Antara Surabi Bandung, Kepiting Lada Hitam dan Sebuah Kekuatan Aplikasi

Anak Pulau
Grup Anak Pulau saat Kemping di Pulau Putri
Beberapa bulan terakhir ini saya gabung dengan berbagai macam grup di WhatsApp. Salah satunya grup Anak Pulau. Sebenarnya ini grup para traveler murtad. Wkwkwk. Iya katanya traveler tapi hampir tiap malam karaokean. Kalau nggak karaoke kebanyakan quis dan sharing vidio dubsmash. Atau nge-screenshot si d-kadoor alias Kadir Bachmid seleb Instagram yang kocak banget.

Selain ketemu online tiap detik, tiap menit, tiap jam, tiap siang dan tiap malam di grup, para member juga sering kopdar sambil nongki-nongki di warung makan, kedai atau restoran. Yang dibicarakan nggak jauh-jauh dari tiket pesawat, cuti, dan liburan ke pulau anu atau ke negara anu. Nggak ada tuh yang ngomongin kapan lamaran, kapan nikahan apalagi seserahan. Eh, gimana mau nikah calon aja nggak punya. Dezig.

Senangnya lagi, kalau ada tempat makan baru yang asyik, suka kita datangi rame-rame. Kalau sudah ketemuan, puas deh saling ledek, saling hina, dan saling bully. Maklum kebanyakan penghuni grup 99%nya para jones alias jomblo ngenes. Dan jones itu memang bullyable banget. Sasaran empuk buat pelampiasan keisengan hahaha. Alhamdulillah saya sih sudah pensiun dari segala kejonesan itu jadi aman dari gangguan jin dan setan yang terkutuk dari pem-bully-an.

Surabi Bandung Top 100


Salah satu tempat makan yang direkomendasikan teman-teman adalah Surabi (serabi) Bandung di Mal Top 100 Tembesi Batu Aji, Batam. Serabinya itu enak dan lembut banget. Apalagi dikasih topping rasa durian. Melting. Beuuh…..rasanya nyangkut di lidah berjam-jam bahkan sampai pulang ke rumah.

Dari kebanyakan member grup nggak bosan untuk datang dan datang lagi ke sana. Kadang pulang kerja atau sepulang dari island hopping kita mampir untuk makan serabi sambil ngobrol-ngobrol santai. Meskipun datang sebelum maghrib, ada saja teman yang nggak kebagian karena kehabisan.
 
Surabi Bandung
Rasa Coklat Keju

Surabi Bandung
Surabi Rasa Durian. Yummy :D


Kemarin pas hari minggu sore, suami mau ada perlu ke rumah temannya di Tembesi. Pas deh, saya langsung nitip minta dibelikan Serabi Bandung rasa duren. Suami pun mengiyakan dan berangkatlah ke Tembesi. Menjelang maghrib dia pulang sambil membawa kabar tak menyenangkan. Serabinya sudah habis. Hwaaaa….pengen nangis gelundungan tapi malu sama Chila anak saya.

“Chil…bundanya ngidam loh. Pengen serabi, tapi kehabisan.” Kata suami malah manas-manasin. Chila yang memang lagi kepengen banget punya adik langsung menatap penuh harap.

“Iya yah bunda hamil? Bener ya hamil?” Aaah si ayah ini suka bikin ribet keadaan. Kan kasihan Chila kalau udah ngomongin calon adiknya selalu dikecewakan.

“Enggak Nak, ayah aja yang ngarang.” Jawab saya sambil melemparnya dengan gagang sapu senyuman.

Coba ada delivery order kayak foodpanda, pasti deh saat ngebet makan serabi seperti ini nggak bakal kehabisan. Batin saya. Sudah dua kali tiap mau beli serabi kehabisan terus, padahal hari masih sore.

“Ayah tau foodpanda nggak, Yah?” tanya saya pada suami.
“Nggak tau, Apaan emangnya?” Jawabnya.
“ Itu loh layanan delivery order kayak di KFC. Enak kalau ada foodpanda di Batam, kita bisa pesan makanan apa saja terus dihantar sampai rumah.”
 


Bulan Agustus lalu saat ada arisan di rumah, malah kami hampir kewalahan. Nggak semua makanan yang udah di list di menu siap dihidangkan. Mana saya cuma berdua suami nyiapin ini itu. (ih emangnya ada siapa lagi coba?) Kayaknya waktu cepet banget berlalu. Tau-tau udah jam dua siang. Hwaaa…sementara arisan akan dimulai jam 4 sore dan menu utama kepiting lada hitam yang kami rencanakan belum dimasak.  Boro-boro dimasak,  kepiting mentahnya saja belum dibeli. Padahal sudah dipesan sehari sebelumnya.

Saat itu suami sibuk menelpon orang Tanjung Riau yang mau menjual kepiting. Namun nggak diangkat-angkat. (Tanjung Riau jaraknya sekitar 15 menit berkendara ke arah Barat dari perumahan tempat kami tinggal). Namun ternyata jam dua lewat beberapa menit baru dikabarin kalau kepitingnya nggak ada. Katanya para nelayan pulang nggak bawa kepiting. Alasan lainnya karena angin selatan. Ah sebodo amat mau angin utara kek angin selatan kek menu kepiting kami harus segera dimasak.

Saya dan suami kebingungan mau beli kepiting dimana lagi. Di pasar Sagulung yang dekat rumah saja enggak ada. Sementara itu putaran jarum jam terdengar semakin kasar di gendang telinga. Duuuh.
 
Kepiting yang Dimasak Teman kantor suami. Bumbunya campur-campur

“Yaudahlah Yah, ke Pulau Setokok saja carinya,” kata saya. Ya mau kemana lagi coba. Untungnya saya mendadak teringat kemarin-kemarin teman sekantor suami pernah beli kepiting dari Pulau Setokok dan masak rame-rame di rumah.

“Tapi  Setokok itu kan jauh Bund,” Kata suami. “Ya mau gimana lagi dong,” Jawab saya lemas. Suami pun akhirnya pergi menuju Pulau Setokok sementara itu jarum jam terasa berputar semakin cepat. Tik…tok…tik..tok….saya semakin panik menunggunya di depan pintu sambil wara-wiri ke dapur menyiapkan menu lainnya. Jam 3 sore suami belum pulang juga. Jam 4 pun belum nongol juga. Aaah….gawat.

Lalu, jam setengah lima “Assalamualaikuuuum….” suara Mbak Endang dan keluarga, tamu arisan yang pertama datang membuat gugup keadaan. Tapi suara itu akhirnya berbarengan dengan suara sepeda motor suami yang baru saja tiba. Pyuuuh… ”kepitingku datang, hore…hore…horreee…” maunya loncat-loncat.
 
Ibu-Ibu Arisan
Satu per satu tamu arisan datang. Sebagian ibu-ibu menawarkan bantuan mengiris semangka dan memindahkan gorengan ke piring-piring. Sementara saya nyiapin bumbu dan suami mencuci kepiting. Tak sampai seperempat jam, sebentar saja kepiting sudah masak, siap dihidangkan dan para tamu pun sudah lengkap datang. Alhamdulillah.

Nah kalau mengingat-ingat peristiwa itu sebenarnya bahaya juga. Bisa malu-maluin. Seandainya suami nggak dapat kepitingnya, para tamu mau makan apa coba? Masa nasi sama lalapan doang. Di saat kondisi genting begitu, berasa letak pentingnya sebuah aplikasi. Tentu saja aplikasi layanan pesan antar semacam foodpanda yang bisa jadi solusi nyata bagi kepanikan yang melanda.

Foodpanda ini telah hadir melayani lebih dari 10 kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bali, Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, Makasar, Medan, Surabaya, dan Tangerang. Huhuhu…Panda, Batam kapan ya?

Meskipun foodpanda nggak ada di Batam, saya sih tetap pasang aplikasinya di handphone. Mana tau sebentar lagi foodpanda hadir di kota ini jadi sayalah orang pertama yang akan mencobanya. Amiiin, amiiin, amiiin.

Selain alasan itu, foodpanda juga sudah ada di kota-kota dimana banyak terdapat keluarga besar saya tinggal. Di Bandung ada kakak, adik dan bapak. Di Depok ada bapak dan ibu mertua. Di Bogor ada adik ipar, di Jakarta ada om, tante, dan sepupu-sepupu saya. Jadi suatu saat jika saya ingin memberi kejutan, maka saya akan mudah sekali melakukannya. Salah satunya dengan memesan makanan kesukaan mereka via foodpanda. Saya memang suka memberi kejutan. Dan rasanya itu selalu menyenangkan.

Pilih Restoran
Ketika mencoba membuka aplikasi foodpanda dan memesankan makanan untuk Bapak di Bandung, saya langsung terkesan dengan kemudahan pengoperasiannya. Pertama saya ketik nama kota dimana makanan akan dihantar. Lalu memilih lokasi/area terdekat dengan rumah bapak saya yang tinggal di sekitar Gedebage. Dalam beberapa detik sistem akan bekerja dan memilihkan restoran dengan pilihan menu yang beragam. Saya tinggal pilih mau apa saja.

Restoran yang dipilih akan menampilkan berbagai jenis makanan mulai dari makanan khas Indonesia, Korea, Italia, China, dan sebagianya. Begitu juga jenis makanan yang ditawarkan berbagai macam seperti cake, seafood, pizza, burger, fried chicken, sup, hingga bakso dan es teler pun tersedia. Benar-benar deh tinggal pilih sesuai selera kita.

Pilih mau berapa?

Setelah memilih makanan baru kita memilih cara pembayaran yang bisa dilakukan secara COD (Cash On Delivery) maupun online. Mudah dan simpel tinggal menunggu makanan dihantar.

Menurut saya, inilah manfaat dan kelebihan sebuah aplikasi foodpanda. Di saat kondisi panik dan kepepet sekali pun (seperti saya sewaktu arisan itu), kita masih bisa bernafas lega karena aplikasi ini bekerja untuk kita.


Jadi, kapan ya foodpanda hadir di kota kita?

24 komentar :

  1. Waaaah baru tau. Asik, dong kalo bgtu. Kebetulan aku orang yg males ke luar rumah. Mksih mbaak infonyaaa ^^

    BalasHapus
  2. Aku baru tahu kalo Jones itu Jomblo Ngenes haha
    Surabinya nampak enak. Bikin kepingin.
    Foodpanda memudahkan orang untuk kulineran tanpa repot ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Rin. Dulu saya kira si Jones itu pemain film loh haha.

      Hapus
  3. Food panda emang sangat membantu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Kang, apalagi di Jakarta dan Bandung yang suka macet benar-benar membantu Kang.

      Hapus
  4. Foto surabi duren nya bikin ngiler teh lina... . Foto "duren" yg itu ga ada yah? Ups... . Jeruk kok makan jeruk... 😄😃😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha...duren yang mana? Belah duren kamsudnya? :P

      Hapus
  5. Wkwkwkw...kebayang dah paniknya.oya just info, di sp ada loh cabang serabi 99 5g di top 100 tembesi.di deretan penjual makanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih di sekitaran situ juga. Suruh buka di Tanjung Uncang aja Mak Asih.

      Hapus
  6. Semoga Foodpanda beneran ada di Batam ya, teh.. Saya ngarep banget niih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, apalagi Chila susah makan, klo udah dimasakin taunya dia nggak doyan. Ribet deh. Klo ada foodpanda kan tinggal pilih sesuai selera dia.

      Hapus
  7. asik ya mba lina punya geng seru gituu....penasaran pengen pesen via Foodanda, moga segera hadi di ungaran hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, seru. Ada stok carikan biar mereka nggak Jones lagi Mbak? :D

      Hapus
  8. Eeeengggg...asik juga tuh ada grup Jones. Tp kebayang tiap detik centang centung deh. Foodpanda emang bikin gampang ya, Mbak. Apalagi bagi dakuw yg anaknya mageran ini. Semoga bs sampai semarang dan batam yah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. malahan tadi pagi notif udah 3000an lebih dari grup jones itu Tar. Pusing pala batman

      Hapus
  9. mbak mbak ada Jones yang kece badai nggak? Asyik ya, ada aplikasi foodpanga gini. Tinggal menggerakkan jari jari cantik di smartphone, makanan langsung di depan rumah. Mantap!

    BalasHapus
  10. Wah mantap banget tuh mbak :)
    belum belum udah bikin perut laper lagi. hehehe
    salam kenal ya,, mampir ke Blogku juga mbak :)

    BalasHapus
  11. Semoga foodpanda segera hadir di Palembang :)

    BalasHapus
  12. pengen nyoba food panda juga

    BalasHapus
  13. Jadi ingin ke Bandung untuk merasakan surabi ini saja, hehehe :)

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita