Pengalaman Satu Jam Berkunjung ke Laut Mati



Di perbatasan menuju Yordania, selepas keluar dari pemeriksaan Imigrasi Israel yang ketat, kami berjalan satu per satu menuju kendaraan travel yang sudah menanti sejak tadi. Lamanya izin keluar perbatasan ini membuat hati cemas dan khawatir. Namun, bersyukur 1 jam kemudian kami sudah diperbolehkan keluar dan segera naik ke mobil travel yang menjemput.

Pemandangan Laut Mati dari sisi Yordania


Baca kisah perjalanan saya saat memasuki pertama kali perbatasan Yordania - Israel di tulisan: Pengalaman Saat Melintasi Imigrasi Israel.

Kendaraan kami meluncur meninggalkan kawasan perbatasan yang sensitif itu. Tentu dengan tanpa satu pun foto-foto yang bisa kami simpan atau abadikan. CCTV dimana-mana dan larangan memotret memang sudah disampaikan guide dari sejak awal kami memasuki wilayah Israel & Palestina.


Pemandangan setelah keluar dari perbatasan adalah gurun yang gersang dengan bukit-bukit gundul tanpa pepohonan. Kendaraan yang kami tumpangi melaju cepat menuruni bukit demi bukit dan melintasi celah-demi celah. Tiba-tiba saja telinga saya mendengung kesakitan. Sakit yang teramat sangat. Beberapa saat saya hanya menahan sakit namun segera sadar kalau dibiarkan mungkin bisa saja saya pingsan. 


Saya segera menyampaikan permasalahan ini ke teman-teman di dalam kendaraan apakah mungkin sakit di telinga ini disebabkan karena mobil yang melaju cepat ke titik terendah di bumi? Bisa jadi, kata teman saya. Lalu dia menyarankan agar saya menutup telinga. Ah ide bagus. Saya pun mencobanya. Dan ajaib, ternyata memang ampuh. Setelah menutup telinga dengan tangan, perlahan rasa sakit itu pun mulai sirna. Terlebih kendaraan kami tidak lagi menuruni bukit namun sudah berada di posisi jalan yang datar serta sudah mengurangi kecepatan. 


Laut Mati sebenarnya adalah sebuah danau yang sangat luas yang membujur di daerah antara Israel, Palestina dan Yordania. Permukaan danaunya berada di 417,5 m di bawah permukaan laut dan merupakan titik terendah di muka bumi. 

Papan larangan 

Menurut Wikipedia, Secara geologi laut mati terbentuk tiga juta tahun yang lalu ketika timbul retakan kecil pada lembah sungai Yordan (Jordan Riff Valley) di mana air laut masuk dan terkumpul. Iklim kering dan evaporasi tinggi meningkatkan konsentrasi mineral dalam air. Garam, kapur dan gipsum terdapat pada sepanjang retakan ini dan membentuk danau dengan kandungan garam tertinggi.


Danau ini dinamakan laut mati dikarenakan tidak ada bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam yang sangat asin tersebut. Laut mati memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia. Kadar garamnya sekitar 32% dibandingkan terhadap kadar garam rata-rata 3% pada Laut Tengah atau Mediteranian. 


Sejak dulu material yang terdapat dalam laut mati diketahui mempunyai efek mempercantik kulit. Dengan mengoleskan lumpur laut mati ke tubuh, mineral yang terkandung di dalamnya berkhasiat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi darah dan dapat membantu kesehatan. Hal ini sudah lama diketahui oleh Cleopatra dan Herodes Agung sehingga mereka mendatangi Laut Mati untuk memperoleh efek tersebut. Maka tak heran ketika kami datang, banyak turis mancanegara yang sedang luluran lumpur laut mati. Dari muka, badan hingga kaki mereka penuh dengan lumpur.

Para turis sedang berenang

Uniknya, dikarenakan tingginya kadar garam di laut mati ini, maka tidak ada yang dapat tenggelam. Termasuk siapapun yang tidak bisa merenang. Namun jika berenang kita juga harus berhati-hati untuk menjaga supaya mata dan mulut tidak kemasukan airnya karena akan terasa perih dan pahit.


Dari rombongan kami, tidak ada satupun yang berenang karena memang sedang terburu-buru, hanya mampir sebentar sebelum kembali ke Amman untuk langsung menuju bandara. Namun sebelumnya akan mampir ke Makam Nabi Syuaib dan Gua Ashabul Kahfi yang kebetulan satu arah pulang. Jadi di Laut Mati tersebut kami hanya bermain air di tepinya sambil memunguti bongkahan garam yang serupa kristal. Tak lupa menyimpan beberapa kepal untuk dibawa pulang.


Menurut sejarah, lokasi Laut Mati ini merupakan wilayah dakwahnya Nabi Luth dimana beliau mendakwahi kaumnya yang sudah keterlaluan karena melakukan hubungan sesama jenis. Namun karena kaumnya tetap membangkang Allah SWT mengutus dua malaikat untuk menghancurkan kaum Nabi Luth. Kedua malaikat tersebut sebelum menuju rumah Nabi Luth terlebih dahulu mampir ke rumah Nabi Ibrahim dan menyampaikan kabar gembira dari Allah SWT bahwa Sarah istri Nabi Ibrahim akan mengandung. Peristiwa datangnya kedua malaikat tersebut hingga musnahnya kaum Nabi Luth karena diazab, diabadikan di dalam Al Qur'an agar kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran.


Mengenai lokasi tepatnya kaum Nabi Luth,  tidak kami ketahui, namun guide sempat menyinggung bahwa di sekitar wilayah tersebut. 


Cukup satu jam berada di Laut Mati, kami pun segera menuju destinasi berikutnya.




53 komentar :

  1. Baru tahu kalau ke tempat yang lebih rendah telinga bisa sakit/berdengung juga. Kalau naik pesawat, aku biasanya ngakalin dengungan dengan pura-pura menguap. Ntah pas di sana apakah bisa pake cara yang sama atau nggak. Semoga nanti bisa ngerasain langsung hehe.

    Pengen juga berenang di sana mbak secara aku gak (jago) bisa berenang.

    BalasHapus
  2. Seru ya main ke Laut Mati.
    Nggak penasaran pengen nyobain oles lumpurnya mbak?

    BalasHapus
  3. Salah satu bucket list-ku nih, ke Laut Mati. Pengen aja ngerasain berenang tanpa bisa tenggelam. Tapi benar berarti ya mbak kata orang-orang jangan sampai airnya tertelan atau terkena mata karena rasanya nggak enak sekali.

    BalasHapus
  4. Asyik pastinya bisa berenang di laut mati, karena sudah dipastikan kita tak akan tenggelam. Kl luluran dengan lumpur laut mati ada tempat khusus kah mbak (untuk muslimah yg berhijab)?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya bener. Saya juga penasaran. Seneng juga kalau bisa cobain langsung di tempatnya. Tetapi, harus yang tertutup

      Hapus
  5. MBaaa, aku ga bisa berenang kayanya pen nyobain bakalan ngapung yaaa, hihiii.
    Tapi mbayangin perih kena mata hadudu.
    Btw sayang ya,cuma bentar di Laut MAti nya.

    BalasHapus
  6. Masya Allah, terbayang ketatnya jalan-jalan tapi nggak boleh ambil foto tuh. Ngga ada aktivitas jual beli souvenir juga mungkin ya di laut mati itu

    BalasHapus
  7. AKu kepingin banget ke Laut Mati kalau ada kesempatan dan rezekinya. Kabarnya sih lumpurnya bagus banget buat kulit

    BalasHapus
  8. Gagal fokus sama papan larangan. Watre itu apa ya?
    Apakah mungkin maksudnya water?

    BalasHapus
  9. Jadi penasaran bermasker2 Lumpur laut mati. Haha...Kali bisa bikin kulit terlihat sepuluh tahun lebih muda.

    BalasHapus
  10. Oh gitu, baru tahu malah, berarti termasuk saya yang gak bisa berenang gak bakal ternggelam..he, tapi perlu hati-hati juga sih. Seru ya teh bisa berkunjung ke laut mati, kalau bisa lebih lama mungkin bisa lebih banyak yang di exsplor ya..

    Oh iya, Teh itu kok banyak kursi gitu ya, itu memang disediakan atau memang para turis bawa sendiri-sendiri?

    BalasHapus
  11. Ya Allah aku jadi ingat kisah kakekku ke sini mba. Betapa ingin ke laut mati aku juga. Belajar dari kisah yang ada di sana. Dan senangnya juga bawa kisah cerita dan sebongkah garamnya ya mba :)

    BalasHapus
  12. Ternyata Laut Mati itu biru banget ya. Jadi tertarik pingin ke sana

    BalasHapus
  13. Pakai kacamata renang mungkin bisa membantu, ya. Biar matanya gak perih. Tapi, mengingat kadar garamnya yang tinggi, ada batasan waktu berapa lama berendam di sana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di sana dijual lumpurnya gitu gak, Mbak? Ya siapa tau bisa dibawa pulang

      Hapus
  14. Mbak Lina, sayang nggak ada gambar orang lagi luluran pakai lumpur Dead Sea. Padahal saya penasaran ingin lihat.

    BalasHapus
  15. Engga ambil segenggam lumpur gitu Mbak? Buat maskeran nanti di Indonesia. Wkwkwk...musti niat bawa kresek boleh ga?

    BalasHapus
  16. wah gak pengen cobain renang disana kak?kayaknya asik cobain meski gak bisa renang tetap ngapung hehe..

    dianesuryaman dot com

    BalasHapus
  17. Karena kadar garammnya tinggi malah jadi pahit dan perih ya mba. Eh, tapi yg kadar garamnya sedikit juga kalau ke mata lama-kelamaan suka perih. Semoga bisa berkunjung ke Laut Mati juga nih.

    BalasHapus
  18. Bagus pemandangannya, walau cuacanya tampak panas, tetap saja banyak yang berenang dan duduk-duduk di pantainya ya.

    BalasHapus
  19. Wahhh kalau ada kesempatan ke Laut Mati, aku mau banget. Penasaran se-asin apa sih airnya HAHAHA.

    BalasHapus
  20. Wah sayang juga ya nggak sempat berenang, tapi bingung juga kalo gak boleh membuka mulut. Nah kalo mata juga kena cipratan air gimana tuh?
    Tapi gak pengen nyobain olesin lumpur mbak, hihihii

    BalasHapus
  21. Wah Mbaaa kenapa ngga coba masker pake lumpurnyaaaaa

    Kan asyik kalo makin glowing awet muda senantiasa ye kaannn

    BalasHapus
  22. Saat gak boleh memotret itu, apa yang dilihat, Mbak Lina?
    Saya penasaran dengan Gua Alkahfi. Nanti ditulis ya?

    BalasHapus
  23. Saya baru tau nih kalau permukaan laut mati itu merupakan titik terendah di muka bumi... Warnanya cantik banget, biru... Pengen ke sana deh...

    BalasHapus
  24. kakak gak icip air lautnya kah? saya tuh suka kepo dg asinnya air laut. jd tiap ke laut pasti celupin tangan lalu ngerasakan asinnya. hihi. andai laut mati ada di sini pasti udah banyak kapal yg berlayar di atasnya, jd wisata perahu

    BalasHapus
  25. Selapang itu lautnya... berapa pula suhu disana teh ? apakah begitu panas menyengat ?

    BalasHapus
  26. Deg degan ga sih mba ke daerah konflik? Apalagi timur tengah. Apakah mereka tahu kalau kita sekadar melancong?
    Mba knapa ga basuh muka dgn air garam hehe..

    BalasHapus
  27. Berarti laut mati bisa jadi solusi ya buat yang tidak bisa berenang kaya saya, tapi kebayang itu mata perih dan rasa pahit nya, di laut saja udh kerasa banget.

    BalasHapus
  28. Waah nggak bisa renang kayak aku pun bisa gak tenggelam ya mbak kalau nyebur di laut mati. Penasaran dengan laut mati. Dari jaman dulu dengar aja di pelajaran sekolah ya

    BalasHapus
  29. Aduh sayang bgt ya cuma 1 jam di sana. Harusnya bisa berlama2 sambil maskeran lumpur dan mengapung di laut. Jadi ingin ke sana deh. Postingan teteh memang racun bgt.

    BalasHapus
  30. Aku belum pernah kesini, rasanya ingin mengagendakan untuk liburan kesini bersama keluarga. Mengikuti perjalanan ceritamu ini seakan membawaku berada disana juga.

    BalasHapus
  31. seru kali yaa kalau bisa berenang juga, ngebuktiin aja gitu kita gak akan tenggelam, hehe

    BalasHapus
  32. Pantas aja banyak garam dari laut mati yang dijual untuk kesehatan kulit ya ternyata kandungan garamnya tinggi dibandingkan dengan garam laut lainnya. Katanay bisa ngambang ya mbak kalau berenang di laut mati?

    BalasHapus
  33. Aku pernah lihat video orang terapung dan mandi lumpur Laut Mati di You Tube
    Saking keponya, pas mau menulis komentar aku nonton lagi deh.
    Biar greget!

    BalasHapus
  34. Aku tahu info tentang laut mati dari ensiklopedi anak. Ini saking tingginya kadar garam jadi terasa pahit ya? Tapi efeknya bagus ya buat kulit, jadi pengen maskeran kalau ke sana...hihi.

    BalasHapus
  35. Masya Allah, sampai juga di laut mati meskipun ada deg-degan pas melintasi perbatasan Israel. Oh, ternyata sebuah danau tetapi sangat luas gitu. Aku jadi pengen ke sana terus ikutan luluran. Baru tahu juga nih kalau material laut mati bisa mempercantik kulit. Mau banget nih.

    BalasHapus
  36. Jadi pengen coba berenang dan mengapung di laut mati, sama coba luluran dengan lumpurnya hihi

    BalasHapus
  37. Kapan ya aku terakhir membaca soal cerita laut mati sebelum tulisan teh Lina ini. Kayaknya udah lama banget. Melihat fotonya pasti panas banget ya teh di sana. Bismillah, semoga bisa berkunjung ke sini untuk coba luluran dengan lumpur. hehe

    BalasHapus
  38. Aku juga pernah ke sini saat main ke Amman mba.. dan penasaraan pengen berendam hehehe tapi waktu itu ngg ada waktunya. Aku sempat makan di hotel yg di pinggir laut mati juga mba

    BalasHapus
  39. Kok tegang bacanya mba. Kalau denger laut mati rasanya serem aja bawaannya pdhl dijadikan tempat pariwisata
    Mba itu lumpur di laut mati ga bis dibawa pulang ya? Lumayan pelan2 di rumah luluran 😂

    BalasHapus
  40. Mbak gak ikutan main air alias ngapung di sana mbak? Hehe
    Wah sayang tidak bisa lama di sana ya mbak, tapi beruntung banget udah bisa melihat laut mati yang begitu banyak dibicarakan di dalam buku sejarah

    BalasHapus
  41. Oh...boleh mencoba untuk berenang ternyata yaa, kak Lina...untuk membuktikan bahwa kadar garamnya tinggi sehingga tidak tenggelam.

    Kalau lumpurnya, nyobain juga ga, kak Lina?

    BalasHapus
  42. Salah satu tempat yang hingga hari ini membuat saya penasaran. Pernah luhat di IG Stories milik Kenny Kartupos dan tergoda banget ingin tau rasanya menghirup udara di sana. Ternyata kalau ke titik terendah bumi juga bisa buat telinga berdengung saat beradaptasi ya. Saya pikir, hanya saat ke tempat yang tinggi saja.

    BalasHapus
  43. Wawww pengen ih ke laut mati. Bener-bener moment yang ga akan terlupakan itu meskipun cuma satu jam ya

    BalasHapus
  44. Ah, keajaiban dunia yang cocok buat orang-orang sepertiku nih. Nggak bisa berenang, tapi pengen ngambang di laut hahaha.

    BalasHapus
  45. Penasaran banget aku mba pengin nyobain bisa berenang dengan posisi terlentang di Laut Mati. Nggak bakal tenggelam kan yaa... Sayang ya mba waktu itu terburu-buru jadi enggak bisa ikutan main air di sana.

    BalasHapus
  46. kirain di sinilah kaum nabi luth ditenggelamkan ternyata lokasinya tidak ada yg tahu. eh seingat saya kaum nabi Luth dihujani bebatuan yak. waaah pantesan banyak yg renang dan luluran, kaya manfaat toh

    BalasHapus
  47. Perjalanan umrah mbak Lina benar-benar komplit ya. Ke yerussalem, ke laut mati, dll. Selama ini aku taunya laut mati dan nabi luth ini lewat acara religi kalau bulan ramadhan, tapi mbak lina udah sampe aja kesana

    BalasHapus
  48. Dari dulu pengen banget ke Laut Mati untuk membuktikan statement 'tidak bisa tenggelam di sana'

    Apa benar mbak air di Laut Mati perlahan-lahan mulai berkurang volumenya?

    BalasHapus
  49. Pantes aja dinamakan laut mati karena emang tdk ada kehidupan ya disana. Dan ternyata bermanfaat sekali lumpurnya untuk kecantikan

    BalasHapus
  50. Ternyata tempat yang ada di Al Qur'an ya? Btw jadi referensi yang bagus buat belajar berenang hehehe

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita