Fish Talk Resto Batam Dengan Menu Utama Ikan

Karangan bunga tanda ucapan selamat 

Kulineran di Batam seakan tak ada habisnya. Dari jajanan pasar, fast food, street food, sea food, Chinese food. Banyak juga restoran dengan menu tradisional daerah seperti Restoran Padang, Restoran Batak, Restoran Sunda, dan beragam jenis restoran yang menjual makanan dan minuman lainnya tersebar hampir merata di seluruh penjuru Pulau Batam.

Di pesisir tepi-tepi laut biasanya terdapat kelong dan resto apung yang menyediakan sea food. Di tepi-tepi jalan ada banyak jenis pilihan jajanan dan lauk. Di kawasan-kawasan industri ada pujasera. Di mal-mal ada fast food dan juga street food. Lengkap deh. Tinggal menyesuaikan budget mau kulineran di level mana. Level kantong kempes, kantong tebal, kartu debit, atau kartu kredit.


Di antara semua jenis dan ragam kuliner Batam yang enak-enak, saya paling menyukai sop (soup) ikan. Menu paling terkenal se-google raya. Coba deh ketik di google “sop ik.…” belum pun tulisan huruf-huruf yang kita ketik selesai, maka yang muncul suggestion wordnya adalah sop ikan Batam. Dan itu artinya menu sop ikan Batam adalah menu sop ikan paling  dan paling dicari di muka bumi ini. Setuju nggak? Kalau nggak setuju, saya cuma mau bilang ini fakta loh. Silahkan ketik kalau tidak percaya!

Nah, selain sop ikan tentu banyak olahan ikan lainnya yang sebenarnya lebih enak, lebih bergizi, kaya bumbu, dan fresh dari alam ghoib. Sebab itu kini mulai bermunculan restoran-restoran tematik yang memanfaatkan ikan sebagai menu utamanya. Iya dong ikan yang berlimpah ruah di laut yang sepelemparan kolor koin ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.  Alaah, kok bunyinya seperti membaca Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 2 ya? Haha. Ayo siapa yang masih ingat ayat selanjutnya?   

Para Blogger mewawancara pemilik Fish Talk Resto

Membicarakan restoran tematik yang baru, yang keren, yang gress, dan paling hits di Batam sekarang ini ada Fish Talk Resto yang bertempat di Ruko Sukajadi Blok RA Nomor 16.  Fish Talk  menempati ruang  di lantai satu tepat di sebelah sayap kanan Khazanah Plaza Sukajadi atau sebelah kiri arah pengunjung saat datang.  Khazanah Plaza sendiri terletak di Jalan Jend. Sudirman, sebuah jalan utama di Batam yang menghubungkan bandara, kawasan industri dengan pusat bisnis Jodoh dan Nagoya. Jika mau cek bisa dilihat di google map.  Mudah deh. Semudah senyummu untukku. Hihi apa sih? 

Mengusung tema ikan dalam menu utamanya restoran ini menurut saya punya konsep yang sangat future mind dan social awarenest. Ceilah bahasa gue haha. Saat berbincang dengan ownernya yakni Bu Helvi Gestina Harahap, beliau memaparkan bahwa ide usahanya ini terinspirasi karena ingin memberikan ruang bagi rekan-rekannya yang kebanyakan para pengusaha ikan. Selain itu Batam adalah wilayah perairan dan kepulauan sehingga untuk bahan baku ikan tentu saja mudah didapat.  Meskipun kadang ada musim-musim tertentu saat ikan sembunyi susah dicari, namun tetap saja pasokan ikan dari nelayan bisa terjaga.

Bersama teman-teman dari komunitas Blogger Kepri (yang sebenarnya Blogger Batam, dua nama satu rupa)  juga seleb Instagram Batam yang femes banget Koko Chandra yang mempunyai akun @Batamliciouz, kami mendapat kehormatan untuk mencicipi berbagai menu dan cita rasa hidangan ikan di Fish Talk Resto.  

Ngomong-ngomong soal Batamliciouz, silahkan kepoin deh akunnya. Kalau mau kulineran di Batam akun ini menyediakan informasi lengkap banget. Sayang belum ada blognya. Padahal satu post di Instagram bisa buat satu post di blog saking panjang tulisannya. Nah kami semua mulai deh ngomporin Chandra buat bikin blog. Dan foodie yang keren ini tampak mulai tertarik.

Dian dan Chandra Batamliciouz

Diskusi seru

Para Blogger dan Chandra begitu asyik membicarakan segala sesuatu tentang akun @Batamliciouznya. Saya sesekali nimbrung dan mencuri dengar. Namun seringnya wara-wiri nggak jelas kayak setrikaan. Entah itu menyapa yang baru datang, memfoto menu yang sedang dihidangkan dan juga melongok-longok ke bagian dapur Fish Talk.

Tak lama acara dibuka dan perkenalan blogger satu-satu dimulai. Alhamdulillah tak menyangka banyak juga yang datang. Saat memperkenalkan diri saya memberitahukan juga awal mula berdirinya Komunitas Blogger Kepri ini. Sebuah komunitas yang bercikal bakal dari Blogger Batam dan karena ada beberapa teman dari kota dan kabupaten lainnya di Kepri yang bergabung, maka dirubahlah menjadi Blogger Kepri. Semoga makin solid dan saling menyemangati untuk tetap produktif berkarya dalam bentuk tulisan.

Setelah sesi perkenalan selesai, acara makan-makan pun dimulai. Saya hanya mencoba satu menu saja karena lapar.  Jadi tidak banyak bergerak sana-sini mengambil menu lainnya. Kasihan ya. Yang ada di hadapan hanya ikan tongkol sambal pedas dan sambal mangga. Ya sudah itu aja yang saya hajar. Alhamdulillah habis. 






Selain ikan ada juga menu lainnya yang bisa disantap oleh pengunjung yang tidak suka ikan.  Berikut menu lengkap yang bisa kita nikmati di Restoran Fish Talk.

Menu Ikan:
1. Ikan bakar
2. Ikan asam pedas
3. Ikan asam manis
4. Singgang ikan
5. Pepes ikan
6. Ikan masak 3 rasa
7. Ikan sambal dabu-dabu
8. Ikan masak tauco
9. Ikan masak lada hitam
10. Ikan masak steam Melayu
11. Gulai kepala ikan kakap
12. Gulai pakis ikan salai
13. Sop ikan tenggiri
14. Fishball tauco petai
15. Sardeno balado

Nah menu yang ikan-ikannya tidak ditentukan, para tamu/customer  bisa memilih ikan sendiri di ice box sesuai dengan ikan yang diinginkan. Harga akan ditentukan oleh jenis dan berat ikan yang dipilih.

Sedangkan menu lainnya yang bukan ikan atau disebut menu sapu jagat diantaranya adalah:

1.  Ayam bakar Flores
2. Ayam goreng pasir
3. Nasi goreng bejo bilis
4. Nasi goreng lima jari
5. Mie goreng cabe-cabean
6. Bihun goreng cumi
7. Kwetiau goreng
8. Telur dadar mentari dan lainnya

Ada juga menu light meal seperti roti, klappetart, kue cubit, dan mie gemes.

Saya penasaran dengan sup ikan tenggirinya. Jadi kapan-kapan mau mampir lagi ke sini. Siapa tau lebih enak dibanding dengan restoran lainnya.

Jam tujuh malam acara bubar, setelah sebelumnya foto-foto di dekat standing banner dan wall banner yang baru saja dipasang.  By the way anyway bus way saya berharap semoga acara-acara silaturahmi seperti ini tetap terjaga ke depannya sehingga akan semakin mengeratkan hubungan antara sesama anggota Komunitas Blogger Kepri.
Babang Chai-capcay.com dan iyongbatam.com, Kapan kita jadian Bang? Jangan senyum-senyum gitu dong?

Nah ini catatantraveler.com dan si jinjing hermes dananwahyu.com, imut banget mereka ya?

Kok gonta-ganti pasangan sih yang dua orang ini? Binun eike!

Cheers, Keluarga Besar Blogger Kepri
 
Dear Fish Talk, terima kasih atas semuanya yaaaa. Semoga menjadi resto yang laris manis seperti saya dan menjadi resto favorit pilihan para foodie dan pecinta kuliner di Batam.

Nah kalau kamu kapan mampir? Yuk ke Fish Talk ajak teman dan keluarga semuanya mumpung banyak promo. Ini loh promonya:





Maaf yang punya blog numpang lewat :D

8 komentar :

  1. Siang-siang baca ini mendadak jadi laper....

    BalasHapus
  2. lemahhh aku kalau ngeliat menu ikan, apalagi ikan balado hu hu hu hu

    BalasHapus
  3. Aku sukaa banget ikan..jd pengen ngobain menu2 disana apalagi kalo buka puasa langsung melipir kesana lah ya
    #pecintagratisan

    BalasHapus
  4. Foto-foto makanannya menggugah selera. Boleh nih jadi referensi kalau ke Batam. Saya penggemar masakan ikan.

    Itu makan siang sepuasnya bayar seikhlasnya cuma promo doang ya. Kalau tiap hari berlaku seperti itu bisa rugi bandar, :)
    Salam

    BalasHapus
  5. Oh itu tho si chai n danan? *misfokus

    BalasHapus
  6. Yang punya blog, posenya kurang semangat :))


    Enaaak. Saya suka ikan. Kalo ke sana pasti saya makan banyak.

    BalasHapus
  7. Sop ikan tuh favorit keluarga saya ,mbak. Dan mampir di sini sukses bikin saya laper. Duuuh, sambel mangga, mau doonk

    BalasHapus
  8. walau bayar seikhlasnya juga kita tau diri ya mbak :) udah makan enak gitu. ah jadi ngiler

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita