Review Spring Lodge Hotel Kuala Lumpur

“Pilih hotel yang murah-murah aja Lin, nggak usah yang mahal, orang kita cuma numpang tidur doang,” kata Reny, teman dari Tangerang yang berencana liburan bareng saya dan anak-anak ke Kuala Lumpur.

Keraguan memilih hotel mulai saya sampaikan kepada Reny karena bingung hotel seperti apa yang cocok untuk dia dan kedua putrinya. Mengingat selera dan tingkat kepuasan seseorang dalam menginap tentu berbeda-beda.


Hotel Spring Lodge Kuala Lumpur
Spring Lodge Hotel

Ketika kembali berkutat dengan internet dan mencari dimana hotel yang tepat untuk menginap, saya memutuskan bahwa hotel yang akan kami inapi harus murah dan harus dekat dengan Menara Petronas. Kalau nggak dekat-dekat banget ya dekat-dekat kali juga nggak apa-apa :D. Mungkin berada di radius beberapa kilometer dari Stasiun KL Sentral atau yang masih berada di sekitaran KLCC. Namun kenyataannya yang berada di dua lokasi ini adalah hotel-hotel mewah dan cukup mahal.

Untungnya setelah berhari-hari hunting, (qiqiqi nyari berhari-hari masih juga dibilang untung) dalam jarak yang tidak terlalu jauh dengan KL Sentral, sekitar 10 hingga 15 menit dari Menara Petronas ketemulah satu hotel yang secara budget lumayan murah. Namanya  Spring Lodge Hotel. Terletak di Jalan Ampang No 383 D KLCC. Kami  mengeluarkan budget Rp 1.525.738 untuk dua kamar tipe family room selama dua malam. Kalau mau lebih murah lagi sebenarnya banyak tapi type hostel dan tentu saja dihitung per bed sementara anak-anak sudah dihitung per orang. Maka menginap di hotel ini lumayan menekan biaya juga.
  
Resepsionis

Dengan menaiki taksi selama 15 menit dari KL Sentral yang dipenuhi drama dari tukang taksi, kami tiba di  Spring Lodge lewat tengah malam. Seorang pemuda berwajah oriental berkacamata yang sedang berjaga di bagian resepsionis dengan segera menyambut dan mengambil voucher dan passport yang saya ulurkan ke arahnya. Beberapa saat kemudian ia menyerahkan kunci kamar hotel, 4 botol air mineral dan 4 buah handuk untuk masing-masing kamar.

Keributan kecil terjadi di lobby. Shera, 12 tahun,  anak Reny yang pertama mendadak menangis dan memeluk Reny. “Nggak apa-apa orang kita cuma numpang tidur doang kok”, Reny tampak membujuk dan menasehatinya. Saya yang keheranan mendekat dan bertanya kenapa. Oalaaah, ternyata hotel yang kami inapi jauh dari ekspektasi Shera. Dalam bayangannya kami akan menginap di hotel yang besar dan ada kolam renangnya. Terlebih biasanya Shera kalau kemana-kemana menginap di hotel berbintang sementara malam itu mendapatkan hotel kelas backpacker. Qiqi... jelas shock karena tidak terbiasa. Saya jadi merasa bersalah. Liburan ini untuk menyenangkan anak-anak dan saya malah mengecewakannya di hari pertama. Namun melihat Desti, adiknya Shera, dan Chila, anak saya yang tidak terlalu mempermasalahkan hotel ini, saya jadi merasa lebih baik.  Shera pun sudah bisa berfikir tenang.
 
Tangga dari lantai dua ke lantai satu

Seorang pemuda Melayu yang ikut berjaga di resepsionis, mengantarkan kami ke lantai dua. Kami mendapatkan kamar berdampingan dengan nomor 34 dan 35. Baru saja membuka kamar anak-anak sudah memburu dan bergelimpangan di kasur.Tampak kepayahan menahan kantuk. Namun kami melarangnya tidur karena anak-anak belum makan.

Saya turun kembali dan mencari restoran yang masih buka di sekitar hotel. Kira-kira seratus meter berjalan ke sebelah kanan hotel dengan melintasi perempatan di bawah jembatan layang ada sebuah restoran Mc. Donald yang  buka 24 jam. Saya membeli Mc Chicken, Mc Fish, dan milo hangat untuk makan malam. Sayang nggak nasi kalau di Mc Donald padahal perut kami tetap mendambakan nasi sebagai hidangan makan malam.

Karena kantuk yang sangat, makan malamnya tidak dihabiskan oleh Chila. Saya pun sudah tidak berselera lagi, dan setelah menganti pakaian dengan baju tidur Chila dan saya pun tertidur pulas. Begitu pun Reny dan anak-anaknya di kamar sebelah.

Hotel Spring Lodge Kuala Lumpur
Lorong Menuju Kamar

Ini Kamarnya

Kamar hotel kami terbilang standar sekali. Hanya ada sebuah tempat tidur yang cukup lebar, sebuah televisi, satu meja, dan AC. Ketika mau menyalakan televisi remotenya entah dimana. Dan saat menelpon resepsionis katanya remote sudah habis. Dan ketika hendak menurunkan suhu AC yang berhembus cukup kencang lagi-lagi saya kecewa karena remote AC pun tidak ada.

Karena dibuat untuk sekedar tempat menginap saja, pelayanan di hotel memang terasa kurang. Bahkan tidak tersedia sarapan sama sekali. Padahal di hostel yang kelasnya untuk backpacker saja minimal roti, sereal, teh, kopi, dan fresh milk biasanya tersedia. Namun di sini ternyata tidak disediakan. Selain itu saat check out dan kami meminta travel bag diturunkan, pegawai hotel lama sekali merespon.

Untuk transportasi umum, tidak ada bis yang melintas di depan hotel. Jadi kami hanya menggunakan taksi. Dan jika hendak naik bis, kami berjalan beberapa puluh meter ke sisi kiri hotel untuk menunggu di halte bis. Dari halte ini semua bis menuju dan melintasi KL Sentral dimana menara kembar (twin tower) Petronas berada.


Spring Lodge Hotel
No. 383 D, Jalan Ampang 50450
KLCC, Kuala Lumpur, Malaysia
Telephone: +60342511032 


3 komentar :

  1. Wah, jadi masih lebih baik hostel yang aku sewa waktu di KL teh. Walau ngga ada TV, tapi pelayanannya oke. Memang kalo bawa anak-anak pasti ada drama-dramaan deh. Kudu ngasih yang terbaik bagi mereka tapinya budget juga terbatas.

    BalasHapus
  2. Oalah kasian Shera ya, untung bisa segera adaptasi. Kalo Chila mah ortunya backpacker jadi bisa tidur dimana aja. Alhamdulillah Aiman pas liburan kemarin juga tetep ceria mau tidur di hotel murah, rumah Buyut di gunung atau hotel yang lumayan bagus. Moga tetep gitu sampe besar.

    BalasHapus
  3. au mau dong diajak liburan barneg mbak Lina

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita