung Papandayan sendiri dapat dicapai dengan menaiki mobil angkutan seperti angkot, mini bus, elf,
dan sejenisnya dari terminal Guntur Garut menuju kawasan Garut Selatan. Yakni angkutan-angkutan umum yang menuju ke daearah
Cikajang, Bungbulang, Cikelet, atau Pameungpeuk. Semua angkutan tersebut akan
melewati Cisurupan. Dari Cisurupan para pendaki bisa menaiki ojek dengan tarif
20 hingga 30 ribu rupiah atau menyewa mobil colt/bak terbuka seharga 200 ribu. Jika berangkat rombongan harga ini bisa ditekan
lebih murah lagi, dibagi rata tiap
pendaki sehingga didapati harga yang murah meriah.
4. Ketersediaan Air yang Melimpah dan Fasilitas MCK yang Memadai
![]() |
Toilet |
Saat beraktifitas di alam bebas,
tak dipungkiri keinginan buang hajat tentu sangat mengganggu dan meresahkan.
Kadang banyak pendaki yang tak tega untuk melepas dan membuangnya begitu saja
di ruang terbuka. Banyak yang menahan-nahan hingga sakit perut. Namun Di Pondok
Saladah kekhawatiran itu takkan terjadi
karena terdapat fasilitas toilet yang lengkap. Bangunannya berupa 3 buah drum
besar yang dilengkapi lantai mirip dengan porslen atau keramik, kloset jongkok,
bak air yang bersih, serta gayung. Air jernih yang bersih pun mengalir deras dari selang-selang yang
dialirkan dari mata air di ketinggian perbukitan.
Di sebelah toilet terdapat pancuran untuk mengambil air wudhu dan
mencuci wadah-wadah serta peralatan kemping lainnya. Terdapat juga pondokan yang berfungsi sebagai mushola. Yup, inilah lokasi yang
paling ideal bagi para pendaki dan penyuka kemping. Ketersediaan fasilitas MCK (Mandi, Cuci, Kakus)
yang lengkap yang akan membuat nyaman siapa pun
yang datang berkunjung ke sana. Dan kebersihan gunung pun bisa lebih terkendali.
5. Tempat untuk Mengenal Vegetasi Gunung Vulkanik yang Beragam
![]() |
Hutan Mati |
Penasaran seperti apa tumbuhan dan
vegetasi gunung berapi itu? Datanglah ke Gunung Papandayan dan naiklah hingga Pondok
Saladah. Di sana
tumbuh pohon cantigi yang tinggi-tinggi, berdaun lebat,
dengan pucuk yang merah bersemi. Bunganya pun berwarna merah menyala, menarik
perhatian siapa pun yang melihatnya. Selain cantigi, terdapat rumpun-rumpun
edelweis yang tersebar di berbagai titik. Ligar, mekar, meski tanpa semerbak
yang menawar. Julukan bunga abadi yang disematkan kepada bunga ini, cukuplah
membuat para pendaki mengaguminya.
Di dekat Pondok Saladah terdapat hutan mati.
Hutan arang yang cukup melambangkan laboratorium kehidupan. Batang-batang pohon
cantigi yang menghitam, legam, tetap tegak berdiri menjadi saksi akan
keganasan letusan Papandayan pada tahun 2002 silam. Barisan batang pepohonan
yang seolah berdiam diri antara hidup
dan mati.
Jadi sudahkan kamu berkunjung ke Pondok Saladah? Bareng saya yuk :D! Setelah itu kamu bisa menikmati hamparan edelweis di Tegal Alun juga.
![]() |
Batas |
![]() |
Selfie sebelum sampai |
Pengen kapan2 ngajak anak2 camping. Bagus ya POndok Saladah ini tapi mayan jauh dari Semarang hehe
ReplyDeleteBagus Mbak, saya aja udah belasan kali nggak bosan-bosan :D
DeleteYg terpenting memang fasilitas mck memadai ya mak...soalnya penting bgt berkaitan dengan metabolisme tubuh hihi
ReplyDeleteBetul. Di mana pun kita harus menjaga agar metabolisme tubuh tetap berputar lancar hihi. Nah kalau macet, mempet atau sengaja dimempetin bisa bahaya kan :D
Deletejalurnya ringan untuk pemula cocok buat aku berarti ya :)
ReplyDeleteCocok banget Mbak Lidya :D yuk atuh ajak bocah ke sana :D
Deletesaya pengen nyobain ke sana, ah :)
ReplyDeleteIya mbak coba. Anak-anak pasti suka. Mudah kok jalurnya.
DeleteHutan matinya itu kalo difoto fotogenic banget. Walaupun di sisi lain ironis juga >.<
ReplyDeleteIya Cek Yan, apalagi kalau pagi-pagi saat kabut melintas, dduuuh berasa berada di dalam lukisan surealis
DeleteHutan matinya eksotis :)
ReplyDeleteMasker menjadi benda wajib yg dibawa saat mendaki. Kalau di Majalaya ada namanya Ranca Saladah. Orang2 suka duduk2 di batu sungai yg dipinggir2nya tumbuh saladah (arus kecil).
Waaah ada ya? hihi baru denger.
Deleteback to the nature, asik nih liburan kek gini :))
ReplyDeleteMbak, jalan menuju papandayan ini bisa dilalui oleh kendaraan pribadi tidak ? Sampai ke parkiran ? Bisa untuk one day hiking ? Terima kasih :)
ReplyDeleteMbak mau tanya kalo dari pintu gerbang ke camp david itu dilalui mobil jalannya terjal nggak ya, maklum mau bawa mobil tua, hehe...makasih ya
ReplyDelete