Cara Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Batam Ternyata Hanya 1 Jam


Saat hendak mengurus perpanjangan paspor di kantor Imigrasi Batam, saya tidak banyak berharap. Maksudnya  tidak banyak berharap ini itu selain niat akan mengikuti alur sebagaimana mestinya. Tahulah ya kan bagaimana pelayanan publik di Indonesia yang banyak mengecewakan.


Contoh nyata pelayanan yang mengecewakan yaitu bagaimana proses pembuatan KTP yang lama tak kunjung usai. Saat saya meng-interview calon karyawan di tempat kerja, banyak sekali pelamar yang tidak menyertakan KTP karena belum jadi. Hanya menyerahkan bukti perekaman KTP saja. Bukan mereka malas, namun sudah berbulan-bulan mengurus KTP belum jadi juga. Bahkan ada yang sudah setahun lebih.

Baiklah bukan itu yang akan kita bahas. Mari kita teliti satu persatu tahap-tahapan pembuatan paspornya.

Tahap-tahapan pendaftaran:

Mengirimkan pendaftaran pembuatan paspor baru melalui nomor whatsapp Imigrasi Batam  di nomor 0822 88862017 dengan format:
NAMA#TGL.LAHIR (DDMMYYYY)#ALAMAT SESUAI KTP
Contoh:
ARDINUGROHO#23012011#JL.ENGKUPUTRI NO.3 BATAM CENTER KOTA BATAM, PROVINSI KEPULAUAN RIAU 


Untuk pendaftaran E-Passport menggunakan format:
E-PASSPORT#NAMA#TGLLAHIR(DDMMYYYY)#ALAMAT SESUAI KTP
Contoh:
E-PASSPORT#ARDINUGROHO#23012011#JL.ENGKUPUTRI NO.3 BATAM CENTER KOTA BATAM, PROVINSI KEPULAUAN RIAU 

Pendaftaran nomor antrian dimulai dari jam 07:30 - 10:00 WIB. Jika mengirim whatsapp di luar jam ini maka tidak akan dibalas dan kalaupun dibalas jawabannya begini:

"Mohon Maaf....Anda mendaftar diluar jam pelayanan, silahkan mendaftar pada hari kerja (Senin s/d Jumat) mulai pukul 07.30-10.00 sesuai dengan format ......" 

Format dikirim satu kali saja (tanpa kirim foto) jika belum dapat balasan coba ulangi dalam 1 jam. jangan nyepam terus-terusan mengirim pesan whatsapp setiap detik atau menit karena efeknya nomor kita akan diblokir. Kalau saran dari imigrasinya coba lagi setelah 10 menit. Lah tadi katanya coba setelah 1 jam. Yah coba aja deh dua-duanya.

Pastikan mengirim pesan whatsapp tepat di jam 7.30 WIB supaya kamu mendapatkan nomor antrian lebih awal. Saya saja yang daftar jam 7.30 di percobaan hari pertama gagal karena jumlah pemohon harian telah terpenuhi. Lalu di percobaan ke-empat (di hari yang berbeda tentunya) baru berhasil mendapatkan nomor antrian. Itu pun nomor antri ke 48.  Alhamdulillah.

Setelah mendapat konfirmasi pendaftaran antrian berhasil, maka bacalah baik-baik informasi yang dikirim pihak imigrasi. Pesan tersebut memberitahukan tanggal dan jam berapa seharusnya kita datang ke Kantor Imigrasi.

Begini pesannya:

Silahkan datang 30 menit sebelumnya dengan memperlihatkan pesan ASLI ini kepada petugas dan membawa materai masing-masing 2 buah, dokumen persyaratan fotocopy 1 rangkap (ukuran A4) & ASLI.

Persyaratan:
1. FOTO COPY EKTP (FC diperbesar) / Surat Keterangan Perekaman EKTP;
2. FOTO COPY Kartu Keluarga;
3. FOTO COPY Akte Lahir / Ijazah / Buku Nikah / Akte Perkawinan (memuat nama,TTL & nama ortu);
4. FOTO COPY Dokumen ortu bagi permohonan untuk anak + paspor ortu;
5. FOTO COPY Paspor lama untuk penggantian;
6. Dokumen tambahan bila diperlukan*
7. Surat Domisili dari Kelurahan untuk KTP luar Batam

*Melampirkan surat keterangan domisili dari kelurahan untuk KTP luar Batam;
*Dokumen pendukung lainnya sesuai Surat Edaran Dirjenim No.IMI-0277.GR.02.06 Tahun 2017 tentang Pencegahan Tenaga Kerja Indonesia Nonprosedural
a. Untuk tujuan bekerja melampirkan Surat Rekomendasi dari Dinas Tenaga Kerja dengan ID TKI yang berlaku;
b. Untuk tujuan Umroh / Haji melampirkan Surat Rekomendasi dari Kantor Kemenag & Surat Keterangan dari Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh / Haji Khusus (PPIU/PPIH);
c. Untuk magang (pelatihan) & bursa kerja khusus melampirkan Surat Rekomendasi dari Ditjen Pembinaan Pelatihan & Produktivitas, Kementerian Tenaga Kerja;
d. Dan lain-lain.

Semua dokumen difotocopy sebanyak 1 rangkap. Dokumen asli harus dibawa untuk verifikasi.

Saya tiba di kantor imigrasi jam 08.30. Di pintu masuk ada 2 orang petugas yang berjaga dan menanyakan nomor antrian sambil meminta saya memperlihatkan pesan asli di whatsapp. Setelah itu petugas menandai nama saya di kertas daftar antrian. Lalu menyuruh saya untuk duduk sambil menunggu dipanggil.

Perlu diingat, jika tidak jadi datang, maka nomor handphone kita akan diblokir oleh kantor imigrasi selama 2 minggu ke depan sehingga tidak dapat melakukan pendaftaran. Jadi pastikan bisa datang, kalau tidak bisa, maka kirim pesan whatsapp dengan mengetik batal.

Ada Kids Corner juga di kantor imigrasi.

Ruang tunggu imigrasi

Di ruang tunggu terdapat 2  buah layar yang menunjukkan nomor antrian yang sedang berlangsung. Ternyata antrian yang muncul di dua layar itu untuk mereka yang sudah mengisi formulir dan telah diverifikasi kebenaran dokumen-dokumen oleh petugas di loket. Maka bagi yang baru saja datang seperti saya, duduk atau antri di bagian loket yang khusus menyediakan formulir. Letaknya di sebelah kanan depan ruang tunggu. Langsung saja berdiri antri untuk meminta formulir sambil menyerahkan fotocopy dokumen, memperlihatkan dokumen asli dan juga balasan imigrasi di whatsapp.

Di loket ini petugas memberikan formulir pendaftaran dan memasukan dokumen fotocopy ke dalam map kuning setelah sebelumnya memeriksa kelengkapan dokumen yang akan diserahkan ke imigrasi. Petugas juga memeriksa dokumen asli.  Jika semua cocok maka tahap selanjutnya map kuning yang berisi foto copy dokumen dan formulir diserahkan kepada kita. Setelah itu segeralah isi formulir tersebut. Karena nomor antrian terus berjalan.

Antri ambil formulir di sini.

Apa saja yang harus diisi? Seperti biasa, nama, alamat, dan diminta juga data kedua orang tua kita. Yakni tempat dan tanggal lahir mereka. Jadi pastikan sebelum berangkat ke imigrasi sudah mengetahui data kedua orang tua kita.

Setelah mengisi formulir saya baru sadar belum membeli materai 6.000.  Saat bertanya kepada petugas dimana beli materai, mereka menjawab di luar ada mobil pos. Alhamdulillah nggak harus jauh-jauh beli keluar kantor imigrasi. Di sini saya merasa benar-benar terlayani,  keluar pintu saja sudah terlihat mobil pos di sana sedang melayani pelanggan.

Mobil pos di halaman samping kantor imigrasi

Baru saja selesai menempelkan materai ke surat pernyataan di formulir, nomor antrian saya sudah dipanggil. Alhamdulillah. Saya pun masuk ke dalam ruangan dan menyerahkan berkas dalam map kuning kepada petugas.

Ada 2 orang petugas imigrasi yang sepertinya pegawai-pegawai baru di kantor itu karena mereka mengenakan seragam putih hitam.  Dua petugas ini memeriksa satu per satu dokumen  dan membandingkan dengan yang asli. Mereka memastikan kebenaran nama saya, cara penulisan, alamat rumah, tempat tanggal lahir, dan bekerja dimana.  Setelah itu kembali dilakukan proses verifikasi dokumen sekali lagi.

Setelah tahap ini selesai, saya diarahkan untuk bergeser ke samping kanan dimana terdapat petugas lainnya yang bertugas untuk memfoto dan merekam sidik jari mengunakan alat pemindai  atau  finger print.

Tidak sampai 10 menit sesi foto dan perekaman sidik jari selesai.  Petugas kemudian menyerahkan bukti pengantar pembayaran dan meletakkannya di meja. Saya masih duduk terdiam saja karena berfikir masih akan ada sesi selanjutnya. Namun petugas di sebelah memberi tahu kalau saya sudah selesai dan boleh pulang. Tinggal bayar biaya pembuatan paspor ke mobil pos di halaman kantor imigrasi. 

Saya masih terbengong-bengong, loh kok cepat banget ya. Karena tidak yakin saya bertanya “Maaf Pak mau memastikan saja, jadi saya sudah selesai dan boleh pulang?” "Iya sudah ibu, tinggal pulang dan nanti paspornya diambil 3 hari kemudian." Jawabnya. Hah? Yang benar? Saya pun beranjak pergi sambil masih keheranan.

Tiba di halaman samping kantor imigrasi, saya langsung menuju mobil pos dan melakukan pembayaran sebesar 655.000 rupiah.  Karena ragu saya pun bertanya kembali kepada petugas pos. Dia bilang iya tinggal nanti kembali 3 hari lagi untuk mengambil paspornya.

Alhamdulillah. Saya pun pulang dan tinggal menunggu paspor jadi. Jam menunjukkan pukul 09.30 ketika saya melangkah keluar kantor imigrasi. Shock antara percaya dan nggak percaya. Plus juga bahagia. Ternyata anggapan membuat paspor itu ribet menguap sama sekali.

Saya sudah melakukan penggantian paspor sebanyak 2x dan tahun 2018 ini adalah proses pembuatan paspor yang sangat cepat dibanding 5 dan 10 tahun yang lalu. Jadi melalui tulisan ini, saya ingin menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya untuk jajaran imigrasi Batam yang telah melakukan perbaikan pelayanan.  

Baca juga tulisan lama saya di sini:  mengurus perpanjangan paspor.

Proses Pengambilan Paspor

Poin penting di sini adalah pastikan kertas bukti pengantar pembayaran dari Kantor Imigrasi dan tanda terima pembayaran dari mobil pos dibawa.

Tempa pengambilan paspor.

Ambillah nomor antrian di ruangan pengambilan paspor dengan men-scan barcode di kertas bukti pengantar pembayaran. Jika mesin barcode tidak bereaksi, ketik nomor permohonan imigrasi di layar monitor yang tersedia di sana. Setelah itu tekan tombol cari dan kertas nomor antri akan keluar.

Meskipun di tulisan yang tertera di ruangan pengambilan paspor memberitahukan bahwa pengambilan dilakukan mulai dari jam 10.00 namun jam 09.00 ternyata nomor antrian sudah dipanggil oleh petugas. Kita akan disuruh mengisi nama dan nomor paspor di buku yang telah disediakan di sana. Setelah itu selesai dan pulang.

Sebelum pulang saya meminta paspor lama untuk disimpan sebagai kenang-kenangan. Alhamdulillah langsung dikasih.

52 komentar :

  1. Tulisan mba m3ngingatkanku passportku udah mati desember lalu..belum diperpanjang😂😂

    BalasHapus
  2. Saya bikin pasport tiga hari kerja cepat jadinya 4 tahun cuma 355.000

    BalasHapus
  3. cepet banget ya 1 jam, enak sekarang udah bisa antri lewat WhatApp, aku dulu belum bisa. Suka deh ada kemajuan gini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Rin setidaknya lebih baik dari yang lalu-lalu. Lebih rapi, terencana, dan efektif.

      Hapus
  4. Keren. Semakin mudah saja ya sekarang birokrasi. Semoga Indonesia lebih maju...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Teh. Pelayanan di kantor imigrasi Batam, lebih maju dan lebih baik sekarang.

      Hapus
  5. Terimakasih infonya Mbak, sangat bermanfaat sekali ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo buat paspor Mbak Nis. Di Malang ada juga kan ya?

      Hapus
  6. Sangat bermanfaat buat imigran yang mau ngurus paspor nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, semoga saja seperti itu Mbak.

      Hapus
  7. Postingannya Erna perlukan banget buat gambaran mau bikin paspor sekeluarga juga, insya Allah semoga bisa umroh sekeluarga. Makasi Mba Lina nice share banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, semoga disegerakan ya Kak Erna umroh bareng keluarganya.

      Hapus
  8. Aku juga sangat terbantu dengan pembuatan paspor yang mudah dan tak ribet seperti sekarang, mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Semoga imigrasi di seluruh Indonesia terus memberi pelayanan yang lebih baik.

      Hapus
  9. Wah cepet ya mbak. Semoga di Bengkulu prosesnya bisa mudah dan cepat juga jdi gak ribet klo mau buat pastpor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Semoga di Bengkulu juga akan lebih baik dan lebih cepat.

      Hapus
  10. Wah, blm prnh bikin paspor sih. Tyt liat disini cukup mudah jg y. Thanks artikelnya ya. Nice sharing!

    BalasHapus
  11. Makasih infonya teh.. Kemaren-kemaren juga sempat males mikir antriannya. Baca ini jadi semangat lagi. Meskipun tadi pagi aku kelewatan lagi mau kirim WA ke imigrasi. Wkwkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sekarang udah jadi ya. Haha. Kemana kitah? 😁

      Hapus
  12. Informasi yang bermanfaat, aku belum punya. Kapan ntar ngurus sapa tau diperlukan ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat Mbak, nanti kan bisa mendampingi suami kalau dinas ke luar negeri. Buatkan juga untuk Aisyah dan abang²nya sekalian. 😊

      Hapus
  13. Pelayanannya bagus ya, dlm waktu 1 jam paspor sudah kelar.. Pengalaman yg sering saya dengar selama ini ngurus paspor itu susah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak dulu memang susah banget bin ribet.

      Hapus
  14. aku pernah nih ngurus Paspor sendiri, ya ampun kalo ditempatku antriannya bisa dari jam 5 subuh huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah di Batam itu terjadi 10 tahun yang lalu Mbak.

      Hapus
  15. Wah cepet ya?
    Kyknya skrng imigrasi pelayanannya makin baik, ya meski msh ada kekurangan san-sini. Moga bisa makin lbh oke lagi. DI Bogor denger2 juga ok. Mau bikin paspor dalam waktu dekat insyaAllah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya di Jakarta dan Bogor lebih baik dan lebih cepat lagi pelayanannya Mbak dibanding Batam.

      Hapus
  16. Saya belum pernah merasakan membuat paspor, hihi.
    bersyukur banget sudah tau informasinya. pas buat paspor nanti minimal sudah punya gambaran. nice info mbk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, semoga tulisan ini membantu Mbak.

      Hapus
  17. Wah... gak ribet ternyata ya dan kantor imigrasinya bagus, bersih, dan ada kids corner juga ya.. jadi yang bawa anak-anak tidak khawatir anaknya menjadi bosan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul,salut sudah banyak inovasi terutama dengan adanya kids corner ini.

      Hapus
  18. wah.. enak ya bisa online.. saya dulu antri dulu di pagar imigrasi sebelum jam 6 pagi, padahal pagar nya baru buka sekitar 7.30 hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha iya kami juga begitu dulu. Sekarang nggak lagi.

      Hapus
  19. Eh saya baru tahu ada kids corner gitu di kantor imigrasi Batam. Apa semua kantor imigrasi di setiap kota ada kids cornernya mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya memang sudah standar di kantor imigrasi begitu Mbak, ada kids cornernya. Biasanya kalau yang seperti ini arahan dari pusat.

      Hapus
  20. Saya baru tahu kalau sekarang proses pembuatan paspor begitu cepat, dulu waktu saya buat paspor butuh proses selama 3 harian dan setiap harinya harus hadir disana.

    Semoga terobosan ini bisa diaplikasikan diberbagai kantor imigrasi diseluruh wilayah Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Mas. Saya dulu mengalaminya. Sampai 3 hari hadir ke kantor imigrasi. Benar-benar menguras waktu.

      Hapus
  21. Cepet bangeet ya mba! Aku pengen buat paspor hijau nanti di Jakarta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Kantor kedutaan Indonesia di US bukannya bisa buat paspor hijau juga Mbak?

      Hapus
  22. Aku masih belum buat passport karena belum terpakai 😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya saya juga seringnya gak terpakai kok. Ini buat jaga-jaga saja. 😁

      Hapus
  23. Pasport saya udah mati nih, belum perpanjang tapi katanya sama kayak bikin baru ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak sama saja sih kehitung bikin baru. Bedanya kalau perpanjangan harus mencantumkan atau menyerahkan paspor lama.

      Hapus
  24. Pasporku mati euy, pingin perpanjang. Asik bgt klo cuma 1 jam gitu prosesnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jakarta malah lebih baik lagi loh Mama Karla.

      Hapus
  25. Halo mbak. Mau tanya, biasanya berapa hari ya baru bisa diambil paspornya? Saya tgl 4 kemarin bikin, rencana hari ini mau pergi ambil. Tapi saya cek status di website imigrasi katanya data tidak tersedia. Saya jg baca di internet ada bbrp yg blg butuh 14 hari baru ambil. Saya jadi ragu mau pergi ambil hri ini tdk. Takut sia2 kesana trnyata blm selesai cetak paspornya. Heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Kak, maaf ya telat jawabnya. Bagaimana sudah diambil belum passportnya? Setahu saya sehabis lebaran memang imigrasi padat merayap. Mungkin karena itu agak telat. Resminya bisa selesai 3 hari kok. Tapi kalau ada kendala lain di imigrasi ya bisa saja lebih dari itu.

      Hapus
  26. Iya gapapa mbak. Rencana saya besok pergi ambil.
    Dan sepertinya yg di website itu ga update, status yg sudah selesai msih itu2 saja dr kmrin. Hahaha.
    Semoga besok lancar pengambilannya.
    Makasih ya infonya mbak, sangat membantu.

    BalasHapus
  27. kalau ditempat saya nomor antrian diambil melalaui aplikasi yang hanya bisa diambil pada hari jumat sampai minggu,

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita