Berkumpul
dengan teman-teman yang mempunyai passion
yang sama dalam salah satu hobby yakni
ngeblog, selalu membuat perasaan
campur aduk bahagia. Salah satunya
adalah pada tanggal 20 November 2015 yang lalu, saya bertemu dan berkumpul
dengan teman-teman Travel Blogger Kepri (TBK) yang diundang langsung oleh Kepala Dinas
Pariwisata (Kadispar) Provinsi Kepri, Bapak Guntur Sakti mengambil tempat di
Saung Sunda Sawargi, Batam Center.
Pertemuan dengan Kadispar ini sudah lama diwacanakan oleh beberapa orang Travel Blogger Kepri yang melihat adanya ketimpangan informasi dengan provinsi dan kota-kota lainnya di
Hal-hal seperti di atas, selalu mendapat respon positif dari masyarakat luas terutama netizen. Biasanya, secara viral informasi penyelenggaraan event akan tersampaikan dengan cepat melalui blog dan sosial media yang dimiliki para blogger tersebut. Hashtag-hashtag tertentu yang berkaitan dengan event selalu saja menjadi trending topic sehingga tidak saja dalam dunia nyata namun di dunia maya sekalipun event ini terasa benar-benar hidup. Hal itu tentu saja karena tangan-tangan dingin para blogger yang bekerja.
Pak
Guntur Sakti rupanya telah menyadari betul potensi blogger ini. Maka dalam
kesempatan tersebut beliau menyampaikan bahwa bertemu dengan kami para blogger
ini seperti mendapatkan durian runtuh. So
sweet! Makin merekah deh hidung teman-teman TBK. Karena sudah menyadari
potensi itulah, saat diminta kesediaan waktunya oleh salah seorang blogger
Kepri, Fadli, yang berasal dari Pulau Kundur, Pak Guntur segera mengiyakan.
Pertemuan dengan Pak Kadis dibuka dengan acara makan malam. Hidangan ala sunda tersaji di meja. Beberapa bakul yang terisi nasi timbel dan tampah yang terisi penuh lauk-pauk, sayur, sambal, dan lalapan segera terhidang di meja. Menggoda saya dan teman-teman untuk segera mencicipi. Apalagi perut sudah sangat keroncongan karena saat itu sudah bertepatan dengan waktunya makan malam. Setelah selesai makan malam, sharing dan diskusi yang seru pun dimulai.
Pertemuan dengan Pak Kadis dibuka dengan acara makan malam. Hidangan ala sunda tersaji di meja. Beberapa bakul yang terisi nasi timbel dan tampah yang terisi penuh lauk-pauk, sayur, sambal, dan lalapan segera terhidang di meja. Menggoda saya dan teman-teman untuk segera mencicipi. Apalagi perut sudah sangat keroncongan karena saat itu sudah bertepatan dengan waktunya makan malam. Setelah selesai makan malam, sharing dan diskusi yang seru pun dimulai.
Tampah yang berisi menu lengkap |
Dalam
rangka menyamakan persepsi guna bersinergi membangun kerja sama dalam rangka
memajukan pariwisata Kepri ke depan, maka ada 6 hal yang harus diketahui oleh
para blogger bahwa pada tahun 2015 ini Menteri Pariwisata, Pak Arief Yahya telah
membuat 6 target dan indikator yang harus dicapai oleh Kementriannya. Terlebih industri pariwisata sedang menjadi mainan seksi
negara yang akan dijadikan sektor unggulan dalam hal penyumbang devisa negara.
Pariwisata merupakan industri strategis karena merupakan industri yang dapat
diperbaharui, menyerap banyak tenaga kerja dan tentu saja merupakan industri bebas
asap.
6 indikator yg ingin dicapai dari
kinerja pariwisata Indonesia
tersebut adalah:
- Kontribusi pariwisata
terhadap Produk Nasional Bruto (PNB) pada tahun 2015 ini adalah sebesar 10%.
Dan ditargetkan naik 1% per tahun sehingga 4 tahun ke depan yakni pada tahun
2019 sumbangan sektor pariwisata terhadap PNB akan mencapai 14%.
- Pada tahun 2015,
sumbangan sektor pariwisata terhadap devisa negara adalah sebesar 144
trilyun rupiah dan pada tahun 2019 akan menyumbangkan devisa sebesar 275
trilyun rupiah.
- Pada tahun 2015
jumlah tenaga kerja yang diserap dalam industri pariwisata adalah sebesar
11.3 juta orang dan pada tahun 2019 target yang ingin dicapai adalah 13
juta orang.
- Index daya saing
Indonesia dibandingkan
dengan 141 negara di dunia ditargetkan berada di posisi ke 30 pada 2019
kelak. Sedangkan pada tahun ini Indonesia berada di posisi ke 50, jauh di
bawah negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Malaysia, dan
Thailand. Berbeda satu tingkat di bawah Vietnam. Untuk ini Menpar Arief
Yahya mengeluarkan 3 jurus yang disebut Greater. Dimana 90%
kedatangan wisata mancanegara (wisman) ternyata 90% disumbang oleh 3
daerah yakni Bali, Jakarta, dan Batam. Maka dibuatlah konsep Great Bali,
Great Jakarta dan Great Batam
- Tahun 2015 ini Menpar menargetkan kunjungan 10 juta wisman. Dari 10 juta wisman
tersebut ditargetkan masuk dari pintu-pintu kedatangan 40 % oleh Bali, 30%
oleh Jakarta, 20% oleh Kepri, serta 10% oleh daerah lainnya. Menilik hal
tersebut maka target yang harus dicapai oleh Batam, Bintan, Karimun, dan
Tanjung Pinang adalah sebanyak 2,5 juta wisman. Sementara hingga bulan
September 2015 lalu target baru mencapai sekitar 1.5 juta
orang. Pertanyaannya adalah sanggupkah
Kepri mencapai target 2.5 juta orang hingga akhir tahun ini? Sementara bencana asap selama hampir dua bulan telah melumpuhkan sektor ini. Beberapa event tour gagal, penerbangan dibatalkan, penyebrangan diberhentikan, dan rencana liburan wisman dan wisnus pun berantakan. Padahal pada tahun ini pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah (PP) yang membebaskan visa kepada 90 negara. Dan dari 14 pintu masuk
di
Indonesia ,
10 diantaranya dipegang oleh Kepri.
- Wisatawan Nusantara (wisnus) pada tahun 2015 adalah sekitar 225 juta perjalanan, maka pada tahun 2019 ditargetkan naik menjadi 275 juta perjalanan.
Pak Guntur Sakti sedang Menyampaikan Informasi |
Jadi setelah mengetahui target secara nasional, Maka bagaimanakah dengan Kepri?
Pada
tahun 2015 ini tingkat kunjungan wisman melalui pintu masuk yang ada di Kepri masih
berada di posisi ketiga setelah Bali dan Jakarta .
Namun jika pemerintah secara marathon membangun beberapa bandara internasional
di kota-kota seperti Jogjakarta, Makasar, Medan, Palembang dan lainnya maka hal ini
justru akan merugikan Kepri. Adanya direct flight dari negara asal yang langsung menuju kota-kota
tersebut bisa jadi memangkas tingkat kunjungan yang datang melalui pintu-pintu di Kepri. Sementara di Kepri tidak ada direct flight dari luar negeri, hanya ada direct ferry.
Hal
lainnya yang memberatkan bagi jajaran dinas pariwisata Kepri adalah begitu
susahnya mengangkat nama Kepri ke mata masyarakat Contoh lainnya sebagian besar perwakilan event Musabaqoh Tilawatil Qur’an beberapa waktu yang lalu berkali-kali mengira bahwa akan terbang ke Riau bukan ke Kepri. Maka dari itu sudah mulai digalakkan penggunaan kata “Kepri” dan bukan “Kepulauan Riau” iya sih kita yang promosi gila-gilaan tapi tetap saja yang dapat nama Riau lagi Riau lagi. Hihi.
Ohya, tulisan ini tidak mengandung tendensi apa-apa, hanya saja saya sudah lelah, teman-teman lelah, bahkan semua orang lelah dengan pergulatan nama Kepri dan Riau ini. Bahkan kalau membuat lokasi Current City maka facebook, google, dan twitter mengenali Batam, Tanjung Pinang, Bintan, Karimun, Lingga, Natuna, dan Anambas sebagai bagian dari Riau. So where is Kepri? Lebih parah lagi orang-orang sering salah saat akan membeli tiket pesawat menuju Tanjung Pinang ternyata yang dipesankan ke Pangkal Pinang di Bangka Belitung. Haisss.
Nah oleh sebab itu maka ada beberapa kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan Pak Kadis salah satunya menggandeng Blogger untuk menjadi corong pemerintah dalam hal ini dinas pariwisata sehingga dapat menggairahkan industri ini. Setidaknya dapat meningkatkan kunjungan wisata nusantara ke wilayah Kepri.
Setelah uraian Pak Kadis yang benar-benar membuka mata seluruh blogger, maka acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Pak Frangky. Beliau ini adalah jajarannya Pak Kadis di Dinas Pariwisata.
Acara selanjutnya ditutup dengan sesi foto-foto dan wefie. Alhamdulillah keinginanpara blogger bertemu Kadispar tercapai, semoga pertemuan ini menjadi trigger positif bagi perkembangan pariwisata Kepri ke depan. Amiiin.
ternayta dari pariwisata punya kontribusi besar ya buat pemasukan daerah
BalasHapusIya banyak banget kontribusinya Mbak
HapusWah senangnya blogger udah dirangkul pemerintah daerah. Disini aja belum
BalasHapusAlhamdulillah ini berkat usaha teman-teman Blogger juga yang secara masif bergerak dan lobby-lobby haha
Hapusmudah-mudahan ngga ada bencana asap atau lainnya lagi agar target sektor pariwisata terkejar ya ...
BalasHapusIya semoga tahun depan dan depannya lagi kabut asap tidak pernah mampir kemari lagi Mbak :D
Hapussukses untuk pariwisata KEPRI go..go... #KEPRI BUKAN RIAU
BalasHapusYuk mana postingan Yuni! :D
HapusSambel yg di tampah itu bkin ngilerrrr
BalasHapusQiqiqi...iya apalagi pakai lalap dan ikan asin :D
Hapuswah kereen semoga makin mempesona yah blogger mantap kak......
BalasHapusSama, selama ini aku kira Kepri itu Riau. Kurang melek Informasih nih.
BalasHapussemoga tidak berhenti sampe di sini..moga pak guntur khususnya dispar benar2 memperhatikan aspirasi blogger ya...karena dibandingkan media massa blogger juga tidak kalah bersaing tuk promosikan suatu daerah...klu ada gathering lagi ajak2 ya mba...apalagi klu diajak gathering di resort canopi lagoi hahaha
BalasHapusIh kangen makan tampah pake sayur urap dan nasi kuning. Btw gw ngak di undang ihik ihik #TrusSadarBukanBlogger
BalasHapus