Mengurai Rindu di Merbabu Bersama Teman Hidup Traveloka

Gunung Pangrango
Gunung Pangrango


Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku


Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
Lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin


Apakah kau masih membelaiku selembut dahulu?
Ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra, lebih dekat
Apakah kau masih akan berkata?
Kudengar detak jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta


Tak sengaja aku membuka-buka kembali halaman catatan perjalanan pendakian gunung di blog. Sekilas membaca penggalan puisi karya Soe Hoek Gie di atas yang kutulis bertahun lalu. Mataku mulai berkaca-kaca. Ada jeda yang memaksa ingatan kembali menyisipkan kenangan dan peristiwa lama ketika aku dan dia sama-sama tegak berdiri, menatap hutan-hutan di sekeliling Lembah Mandalawangi. Lembah Puncak Gunung Pangrango yang dipenuhi hamparan bunga edelweis. Sungguh anugerah yang luar biasa, berada di sebuah lembah yang penuh dengan hamparan bunga abadi bersama seseorang yang istimewa.


Saat itu adalah hari-hari dimana kami baru berikrar untuk janji setia, mengarungi bahtera rumah tangga. Tidak seperti kebanyakan pasangan yang pergi berbulan madu ke tempat -tempat wisata yang terkenal seperti Bali, Lombok, Bandung, dan Yogyakarta, kami justru memilih Gunung Galunggung dan Gunung Pangrango di Jawa Barat sebagai destinasi awal mendaki kehidupan yang sesungguhnya.

Gunung Galunggung
Bersamanya di Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat


Aku dan dia memang berbeda dalam banyak hal kecuali soal gunung. Kami sama-sama menyukainya. Sama-sama mencintainya. Mungkin karena itulah takdir mempertemukan dan memperkenalkan kami sebelumnya, di sana… di sebuah gunung juga. Di sepanjang perjalanan menuju Puncak Gunung Ciremai, di antara rintik hujan, pekatnya kabut dan rapatnya pohon cantigi. Hingga kemudian sebuah rasa mulai bersemi saat menanti di Pos Linggar Jati.


Alkisah, aku harus kembali ke Batam sementara dia melanjutkan keseharian bergelut dengan hiruk-pikuknya ibukota. Bangun pagi pulang petang berlari mengejar bis dan kereta demi sebuah rutinitas “bekerja.”


Hari, bulan, dan tahun terasa bergulir begitu lama. Adakah dia mengingatku sejenak saja? Adakah dia merasakan rindu yang tak terkira? Entahlah. Hanya tanya yang terus berkelindan dalam pikiran. Rasa itu terkadang butuh kata-kata. Butuh penjelasan agar ia tetap terasa mekar dan nyata. Menunggu satu kepastian sungguh sangat melelahkan. Sehingga aku pun hampir menyerah untuk melupakan.


Sementara ia sedang berada dalam kegalauan. Menyepi untuk menepi. Menyendiri mengasingkan diri. Menyusuri terjalnya Gunung Merbabu. Tiada kabar, tiada berita. Ia laksana hilang ditelan masa. Berhari-hari terlewati. Berminggu-minggu terlalui. Hingga tanya berubah menjadi doa. Hingga harap berubah menjadi cemas. Semoga dia baik-baik saja.


"Halo..." Suara di seberang sana begitu tak asing di telinga. Membuat detak jantung seakan berhenti tiba-tiba. Diakah itu? Seseorang yang selama ini menghilang? "Insya Allah Juli tahun depan" ujarnya lantang. Membuat seketika saja hatiku merasa melayang. Inikah jawaban yang selama ini kunantikan? Bismillah!
   

Jangan Lupa untuk Berterima Kasih saat Bersamanya!

"Ayaaah, terima kasih ya!" Aku menatapnya lekat-lekat. Berita penyanyi dangdut yang melaporkan suaminya karena kasus KDRT begitu menguras pikiran. Selalu saja ada tanya "kok bisa?" "Nggak menyangka!" "Kenapa? Kenapa? Kennaaaaffah?"  

Bersamanya di Kawah Gunung Papandayan

"Kenapa bunda kok bilang makasih?" Dia bertanya penuh telisik. Mataku mendadak berembun. "Makasih ya Ay sudah baik sama Bunda. Tidak pernah kasar, tidak pernah mukul. Bunda dari kemaren baca-baca berita yang KDRT itu." Tenggorokan terasa tercekat, tak sanggup melanjutkan kata-kata. Sudah cukup, berkata  begitu saja sudah prestasi untuk sebuah pengakuan yang sempat terucap. Hanya ingin mengatakan bahwa aku sangat berterima kasih kepadanya karena selama hampir 15 tahun ini dia telah memperlakukan aku, istrinya, dengan begitu baik.

Ada banyak gunung dan ada banyak kisah pendakian bersamanya, yang menambah rasa sayang dan terima kasih tak terhingga. Semenjak pertama kali berjumpa di Gunung Ciremai lalu bertemu kembali di Gunung Gede. Menyaksikan lembayung senja yang memerah di langit sana.

Lembayung di Gunung Gede
Lembayung di Gunung Gede. Foto: Lina W. Sasmita

 
Setelah menikah kisah-kisah aku, dia, dan gunung tetap saja bergulir istimewa. Mengawali perjalanan dalam ikatan suci pernikahan dengan mendaki Gunung Galunggung dan Pangrango. Setahun menikah, pendakian berlanjut ke Gunung Ledang, Johor, Malaysia. 

Lahir anak pertama, aku dan dia mendaki Gunung Papandayan dan Guntur di Garut, Jawa Barat. Menyusuri kawah, berkemah, menghabiskan waktu bersama di Pondok Saladah. 

Pondok Saladah, Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat.

Tahun 2014 kami mendaki kembali, kali ini ke Gunung Bromo dan Semeru. Mengajak serta Si Kecil yang sedang aktif dan lucu-lucunya. Mengajarinya tentang alam, cinta, dan kehidupan. Agustus 2015 kami lanjut ke Gunung Prau di Wonosobo Jawa Tengah. Merayakan hari kemerdekaan Indonesia bersama ribuan pendaki lainnya. Semoga saja 2023 kami diberi rejeki mendaki Gunung Merbabu.

3 Alasan Kenapa ingin Mendaki Gunung Merbabu Versi Aku

Bicara mengenai rencana-rencana mendaki gunung kembali, terdapat satu gunung yang sangat ingin aku daki bersama Si Dia #TemanHidup yang hampir 15 tahun sudah menemani perjalanan mengayuh bahtera rumah tangga. Gunung tersebut adalah Gunung Merbabu yang berada di perbatasan tiga kabupaten di Jawa Tengah yakni Kabupaten Boyolali, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Semarang. Ada banyak alasan kenapa aku ingin sekali bahkan berkali-kali mendaki gunung ini. Setidaknya inilah 3 alasan "Why Merbabu" versi aku! 

Lereng Gunung Merbabu. Foto: Bayu Syait unsplash.com

1. Karena Merbabu Terlalu Mempesona

Sebagai pendaki yang sudah beberapa kali mondar-mandir ke gunung, aku memahami bahwa setiap gunung itu unik dan menarik. Layaknya manusia yang memiliki sifat dan karakteristik sendiri-sendiri begitu juga gunung-gunung di Indonesia dan negara lainnya. 


Selain unik dan menarik, Merbabu bagiku sungguh mempesona. Layaknya puteri nan jelita ia memancarkan aura yang bahkan semua mata takjub melihatnya. Lihatlah tanjakan-tanjakannya! Tataplah bukit-bukitnya! pandangi padang rumput dan edelweisnya! Sungguh sesempurna itu Tuhan Menciptanya!  

View Merapi dari Merbabu
Merbabu semempesona itu. Foto oleh: Meico Ismail S.

2. Batal Mendaki Merbabu Karena Membawa Anak Kecil

Agustus 2015 aku dan suami berencana untuk mendaki Merbabu namun ternyata peraturan pendakian ke gunung ini mengharuskan usia pendaki minimal 17 tahun sementara kami saat itu mengajak serta Sierra, anak kami yang baru berusia 5 tahun. Akhirnya pendakian kami alihkan ke Gunung Prau dan Sikunir. Sempat kecewa namun pepatah mengatakan “tak kan lari gunung dikejar,” ia akan tetap di sana menanti kami. Suatu saat kelak, hingga bisa mengunjunginya.

Gunung Prau
Pemandangan dari Gunung Prau

Prau
Keluarga kami di Gunung Prau

3. Mengubah Kenangan Buruk Menjadi Kenangan Indah

Ingat tidak dengan pameo bahwa perempuan itu mudah memaafkan namun tidak mudah melupakan? Nah kalimat itu ternyata tepat sekali dengan karakterku. Ada satu peristiwa yang memang tak mudah aku lupakan yang berhubungan dengan gunung ini. 


Tahun 2006 di saat gempa Jogja aku dan calon suami sedang mengalami masalah. Kami berada di titik hampir menyerah. Dia tidak memberi kabar sedikit pun dan ternyata ia sedang galau dan saat itu ia mendaki Gunung Merbabu. Meskipun kami happy ending dengan akhirnya menikah, namun selalu ada suara dari lubuk jiwa yang berkata, “Dulu saat dia mendaki Gunung Merbabu kamu sedih sekali, kamu galau sekali, kamu sedih dan nangis berhari-hari karena menanti seseorang yang tak pasti.” 


Belasan tahun berlalu tetap saja suara itu senantiasa mengingatkan. Padahal betapa seringnya aku ingin melupakan. Maka, untuk menghilangkan dan melenyapkan kenangan buruk itu harus dengan cara mengubahnya dengan kenangan lagi, yaitu kenangan baik, kenangan yang membahagiakan. So, Merbabu... tunggu aku ya. Aku ingin bersama #TemanHidup mendakimu! Menjalin cerita baru sehingga kenangan buruk masa lalu terhempas sudah.

Sekilas Tentang Merbabu

Secara administratif Gunung Merbabu berada di Provinsi Jawa tengah tepatnya di wilayah Kabupaten Magelang di lereng barat, Kabupaten Boyolali di lereng timur dan selatan, serta Kabupaten Semarang di lereng utara. Secara bahasa, kata merbabu berasal dari gabungan kata  "meru" yang berati gunung dan "abu" yang bermakna sama yakni abu. Gunung Merbabu memiliki ketinggian 3.145 meter di atas permukaan laut dan pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. 
Salah satu spot terbaik di Merbabu. Foto: Dan Gilmour Unsplash.com

Terdapat 5 jalur pendakian Gunung Merbabu yakni jalur Kopeng Thekelan, jalur Kopeng Cunthel, jalur Wekas, jalur Selo, dan terakhir jalur Suwanting yang digadang-gadang merupakan jalur terindah. Berikut kita bisa perhatikan jalur pendakian Suwanting yang dirilis Taman nasional Gunung Merbabu!

Jalur Suwanting Gunung Merbabu
Jalur Suwanting. Foto: Taman nasional Gunung Merbabu

Beberapa kali menyaksikan foto-foto Merbabu, hasrat ke sana makin menggebu, terlebih jalur Suwanting menampilkan pemandangan alam laksana di negeri dongeng. Hamparan rerumputan yang menyelimuti lereng dan jurang-jurang seakan permadani raksasa yang terkadang berubah warna. 

Jalur Suwanting. Foto oleh: Muhammad Khaerudin

Jalur Suwanting. Foto oleh: Muhammad Khaerudin


Memilih Hotel di Sekitar Gunung Merbabu

Pandemi 2019-2021 yang lalu, memang membuat siapa pun tidak bisa kemana-mana. Sebagai tukang jalan, kaki rasanya sudah gatal ingin bertualang ke gunung-gunung. Seandainya diberi umur panjang dan rejeki yang cukup maka tahun 2023 adalah tahun yang sangat tepat merayakan pernikahan kami yang menginjak 15 tahun. Seperti di awal tahun pernikahan, maka akan bahagia rasanya jika mensyukurinya dengan mendaki gunung yang aku idam-idamkan sejak lama yaitu Gunung Merbabu. 


Untuk rencana tersebut kami akan naik pesawat terbang dari Batam menuju Semarang. Selanjutnya menuju Boyolali sebelum mendaki Gunung Merbabu. Di Boyolali terdapat satu hotel pilihan kami yang  lokasinya sangat dekat dengan Taman nasional Gunung Merbabu. Jaraknya hanya berkisar 2,11 kilometer saja. Selain itu ketika melihat-lihat Traveloka untuk booking hotel murah aku membaca review mengenai hotel ini sangat bagus. Mendapatkan rating 8,6 dari para pengunjung dengan level kepuasan yang mengesankan. 


Semula, di halaman pertama penampilan hotel ini harganya sekitar 1,2 juta rupiah ternyata begitu aku klik rate hotel ini untuk bulan depan saja harganya ternyata hanya 379.050 ribu rupiah. Wuaaah menang banyak. Kok bisa ya semurah ini?  

Harga tampilan awal

Yup... nama hotelnya MaxOneHotels.com Loji Kridanggo @Boyolali yang beralamat di Jl. Pemuda No 1, Gudang, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Jawa Tengah. Wait, namanya kok panjang banget ya? Bakalan susah nih menghafalnya. Tenang, cukup tulis MaxOne saja kamu bakal menemukan berbagai properti MaxOne yang ada di kota-kota besar di Indonesia dan semua itu bisa teman-teman cari di aplikasi Traveloka.


MaxOneHotels.com Loji Kridanggo @Boyolali ini dilihat dari sisi eksterior sangat menarik. Baru lihat bangunannya saja aku langsung jatuh cinta. Didukung oleh halaman parkir yang luas dengan bangunan yang mentereng sendirian di antara bangunan lainnya di sekitar sana.

Bangunan MaxOneHotels.com Loji Kridanggo @Boyolali

MaxOneHotels.com - Loji Kridanggo @Boyolali adalah hotel dengan lokasi yang sangat strategis karena berada di pusat Kota Boyolali. Letaknya pun dekat dengan Palur Plaza. Menginap di MaxOneHotels.com - Loji Kridanggo @Boyolali tak hanya memberikan kemudahan untuk mengeksplorasi destinasi di kawasan Boyolali dan sekitarnya tapi juga menawarkan kenyamanan bagi istirahat para pengunjung.


Seperti kebiasaanku jika booking hotel selalu baca-baca review pengunjung maka yang aku baca ternyata kebanyakan mereka cukup terkesan karena kualitas pelayanan hotel yang sangat baik, sedangkan harga menginap di sini ramah di kantong dengan fasilitas memadai dan pelayanan yang tetap terjaga mutunya.


MaxOneHotels.com - Loji Kridanggo @Boyolali dapat ditempuh sekitar 30 menit dari bandara Adi Sumarmo Solo atau 1,5 jam berkendara dari bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang. Hotel ini merupakan pilihan tepat kami untuk bermalam sambil menunggu jadwal penerbangan kembali ke Batam.

View dari hotel
Pemandangan dari hotel yang indah 

Para pengunjung menilai kamar di hotel ini sangat bersih, begitu juga dengan interior yang rapi berikut televisi besar. Untuk lokasi cukup strategis karena berada di pusat kota dan kalo malam banyak tempat jajanan di dekat hotel sehingga pengunjung mudah mencari makanan. Selain itu hotel ini memiliki kafe di rooftop dengan view langsung menghadap Gunung Merapi dan Merbabu.

