Saung dengan kolam ikan |
Selain ayam taliwang dan plecing
kangkung tidak banyak lagi makanan khas Lombok lainnya yang saya tahu. Maka saat
ditawari menu makanan ini itu saya setuju-setuju saja. Yang penting kalau sudah berada
di Lombok harus menyicip makanan khasnya. Terserah apa saja boleh.
Saat menunggu makan siang dihidangkan, kami mengobrol sambil ngemil kerupuk yang telah tersedia. Nggak nyadar saya sendiri
habis satu toples kerupuk. Hehe...laper apa doyan ya? Sementara teman-teman cowok asyik menyeruput kopi yang sudah dipesan semenjak pertama datang.
Mampir di Dusun Sade juga.
Mampir di Dusun Sade juga.
Iseng saya tanya kepada salah seorang teman dari Mataram, Bang Ming, kenapa nama rumah makannya
terdengar aneh. Mae Cenggo. Seperti nama dalam bahasa Tionghoa. Fikiran saya malah langsung teringat pada Laksamana Ceng
Ho. Seorang penjelajah lautan dari Tiongkok yang pernah datang dan menetap di Indonesia.
Menurut Bang Ming, Mae Cenggo diambil dari bahasa Flores yang berarti Silahkan Mampir. Pas banget untuk nama sebuah rumah makan. Kalau di Pulau Jawa kita sering melihat rumah-rumah makan di pinggir jalan yang mempunyai nama seperti Sudi Mampir, Mari Mampir, Ayo mampir, dan mampir-mampir lainnya. Namun belum pernah sekalipun saya melihat tulisan Rumah Makan Jangan Mampir :D
Menurut Bang Ming, Mae Cenggo diambil dari bahasa Flores yang berarti Silahkan Mampir. Pas banget untuk nama sebuah rumah makan. Kalau di Pulau Jawa kita sering melihat rumah-rumah makan di pinggir jalan yang mempunyai nama seperti Sudi Mampir, Mari Mampir, Ayo mampir, dan mampir-mampir lainnya. Namun belum pernah sekalipun saya melihat tulisan Rumah Makan Jangan Mampir :D
Nah Rumah Makan Mae Cenggo ini diberi nama dalam bahasa Flores sebagai pengingat bagi Pak Buhari, pemilik rumah makan ini yang pernah ditugaskan di Pulau Flores. Tepatnya di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Terlebih kata Mae Cenggo sudah familiar dan mirip dengan bahasa Sasak Lombok.
Baca juga: Mencari oleh-oleh khas Lombok di Sasaku
Baca juga: Mencari oleh-oleh khas Lombok di Sasaku
Seperempat jam berlalu, cacing-cacing sudah menyuarakan orkestra tengah malam. Untung saja dua orang
pelayan segera datang membawa nampan-nampan besar berisi nasi dan berbagai macam lauk-pauk.
Sayur bening daun kelor, plecing kangkung, ayam bakar, ikan bakar, beberuk, dan sop ikan kuah kuning. Tak lupa sambalnya yang ajib turut diturunkan dari nampan. Wuaaah sedaaaap. Saatnya pembalasan :D
Ikan bakarnya ditusuk |
Saya terkejut melihat hidangan ayam bakarnya yang lengkap dari kepala, leher hingga ke ceker. Ayamnya masih muda. Lagi seneng-senengnya ngelayap cari makan. Ukurannya tidak kecil tidak pula besar. Kalau manusia mungkin setingkat remaja kali ya. Nah biasanya ayam kampung yang masih muda itu nggak alot kalau digigit. Dagingnya pun lembut dan cepat hancur kalau dikunyah. Jadi tambah nafsu. Akan saya makan semuanya, semoga
masih ada tempat yang muat di lambung ini. Doakan saya ya! Haha.
Ayam bakar yang saya makan masih tersisa karena kekenyangan. |
Soal rasa? Jangan ditanya. Makan
masakan khas langsung dari tempat asalnya itu nilainya 100 lebih. Nggak ada tandingannya deh. Ayam yang saya makan saja lezatnya tak terkira. Dan entah kenapa kok saya sudah kekenyangan saja. Nggak semua termakan. Hiksss...sayang banget padahal kalau nggak malu pengennya saya gadoin buat di mobil. Lumayan daripada bengong. Hihi. Ayam dijadikan cemilan kan nggak apa-apa juga kali ya. Ah sudahlah. Ikhlaskan saja untuk makanan ikan-ikan di kolam.
Jadi kalau kebetulan mampir ke Lombok Timur jangan lupa mampir ke rumah makan Mae Cenggo ini ya teman, Asli hidangannya bikin kita pengen balik lagi ke sana.
Saung-saung berisi sisa hidangan |
Btw bagi teman-teman yang mau tahu keseruan berlibur di Lombok bisa buka blog Mbak Ika Puspita teman blogger yang pernah liburan ke sana.
Rumah Makan Mae Cenggo
Jalan Raya Masbagik - Labuan, KM 2 Ambung,
Masbagik Timur, Kabupaten Lombok Timur, NTB
Telpon: 087763382221
Paling suka ama resto yang suasananya kayak gini... Abis makan berasa langsung pengen rebahan, hahahaha.... apalagi kalo saungnya udah dilapisi karpet gitu...
BalasHapusKuliner Lombok emang maknyus..