Matahari pagi itu bersinar lembut. Menawarkan kehangatan yang menembus kaca kendaraan yang tengah kami kendarai. Pohon-pohon kelapa berbatang tinggi yang berbaris rapi di tepi pantai, daunnya melambai-lambai laksana mengucapkan selamat datang kepada rombongan.
Barisan Rayuan Pulau Kelapa |
Melihat jejeran pohon-pohon kelapa yang tegak berbaris di tepi pantai, saya mendadak melow. Teringat lagu-lagu wajib nasional yang kerap kami nyanyikan semasa SD yaitu Desaku yang Kucinta dan Rayuan Pulau Kelapa. Dalam bayangan, tercipta visualisasi saya sedang berayun-ayun di hammock yang tergantung di antara pohon-pohon kelapa ini sambil menyimak debur ombak dan belaian angin laut. Ah damainya.
Pagi itu, kami baru saja tiba di Pantai Batu Kasah. Sebuah pantai yang terletak di salah satu pulau di ujung utara negeri ini, yakni Pulau Natuna. Pulau yang terkenal sebagai penghasil minyak dan gas lepas pantainya. Dengan cadangan minyak diperkirakan sejumlah 1 milyar barrel dan gas 112 milyar barel. (Data hasil ngintip di wikipedia).
Pantai Batu Kasah pagi itu tampak begitu tenang dan damai dengan hamparan bebatuan raksasa yang terhampar di area pesisir bahkan ada juga yang jauh tersebar ke tengah laut.
Pantai Batu Kasah pagi itu tampak begitu tenang dan damai dengan hamparan bebatuan raksasa yang terhampar di area pesisir bahkan ada juga yang jauh tersebar ke tengah laut.
Bebatuan tersebar hingga ke tengah laut sana. |
Rasa-rasanya, sudah terlalu lama saya tidak pernah menikmati suasana pantai di pagi hari. Apalagi dalam keadaan cuaca baik seperti ini. Maka, ketika sampai dan turun dari kendaraan, setelah meletakkan barang-barang di gazebo, saya langsung berjemur diri. Tentu saja berjemurnya bukan ala ala bule yang sedang tanning ya, cukup berjalan perlahan di tepi ombak sambil mengamati bebatuan raksasa yang mengagumkan luar biasa.
Gazebo di Pantai Batu Kasah |
Menitip jejak sejenak sebelum ia tersapu ombak |
Seorang laki-laki paruh baya berbaju oranye dan bertopi hitam menyambut kedatangan kami dengan senyum ramah. Ia dan istrinya sengaja datang pagi itu dan membuka akses masuk pantai dan juga pondok makan yang tersedia satu-satunya di sekitar Pantai Batu Kasah demi untuk menyambut rombongan kami. Dialah Pak Abdillah, yang merupakan penggagas, pemilik ide dan pengelola Pantai Batu kasah ini.
Kepada Pak Abdillah, saya dan teman-teman bertanya dan meluncurkan segala macam rasa kepenasaranan dan keingintahuan akan pantai yang mempunyai potensi besar untuk dijadikan salah satu destinasi wisata unggulan di Pulau Natuna dan juga Provinsi Kepri ini.
Menurut Pak Abdillah, luas Pantai Batu Kasah sekitar 7 hektar, sementara yang baru dikelola baru sekitar 3 hektar saja. Pantai ini dibuka pertama kali pada tahun 2004, namun hanya pembukaan lahan dan penanaman rumput saja.
Pak Abdillah menginisiasi Batu Kasah sebagai objek wisata karena menurutnya lokasi ini punya keistimewaan melalui ciri khasnya dimana pada bentangan pantai terdapat tumpukan bebatuan alam yang sangat menarik. Begitu juga dengan air laut, dalam keadaan surut pun, air laut Batu Kasah tidak pernah kering. Selain itu terdapat karang di depan Pulau Kemudi yang terletak di sebrang Batu Kasah, yang cukup bagus untuk wisata diving.
Untuk akses jalan dari Kota Ranai (Ibukota Kabupaten Natuna) ke Batu Kasah sudah teraspal dengan baik. Jarak dari Ranai hanya sekitar 27 kilometer saja dan dapat ditempuh dalam waktu 30 menit tanpa hambatan apapun karena jalan sangat sepi. Jarang sekali kendaraan yang lewat.
Namun sayangnya, Batu Kasah belum didukung oleh sarana listrik PLN sehingga kalau malam tidak ada penerangan sama sekali. Sedangkan siang, listrik sangat dibutuhkan juga untuk aktifitas memasak di pondok makan yang Pak Abdillah dan istri kelola. Karena akan sulit untuk menyetok makanan untuk berhari-hari jika tidak ada kulkas. Dan meyalakan kulkas tentu saja harus menggunakan listrik.
Pondok Makan yang menyediakan makanan dan minuman untuk pengunjung Pantai Batu Kasah |
Mushola yang disediakan pengelola di Pantai Batu Kasah |
Batu Kasah dibuka hanya pada setiap weekend, yakni Sabtu dan Minggu saja dan hari-hari libur nasional. Alasannya karena pada hari biasa pengunjung tidak banyak yang datang. Hanya ramai pada akhir pekan saja. Itupun pengunjungnya sebagian besar baru sebatas wisatawan lokal. Masih jarang wisatawan dari luar Natuna.
Menurut saya, salah satu penyebab minimnya wisatawan datang ke Natuna adalah karena mahal dan jarangnya angkutan menuju Natuna. Ongkos pesawat dari Batam saja sekitar 1 jutaan lebih. Apalagi dari Jakarta dan kota-kota lainnya. Bisa dua kali lipat lebih besar. Karena itulah, para pelancong bukannya tidak ingin ke Natuna, tapi bagi mereka yang ekonominya berada di kelas menengah ke bawah, pengeluaran untuk transportasi sangat dipertimbangkan. Jika mau dihitung-hitung, ternyata lebih murah terbang ke Singapura, Kuala Lumpur dan Bangkok jika dibandingkan ke Natuna. Nah itulah. Bukan tidak cinta Indonesia, bukan tidak ingin menjelajah negeri sendiri, tapi mereka adalah orang-orang yang realistis. Bukan idealis.
Ketersediaan transportasi murah ke wilayah-wilayah pelosok dan juga cross border seperti Natuna ini, merupakan Pe-eR bagi para pemangku jabatan di pemerintahan, legislatif dan juga para pelaku bisnis transportasi di Indonesia. Bahwa lokasi-lokasi terpencil seperti Natuna atau Anambas, sebenarnya sangat berpotensi untuk dijadikan destinasi wisata unggulan Indonesia jika saja akses transportasi ke sana dibenahi.
Rasanya pengen manjat batu ini. Kangen banget ingin manjat-manjat lagi kayak dulu :( |
Bebatuannya ada juga yang besar ke samping bukan ke atas :D |
Pengen baring-baring rasanya lihat pemandangan begini |
Apakah teman-teman tertarik berkunjung ke Natuna? Yuk nabung dari sekarang. Tampaknya mulai ada beberapa alternatif pesawat terbang ke Natuna sekarang baik dari Batam maupun dari Tanjungpinang.
Oh iya teman-teman bisa juga membaca tulisan - tulisan tentang Natuna lainnya di blog saya seperti:
1. Mengunjungi Kompleks Bebatuan Purba di Alif Stone Park
2. Menelisik Keanggunan Masjid Agung Natuna
3. Batu Sindu Sebuah Legenda Bujang Dara yang Merindu
Yuk ke Natuna!
Hiks hiks, terakhir kesini belum dipoles jadi seindah ini ni pantai. Alhamdulillah semakin mantap, Jangan lupa mampir ke pantai Batu Madu juga, sekitar 2km dr Batu Kasah..
BalasHapusKayaknya kalo ke situ bisa gak pengen pulang. Adem kelihatannya. Tenang juga. Semoga ada kesempatan untuk berkunjung ke sana. Aamiin.
BalasHapusDuh kak aku juga langsung auto nyanyi. Langsung melayang imajinasi dedek ke sana. Di terpa angin manja, liat daun pohon kelapa yang terus melambai, debur ombak sama bau lautnya. Sungguh yah kak tempat ini indah banget. Semoga suatu hari nanti aku bisa juga menjejakkan kaki di sini. Aminnnn!
BalasHapusNatuna 11 12 dengan Belitung. Katanya harga makanan mahal di sana. bener ga kak?
BalasHapusCantiknya masyaAllah ya teh... Natuna ini salah satu tempat yg pengen aku datangi.
BalasHapusKenapa ga dipanjat teh? Kalo eke sih langsung eke conquer!
BalasHapusPanjat aja teh, kalo eke sih langsung eke conquer itu batu 😄
BalasHapusLuas y mb.. Semoga bisa memaksimalkan lahan 7hektar.. Keren pemandangannya. Smg bisa ksana..aamiin
BalasHapusBatu di Kepulauan Riau rata-rata bentuk nya seperti itu ya. Bulat, halus dan rapi... Beda dengan batu karang yang ada di pantai di Jawa yang tidak halus karena ombak...
BalasHapusJalan-jalan di laman ini jadi kepingin jalan-jalan juga. Keren lah
BalasHapusWah fotonya keren-keren. Pantainya terlihat menarik untuk dikunjungi. Sayang sekali kok belum ada listrik. Mdh2an bisa jadi masukan buat pemerintah ya
BalasHapusPantainya tenang dan banyak bebatuan yg gede2 ya Mba.. Mirip pantai yg ada di Belitung ..
BalasHapusMasyaallah cantiknya Natuna. Ada temen yang kerja dan menetap di sana juga, dan tiap liat fotonya pengeeen banget ke sana. Hehe
BalasHapusIndah ya, tapi kok jauh? Hehe...
BalasHapusMakanan khas apa yang dijual di situ? Ada ikan pedas nggak?
Barisan pohon kelapa berpadu dengan pemandangan pantai yang berpasir bersih, ditingkahi debur ombak yang setia menyapa, ah...damainya pesona alam yang menenangkan jiwa.
BalasHapus#keren Mbak Lina, jelajah nusantara sdh sampai Natuna.
Pemandangannya bikin mupeng kesana, sayang transportasi belum memadai. Semoga pemerintah daerah dan pusat bisa memikirkan serta mengadakan transportasi yang murah
BalasHapusBener banget, tuh! Ongkos perjalanannya mahal. Makanya wisatawan Indonesia lebih sering ke Malaysia, Singapura, atau Thailand. Tetapi, sisi baiknya mungkin karena spei jadinya terlihat bersih pantainya, ya
BalasHapusMasyaAllah bund, indah sekali. Beruntungnya bund, kamu bisa wara-wiri ke sana.
BalasHapusAjak aku serta bund, pengen bisa ke sana. Harus nabung banyak ini .
Wow indah banget ya, batunya ternyata besar-besar dan warnanya juga unik.
BalasHapusBtw duduk nyantai di gazebonya, asyik jugaa :D
Pemandangan ug indah bangun di pulau Natuna dan romantis banget ada batu yg menandakan bujang dara yg merindu.
BalasHapusmauuuu..nabung dulu :D
BalasHapusMasya Allah.. indahanya. Pantainya bersih, pemandangannya cakep, batuannya mulus gitu. Semoga kami diberikan kesempatan untuk ke Pantai Batu Kasah di Natuna.. cakep banget ya Allah....
BalasHapusPelancong masih mikir sepadan atau enggak biaya dengan yang diperoleh di tempat wisata tujuan. Misal Raja Ampat, transport mahal tapi orang berbondong2 ke sana karena sepadan.
BalasHapusKalo pantai ini bisa dipaketkan dengan lokasi lain mungkin lebih menarik mbak
Sering denger tentang Natuna, pasti donk ada keinginan utk menjejakkan kaki di bumi Natuna
BalasHapusMemandang segala keindahan pemandangannya adalah menjafi buah buah mimpi siapa saja yg blm pernah ke Natuna.
Masyaa Allah keren banget di sana. Selalu suka deh baca tulisan mbak Lina, DAKU JADI PINGIN TRAVELING.... hehe
BalasHapusSeger banget pemandangannya mba. Jadi pengen main ke Natuna. Batunya gede-gede banget ya. Menarik sih, apalagi view lautnya juga cakeeep. Ah, makin cinta sama Indonesia :)
BalasHapusWow..bener-bener harus sambil koprol ngucapin kata wownya..Inddaahhhh banggettttt..Semoga someday bisa ke Natuna.. :)
BalasHapusWah baru tahu karena mahal ya mba makanya sepi juga, kukira biar bersih bukanya cuman hari libur ternyata klo hari biasa sepi :(
BalasHapusAih, pantai natuna memang sdh melegenda keindahannya
BalasHapusCakep banget pantainya, masih alami gitu. Natuna dan Belitung hampir sama, ya. Ada banyak batu granit besar-besar. Ada kemungkinan minggu depan saya ke Natuna, tapi belum fix juga sih jadwalnya. Semoga kalau jadi bisa singgah ke pantai cantik ini.
BalasHapusCantik banget pemandangannya dan bersih ya...ayem banget, sayang aksesnya masih mahal ya mba..
BalasHapusPantainya sungguh cantik dengan hamparan bebatuannya. Tampak unik ya mba batunya bisa berserakan gitu. Semoga saja ke depannya nanti sarana transportasi makin mudah dan murah menuju Natuna. Aku sampe mantengin peta nih mba untuk meyakinkan dimana letak Natuna. Dan ternyata memang jauh yaaaa...
BalasHapusBatunya gede banget ya mbak. Saya jadi ngebayangi santai di antara pohon kelapa pasti sejuk banget rasanya
BalasHapusBerarti msh ada potensi akan diprluas ya mbak area wisata pantainya? Moga aksesnya makin dipermudah jd makin banyak yg minat ke sana. Krn potensinya pantainya besar banget ya.
BalasHapusBatu2 yg di foto cakep.
Ya Allah batu-batu gede itu siapa yang nata. Jadi ingat pantai di Belitung.
BalasHapusBtw, Natuna ini yang penghasil ikan napoleon?
Kepri emang selalu menawarkan destinasi yang indah. Mudah2an bisa ke sana suatu saat nanti
BalasHapusOh iyayaa...batunya gak hanya besar ke atas, tapi juga ke samping.
BalasHapusKereen bangeett~
Aku selalu suka sama foto-foto kak Lina.
Berasa masuk ke dalam foto...saking real nya.
Masyaa Allah pengin banget ke situ... Keren ya bebatuannya, pantainya..
BalasHapusNatuna! Aku sudah lama mendengar namanya. Pantainya yang indah tersohor. Aku ingin ke sana seperti Mbak Lina Sasmita.
BalasHapusIndah nian. Liburan besok ke pantai ah...
BalasHapusDuuh.... Natunaaa, salah satu list tujuan wisata kalau udah couple ini mah
BalasHapusNatunaaa....indah, semoga kelak bisa ke sini
BalasHapusMau ke natuna, pas itungan kata suami. Ke palembanh aja, mudik, hahaha
BalasHapusMasyaAllah cakep banget pantai, udah itu ada bebatuan dan fasilitasnya ada apa aja?!
BalasHapusNatuna dan segala keindahannya, masyaallah, :)
BalasHapus