Festival Pulau Penyengat Syawal Serantau


Teman-teman tahu Pulau Penyengat? Pulau kecil yang berjarak kurang lebih 2 km dari Kota Tanjungpinang ibukota Provinsi Kepulauan Riau ini, ternyata menyimpan nilai sejarah yang tinggi sejak zaman kerajaan Riau – Lingga dahulu kala. 

Di Pulau Penyengat, banyak peninggalan sejarah yang masih terpelihara dengan baik. Ada Masjid Sultan Riau,  istana sultan, kuburan para raja, rumah kadi, gudang mesiu, bukit pengintai dimana terdapat meriam, dan situs peninggalan lainnya yang jika di telisik sangat kaya akan warisan sejarah.


Untuk terus melestarikan warisan budaya dan sejarah, juga untuk memperkenalkan keistimewaan Pulau Penyengat ke tengah-tengah masyarakat Indonesia dan manca negara, pemerintah kota Tanjungpinang dalam hal ini Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang, didukung oleh Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Kemenpar, Bank Indonesia, Pelindo I, dan pihak swasta lainnya menyelenggarakan Festival Ekonomi Syariah yang digabungkan dengan Festival Pulau Penyengat Syawal Serantau. Acara ini berlangsung dari 22 - 24 Juli 2017.


2 Festival yang serentak digelar ini menyelenggarakan berbagai acara dan perlombaan yang menarik diantaranya adalah Malay Culture Carnaval, Tour Pattern, Muslim Malay Fashion, Kompetisi Seni Budaya Islam, lomba fotografi, lomba Video, business matching 4 negara tetangga, perhelatan wonderfood Kepri dan haul akbar kesultanan Riau Lingga.


Sedangkan lomba-lomba lainnya yang tak kalah menyedot perhatian warga diantaranya seperti lomba gasing, pantun, puisi, pukul bantal, nambat itik, dayung sampan, becak hias, barzanzi,  lomba syarhil & gurindam XII. Ada juga kegiatan klinik sastra dan pentas seni.


Dengan adanya lomba tour pattern ke Pulau Penyengat, beberapa penyelenggara tour travel berlomba-lomba membawa sebanyak mungkin wisatawan baik lokal maupun mancanegara terutama wisatawan dari area cross border seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sehingga event ini tidak hanya dimeriahkan warga lokal saja.

Baca pengalaman saya mengikuti Festival Pulau Penyengat tahun 2016 lalu:

1. Hunting foto di Festival Pulau Penyengat
2. Lomba gasing di Festival Pulau Penyengat

Acara kedua festival ini masih berlangsung. Yuk berkunjung ke Pulau Penyengat!


12 komentar :

  1. waaah pulau kecil bakal rame dengan festival ini ya. Bagus nih programnya buat menarik wisatawan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tujuannya mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara Mbak. Khususnya menyasar pasar Singapura dan Malaysia.

      Hapus
  2. Seru ya mbak ada lomba tournya. Jadi banyak wisatawan yg bs tour murah nih kayaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Lomba membuat paket tour sehingga para pelaku bisnis tour dan travel bisa ikut ambil bagian dalam event ini.

      Hapus
  3. Banyak keseruan dalam acara tersebut yaa Mbaa, eh tapi qo aku penasaran sama kegiatan barzanzi itu apa toch Mba..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya lomba pembacaan Kitab Barzanzi Mbak. Dilagukan gitu bacanya.

      Hapus
  4. Hihi malah jadi penasaran kenapa dinamain pulau penyengat, banyak binatang penyengat kah mba? 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak dulu katanya orang2 yang ambil air ke pulau ini disengat oleh sejenis serangga.

      Hapus
  5. Belum pernah ke pulau Penyengat, tapi saudara ada yang tinggal disana, bahasanya emang mirip banget sama orang Malaysia. Trus suka dilihatin foto-foto daerah wisatanya disana, ada wisata baharinya jugakah mbak?

    BalasHapus
  6. Sering dengar nama pulau Penyengat tapi blm ada kesempatan ke sana.
    Moga2 nanti bisa.
    Festival2 kyk gtu tu bikin pariwisata makin hidup ya mbk TFS

    BalasHapus
  7. Mauuu Mba. Tapi jauh, hahaha. Semoga acaranya sukses ya Mba :)

    BalasHapus
  8. Serruu...
    Aku pernah tinggal di pulau Sumatra, tepatnya Medan, mba..
    Dan beberapa kebudayaannya jadi mengingatkanku sama jaman aku masih di Medan.


    Kangen TVRI yang suka nyiarin kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang indah.

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita