KRI Layaran 854 adalah kapal perang TNI Angkatan Laut yang dibuat oleh PT. Palindo Marine Shipyard Batam. Tidak hanya KRI Layaran saja yang diproduksi di perusahaan shipyard ini, namun ada dua KRI lainnya yang dibuat secara bersamaan. Yakni KRI Tatihu 853 dan KRI Madidihang 855. Ketiga KRI ini merupakan kapal patroli yang dipesan oleh TNI Angkatan Laut untuk memperkuat Satuan Kapal Patroli Cepat yang akan menjaga wilayah timur Indonesia. Selain itu ketiganya juga difungsikan sebagai kapal operasi SAR jika suatu saat terjadi bencana dan diperlukan tindakan pencarian dan penyelamatan.
Nama-nama kapal tersebut ternyata diambil dari nama-nama ikan khas perairan Indonesia yang lincah dengan kemampuan berenang sangat cepat. Layaran, Tatihu dan Madidihang adalah ikan Indonesia yang dikenal sebagai ikan perenang cepat dan gesit di laut. Filosofinya, semoga kapal-kapal ini mampu bergerak cepat dan gesit dalam mengemban tugas menjaga kedaulatan NKRI.
Jujur saja saya baru tahu bahwa Layaran, Tatihu, dan Kadidihang adalah nama-nama ikan. 😅 Dan saya yakin teman-teman juga sebagian besar baru pada tahu kan? Duh, kemana saja kita selama ini ya. 😂 Ayo kenali laut kita!
Jujur saja saya baru tahu bahwa Layaran, Tatihu, dan Kadidihang adalah nama-nama ikan. 😅 Dan saya yakin teman-teman juga sebagian besar baru pada tahu kan? Duh, kemana saja kita selama ini ya. 😂 Ayo kenali laut kita!
Dibuatnya KRI Layaran, Tatihu, dan Madidihang di Batam telah membuktikan bahwa ternyata industri dalam negeri pun mampu membuat kapal-kapal secanggih ini. Pembuatan kapal oleh PT. Palindo Marine juga merupakan bentuk dukungan pihak swasta terhadap program pertahanan Indonesia sekaligus juga membangun kemandirian nasional bidang teknologi Alutsista TNI.
Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu, suami saya diajak oleh temannya yang bernama Adi untuk mengunjungi KRI Layaran 854. Saya, Chila, dan beberapa tetangga pun tak ketinggalan ikut serta. Mas Adi ini ternyata seorang parajurit TNI AL yang bertugas di kapal tersebut. Kebetulan kapal perang ini sudah 3 bulan nge-dock di PT. Palindo Marine Shipyard. Dan selang 2 hari setelah kedatangan kami KRI Layaran akan bertolak ke Surabaya.
PT. Palindo Marine Shipyard ternyata terletak tidak jauh dari tempat kami tinggal. Lokasinya berada di kawasan galangan kapal di Desa Sei Lekop yang sama-sama satu kecamatan dengan kami di Kecamatan Batu Aji, Batam. Dari rumah, jaraknya tak lebih dari 15 menit perjalanan berkendara.
Saat tiba di lokasi kapal di tepi laut PT. Palindo, kami terkagum-kagum karena ternyata tidak hanya KRI Layaran saja yang sedang nge-dock namun ada juga KRI Tatihu dan KRI Madidihang. Ketiga KRI yang di telah diresmikan oleh Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi pada 10 Januari 2017 di Batu Ampar Batam.
Dan semakin surprise lagi manakala mendapati di sebelah sisi lainnya terdapat Kapal Negara (KN) Tanjung Datu 1101, kapal yang lebih besar dari ketiga kapal perang TNI sebelumnya. Kapal milik Bakamla tersebut bertuliskan “Indonesia Coast Guard." Sesuai dengan fungsinya sebagai kapal penjaga keamanan di wilayah perairan Indonesia. KN Tanjung Datu juga dibuat di PT. Palindo Marine Batam juga.
Bakamla merupakan badan pemerintahan non kementrian yang bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
Bakamla merupakan badan pemerintahan non kementrian yang bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
Saya dan suami sangat antusias dengan kunjungan ini. Chila yang semula tidak bersemangat menjadi penasaran dan banyak bertanya tentang segala hal. Kata suami, jalan-jalan ke kapal kali ini hitung-hitung liburan yang mendidik karena sarat nilai edukasi. Dan menurut saya, berkunjung ke KRI seperti ini akan mampu memupuk rasa cinta dan kebanggaan terhadap negara kesatuan Rpublik Indonesia.
Pertama melangkahkan kaki ke kapal saya agak sedikit waswas. Takut kalau tiba-tiba ada atasan atau komandan Mas Adi yang melarang kami berkunjung. Namun setelah melihat beberapa prajurit yang ada di sana tersenyum ramah-ramah, rasa takut dan waswas pun menjadi sirna. Apalagi mereka mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan dengan senang hati.
Di dek 3 kami melihat-lihat alat tembak yang sudah terpasang menempel di lantai bagian belakang kapal. Mas Adi dengan lantas memperlihatkan senjata yang saat itu masih ditutup pembungkusnya. Ia tak menolak saat kami memintanya mempraktekkan bagaimana cara memegang, membidik, mengokang, dan menembakkan senjata tersebut. Tentu saja tanpa peluru.
Sistem persenjataan di KRI Layaran tergolong canggih. Kapal berjenis Fast Patrol Vessel PC-40 atau Kapal Patroli Cepat PC-40 ini dipersenjatai senapan mesin berat kaliber 12,7 mm. PC-40 ini juga dilengkapi dengan Mission Management System.
Saat melihat-lihat isi kapal, di sebuah lorong saya membaca gambar desain kapal. Badan kapal memiliki panjang 45,5 meter dan lebar 7,9 meter. Adapun kecepatan maksimal berlayar 24 knot dengan kapasitas bahan bakar 70.000 liter.
Ketika menyaksikan foto-foto peresmian saat kapal diluncurkan pertama kali oleh KSAL dan Dirut PT. Palindo, saya sangat kaget, ternyata Pak Dirut Palindo ini adalah Bapak Harmanto yang pernah bersama saya satu kapal saat peresmian Ferry baru penyebrangan Johor – Batam. Klik link tadi untuk membaca tulisannya. Saya meyakini bahwa kapal ferry itu pun sebenarnya dibuat di perusahaan yang sama.
DI Dek 1 terdapat ruangan utama yang mirip seperti ruang keluarga. Di sana sudah ada Pak Teguh, seorang prajurit TNI AL yang mengisi hari-hari luangnya dengan membuat mminiatur kapal Dewa Ruci. Sangat kreatif. Kegiatan ini ia lakukan disela-sela waktu senggang. Ketika saya tanya selesainya berapa lama, Pak teguh menjawab tidak tentu karena kreatifitasnya ini hanya sebagai pengisi waktu di saat tidak sedang dalam bertugas.
Puas menelisik setiap bagian kapal, saya, keluarga, dan beberapa tetangga, akhirnya memutuskan pulang karena hari sudah sangat siang sementara cucian di rumah yang tadi pagi ditinggalkan masih menanti.😁
JALESVEVA JAYAMAHE
GAGAH banget kapalnya. Jadi kebayang kalau lagi ada di atas kapal gitu di tengah lautan duhhh pasti banyak juga tantangannya.
BalasHapusIndonesia Coast Guard buatan tanah air kita tercinta dari batam.. top pokoknya... yang penting nama kapalnya nggak ikan tongkol aja ya teh.. heheheheh
BalasHapusWah asyik di izinkan masuk, nggak tau nih infonya, tapi aku sudah cukup senang bisa masuk ke KRI Bima Suci kemarin yang singgah di Batam juga
BalasHapusWah serunya bisa jalan-jalan ke sini yaa, pingin juga tahu gimana kapal perang secara langsung. :D
BalasHapusSering yah kapal-kapal Angkatan Laut singgah di Batam. Kalau Palindo Marine ini memang langganan buat kapal untuk Angkatan Laut kita :)
BalasHapusWah keren dan kreatif ya... Semoga Indonesia Aman dan jaya dan bapak yang bertugas tetap semangat
BalasHapusWuih mau juga jalan-jalan kesana. Aal pasti suka ini Mbak....
BalasHapusPaling suka foto teh Lina di bawah Kapal yg menjulang ke Atas tu... Keren dan sangar... BTW industri Kapal Batam patut diperhitungan dan sudah tersohor di dunia
BalasHapuskeren banget ini kapal perang KRI layaran 854
BalasHapusdengan kapal ini semoga dapat menjaga keamanan dan juga keselamatan dari para Angkatan laut nya
aamiin
Wah keren-keren nih kapalnya. Asik ya bias lihat langsung
BalasHapusWah, seru! Beberapa bulan lalu teman2 SMA pergi melihat kapal AL juga, tapi sayang aku nggak bisa ikut.
BalasHapusduh mbaa kapalnya guwede. keren dech. jadi ikutan bangga sebagai warga indonesia 😁
BalasHapusKalau anak-anakku ke sini pasti nggak bakalan minta pulang, senang banget lihat kapal-kapal besar seperti itu.
BalasHapusAlhamdulillah, ya, Mbak. Senang banget bisa lihat kapal-kapal gagah secara langsung. Pengen lihat kapal Bakamla, deh. :)
BalasHapusTelaten banget ya bisa bikin miniatur kapal dewarunci yang ribetnya kayak gitu :)
BalasHapusHahaha say juga baru tahu Layaran, Tatihu, dan Kadidihang nama-nama ikan mbak :))
BalasHapusSeneng deh liat kapalnya, anak2 apalagi yaaa :D
Jalesveva Jayamahe!
BalasHapusAku pun kalau ke Surabaya beberapa kali ke Museum Kapal Selam di dekat Delta Plaza.
Meskipun letaknya di pusat kota, sayang jarang dijamah masyarakat sebagai tujuan wisata edukasi.
Kalau ini menarik sekali.
Karena kapalnya masih digunakan yaa, mba.
Aku pengen banget liat kapal ini secara langsung. Aduh, udah 2x liat pos ttg kapal ini bikin mupeng. Pengen ngajak si kecil liat ini juga pastinya..
BalasHapusWaaaaaw besar banget kapalnya. Dan asiknya lagi bs masuk liat di dek2, keren ya, asik buat pembelajaran profesi buat anak2
BalasHapusSeruuuu! Bisa naik kapal begini. Kemarin aku abis naik kapal Greenpeace di Priok. Masuk kapal serasa di kantor aja gitu karena interiornya bagusss.
BalasHapusHuaaaaaa aku pengin ngeliat langsung kapal perangnya dari dekat mbak, iri!
BalasHapusMbak, ini cuma berlabuh di Batam dan Surabaya aja ya? Daerah Sumatera lainnya ngga? Huhu pengin liat juga euy.
BalasHapus