Jalan Rasamala |
Di sepotong senja yang damai, di sebuah bangku permanen yang diplester semen,
kita duduk berhadap-hadapan menceritakan tentang jati diri kita masing-masing.
Berbicara tentang masa lalu dan berandai-andai tentang masa depan sambil
menikmati semilir angin yang dibawa lalu oleh satu dua kendaraan yang lewat.
Jalan itu begitu lengang, sepi dan bersih. Bunga bogenvil yang menghiasi tepi jalan telah mekar sedari kemarin. Seludangnya
menarik perhatian dengan memantulkan warna ungu, oranye dan merah cerah.
Pohon-pohon rindang berdahan rendah tumbuh di kedua sisi jalan. Ranting dan
daunnya saling bertautan di atas seperti sedang bergandeng tangan dan
berangkulan.
Semenjak pagi hingga malam hari, jalan ini senantiasa dikunjungi dan dilewati
sekedar untuk menghabiskan waktu. Keteduhan selalu menaungi sepanjang jalan yang
tak lebih dari 500 meter ini. Jalan tempat melepas lelah para pekerja, pencari
kerja, dan yang pulang belanja.
Sebuah lapangan yang ditumbuhi rumput gajah terhampar dan dibiarkan terbuka di
sebuah sisi jalannya, diapit oleh dua bangunan bernama Wisma Batamindo
dan Plaza
Batamindo. Beberapa orang duduk berkelompok dan berbaring-baring di atasnya.
Entah berdiskusi atau mungkin sekedar melepas kepenatan. Namun menatap langit
sore yang biru sambil terlentang di lapangan rumput sungguh pemandangan yang
sangat menggoda.
Seiring perputaran zaman dan roda masa yang terus melaju. Bertahun-tahun
berlalu semenjak kenangan itu, dan kini kukembali melaluinya, menyusuri jalan
ini. Berjalan perlahan sambil mengumpulkan pecahan kenangan yang tersebar di
setiap sudut-sudutnya. Menyesak jejak-jejak yang terserak. Ah, ternyata …..
tidak bersama dia saja aku pernah melalui jalan ini Namun pernah juga bersama puluhan bahkan ratusan
teman, dulu, dahulu. Sepulang bekerja, atau sepulang bermain-main dari hutan.
Sehabis mencari jajanan di Pujasera atau mengurus berbagai hal dengan masalah
pekerjaan.
Kembali duduk di sana ,
merenungi perjalanan waktu yang terus berlalu, seperti berlalunya kendaraan
yang melesat setiap saat. Tak kembali dan tak meninggalkan jejak.
Denyut
kehidupan tetap berdetak di jalan ini. Para
penganggur, pekerja, pengojek, dan pasangan muda-mudi yang sedang kasmaran, terduduk di
bangku-bangku di sepanjang jalan Rasamala. Berdempetan seperti tidak ada lagi bangku yang kosong.
Hanya mampu menatap lekat pada rindang dahan dan teduhnya pepohonan. Merunut peristiwa yang berkelebatan dalam lamunan. Mewarnai damainya hari di Jalan Rasamala
yang teduh ini.
# Sebuah kenangan akan jalan Rasamala Batamindo Industrial Park Muka Kuning – Batam.
lenggang & sepi malah asyik buat cari inspirasi tuh mbak :) duh punten seperti biasa ya aku ngerapel postingan
BalasHapusbersama siapa kenangannya teh??
BalasHapuspenasaran, dlu gmn ya suasana di batamindo. apakah sm dgn skrg...?
BalasHapusDuh jadi kangen batamindo, ....
BalasHapusmacam memory daun pisang ya ka :D
BalasHapusPemandangan persis dari jendela PT mbak, hehe.. klo dulu tiap jalan pagi berangkat kerja masih sepi, bisa menikmati pemandangan sekitar, klo sekarang banyak bgt orang yang duduk-duduk tunggu pengumuman lowongan kerja
BalasHapus