Matahari masih bersinar terik sore itu. Rasa-rasanya, waktu seperti masih menunjukkan pukul 12 siang tatkala kami tiba di pintu gerbang Desa Wisata Ekang. Satu desa yang terletak di Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang kini tengah disulap menjadi sebuah destinasi wisata baru berbasis alam dan lingkungan. Lokasi desa wisata ini mempunyai luas area sekitar 14 hektar dari total keseluruhan Desa Ekang Anculai yang luasnya 657.000 hektar (data google map).
Desa wisata yang sedang saya kunjungi ini kelak akan mem-branding namanya sebagai D'Bamboo Kamp untuk merujuk secara khusus kepada tempat ini. Karena menurut pemilik sekaligus pengelola Desa Wisata Ekang, Pak I Wayan Mestika, rencana ke depannya bersama-sama dengan Bumdes (badan Usaha Milik Desa) keseluruhan Desa Ekang Anculai akan dijadikan desa wisata dengan mengangkat berbagai potensi dan keunikan yang ada di sana.
Potensi yang sudah dimiliki Desa Ekang Anculai salah satunya adalah hutan mangrove yang terbentang di sepanjang wilayah itu. Menurut Pak Wayan, perlu waktu sekitar 3 jam untuk menjelajahi hutan mangrove di kawasan ini dikarenakan panjang sungai yang melaluinya berkilo-kilometer. Ekosistem mangrove di wilayah ini pun masih sangat terjaga dan belum terjamah oleh gangguan apapun. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa mangrove merupakan biotank terbesar di muka bumi yang karenanya berbagai polutan yang merusak ekosistem akan diserap dan dinetralisir olehnya. Maka ketika banyak hutan mangrove dialihfungsikan, ekosistem pun akan terganggu dan dapat menyebabkan punahnya berbagai habitat satwa yang ada di dalamnya.
Sungai-sungai dan hutan mangrove yang ada di sekitar Desa Wisata Ekang |
Saya mengetahui Desa Wisata Ekang pertama kalinya dari postingan teman-teman asal Bintan di linimasa instagram. Salah satu pemandangan iconic yang paling menarik dan membuat saya ingin segera berkunjung ke sana adalah bangunan segitiga sama kaki yang terletak di tepi-tepi kolam pemancingan. Bangunan beratapkan rumbia ini difungsikan sebagai gazebo, tempat dimana para pemancing berteduh sambil menunggu ikan-ikan tersangkut oleh kail pancingnya.
Gazebo segitiga inilah yang kemudian menjadi magnet dan daya tarik utama para warganet di Batam, Bintan dan Tanjungpinang untuk mulai mengunjungi Desa Wisata Ekang. Seperti halnya generasi milenial yang sudah melek destinasi digital, saya pun tak ingin ketinggalan punya keinginan untuk berpose di antara bangunan-bangunan iconic tersebut.
Maka tatkala merencanakan liburan tengah semester untuk Chila, yang terfikirkan hanyalah bagaimana agar kami dapat berlibur di Desa Wisata Ekang. Alhamdulillah, akhir pekan yang lalu, akhirnya kesampaian juga berlibur di sana. Saya bersama suami dan Chila juga keluarga Mbak Menix, salah seorang blogger dari Batam. Mbak Menix juga mengajak serta duo krucil imutnya yang membuat Chila sangat gembira karena liburan kali ini dia punya teman main.
Gazebo segitiga inilah yang kemudian menjadi magnet dan daya tarik utama para warganet di Batam, Bintan dan Tanjungpinang untuk mulai mengunjungi Desa Wisata Ekang. Seperti halnya generasi milenial yang sudah melek destinasi digital, saya pun tak ingin ketinggalan punya keinginan untuk berpose di antara bangunan-bangunan iconic tersebut.
Gazebo berbentuk atap segitiga |
Maka tatkala merencanakan liburan tengah semester untuk Chila, yang terfikirkan hanyalah bagaimana agar kami dapat berlibur di Desa Wisata Ekang. Alhamdulillah, akhir pekan yang lalu, akhirnya kesampaian juga berlibur di sana. Saya bersama suami dan Chila juga keluarga Mbak Menix, salah seorang blogger dari Batam. Mbak Menix juga mengajak serta duo krucil imutnya yang membuat Chila sangat gembira karena liburan kali ini dia punya teman main.
Ada Apa Saja di D'Bamboo Kamp Desa Wisata Ekang?
Sebelum ceritanya saya lanjutkan, kita sepakati yuk menyebut lokasi ini dengan sebutan D'Bamboo Kamp. Penulisan kata Kamp-nya menggunakan huruf K ya bukan huruf C. Kata Kamp di sini bermakna Kampung dengan maksud Kampung Bambu). Oh iya, teman-teman juga bisa berkunjung ke website resminya di dbambookamp.com untuk mengetahui apa saja yang bisa kita nikmati di lokasi ini. Cuss kita lanjutkan!
Selain gazebo dan kolam pancing, ada apa lagi sih di D'Bamboo Kamp ini? Banyaaaak. Yuk kita bahas dan kupas satu per satu!
Parkir
Para pengunjung yang datang menggunakan kendaraan, bisa memarkir kendaraan mereka di parkiran yang cukup luas di dekat gerbang masuk. Meskipun parkiran ini masih berupa tanah lapang, namun tanahnya cukup keras dan stabil untuk menampung puluhan kendaraan. Bagi yang hendak menginap, kendaraannya bisa diparkir di dalam kawasan D'Bamboo Kamp didekat restoran.
Parkiran masih berupa tanah lapang |
Tiket Masuk
Dari pintu gerbang, jalan yang dilalui telah dipaving block dengan median berupa bunga-bunga berdaun hijau dan ungu. Bunga-bunga ini tumbuh subur dan ditanam sebagai pagar hidup di sepanjang jalan menuju D'Bamboo Kamp.
Jalan masuk dan keluar D'Bamboo Kamp |
Sekitar beberapa puluh meter dari gerbang terdapat loket yang menjual tiket masuk. Tiket untuk dewasa sebesar Rp 20.000 pada hari biasa dan Rp 25.000 pada akhir pekan. Sedangkan untuk anak-anak Rp 10.000 pada hari biasa dan Rp 15.000 pada akhir pekan. Oh iya semua harga ini sudah berlaku sejak September 2018.
Kolam Pancing dan Gazebo
Dari loket tiket, beberapa meter kemudian kita langsung dapat menyaksikan pemandangan layaknya sebuah pedesaan. Seperti yang sudah saya bahas di atas, bahwa daya tarik utama D'Bamboo Kamp adalah gazebo yang berbentuk segitiga. Ada juga gazebo yang berbentuk seperti saung/pondok untuk daya tampung yang lebih besar dan lebih difungsikan untuk duduk-duduk bersantai menikmati pemandangan kolam.
Untuk menyewa pancing dikenakan biaya Rp 30.000. Sewa gazebo segitiga dikenakan biaya sebesar Rp 25.000. Namun jika ingin menyewa keduanya dikenakan biaya hanya Rp 45.000 saja. Sedangkan untuk sewa pondok dikenakan biaya Rp 50.000. Dan jika ingin menyewa pancing sekaligus pondok biayanya jadi lebih murah yaitu Rp 70.000. Oh ya biaya-biaya ini berlaku sejak September dan Oktober 2018. Kalau ke depan ada perubahan-perubahan harga, saya jangan dimarahi ya? 😃
Di sekeliling kolam pancing terdapat taman dengan berbagai jenis bunga yang menarik pemandangan. Berbagai tanaman merambat juga ditaman di sekitar pagar sehingga tampak alami dan menyejukkan mata.
Restoran
Tak jauh dari kolam pancing terdapat restoran yang dinding-dindingnya terbuka dan ditanami tanaman rambat sehingga susasana menjadi sejuk. Restoran ini juga berfungsi sebagai lobby dan meja resepsionis untuk pengurusan check in dan check out saat pengunjung memutuskan untuk menginap.
Dinding restoran dengan pemandangan ke arah kolam |
Restoran dibuka mulai jam 08.00 pagi hingga jam 10 malam. Di restoran ini dijual beragam makanan seperti nasi goreng dan ayam penyet dengan harga yang terjangkau. Tidak jauh beda dengan harga-harga di Tanjungpinang ataupun di Batam. Jadi jika teman-teman bawa makanan dari rumah, tidak usah pusing dengan biaya makan yang mahal karena di sini harganya sangat manusiawi banget. 😂
Eh emang ada ya harga yang nggak manusiawi? Adaaaa. Pernah viral juga loh di facebook harga nasi goreng di salah satu lokasi wisata di Bintan mencapai seratus ribu rupiah. Mungkin nasinya digoreng pakai wajan emas kali ya hingga harganya nggak masuk akal begitu. 😅
Pemandangan dari restoran ke kolam saat malam |
kolam renang ini disediakan sebagai salah satu fasilitas untuk pengunjung. Jadi jika sudah bayar tiket masuk, untuk berenang tidak perlu bayar lagi. Namun jika anak-anak mau menyewa pelampung ban, disediakan seharga Rp 10.000. Berenang diwajibkan mengenakan baju renang. Bagi para orang tua harus tetap menjaga dan mengawasi anak-anaknya berenang karena tidak ada penjaga kolam renang.
Jagain krucil berenang |
Taman Kelinci
Tak jauh dari kolam renang, terdapat taman kelinci dimana terdapat puluhan kelinci yang imut dan lucu-lucu dengan berbagai ukuran. Kelinci-kelinci di sini tampak sehat dan terawat. Pemeliharaannya mungkin berbeda dengan taman-taman kelinci yang ada di Batam. Salah satu yang pernah kami kunjungi adalah Taman Kelinci Sekupang Batam. Saya dan Chila sempat sedih di sini karena pengunjung dibebaskan mengangkat dan menggendong kelinci hingga membuat telinga-telinga kelinci patah.
Selepas berenang, anak-anak mengunjungi taman kelinci. Sewaktu melihat-lihat dari luar, seorang staff mendekat dan mempersilahkan kami masuk ke dalam. Sewaktu saya bilang kepada anak-anak untuk menggendong kelinci sebentar untuk keperluan foto, anak-anak malah mengingatkan saya bahwa peraturan di taman kelinci di D'Bamboo Kamp ini kelincinya tidak boleh digendong. Saya pun baru teringat. Dan terharu dengan sikap anak-anak yang jujur ini.
Di tengan taman kelinci terdapat gundukan tanah dengan lubang-lubang buatan dari batu bata yang digunakan para kelinci sebagai sarang atau rumah mereka. Sebagian kelinci ada yang membuat lubang-lubang sendiri di gundukan tanah itu. Oh iya, masuk ke taman kelinci dikenakan biaya sebesar Rp 10.000.
Di samping taman kelinci terdapat juga kandang ayam kalkun dan kandang merpati. Lucunya merpati-merpati ini lebih suka main di taman kelinci daripada di tempatnya sendiri. 😃
Berkuda
Sewaktu bertemu Pak Wayan dan istrinya Ibu Erna pada kesempatan makan malam, Mereka menceritakan bahwa hobby Pak Wayan dan anak-anaknya adalah berkuda. Jadi tak heran jika di lokasi ini terdapat kuda. Kuda-kuda didatangkan dari Pulau Jawa. Dibawa menggunakan kendaraan berhari-hari melalui Sumatera lalu disebrangkan ke Bintan. Saat kami datang, kuda yang digunakan baru satu ekor untuk menarik andong.
Andong ini bisa digunakan pengunjung untuk berkeliling di sekitar D'Bamboo Kamp. Biaya naik andong Rp 100.000 untuk satu putaran dengan maksimal penumpang sebanyak 3 orang.
Paddle Boat (Perahu Dayung atau Perahu Kayuh)
Salah satu fasilitas lain untuk bersantai dan bermain-main adalah naik paddle boat. Ada dua jenis paddle boat yang disediakan di sini yaitu Leg/Foot Paddle Boat yang dapat disewa seharga Rp 30.000 per 30 menit dan Hand Paddle Boat yang dapat disewa seharga Rp 10.000 per 15 menit.
Serunya Menginap di D'Bamboo Kamp
Saat tiba di bagian resepsionis yang juga merangkap kasir restoran, dua orang pegawai menyambut kami dengan ramah. Mereka mempersilahkan saya mengisi formulir menginap dan meminta KTP saya sebagai jaminan.
Selesai proses check in, kami dihantar ke villa tenda yang jaraknya beberapa puluh meter dari restoran. Kami melalui jalan paving block dengan pemandangan di sekitarnya adalah taman yang ditumbuhi tanaman jawer kotok yang berdaun ungu kemerah-merahan. Jawer kotok atau disebut juga dan iler ini tumbuh subur hampir di seluruh taman.
Villa Tenda untuk Glamping Camp
Villa tenda atau yang di daerah-daerah lain disebut tenda glamping (glamorous camping) yang disediakan untuk kami ada dua unit. Satu untuk keluarga saya dan satu lagi untuk keluarga Mbak Menix. Di halaman tenda ada taman dengan bunga-bunga yang tampak sehat dan subur. Di sana terdapat bangku untuk duduk-duduk yang dapat difungsikan sebagai tempat nongkrong atau ngerumpi dan pada malam hari kami gunakan untuk barbeque-an dan makan malam.
Letak villa tenda kami berada di tanah yang cukup tinggi sehingga pada saat pagi dan petang dapat menyaksikan pemandangan sunrise dan juga sunset. Namun yang paling menenangkan dan menyenangkan ketika duduk-duduk di teras villa adalah saat menyaksikan embun-embun berkilauan di dedaunan. Sungguh momen yang relese stress banget.
Di sekitar taman juga ditanami berbagai tanaman seperti singkong, pepaya, dan nanas. Sepertinya akan seru banget jika tanaman-tanaman ini sudah tumbuh besar dan tinggi. Kami bisa ikut untuk memanen dan menikmati hasilnya.
Kamar kami ternyata luas. Di dalamnya terdapat satu tempat tidur ukuran king yang lebih dari cukup untuk menampung kami bertiga saat tidur. Ada sebuah televisi (lupa tidak ngecek berapa inch-nya), AC, lampu tidur, satu set meja kursi, dan juga nakas untuk meletakkan barang-barang printilan seperti kamera dan handphone. Sayang belum ada lemari untuk meletakkan pakaian.
Ruangan kamar mandi dan toilet, terletak di bagian belakang dan menempel pada bagian tenda. Di dalamnya terdapat closet duduk dan wastafel dengan tanaman hidup di kanan kirinya. Lengkap dengan berbagai toiletries seperti handuk, sabun, shampo, sikat gigi.
Malam harinya, kami disuguhi hidangan barbeque yang dimasak dan dipanggang langsung di halaman villa. Berbagai menu pilihan seperti ayam bakar, ikan bakar, otak-otak, menjadi hidangan utama kami saat itu. Ada juga sambal dan lalapan yang membuat makan nambah terus.
Sedangkan pada pagi harinya, sarapan kami dihantar ke villa dengan menggunakan rantang yang berisikan menu sesuai pesanan. Kebetulan saya pesan nasi goreng. Dan ternyata yang datang tidak hanya nasi goreng saja namun ada telur dadar, kue-kue dan buah-buahan.
Ke depan, villa tenda ini masih akan terus ditambah beberapa puluh unit lagi dengan range harga yang lebih murah dan terjangkau masyarakat menengah ke bawah. Untuk villa tenda yang kami tempati, bisa disewa dengan harga Rp 600.000 pada hari biasa dan Rp 800.000 pada akhir pekan.
Camping Ground Plus Tenda
Tak jauh dari villa tenda yang kami inapi, tepatnya di bagian belakang sebelah atas, terdapat fasilitas kemping dengan tenda-tenda yang cukup besar. Tenda ini dilengkapi dengan fasilitas kasur, bantal, colokan listrik dan kipas angin. Sedangkan toilet dan mushola terletak tak jauh dari sana.
Sudah ada 13 unit tenda yang dibangun dan pada saat kami melihat-lihat ke area camping ground ini, pembangunan tenda-tenda baru sedang digarap oleh beberapa pekerja.
Letak villa tenda kami berada di tanah yang cukup tinggi sehingga pada saat pagi dan petang dapat menyaksikan pemandangan sunrise dan juga sunset. Namun yang paling menenangkan dan menyenangkan ketika duduk-duduk di teras villa adalah saat menyaksikan embun-embun berkilauan di dedaunan. Sungguh momen yang relese stress banget.
Di sekitar taman juga ditanami berbagai tanaman seperti singkong, pepaya, dan nanas. Sepertinya akan seru banget jika tanaman-tanaman ini sudah tumbuh besar dan tinggi. Kami bisa ikut untuk memanen dan menikmati hasilnya.
Kamar kami ternyata luas. Di dalamnya terdapat satu tempat tidur ukuran king yang lebih dari cukup untuk menampung kami bertiga saat tidur. Ada sebuah televisi (lupa tidak ngecek berapa inch-nya), AC, lampu tidur, satu set meja kursi, dan juga nakas untuk meletakkan barang-barang printilan seperti kamera dan handphone. Sayang belum ada lemari untuk meletakkan pakaian.
Ruangan kamar mandi dan toilet, terletak di bagian belakang dan menempel pada bagian tenda. Di dalamnya terdapat closet duduk dan wastafel dengan tanaman hidup di kanan kirinya. Lengkap dengan berbagai toiletries seperti handuk, sabun, shampo, sikat gigi.
Malam harinya, kami disuguhi hidangan barbeque yang dimasak dan dipanggang langsung di halaman villa. Berbagai menu pilihan seperti ayam bakar, ikan bakar, otak-otak, menjadi hidangan utama kami saat itu. Ada juga sambal dan lalapan yang membuat makan nambah terus.
Para staff yang membantu bbq-an |
Sedangkan pada pagi harinya, sarapan kami dihantar ke villa dengan menggunakan rantang yang berisikan menu sesuai pesanan. Kebetulan saya pesan nasi goreng. Dan ternyata yang datang tidak hanya nasi goreng saja namun ada telur dadar, kue-kue dan buah-buahan.
Ke depan, villa tenda ini masih akan terus ditambah beberapa puluh unit lagi dengan range harga yang lebih murah dan terjangkau masyarakat menengah ke bawah. Untuk villa tenda yang kami tempati, bisa disewa dengan harga Rp 600.000 pada hari biasa dan Rp 800.000 pada akhir pekan.
Camping Ground Plus Tenda
Camping Ground yang berisikan tenda-tenda permanen. |
Tak jauh dari villa tenda yang kami inapi, tepatnya di bagian belakang sebelah atas, terdapat fasilitas kemping dengan tenda-tenda yang cukup besar. Tenda ini dilengkapi dengan fasilitas kasur, bantal, colokan listrik dan kipas angin. Sedangkan toilet dan mushola terletak tak jauh dari sana.
Sudah ada 13 unit tenda yang dibangun dan pada saat kami melihat-lihat ke area camping ground ini, pembangunan tenda-tenda baru sedang digarap oleh beberapa pekerja.
Ke depannya Pak Wayan dan istri ingin membangun fasilitas yang mengedukasi pengunjung khususnya di bidang astronomi, yakni dengan membangun observatorium seperti di Bosscha Bandung. Semoga saja segera terwujud. Agar masyarakat Kepri tak perlu jauh-jauh pergi ke Bandung untuk menikmati indahnya angkasa raya.
Bagaimana Caranya Menuju ke Sana?
Bagi warga Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan, menuju D"Bamboo Kamp di Desa Wisata Ekang mungkin sangat mudah ya karena sedikit banyaknya sudah mengenal wilayah ini. Namun bagi kami warga Batam, berkendara di Bintan salah-salah jalur bisa nyasar kemana-mana. Susahnya lagi jalan di sini rata-rata sepi dan jarang penduduknya sehingga sulit untuk bertanya. Kalau nyasar, sudah kejauhan baru sadar.
Petunjuk arah ke Desa Wisata Ekang:
1. Lalui Jalan Lintas Barat. Setelah melewati Gurun pasir Busung, akan ada jembatan pertama. Lalui saja dan terus jalan beberapa kilometer lagi hingga tiba di pertigaan yang mengarah ke Lagoi.
Jembatan pertama setelah Gurun Pasir Busung. Foto Google Map. |
Simpang ke arah Lagoi Belok kiri ikuti tanda panah hijau di foto. |
2. Dari Pertigaan ini belok kiri dan ikuti terus jalannya. Ketika menemui pertigaan yang mengarah ke gerbang Desa Ekang, tetap saja ikuti ke arah Lagoi. Kenapa kok yang di sini termasuk Desa Ekang juga? Ya karena Desa Ekang ini luas, dari pertigaan hingga arah simpang Lagoi merupakan bagian dari Desa Ekang semua.
Menemukan pertigaan ini belok kanan ikuti tanda panah hijau. Gerbang sebelah kiri itu sekarang warnanya sudah kuning 😃 |
3. Jalan terus hingga menemukan pertigaan lagi. Tetap ikuti arah yang menuju Lagoi. Jangan tergoda untuk berbelok ya nanti kamu tersesat di jalan yang salah. 😂
4. Setelah beberapa kilometer dari pertigaan yang kedua, pelankan laju kendaraan karena nanti akan ada spanduk di sisi jalan sebelah kiri yang menunjukkan lokasi Desa Wisata Ekang. Belokan ini berada sekitar 3,85 km sebelum pintu penjagaan ke lokasi wisata Lagoi. Jadi kalau kelewat, berarti kamu harus kembali lagi. Tanda bangunan terdekat yang mudah dikenali di sekitar belokan ini yaitu sebuah mushola atau Surau yang bernama Surau Baiturrahman. Sekarang suraunya sudah dicat berwarna kuning dengan aksen hijau.
Belokan ke D'Bamboo Kamp Desa Wisata Ekang |
Surau Baiturrahman |
5. Dari belokan ini masuk ke jalan tanah sekitar 1,5 kilometer dan kita akan langsung menemukan lapangan parkir yang cukup luas untuk memarkir kendaraan.
Rincian Biaya-Biaya:
1. Kapal Roro Telaga Punggur Batam - Tanjung Uban (Bintan):
~Dewasa: Rp 19.700
~Anak-anak: Rp 14.400
2. Sewa mobil di Tanjung Uban Rp 300.000
3. Tiket masuk D'Bamboo Kamp:
Hari biasa (Senin-Jum'at) : ~Dewasa: Rp 20.000
~Anak-anak: Rp 10.000
Akhir pekan (Sabtu Minggu): ~Dewasa: Rp 25.000
~Anak-anak: Rp 15.0004. Villa Tenda (Glamping Camp)
Hari biasa Rp 600.000
Akhir pekan Rp 800.000
5. Fasilitas Memancing:
~Pancing: Rp 30.000
~gazebo segitiga: Rp 25.000
~Pancing + gazebo segitiga: Rp 45.000
~Pondok: Rp 50.000
~Pancing + pondok: Rp 70.000
6. Taman Kelinci Rp. 10.000
7. Berenang: Free
Pelampung Rp 10.000
7. Berenang: Free
Pelampung Rp 10.000
8. Berkuda (Naik Andong): Rp 100.000 satu putaran
Mengunggang kuda 2 putaran Rp 50.000
Mengunggang kuda 2 putaran Rp 50.000
9. Paddle Boat:
~Leg paddle boat: Rp 30.000 per 30 menit
~Hand paddle boat: Rp 10.000 per 15 menit
Efektif mulai tanggal 22 Desember 2018 s/d 1 Januari 2019 harga camping dan villa naik karena sudah memasuki masa liburan. Camping menjadi Rp 400.000 (sudah termasuk sarapan untuk 2 orang) dan Villa Tenda Rp 900.000.
Bagi yang butuh untuk tanya-tanya bisa menghubungi kontak berikut ini:
hemm, pasti pengen cepet cepet akhir minggu . kalau ada tempat seperti itu.
BalasHapussatu keluarga tambah asyik
Ya ampun, beneran setelah liat foto-foto petunjuk lokasinya susah bener menuju kesana, minim penanda jalan ya dan susah dihapalinnya. Tapi semoga Mr. Google bisa diandalkan kalau mau kesini. Bagus juga kalau wisata-wisata buat dikembangkan hati-hati tetap sinkron dengan lingkungan walau terus terang wisata buatan cenderung masuk wislist kesekian bagi saya.
BalasHapusIni Bintan selalu menyajikan tempat-tempat wisata baru dan keceh nih. Duh asik sepertinya liburan disini nih. Next harus cobain liburan disini nih
BalasHapusCocok banget untuk liburan bareng keluarga ya. Suka liat gazebo segitiganya. Unik
BalasHapusMeski tergolong wisata baru. Tapi langsung menyedot perhatian. Lokasi yang luas dengan beberapa spot wahana menjadikan orang tertarik untuk datang. Dan saya, sangat takjub dengan gazebo bentuk segitiga tersebut. Karena saya biasanya menjumpai gazebo yang umum, kotak atau segi empat.
BalasHapuswah kereeen. pengen nyobain akh entar rame-rame. sama keluarga asik nih. apa lagi bawa anak-anak. bakalan senang mereka.
BalasHapusWaa,bagus banget tempatnya. Cocok banget ya Mbk buat liburan sama anak2,komplit fasilitasnya. Wkwkwk,nasi goreng 100rb itu masih mending, kemarin aku beli jeruk anget di warung nasi,harganya 12ribu. Aku kaget wkwkwk
BalasHapusWah seru banget deh liburan disana ya kak, camping tanpa ribet deh
BalasHapusKeren nama d'bamboo camp. Pemandsngan yg disajikan di foto2 di atas sangat asri. Bisanta cuma nviler pengen ke sana tapi semua tergantung sama anak2, hehe...
BalasHapusSeru buat liburan bareng keluarga. Camping di alam walau bukan hutan. Apalagi fasilitasnya oke2 nih
BalasHapusCakep ya tempatnya. Suasananya juga terlihat nyenengin. Kalo kesini mah emang cocoknya rame-rame ama keluarga ya teh...
BalasHapusYuhuu asyik minggu depan camping ke sini lagi... banyak yang terpengaruh dengan tulisan-tulisan kita teh, dan penginnya sih kami camping akhir pekan ini, tapi ternyata sudah full, jadi deh dapatnya tgl 10-11 November.... Yuks kita para blogger ke sana lagi, camping...
BalasHapusRasanya seperti bukan di Bintan ya Teh, lebih tepatnya Bintan rasa baru. Cocok banget nih buat liburan bareng keluarga karena fasilitasnya lengkap dan asri. Area hutan bakaunya juga luas, jika kunang-kunang masih ada, bagus banget kalo ada tur mangrove malam hari.
BalasHapusDesa wisatanya asyik banget nih mba
BalasHapus.. asri, fasilitasnya juga lengkap. Formatnya memanjakan pengunjung untuk mendekat ke alam
Waaah asyiknya desa wisata Ekang. Andai dekat, pengen ke sana juga. View-nya eksotis.
BalasHapusTempatnya instagramable banget ya mba. Aku kalo kesana bakal bingung mana yang mau di upload saking banyaknya. Hahahah.. Duh kelincinya imut banget
BalasHapusKamp Bamboo nya keren banget mba, fasilitasnya lengkap. Liburan seminggu di sini gak akan bosan nih. Semoga ada waktu berlibur ke sini.
BalasHapusya Allah, mau banget kesini mba. Saya paling suka wisata bernuansa ala seperti ini
BalasHapusWah buat rencana liburan selanjutnya bawa keluarga kesini pasti pada ikut semua biar pada happy. Apalagi tempat main anaknya juga lumayan banget
BalasHapusDesa Wisata Ekang menyajikan wahana untuk wisata yang cocok banget buat keluarga. Kalau musim liburan sekolah bakalan full pengunjung.
BalasHapusApalagi ada sarana untuk memancing, kalau saya mah seminggu bisa berasa sehari deh, karena saya suka mancing ( tapi gak berani melepaskan ikannya kalau dapat).
Kereen bangett sih tempatnya, itu makanan rantangnya antimainstream jugaa
BalasHapusSemoga menginspirasi daerah lain untuk bikin serupa
Ya ampun, aku liatnya sambil tahan napas dr atas sampe bawah. Tanggung jawaaabbbb....
BalasHapusIni keren bgt!
Mak, kok murah banget hitungan tiket masuknya. Untuk kawasan wisata sebagus itu lo.
BalasHapusWuih, keren! Instagrammable banget, ya. Bikin betah yang main ke sana. :)
BalasHapusJadi pengen jalan jalan kesana.
BalasHapusPengen nyoba mancing di gazebo segitiganya
Mba, beberapa kali aku baca postingan tentang glamping, hingga kini aku belum pernah merasakan lhooo... Baca artikel Mba Lina ini jadi makin pengin untuk nyobain glamping. Semoga kapan2 keturutan lah keinginanku ini. Pastinya anak-anak bakalan seneng banget diajak nginep model begini apalagi kalau villa tendanya ada di tengah taman bunga yang cantik.
BalasHapusLihat foto2nya aja aku udah bisa membayangkan betapa menyenangkan suasananya. Kreatif nih yang punyanya. Semoga suatu saat bisa ngerasain liburan di tempat ini.
BalasHapusAku jadi pengen terbang ke Bintan jadinya. Nih tempatnya asik banget buat ngadem, sama buat nambah postingan IG juga sih hihi
BalasHapusduuh enakeun banget mbaaa...betah ini mah bawa krucils ke siniii
BalasHapusJadi kapan saya bisa main ke Batam ya teh. Semuanya mupengin untuk didatangi. ^_^
BalasHapusAsik banget. Ak blm kesampaian nih ngajak krucils glamping krn selalu full yang di bandung. Jarus jauh2 hari bookingnya.
BalasHapus