Buah Carica Tumbuh Subur di Dieng dan Sekitarnya |
Saat pertama kali mendengar nama carica ingatan saya langsung menghubungkannya dengan sebuah lagu daerah yang berjudul “Anak Kambing Saya” dari Nusa Tenggara Timur. Di dalam liriknya ada menyinggung-nyinggung carica eh cacamarica :D Sebelum benar-benar mengetahui carica seperti apa, dulu saya mengira antara keduanya pasti nggak jauh beda. Masih ingat petikan liriknya nggak? Ini nih.
Anak Kambing Saya
Mana
dimana, anak kambing saya
Anak
kambing tuan ada di pohon waru
Mana
dimana jantung hati saya
Jantung
hati tuan ada di kampung baru
Caca
marica hey hey
Caca
marica hey hey
Caca
marica ada di kampung baru
Caca
marica hey hey
Caca
marica hey hey
Caca
marica ada di kampung baru
Haha…ternyata hubungan perkerabatan keduanya, antara carica
dan caca marica sangat jauh, jauh sekali. Carica adalah sejenis tumbuhan
endemik yang hanya bisa tumbuh di kawasan Dataran Tinggi Dieng (Dieng plateu) saja.
Dimana desa-desa yang termasuk ke dalamnya merupakan desa dengan pemukiman
tertinggi di Pulau Jawa. Kalau caca marica kayaknya sih seorang gadis yang lagi
dicari-cari tuan yang punya kambing itu :D
Pohon Carica Bercabang |
Karena tumbuhan endemik, carica tumbuh unik. Batang, daun,
dan buahnya sekilas mirip dengan pepaya. Bedanya, pohon carica tumbuh bercabang
banyak, sedangkan pepaya tumbuh lurus saja tidak bercabang-cabang. Buah carica
ukurannya sangat kecil bila dibandingkan pepaya. Kondisi biji-biji di dalam
daging buah sangat mirip seperti konyal atau markisa. Biji-bijinya lengket oleh
semacam lem yang kental yang mengikat biji-biji menjadi gumpalan. Dan yang
paling membedakan adalah soal rasa. Saat dimakan daging buah carica rasanya
asam.
Pohon Carica di Sepanjang Jalan Menuju Patak Banteng |
Saat tiba di kawasan Patak Banteng Wonosobo, saya dapat mengenali dengan baik pohon
carica yang tumbuh subur di sepanjang jalan masuk menuju pemukiman penduduk. Patak
Banteng ini adalah desa yang menjadi titik pendakian menuju Gunung Prau di
kawasan Wonosobo dan Temanggung. Namun karena saat itu saya dan keluarga baru akan
memulai pendakian, maka kami tidak berniat membelinya terlebih dahulu. Nanti
saja beli saat turun di kawasan Dieng Plateu.
Keesokan harinya, saat turun ke kawasan Dieng, saya membeli
manisan carica di sebuah warung dekat terminal. Satu kotaknya seharga Rp 20.000 isi 6. Sedangkan yang isi 12 seharga Rp. 35.000 lebih murah dibanding yang isi 6. Karena beli cukup banyak si ibu
warung memberi bonus buahnya langsung sebanyak 3 buah. Karena kami masih
menginap dan akan kemping di kaki gunung Sikunir, manisan carica kami titip
dulu di warungnya karena kalau dibawa-bawa lumayan juga, berat euy.
Manisan Carica yang Dijual Penduduk Dieng |
Tapi, buah caricanya saya bawa ke tempat kemping karena penasaran seperti
apa. Saat duduk santai di tenda saya pun mengupas dan mengamati begitu bayak
keunikan pada buah carica ini. Buah yang secara fisik mempunyai kemiripan dengan berbagai buah lainnya. Terutama paduan antara pepaya dan markisa. Saat diicip,
weeew…aseeeem. Carica pun teronggok begitu saja. Gak kuat makannya. Asemnya
beda dengan asem mangga atau kedondong. Kalau asem yang itu sih doyan. Tapi
kalau asemnya carica rada-rada aneh.
Beda dengan buahnya, manisan carica dalam kemasan yang sudah
diolah rasanya manis. Yaiyalah namanya juga manisan ya harus manis. Kalau
manisan nggak manis namanya bohong :D. Untuk manisannya jelas saya suka karena
manis dan enak. Cocok dijadikan oleh-oleh untuk bos, rekan kerja, dan tetangga.
Baca tulisan saya tentang Dieng lainnya di tulisan Bertemu Teletubbies dan Hello Kitty di Candi Arjuna Dieng
Pohon Carica Tumbuh Dimana-mana, bahkan Dijadikan Pagar Kebun atau Pembatas |
pohonnyabaru lihat disini. Pertama kali makan aku di kasih sama Idah. Enak ya mbak rasanya sampai aku ketagihan. Di supermarket deket sini ada tapi harganya mahal banget
BalasHapusBeli di toped Mbak murah loh
Hapuswe love indonesia memang yaaaaaaaa!! pelosoknya pun menghasilkan .
BalasHapusBetul Mbak, bahkan yang semula dinilai tak berharga malah bisa jadi menghasilkan uang dan menggerakkan perekonomian warga.
HapusLha aku bacanya sambil nyanyi hahaha
BalasHapusHaha...
HapusTahun lalu waktu ke Dieng aku beli manisannya 2 kotak. Kurang! ternyata enak banget. Aku suka. Nyesel banget cuma beli 2 doang :(
BalasHapusSaya beli banyak mbak buat oleh-oleh tapi ribet bawanya berat :D
HapusAku demen nya purwaceng hahaha
BalasHapusEh purwaceng apaan sih? Sumpah gak tau.
HapusGingseng dari tanaman khas Dieng ..... siap kirim dengan peti kayu dan cargo seluruh Indonesia. Bs telp/whatsapp 081 334 025 020. Trims
HapusHallo mbak salam kenal. Saya baru taunya pas ke jogja ponakan saya hoby banget beli minuman carica di warung, segar. Saya baru tau pohonnya spt di gambar di atas :)
BalasHapusSalam kensl kembali :D iya saya pun baru tau sekali ini.
HapusSukaaa.banget dengan manisan carica
BalasHapusKuahnya juga kayak bersoda.
Dari dulu Penasaran dgn buah aslinya rasanya bagaimana terjawab dgn deskripsi diataa. Trima mbak