Kamar hotel di MaxOne
Kamar hotel untuk keluarga

Untuk fasilitas hotel ini tidak usah diragukan lagi. Aku malah membuat info grafisnya agar lebih mudah mengingat sehingga tahun depan tinggal klik saja lagi ke postingan ini sebagai pengingat.

Fasilitas MaxOneHotels


2023 sudah di depan mata. Semoga saja segala rencana-rencana di tahun mendatang bisa berjalan sempurna. Tak sabar rasanya ingin segera mencumbui rerumputan di jalur-jalur Merbabu sambil menyesap kabut yang kerap datang tiba-tiba atau duduk termenung memandangi Gunung Merapi yang tepat berseberangan.

***

Aku menatapnya dalam tidur lelap. Seperti itu, seperti tanya itu yang berkelindan dalam fikiranku. Lagi, batinku hanya sanggup berkata, "Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana, seperti hujan kepada awan, seperti daun kepada ranting, seperti ombak kepada lautan, dan… seperti pohon kepada hutan."

Pada akhir tulisan ini, aku jadi teringat dengan sebuah puisi karya Ilham Malayu berjudul janji yang kerap kali ingin kusampaikan kepadanya namun tak pernah sekali pun terucap.

JANJI

Ingat padaku
Bila mata berair
Ingat padaku
Bila salju di luar mencair
Di lembah musimku ini
Aku masih tetap menunggu
Tetap berharap
Tetap menengok ke belakang
Walau sampai nanti
Sampai fajar berhenti menyingsing
Aku akan kembali menunggumu
Di sana
Di seberang sunyi....


Referensi:
1.https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Gunung_Merbabu

45 komentar :

  1. Seruuuu..cerita naik gunung, trus ketemu jodoh dan mendaki rumah tangga bersama. Jadi terharu. Mudah2 teman hidup selamanya ya teh, aamiin.

    BalasHapus
  2. Ai romantisnya kakak. Naik gunung bersama teman hidup so sweet deh kakak. Kapan ya aku bisa kesana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ke Gunung yang mana nih Kak Dennise? banyak nih gunungnya. Ayoo kita mendaki gunung!

      Hapus
  3. Wah edelweis memiliki daya tarik tersendiri, eh tapi foto romantisnya lebih menarik jadi bikin iri. Indah banget dunia serasa berdua kalau mendaki bersama kayak gini. Aku kapan? Ingin mengumpulkan niat untuk mendaki dulu sambil mempersiapkan mental untuk ini. Terima kasih informasinya!

    BalasHapus
  4. ah ini menjadi cita-cita suamiku juga bisa naik gunung bareng-bareng ehhehe semoga ada kesempatan dan usia ya

    BalasHapus
  5. Merbabu tuh memang indah banget, Aku pun sempat meletakkan wish list utk menjejak di sana. Tapi beberapa kali tertunda dan rasa2nya sudah agak2 sulit utk saat ini karena faktor kesehatan juga.
    Romantika anak gunung. Dulu sering dengar hal ini, pasti menyenangkan memiliki teman hidup yg selaras

    BalasHapus
  6. Tsakeeeppp bgt mba Linaaa
    Aku dan suami blm pernah hiking bareng
    Mungkin kapan2 bisa dicoba yah

    BalasHapus
  7. Masya Allah seruu banget, kalau punya pasangan satu frekuensi seruu banget, no jaim jaim alias awal ketemu apalagi di gunung pasti ga dandan dkk menunjukkan diri kita apaadanya yaa....

    Kita saaama punya pasangan satu frekuensi sama2 tukang jalan.

    BalasHapus
  8. Aku kalo kangen dengan pendakian gunung, kadang baca blog Mba Lina atau nonton vlog pendakian yang aku pilih. Karena mengingatkan masa muda yang tergabung WALHI di kampus, sayangnya suami sukanya jalan-jalan ke mall. Atau paling banter ya ke air terjun lah.

    Jauh pun dari kota tempat tinggal gak masalah ya mbak, sepanjang bisa mendaki lagi. Apalagi sekarang kita diberi kemudahan kalo order tiket pesawat atau hotel. Bisa via aplikasi Traveloka yang banyak promo nyaa

    BalasHapus
  9. Waaaahhhhh... ini pemandangannya indah sekali, aku belum pernah nih sekali pun mencoba untuk traveling ke gunung. Karena ngebayanginnya itu loh, makanya aku lebih jatuh cinta dengan pantai. Tapi gak ada salahnya juga sih nanti dicoba untuk naik gunung sesekali.

    BalasHapus
  10. jadi ingat dulu pernah baca cerita pertemuan mbak lina sama suami di lomba blog di Multiply kalau nggak salah. asli deh ngiri bisa ketemu jodoh yang sama-sama suka naik gunung juga

    BalasHapus
  11. Ternyata banyak kisah terpendam di balik Gunung Merbabu yah mbak, semoga kesampaian bisa naik gunung Merbabu bersama suami yah mbak supaya kenangan tentang Merbabu bisa tetap indah hehe

    BalasHapus
  12. Wahh mengurai rindu di Merbabu
    Syahdu mbak
    Keindahan alam Merbabu akan semakin sempurna saat kita nikmati bersama teman hidup tersayang ya

    BalasHapus
  13. So sweet banget mendaki gunung merbabu. Sayangnya molly belum bisa ikutan naik gunung, padahal pingin banget. :(

    BalasHapus
  14. Banyak-banyak berterima kasih juga kepada pasangan ini membuat apa yang selama ini kita anggap sebagai hal yang "biasa" aja ternyata menjadi kemewahan bagi yang lain yaa..
    MashaAllah~
    Tabarakallahu,

    Semoga lancar rencana-rencana di masa depan bersama Traveloka, Teman hidup.

    BalasHapus
  15. Usia anak 5 tahun itu mungkin terlalu berisiko untuk diajak mendaki ya, Mbak. Semoga cita2 ke Merbabu bersama suami terwujud, yaa. Sama anak juga.

    BalasHapus
  16. asik banget punya hobi yang sama dengan suami, naik gunung! honeymoon ke gunung makin istimewa dong. berkesan banget yah.
    semoga bisa naik gunung bareng suami lagi mbak. eh trus anak-anak gimana :D

    BalasHapus
  17. Galfok sama foto di Papandayan uhuuyyy :D
    Iya yaaa bersyukur banget punya pasangan yang baik, sabar, gak pernah aneh2. Lebih bersyuur kalau nyambung punya kesukaan yang sama ya mbak :D
    Kangen juga nginep hotel di area gunung, pemandangannya pasti apik danudaranya segaaar :D

    BalasHapus
  18. Udah pernah ke merbabu tapi sama temen2 justru sama suami belum pernah.. jadi kepingin explore bareng pasangan .. .. fotonya bikin pangling and good luck mba

    BalasHapus
  19. Aku kenal Teh Lina memang dari dulu suka naik gunung yak. Pasti hepi banget traveling ke gunung. Traveloka lengkap banget pilihan hotelnya. Traveling ke mana pun hayo aja.

    BalasHapus
  20. Aku jadi termehek-mehek membaca kisah pendakian gunung mbak Lina dengan suami tercinta. Banyak cerita di Gunung Merbabu yang masih akan terus dikenang hingga akhir hayat. Ga sembarangan orang sanggup jalan2 ke gunung. Fisik harus kuat, mental juga. Traveloka memang udah jadi pilihan yang tepat buat traveling kita ke mana aja. Keren tulisannya mbak, good luck ya.

    BalasHapus
  21. itu yang foto di gunung Papandayan tadi kukira foto di jabal Uhud. hahaha. la bajunya putih-putih hehehe. kayak pas umroh.

    BalasHapus
  22. Masya Allah. Bergetar hati baca artikel panjang namun enak dibaca ini. Dari bait puisinya yang indah, kisah cinta yang happy ending, petualangan mendaki dari gunung ke gunung, hingga impian untuk mendaki merbabu bersama kekasih jiwa. Semoga terkabulkan mbak!

    BalasHapus
  23. Eciye, ciyeee gemes banget foto sayang-sayangan di Gunung Papandayan sama si teman hidup sih. Kayaknya harus dari sekarang nge-cek harga tiket di Traveloka supaya bisa travelling ke gunung juga yaaah. Asyiknya ke mana yah mbak yang deket2 dari Bandung aja deh, soalnya aku suka rada cemen anaknya nih hahaha

    BalasHapus
  24. Wah, impian buat naik gunung bersama teman hidup pasti bakalan jadi kenangan sekali seumur hidup yaa teh yang nggak pernah terlupakan.

    BalasHapus
  25. Traveloka adalah aplikasi super lifestyle yang membantu aku dan keluarga untuk melakukan liburan, karena semua ada di sana, lengkap banget

    BalasHapus
  26. so romantic mbak Lina, semoga menjadi sakinah mawaddah warahmah seiring pertambahan usia aamiiin

    BalasHapus
  27. Akuu baru ngajak anak-anak ke Gunung Batur aja capeknya udah lumayan, ini sudah ke berapa gunuung? huahua
    Keren mbaak, gunung Merbabu nya juga bikin ngiler yaa. Seru juga cerita ketemu jodoh yang hobi naik gunung gini, jadi punya temen menua bersama karena hobinya sama jadi bisa terus melakukan hobinya sampai tua. Langgeng & sehat terus yaa :D

    BalasHapus
  28. Aku jadi ingat filmnya babang Nico.. naik gunung buat yg cinta itu nagih ya mba, seperti jatuh cinta dan rindu terooos apalagi kalau ndakinya bareng pak suami ditambah anak-anak. Masya Allah lengkap kebahagiaannya. Seruuu, aku ikut deg-degan pas baca cerita awal sampai akhirnya ada yg haloooo..
    happy ending selaluu mba^^ amiin

    BalasHapus
  29. Superrrr romanticcc

    Aku selalu sukaaa baca cerita kamuuu mba.takjub lihat emak² hobi explore alam, utamanya naik gunung.

    Cihuy bener klo.ada Traveloka yak 😆👍

    BalasHapus
  30. Definisi bertemu jodoh yang sefrekuensi, sama-sama suka mendaki gunung. Bulan madunya anti mainstream banget keren. Semoga selalu bahagia, sehat dan bisa terus jalan-jalan sama suaminya ya, Mbak.

    BalasHapus
  31. Uhuy, envy banget bisa ke merbabu sama pasangan halal. Molly juga ingin ngajak keluarga ke sana. Asik banget pasti

    BalasHapus
  32. Aahh jadi teringat aku dulu seneng bgt baca cerita pendakiannya teh Lina dan punya cita2 bisa mendaki gunung sekeluarga kaya kalian. Sampe sekarang belum kesampean heheheh... semoga kesampean ya muncak merbabu mbak

    BalasHapus
  33. Masya Allah, Mak. Bisa gitu ya Allah menjodohkan manusia, segalanya beda tapi ada satu kesamaan. Seperti dirimu dan suami yang sama-sama mencintai gunung. Ceritanya menyentuh bangeeeeet. Semoga bisa terwujud keinginan mendaki Merbabu, ya. Btw, aku sehari-hari bolak-balik Ciremai dan Galunggung. Karena kompleks perumahanku nama jalannya adalah nama-nama gunung. Haha. Aslinya sih aku belum pernah mendaki gunung sama sekali.

    BalasHapus
  34. So sweet ceritanya ya mbak. Memiliki suami yang baik selama 15 tahun, penuh kasih. Berumahtangga memang tidak mudah. Apalagi saling pengertian dan menurunkan tingkat ego agar damai satu sama lain

    BalasHapus
  35. Mengurai rindu di Merbabu memang akan menyenangkan jika melakukan perjalanan bersama teman hidup

    BalasHapus
  36. Wah baru tau di Boyolali ada hotel MaxOne juga. Menarik sekali ada fasilitas kamar untuk keluarga khusus ya mbak. Boleh nih kalau menginap sana pesan room yg kyk gtu :D
    Cakep sekali yaaa pemandangan di sekitar Merbabu, semoga kapan2 bisa mengunjunginya juga :D

    BalasHapus
  37. Saat ini mendaki bawa anak sering terkendala usia memang, Teh. Saya menunggu Fahmi usia 10 tahun demi bisa mengantarkan nya ke Semeru. Padahal sejak usia lima tahun dia udah "berlatih" ke Slamet, Ciremai, dan terkahir sebelum pandemi menaklukkan Kerinci. mungkin memang, tak kan lari gunung dikejar kali ya...

    BalasHapus
  38. So sweet emang menyenangkan sekali punya pasangan yg sehobby ataunsatu frekuensi.

    BalasHapus
  39. Aku terharuu bacanya, kak Lina.
    Memang Gunung Merbabu se-lekat itu dalam kenangan dan ingatan. Semoga Allaah senantiasa tautkan kebaikan dan keberkahan dalam pernikahan yang mengikat janji suci.
    Penting sekali memiliki persamaan dan kenangan yang bisa melihat dunia lagi dengan Traveloka tuk segera diwujudkan/

    BalasHapus
  40. Senangnya punya pasangan yang sehobi begini ya Mbak...Bisa naik gunung bersama, berdua atau bersama keluarga. Sehat-sehat semua. Semoga niatan ke Merbabu terwujud tahun depan untuk rayakan ultah pernikahan. Aamiin

    BalasHapus
  41. waw ada kisah pilu apa di Merbabu? apakah masih zaman PDKT menanti kepastian sambil naik gunung?
    btw, asik banget yaah suami istri senang naik gunung. Kalau milih liburan keluarga udah ga bingung lagi, cusss mendaki gunung dan camping.

    BalasHapus
  42. Jadi kangen gunung juga nih kak... Kangen hawa gunungnya, kabutnya, suasananya yang syahdu... daan kangen lihat bunga edelweiss...

    BalasHapus
  43. Terharu bacanya mba 😊🥹. Yg namanya jodoh ya, memang ga kemana. Apalagi kalo punya partner hidup yg punya hobi sama seperti kita, jadi bisa diajak melakukan hal bareng2.

    Ngeliat foto gunung2 di atas, merinding rasanya.. aku blm pernah naik gunung, tapi sukaaa bgt kalo lihat temen2 yg suka mendaki dan memposting gunung2 yg mereka daki. Rasanya kayak merinding, terlalu bagus ciptaan Nya. Aku baru melihat foto aja udah ngerasa begitu, apalagi yg mendaki dan melihat langsung

    Traveloka ini memang juara sih. Aku rutin traveling , dan beberapa kali dapat tiket murah ke berbagai negara ya Krn promonya trvlk. Hotel juga begitu. Malah pernah dpt stay di hotel jepang gratis 3 malam hanya Krn redeem poin.

    Maxone hotels ini bagus2 memang Yaa. Salah satu chained hotel favoritku. Di JKT ada bbrp cabangnya. Dan aku suka semua Krn interiornya itu ngasih kesan ceria. Ada mural dan warna2 cerah. Ternyata yg di Boyolali juga cakeeep hotelnya

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita