Senja mulai menyelimuti ibukota. Bis yang saya tumpangi baru
saja melintas di kawasan Kebun Jeruk. Sebuah bangunan bertingkat yang terlewati
tampak membumbungkan lidah api ke langit. Asap mengepul pekat. Orang-orang
bergerombol di tepi jalan untuk
menonton. Pemadam kebakaran tampak sibuk memadamkan api.
Tidak saja musim kemarau, bahkan di musim
hujan sekali pun kebakaran selalu terjadi di Jakarta dengan penyebab yang beragam. Kebakaran yang sejak jaman saya sekolah SMA di ibukota dulu kerap
terjadi.
Perjalanan Bandung – Jakarta
kali ini terasa sangat lama. Selain tol padat karena akhir pekan, juga karena
berbagai titik kebakaran di sepanjang tol yang menyebabkan laju kendaraan
melambat. Saya kira bisa sholat ashar di Hotel Santika yang akan diinapi
malam nanti. Nyatanya hari sudah menjelang maghrib dan saya baru tiba di perbatasan
Jakarta – Tangerang.
Dengan menaiki angkot jurusan BSD City
saya bertanya-tanya kepada penumpang dimana letak Hotel Santika berada. Karena
keasyikan baca buku di bis, saya lupa googling terlebih dahulu dimana tepatnya.
Namun petunjuk dari Reni, teman sebangku semasa SMA yang sudah menunggu di Hotel Santika menyebutkan bahwa minta saja diturunkan di Teras Kota . Teras Kota? Apa
itu? Duh semakin lama merantau semakin jauh ketinggalan
informasi tentang Jabodetabek.
Semula saya berniat menginap di rumah Reni namun ia malah menawarkan kamar di Hotel Santika agar saya mudah menuju bandara saat pulang ke Batam keesokan harinya. Terlebih rumah Reni letaknya jauh ke dalam.
Semula saya berniat menginap di rumah Reni namun ia malah menawarkan kamar di Hotel Santika agar saya mudah menuju bandara saat pulang ke Batam keesokan harinya. Terlebih rumah Reni letaknya jauh ke dalam.
Dari dalam angkot tulisan Teras Kota tampak menyala di depan sebuah
bangunan. Papan reklame, lalu lalang kendaraan dan orang-orang membuat saya dapat menyimpulkan
tempat apa Teras Kota itu. Sebuah mal.
Setelah turun dari angkot dan bertanya kepada security yang
berjaga di depan Teras Kota dimana letak Hotel Santika, 5 menit kemudian saya
sudah berdiri di depan resepsionis. Dengan ramah ia memberi kartu sebagai
kunci kamar hotel dan menyuruh agar saya
langsung saja menuju lantai 4 tempat dimana Reni telah menunggu.
Saat memencet bel, seorang gadis kecil dengan hidung mancung
dan bulu mata lebat tampak membukakan pintu kamar. Saya langsung mengenalinya.
Walau belum pernah bertemu, namun dari foto-foto yang sering di-upload Reni di facebook, saya yakin gadis kecil
itu adalah Desti, anak bungsunya Reni.
![]() |
Reni menyongsong dan memeluk saya. Alhamdulillah bertemu lagi
dengannya. Beberapa tahun lalu saat saya pulang ke rumah mertua di Depok pun
kami pernah bertemu untuk reuni.
Karena sudah maghrib saya segera meminta izin untuk mandi dan
sholat. Dinding dan
pintu kamar mandi terbuat dari kaca yang tidak tembus pandang. Pintunya dapat dibuka dan ditutup dengan cara digeser. Sliding door. Mengingatkan
saya pada pintu-pintu rumah di film Jepang Oshin.
Kamar mandinya tidak terlalu luas, namun bersih dan harum.
Beberapa handuk bersih berwarna putih tergantung di hanger. Syukurlah saya memang nggak bawa handuk. Dan mandi nggak handukan itu terasa hambar hehe. Di dekat wastafel toiletries tersusun lengkap. Antara shower dan closet terpisah kerai. Air hangat dan dingin
berfungsi dengan baik.
Selesai mandi, mengganti pakaian, dan sholat maghrib di kamar,
kami berkumpul berempat di tempat tidur sambil leyeh-leyeh dan ngobrol ngalor-ngidul.
Reni memilihkan kamar yang tepat. Kasur ini sangat lebar sehingga muat untuk
kami berempat. Kasur, bantal, guling dan selimutnya terasa empuk. Terasa nyaman dan betah berlama-lama berbaring.
Reuni teman SMA |
Malamnya Reni membuat surprise. Saya dipertemukan dengan beberapa teman akrab semasa SMA. Rupanya siang sebelumnya dia sibuk menelpon
Hotel Santika letaknya sangat strategis. Berada di tengah-tengah kota yang bahkan letaknya saja berhampiran dengan pusat perbelanjaan. Jadi kami tidak sulit untuk mencari makan malam.
Setelah makan malam bersama, kami pindah tempat untuk mengobrol di restoran hotel. Memesan black coffee & cappuccino lalu mengobrol seru sambil terbahak-bahak tertawa membahas masa SMA dulu. Syukur Alhamdulillah para pelayan restoran tampak mafhum dan tidak menegur padahal suara kami membahana hingga ke luar restoran. Bahkan beberapa orang di meja lain menyingkir perlahan karena suara kami yang berisik.
Setelah makan malam bersama, kami pindah tempat untuk mengobrol di restoran hotel. Memesan black coffee & cappuccino lalu mengobrol seru sambil terbahak-bahak tertawa membahas masa SMA dulu. Syukur Alhamdulillah para pelayan restoran tampak mafhum dan tidak menegur padahal suara kami membahana hingga ke luar restoran. Bahkan beberapa orang di meja lain menyingkir perlahan karena suara kami yang berisik.
Reuni dadakan ini, sungguh membuat saya terharu. Kelima orang teman yang
datang rumahnya jauh-jauh di sekitar Depok, Cilandak, Cijantung, dan Tebet.
Namun mereka bersedia datang. Duh apalah saya ini sehingga mereka rela meluangkan waktu untuk bertemu dan pulang-pulang kena amuk para istri masing-masing :D
Yang lebih surprise lagi salah satu diantara mereka ada mantan
gebetan saya haha… Eh nggak ding dia yang gebet saya duluan. Namun karena saya
anak Rohis yang memegang teguh prinsip Say No to Pacaran, jadi kami hanya
kucing-kucingan saja. Dia mendekat saya menjauh. Dia menjauh saya semakin jauh hehe. Hanya sekedar suka-sukaan dalam hati saja sih. Hingga si dia sempat
bingung kenapa saya selalu menghindar. Jelas menghindar dong karena saya
mati-matian tetap menjaga hati agar tidak bisa tercuri olehnya. Qiqiqi. Nah saat
reuni kali itu terungkaplah semua. Kami bertujuh bergilir blak-blakan bercerita tentang masa lalu.
Aih tutup muka. Akhirnya rahasia itu terungkap juga. Haha.
Aih tutup muka. Akhirnya rahasia itu terungkap juga. Haha.
Saking seru bernostalgia bahkan kami lupa mengobrol
ngalor-ngidul hingga subuh. Untung Shera dan Desti sudah bobo pulas di kamar. Baru sadar kami semua belum sholat isya.
Jadi segera menuju mushola di lantai bawah. Musholanya nyaman dan bersih dengan karpet yang cantik. Yang paling saya suka mukenanya wangi dan bersih tidak ada bintik hitam cetian.
Jadi segera menuju mushola di lantai bawah. Musholanya nyaman dan bersih dengan karpet yang cantik. Yang paling saya suka mukenanya wangi dan bersih tidak ada bintik hitam cetian.
Selesai sholat isya berjamaah dan berpamit-pamitan, saya dan Reni
kembali ke kamar hotel. Tidur sebentar dan sholat subuh jam 7 karena kesiangan. Tidur sangat lelap apalagi AC disetting dingin oleh anak-anak.
Bangun tidur tenggorokan terasa haus.
Langsung minum air mineral komplemen yang telah tersedia di meja. Penasaran, saya juga mencoba membuat teh hangat dari coffee & tea maker.
Bangun tidur tenggorokan terasa haus.
Langsung minum air mineral komplemen yang telah tersedia di meja. Penasaran, saya juga mencoba membuat teh hangat dari coffee & tea maker.
Beberapa menit kemudian kami turun untuk sarapan di restoran. Menu sarapan sangat variatif. Aneka kue, buah-buahan dan berbagai makanan tradisional. Shera dan Desti berkali-kali bolak-balik untuk mengambil kue yang mereka suka. Seorang pegawai hotel mendatangi kami dan menyapa Reni. Katanya jika ada apa-apa tinggal panggil saja. Duh segitunya. Jadi tersanjung saya. Usut punya usut ternyata manajer hotel ini adalah salah satu teman Reni. Ooooh panteees :D
Hotel
Santika BSD City-Serpong
Jalan Pahlawan Seribu, Serpong BSD City
Lengkong Gudang, Tangerang Selatan, Banten 15322
Lho, mbak Lina kapan ke BSD? Kayaknya ke Santika udah lama ya. Itu hotelnya kayaknya pas baru dibangun. Banyak banget tempat makan di BSD. Coba kasih tau aku, aku ajakin kulineran sampe puas :)
BalasHapusIni Oktober tahun lalu Mbak Rien. Iya Insya Allah ke depan, kapan-kapan kalau ke BSD lagi mampir ke tempat Mbak Rien.
HapusSeru ya teh kalo udah reunian gitu.... beneran bisa bikin lupa waktu. Btw gebetannya eh mantan gebetannya yang mana satu? Hahaha....
BalasHapusSeru banget Dee, sampe sakit kulit perut, hampir kram saking ngakak ketawa terus semaleman. Mantan gebetanku mmm yang mana ya? haha malu, tebak aja.
HapusSuka handuk Hotel, selalau bersih, putih dan lembut.... jadinya pingin "culik" hehehe
BalasHapusHaha...iya katanya handuk adalah properti hotel yang paling sering dicuri orang di dunia mbak :D
HapusApa cuma aku ya yang nggak suka reunian? hihi. Dibilang nggak suka, ya suka, dibilang suka kalo ada reunian malesnya bukan main. Mungkin aku lelah dengan pertanyaan-pertanyaan tanpa ujung itu ya mbak Lina *lha malah curhat hehehe
BalasHapusHaha...kalau sewaktu jomblo dulu aku paling nggak suka itu pulang kampung. Biasalah orang tua, sodara, tetangga, dan turunan turunannya selalu bertanya tentang yang satu itu. Kalau reunian tetep dong, soalnya kami jomblo semua :D so nggak masalah dengan teman-teman sesama jojoba :D
HapusIh hahaha. Malu banget deh ketemu mantan gebetan bahahaha.
BalasHapusItulah Neng. Dua-duanya salting tapi situasi dan kondisi segera mencair setelah dicecar dengan tertawa ngakak-ngakak :D
HapusUdah lama banget ngak reunian ama temen sekolah jadi kangen masa2 bolos bareng dulu hehehe.
BalasHapusBtw kok aku ngak begitu tertarik main ke daerah BSD yaaaaa hahaha #JAUH
Iya BSD jauh Kak Cum. Aku aja nyampenya kemaleman. Btw ketauan nih suka bolos waktu sekolah. Sering bolos aja pintar ngeblog apalagi nggak bolos sekolah :D
Hapus