Keajaiban Kota Petra Yordania Negeri Para Pemahat Bukit

"Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum 'Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi." QS Al A'Raf ayat 74.

Petra Yordania - Ayat tentang kaum pemahat bukit di Al Qur'an telah lama membuat hati saya penasaran. Adakah masih tersisa peninggalan peradaban kaum yang dimaksud pada Al A'Raf ayat 74 tersebut? Seandainya peninggalan itu masih tersisa hingga sekarang, maka sungguh mengagumkan dan luar biasa. Sebuah perjalanan waktu yang sangat panjang untuk menghantarkan bukti akan adanya peradaban di masa silam.

Berpuluh tahun rasa penasaran terhadap bukti peninggalan kaum pemahat bukit ini tetap mengendap di alam bawah sadar dan tertanam kuat dalam ingatan. Hingga suatu ketika saya sedang berselancar di internet dan terpaku pada sebuah bangunan yang megah yang dipahat di tebing-tebing bukit berbatu. Sebuah mahakarya manusia-manusia zaman purbakala yang terpampang nyata. Itulah Kota Petra di Yordania. Sebuah kota kuno yang dibangun dengan cara memahat bukit-bukit berbatu persis seperti yang diceritakan dalam Al Qur'an.

Gerbang Masuk ke Petra

Toko Souvenir di sekitar pintu masuk menuju Petra

Penasaran akan keterhubungan sejarah antara satu sama lain, saya pun menelusuri jejak-jejak peninggalan bangunan tersebut dengan kembali berselancar di internet. Saya mendadak jatuh hati. Rasa penasaran makin membuncah dan sejak saat itu hati berazam untuk berkunjung ke Kota Kuno Petra. Suatu saat, entah kapan dan bagaimana caranya. Saya sendiri masih belum tahu.

Keinginan kuat yang tertanam dalam benak rupanya juga meluncur dalam tutur dan terhatur menjadi do'a-do'a, hingga Allah SWT berkenan mengabulkan keinginan tersebut. Ya, akhirnya, hari itu saya berjalan menyusuri lorong dan celah sempit diantara tebing-tebing berbatu setinggi puluhan hingga ratusan meter sambil terus-terusan menatap takjub pada pemandangan yang tersaji di sekeliling. Hati gerimis oleh rasa syukur dan haru biru. Dua perasaan yang tak terucap kata-kata namun mampu mengembunkan kedua kelopak mata.

Sisa relief unta dan manusia yang masih terlihat


Berjalan perlahan sambil menyusuri jalur di antara celah-celah sempit bebatuan yang berwarna kemerahan, membuat hati saya nyaman dan rasanya tak ingin pulang. Sungguh saya jatuh hati berkali-kali dengan tempat ini. Tepatnya jatuh cinta. Sebagai seorang penyuka petualangan dan panjat tebing, bukankah selama ini kemana pun saya pergi mata selalu jelalatan jika melihat tebing-tebing berbatu atau jurang-jurang dengan dinding yang tegak menantang? Lalu tiba-tiba saya berada di sebuah jalan yang seluruh dinding kanan-kirinya hanyalah berwujud tebing-tebing batu yang menjulang tinggi dengan beragam formasi dan teduh karena tidak terkena sinar matahari. Sungguh surga rasanya. Ada luapan adrenalin yang terpompa deras di dalam dada sana.

Semakin berjalan ke dalam, saya mendadak merasa iri kepada seorang bule perempuan yang sedang duduk di sebuah bangku di sisi tebing tepi jalan yang sedang meniup seruling. Ia tampak santai dan menikmati kesendiriannya. Bunyi serulingnya terdengar merdu menggema, beresonansi dengan tebing-tebing yang memantulkan alunan suara. Betapa damai jika saja bisa duduk barang sebentar.

Relief di dinding tebing


Sejarah Kota Kuno Petra

Tidak diketahui secara tepat mengenai kapan Kota Petra dibangun. Namun kota ini menjadi makmur dan sejahtera sejak menjadi ibukota dari Kekaisaran Nabatae atau dalam Bahasa Arab disebut Suku Al Anbath yang merupakan Suku Arab Kuno yang menempati wilayah utara Saudi Arabia tepatnya di sekitar Semenanjung Sinai sejak satu abad Sebelum Masehi. Petra berkembang pesat dan menjadi kaya karena perdagangan kemenyan, minyak mur dan rempah-rempah. Hal ini disebabkan karena Petra terletak di jalur perdagangan yang sangat ramai yang menghubungkan kawasan Mesopotamia dan Mesir. 

Pada tahun 2007, Petra telah dipilih sebagai salah satu dari "New Seven Wonders of the World" tidak saja karena kecantikan bebatuan tebing yang berwarna merah muda atau keberadaannya  yang sangat dramatis karena terletak di tengah-tengah lembah yang terbentang seluas 100 kilometer persegi, namun karena area Petra ini merupakan sebuah museum hidup. Museum yang bercerita tentang kehidupan pada 10.000 tahun sejarah manusia.

Saya di Celah Al Siq


Sejarah Petra mengungkapkan beragam kisah dari beberapa peradaban. Karena letaknya yang berada di sebuah persimpangan jalan bagi para pedagang, arsitektur Kota Petra menunjukkan banyak pengaruh seperti pengaruh Asiria, Yunani, Romawi, dan Bizantium. Sementara kata Petra itu sendiri berasal dari Bahasa Yunani untuk kata  "batu."

Penggalian yang terus dilakukan juga menunjukkan bahwa di dekatnya terdapat Al Beidha yakni desa yang makmur pada 9.000 tahun yang lalu. Desa ini sezaman dengan peradaban yang berkembang di Yerikho, sebuah kota tua di Palestina. Adapun penghuni/penduduk selanjutnya di daerah tersebut adalah orang-orang Edom, penduduk gunung Alkitabiah yang bertempur demi kebebasan mereka dari orang-orang Yudea.

Orang-orang Nabatae, yang sebagian besar terdiri dari para penggembala dan perampok nomaden dari Arab Barat, menetap di daerah Petra sekitar abad ke-4 SM untuk mencari nafkah dari memungut pajak dan biaya perlindungan bagi para pelancong.

Tidak seperti suku-suku Arab lainnya, kaum Nabatae kemudian muncul sebagai pemain vital di wilayah ini selama masa kemakmuran mereka. Namun, pengaruh mereka kemudian memudar, dan kaum Nabatae dilupakan. Petra kemudian dianeksasi oleh Kekaisaran Romawi dan terus berkembang hingga gempa bumi besar mengguncang pada tahun 363 M yang menghancurkan banyak kota di abad ke-4 Masehi.

Gempa bumi yang terjadi ditambah perubahan rute perdagangan yang tidak melalui jalur ini lagi, menyebabkan kejatuhan Kota Petra hingga akhirnya benar-benar ditinggalkan. Pada pertengahan abad ke-7, sebagian besar Petra telah ditinggalkan dan kemudian menghilang dari perhatian dunia kecuali Suku Badui lokal di daerah tersebut.

Jalan Al Siq



Tamasya Menyusuri Kota Kuno Petra

Kini, beberapa peninggalan Suku Nabatae masih bisa kita saksikan di sepanjang rute Petra Kuno. Petra Visitor Center merupakan titik pertama yang akan dimasuki oleh pengunjung. Di sini kita dapat memesan tiket dan buku panduan serta beragam informasi mengenai kunjungan ke situs-situs yang terdapat di sepanjang rute Kota Petra Kuno.




Di pintu masuk, para pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar 50 Dinar Yordania atau setara dengan satu juta rupiah yang berlaku untuk satu hari satu malam. Cukup mahal untuk ukuran kantong Warga Negara Indonesia seperti saya dan teman-teman. Untungnya saja, saat itu kami belum mengetahui harga tiket semahal itu karena tidak tahu kurs terhadap Dinar Yordania. Padahal tiket sudah berada di tangan. Seandainya tahu dari awal, mungkin kami sudah bete duluan apalagi guide hanya memberi waktu yang sedikit. Namun, harga tiket semahal itu memang sebanding dengan pengalaman berharga yang kami dapatkan tatkala menyusuri jalur diantara tebing berbatu di sepanjang Kota Kuno Petra. Meskipun kami tidak mengunjungi semua jalur atau rute yang disediakan pengelola kawasan.

Sebenarnya ada 8 jalur yang umum digunakan oleh para guide dan pengunjung untuk menyusuri Petra Kuno. Jalur-jalur tersebut adalah:
  1. Jalur Utama sejauh 8 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 3,5-4 jam perjalanan, intensitas trekking cukup mudah.
  2. Jalur Al Khubtha sejauh 3,5 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 2,5-3 jam dengan intensitas trekking yang cukup berat.
  3. Jalur Tempat Pengorbanan sejauh 3 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 3,5-4 jam perjalanan dengan intensitas trekking yang cukup berat.
  4. Jalur Biara Ad Deir sejauh 2,5 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 2,5-3 jam perjalanan dengan intensitas trekking yang cukup berat.
  5. Jalur Umm Al Biyara sejauh 4 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 3,5-4 jam perjalanan dengan intensitas trekking yang cukup berat.
  6. Jalur Gunung Harun sejauh 7,5 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 5-6 jam perjalanan dengan intensitas trekking yang cukup berat.
  7. Jalur Sabra sejauh 10 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 6-7 jam perjalanan dengan intensitas trekking yang cukup ringan.
  8. Jalur Al Madras sejauh 1,5 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam perjalanan dengan intensitas trekking yang cukup ringan.

Andong di Petra


Diantara kedelapan jalur ini ada yang dapat dilalui oleh kendaraan seperti andong, kuda dan unta. Namun, ada juga yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Ada jalur yang diwajibkan menggunakan pemandu/guide dan ada yang tidak memerlukan. Sementara itu, di kawasan wisata Petra terdapat beberapa fasilitas yang dapat dimanfa'atkan oleh pengunjung seperti area parkir, museum, toilet, WIFI hotspot, rest area, coffee shop, toko souvenir, restoran, klinik, polisi dan mesin ATM.

Ujung Celah Al Siq 

Ada sekitar 15 titik menarik yang menjadi pusat perhatian pengunjung/turis saat mengunjungi jalur-jalur di Kota Petra Kuno. Karena waktu yang saya dan rombongan tur punya hanya setengah hari, maka guide hanya membolehkan kami sampai di Treasury saja, yang merupakan titik situs menarik ke-4 jika diurutkan dari pintu masuk Bab Al Siq. Itupun hanya setengah jam dan kami harus buru-buru kembali ke Amman, ibukota Yordania.

Dari ke-15 situs yang ada, saya baru akan menceritakan 4 titik terlebih dahulu dalam tulisan ini mengingat artikel ini akan sangat panjang jika menyertakan kesemuanya. Dan, berikut adalah keempat titik situs yang kami kunjungi di Kota Petra Kuno:


1. Bab Al Siq (Pintu Al Siq)

Dari pos penjagaan tiket, jalan agak sedikit menurun namun cukup lebar untuk dilalui oleh sepuluh orang sekaligus. Jalan yang kami lalui ini disebut Bab Al Siq atau pintu masuk menuju Siq. Siq mengandung arti sempit. Jadi Bab Al Siq bermakna pintu menuju celah sempit atau dengan makna lain bisa diartikan sebagai pintu gerbang. Di sekitar Bab Al Siq terdapat 5 pahatan batu berupa obelisk yang dijadikan sebagai kuburan.

Djinn Block


Dari sini kita akan melihat tiga blok batu yang kokoh yang disebut Batu Djin, yang merupakan monumen berbentuk persegi. Kami kemudian melewati makam obelisk yang dipahat oleh suku Nabatae di abad pertama setelah masehi. Di atas makam, terdapat 4 pyramid dan sebuah tanda dengan sebuah patung dalam relief yang menyimbolkan 5 orang terkubur di sana. Di bawahnya terdapat Triclinium, yakni aula jamuan untuk makan. Pada sisi yang berlawanan terdapat dua prasasti dalam bahasa Nabatae dan Yunani yang merujuk ke monumen pemakaman. Ditulis oleh Abdomanchos. Ini menunjukkan bahwa pemakaman tersebut digunakan oleh dirinya sendiri dan keluarganya. Kemungkinan di masa pemerintahan Malichus II (40-70 Setelah Masehi)

Obelisk (Pemakaman orang-orang yang terhormat)

Pemakaman bayi



2. The Dam (Bendungan)

Dam atau bendungan ini dibangun oleh Suku Nabatae untuk mengalihkan banjir bandang Wadi Musa dari Al Siq ke Al Mudhlim dan Wadi Al Mataha. Sebuah terowongan dengan panjang 88 meter yang memotong batu dibangun untuk tujuan ini. Mengamati sistem pengaturan pengairan yang sudah sangat baik ini, bisa diperkirakan bahwa Suku Nabatae adalah para ahli dalam teknik hidrologi (pengairan).

Bendungan



3. The Siq (Al Siq)

Batu yang mirip ikan


Celah sempit di antara bukit berbatu yang kemudian dinamakan Al Siq ini mengantarkan pengunjung ke Kota Kuno Petra. Al Siq dihasilkan dari pemisahan alami gunung dan panjangnya mencapai 1,2 km. Sebuah bentuk bangunan melengkung membentang di pintu masuk. Dua saluran air mengalir di kedua sisi kanan dan kiri dinding jalan. Selain memberikan jalan masuk yang sangat dramatis menuju Petra, Al Siq juga menyimpan banyak peninggalan di sepanjang perjalanan, termasuk jalan beraspal, Stasiun Sabinos Alexandreos, batu suci, pahatan patung di tebing yang dilalui, formasi batu yang mirip ikan dan gajah, relief unta dan manusia, serta masih ada beberapa hal lagi.


Saluran Air


Lebar celah di Al Siq beragam dengan celah tersempit sekitar 3 meter. Jalur Al Siq ini berakhir pada suatu pelataran yang cukup luas dan terbuka lebar dengan penampakan bagian depan Petra yang paling megah yaitu Treasury atau nama lainnya disebut juga dengan Al Khazna.

Jalur Al Siq



4. The Treasury (Al Khazna)

Treasury atau Al Khazna merupakan salah satu titik situs paling menarik di antara banyak situs lainnya yang ditemui di hampir seluruh Kota Kuno Petra. Tinggi Treasury hampir mencapai 40 meter dan terdiri dari dua tingkat serta memiliki 12 pilar dengan 6 pilar di bagian bawah dan 6 pilar lainnya di bagian atas. Semua pilar tersebut pada bagian ujung atasnya dihiasi dengan gaya Corinthian Capital yang cukup rumit. Corinthian Capital ini merupakan gaya arsitektur terakhir yang dikembangkan dari tiga tatanan klasik utama arsitektur Yunani dan Romawi kuno. Gaya arsitektur tersebut ditandai dengan kolom bergalur yang ramping dan cukup rumit yang dihiasi dengan daun dan gulungan Bunga Acanthus. Selain itu pada bagian lainnya terdapat motif, hiasan, angka-angka, dan relief patung-patung yang saat kami amati ternyata sudah tidak mempunyai kepala lagi. Treasury dimahkotai oleh sebuah guci penguburan, yang menurut legenda setempat menyembunyikan harta Fir'aun. Treasury kemungkinan dibangun pada abad ke-1 Sebelum Masehi.

Treasury



***

Ketika gempa hebat mengguncang wilayah ini, Petra kemudian ditinggalkan dan hilang dalam peta jalur perdagangan. Beberapa kemiripan bangunan dengan lokasi Petra terdapat di kawasan Madain Shalih (Kota Shalih) sekitar 450 km dari kota Madinah, Saudi Arabia. Kepada kaum Madain Shalih ini diutus Nabi Shalih AS. Merekalah kaum Samud yang secara berulang-ulang diceritakan dalam Al Qur'an. Karena kaum ini tidak mau beriman kepada Allah SWT maka Allah menghukum mereka dengan gempa bumi dan petir.


Dan apakah penduduk Petra juga masih termasuk bagian dari kaum yang didakwahi oleh Nabi Shalih atau tidak, perlu kajian serta riset yang mendalam bagi saya sendiri sebelum memberi kesimpulan.


Btw, apakah teman-teman masih penasaran ada apa lagi di Kota Kuno Petra ini? Simak tulisan saya pada postingan selanjutnya.



Referensi:
1. Official leaflets Petra Capital of the Nabataeans, Petra Archeological Park
2. [Anonim]. 2015. Petra. Splendid Jordan. Amman: Jordan Photos



59 komentar :

  1. Tiket masuknya mahal juga ya tapi kalo udah jauh2 ke yordan ngga ke sana ya eman. Bangus bangett.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak mayan mahal tapi emang worth sih kalau sehari semalaman mengunjungi semua situs.

      Hapus
  2. Maasyaa Allah karena Mbak sudah diberi rezeki ke sini.
    Saya sebatas lihat di TV atau googling aja.
    Cocok banget hunting foto di sini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget Mbak. Di setiap sudut itu bagus buat foto-foto apalagi buat para fotografer.

      Hapus
  3. cakep banget mbaa... aku lihatnya kayak latar film indiana jones. merinding liat arsitekturnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak, lokasi ini memang pernah dijadikan lokasi untuk setting film-film Hollywood seperti Indiana Jones yang Last Crusade itu.

      Hapus
  4. TabarokAllah indaaaahhh buangeeet ini mbaa. Pengalaman yg luar biasa bisa menjejakkan kaki ke bumi Yordan
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdullilah, nikmat Allah yang patut sangat saya syukuri. Semoga bisa ke sana lagi melanjutkan mengamati situs lainnya yang masih belum ter-explore

      Hapus
  5. Mahal juga tiketnya ya.. Harusnya bisa lebih lama disana ya hihihi.. Gpp sih mahal dikit asal udah kesana ya kan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mbak. Aku sih agak ngambek gitu, kok buru-buru banget ya. Padahal maunya nginap di Petra aja daripada di Amman. Tapi nggak bisa nawar.

      Hapus
  6. Keren banget ya itu jalan dipagari tebing. Jelas penasaran dong sama kelanjutannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ini favorit banget jalan terindah dan alami.

      Hapus
  7. Iya nih mak. .masih penasaran dengan kota petra ini... kotanya unik ya...berbatu tapi tetap artistik dan menarik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kota kuno ini ternyata luas Mak. Ada istana, taman, pasar, dan kuil. Jadi kayaknya nggak cukup sehari apalagi setengah jam kayak aku kemarin.

      Hapus
  8. Salah satu yang saya inginkan juga berkunjung ke kota Petra. Keindahannya luar biasa ini mba. Dan nilai sejarahnya pun tinggi. Terima kasih telah berbagi mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga terlaksana segera Mbak. Aku do'akan.

      Hapus
  9. Beruntung sekali mb, bisa mengunjungi petra. Saya pun jadi mupeng ke sana juga. Semoga ada rejeki dan jodoh buat ke sana... Aamiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin semoga rejeki berlimpah kepada Mbak Sapti hingga dapat mampir ke Petra.

      Hapus
  10. Subhanallah speechless mba, Kotanya bagus banget kayak di dongeng cerita Nabi. Kebayang aku ke sana bawa memory storage banyak banget buat stock foto bangunan Yordania yang cantik-cantik itu. ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, wajib banget ini storage kamera yang kosong buat pefotoan biar puas.

      Hapus
  11. Tebing tinggi dan blok batu indah yang menyimpan banyak sejarah. Jalan di sana, kitanya terlihat kecil sekali ya Mbak. Btw, pemakaman bayi ada tempatnya sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya saking tinggi dan megahnya bebatuan di sana, kita kayak kurcaci dan semut-semut malah.

      Hapus
  12. Subhanallah relief di gunungnya indah sekali ya, Mbak. Jadi pengen jalan-jalan ke Petra.
    Petra kayaknya jadi tempat shooting film Transformer ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul Mak. Selain Indiana Jones juga jadi tempat syuting Transformer serta film lainnya.

      Hapus
  13. Mudah2an ya mba,,, aku bisa kesana dlm waktu dekat kpingin bngt nrnyaksikan dari dekat masyaAllah indah yakkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin. Semoga terwujud dengan segera Mbak.

      Hapus
  14. Wooouu keren banget. Jadi penasaran, kira2 seperti apa kota ini di masa jayanya dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga penasaran. Pengen banget masuk ke lorong waktu melihat suasana zaman dulu di sana.

      Hapus
  15. Semoga suatu saat aku bisa Yordania, jadi bisa eksplor juga. Sekarang bacain cerita mbak Lina bikin aku membuat list buat liburan nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, tambahin nih list yang "Must Visit" dengan Kota Petra.

      Hapus
  16. Masyaallah bagus banget kota Petra di Yordania ya mba... Indah sekali. You are so lucky!

    BalasHapus
  17. MasyaAllah bagusnya Kota Petra ini ya. Peninggalan sejarah yang jd bukti sejarah peradaban Islam. Sekarang kyknya kota ziarah bbrp agama ya mbak? Moga2 kelak bisa ke sana jg dan liat sendirian jejak2 pahatan2nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini dibuka untuk umum sih Mbak nggak dikhususkan untuk penganut agama tertentu.

      Hapus
  18. Masyaa Allah, bener-bener bagus, tak bisa diungkapkan dalam sebuah kalimat betapa indahnya pemandangan di Petra. Dan perjalanan tiap jalur wisata panjang juga waktunya sampai berjam-jam gitu, kudu setrong ya mbak agar bisa tercakup dalam sekali jalan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Sungguh indah dan megah di sana. Perjalanannya cukup melelahkan tapi sangat menyenangkan.

      Hapus
  19. Indahnya...indahnyaa...
    MashAllah~
    Tafakkur kisah dalam Al-Qur'an langsung ini yang paling mengena di hati.

    In syaa Allah kejadian kaum-kaum terdahulu bisa jadi pelajaran untuk kita agar tidak mengulanginya lagi.

    Kak Lina,
    Ada berapa celah yang bisa dilewati di Yordania?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jalur utama cuma satu celah aja memanjang sepanjang 1,2 km namanya Celah Al Siq.

      Hapus
  20. Aku menikmati bangeet mba waktu mampir ke sini.. asi cantik dan historic bangeet. Sempat naik donkey ngga mba? Aku sempet lunch terus naik donkey di sini hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya nggak sempat naik donkey Mbak. Padahal kayaknya itu bagian dari fasilitas kalau aku baca di tiket. Lunch kami di Restoran yang jauh dari Petra.

      Hapus
  21. Penasaran cerita selanjutnya dong Mbak :) membaca tulisan Mbak Lina berasa ikut merasakan langsung petualangannya hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap ditunggu ya Mbak. Abis lebaran semangat menulis malah turun drastis.

      Hapus
  22. Subhanallah, indah sekali Kota Petra. Kota yang dengan banyak tempat yang dibangun dengan cara memahat bukit, melihatnya saat ini (semoga suatu hari bisa menjejakkan kaki di Kota Petra ini) spontan jadi membayangkan bagaimana pada masa itu bisa memahat bukit sebesar itu, berapa org yg memahat, brp lama waktunya, dengan hasil pahatan yang halus, indah dan masih kokoh setelah ribuan tahun.

    BalasHapus
  23. Masya Allah indahnya alam Allah SWT, andai kubisa kesana. Senang lihat foto-fotonya, mba. Semua sungguh instagramamble

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak En, indah banget di sana huhu. aku pengen balik lagi ke Petra.

      Hapus
  24. Huhuhuu bagussss. Aku pengen nangis lihatnya saking kagum banget. Mudah mudahan bisa ke sini juga

    BalasHapus
  25. Masya Allah. Jadi tambah kepingin menginjak Petra. Udah terbayang, betapa speachless saya jika jadi diijinkan Allah untuk menginjakkan kaki di sana. Aamiin.

    BalasHapus
  26. Kakak beruntung banget sih. Aku pengen banget kesana. Suatu saat nanti. Yakin aja, kalau baik Allah pasti kasih jalan.
    Dan yaaa kalau ikut travel memang banyak suka duka nya yaaa. Kaya kurang bebas buat explore. Tapi tetep jadi cerita seru buat di ceritain.

    Salam travelblogger kak
    lilpjourney.com

    BalasHapus
  27. MasyaAllah indah banget yaah kak. Bener ya kak ternyata Kota Petra di Yordania, Kotanya para pemahat bukit. Keren banget hasil pahatannya ...

    BalasHapus
  28. Wow, Petra. Salah satu lokasi syuting Transformers! Pasti ada rasa haru ya bisa mengunjungi salah satu New 7 Wonders of The World.

    Yerikho, Edom, dan Korintus (Corinthian), nama-nama yang nggak asing di Alkitab :D

    BalasHapus
  29. Ya Allah, luar biasa ya unik dan indahnya
    Semua itu seimbang lah menurut saya dengan harga tiket yang bagi saya rasanya lumayan hehehe...
    Semoga saya bisa berkesempatan mengunjungi tempat indah ini ...

    BalasHapus
  30. Petra, salah satu bucketlist impian saya yang kepengen banget saya wujudkan.
    Semoga suatu saat bisa kesana. amin

    BalasHapus
  31. Haha iya mbak kadang kita gk tau kalau tiket itu mahal karena biasanya uang indonesia nol nya banyak ini dikit, eh lihat kurs nya setelah pulang dr perjalanan kaget, tapi bener lagi pengalaman gak akan tergantikan, walaupun selanjutnya kalau mau kesitu mikir mikir lagi hehe..

    BalasHapus
  32. mba, kita samaan. Aku sebagai seorang pecinta sejarah dn suka lihat film petualangan juga pengen banget ke petra, maybe someday. i hope

    BalasHapus
  33. Begitu blog ini terbuka, aku udah terkagum2 dengan mbak Lina ini :) Salam kenal ya. Keren banget tulisan2nya, awardnya dll hehehe. Petra, hhhmm jarang2 kan orang berkunjung ke tempat ini. Bagus sekali pemandangan alamnya, kisah2 zaman dahulu kala. Bacanya sambil ngangguk2. Bungkus aja udah 50 Dinar mah meskipun misalnya dari awal udah tau kursnya segitu hihihi. Kapan lagi? Mantul euy travelingnya!

    BalasHapus
  34. Harga tiketnya mahal sebanding ya mba dengan pengalaman yang didapat..bersyukur banget bisa dapat kesempatan kesana ya

    BalasHapus
  35. Aku kalo ada di sana bakal nganga terus kayaknya. Liat foto-fotonya aja udah takjub banget. Yang paling sering aku liat di medsos yang Treasury, ternyata masih banyak lagi ya Mba Lina situs lainnya. Nggak heran juga kalo jadi new seven wonders Karena emang unik dan keren... Gak kebayang itu ngerjain ngebentuk batuannya jadi sampe kayak gitu prosesnya gimana.. :)

    BalasHapus
  36. Sweu banget ceritanya
    Kalau dilihat dari bentuk bangunan, jalur dan sistem pengairan, suku Nabatae ini kelihatan cerdas banget ya.


    Andai saja Petra ini tidak ditinggalkan, mungkin banyak bangunan yang masih akan berdiri dengan cantiknya

    BalasHapus
  37. nonton dokumenternya di Nat Geo aja udah terkesima, apalagi kalau melihat langsung seperti mbak Lina ya..
    tercatat pula dalam Al Quran
    semoga bisa ke sana suatu saat

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita