Tanjakan Cinta, Gunung Semeru |
Pendaki
A: Kalau lagi naik gunung suka merhatiin
orang lain nggak sih saat di tanjakan?
Pendaki
B: Aduh boro-boro merhatiin orang lain,
merhatiin diri sendiri aja kepayahan. Di tanjakan gitu bo, lengah dikit bisa
kepeleset adek, Baaaang.
Bukan
Pendaki: Boro-boro merhatiin, naik gunung aja belum pernah. #Makjleb.
Baiklah
kalau begitu. Kita bahas yuk!
Saya
kok tiba-tiba kefikiran saat sedang berjalan
merayapi beberapa tanjakan di gunung ya. Tanjakan di gunung biasanya sering diperbincangkan para pendaki karena jalurnya termasuk paling menyulitkan. Salah
tiganya adalah Tanjakan Cinta Gunung Semeru, Tanjakan Bukit Penyesalan di
Gunung Rinjani dan Tanjakan Patah Hati
Gunung Sinabung. Duh apa kabar Sinabung ya? Kangen suasana malam yang bertabur
bintang di sana .
Nah
sewaktu mendaki dan menaiki tanjakan-tanjakan itu, saya biasanya berjalan santai selow (sendal kali selow. Eh itu mah selop ya haha. Bukaaaan,
swallow tau!) sesuai ritme tubuh, difikir-fikir lucu juga memperhatikan
berbagai karakter dan perilaku pendaki saat melalui tanjakan. Berbagai macam
tingkah polah, gerak-gerik akan terlihat saat berada di tanjakan. Sedikitnya
dapat mengambarkan siapa dia sesungguhnya. Sedikit aja kok. Nggak semuanya.
Makanya jangan diprotes.
Saya
biasanya bak seorang pengamat, mulai sibuk mengomentari tingkah polah para
pendaki di tanjakan. Tentu saja dalam hati. Kalau teriak-teriak bisa dilempar
keril sama mereka.
Obrolan
di salah satu warung pendaki.
Pendaki
C: Eh tau nggak kalau tipe kepribadian seorang pendaki itu bisa dilihat dari cara dia berjalan di
tanjakan loh?
Pendaki
D: Ah masa sih, misalnya?
Pendaki
C: Nih ya aku terangin makanya dengerin baik-baik.
Lelah Adek Baaang! Tungguin! |
1.
Tipe Bossy
Saat di tanjakan sukanya merintah-merintah. Mas
jangan lewat situ licin, lewat sini saja. Mbak-Mbak lewat sini mbak, di situ
banyak cowok ganteng nanti kepincut. Ini ada cowok yang lebih ganteng lagi di
sini. Sambil nunjuk diri sendiri. Tuh kan
merintah merintah segala. Kenal juga enggak. Haha.
2.
Tipe Assistance
Setiap ada orang yang lewat maunya nolong terus. Suka bilang gini, mari mbak saya bantu bawakan keril cantiknya. Atau eh Neng, sini pegangan sama Aa nanti kepeleset, tikosewad, tiseureuleu, tijalikeuh. Haha
mendadak roaming hawa Garut rupanya. Eh itu tadi artinya apa? Ya itu tadi
artinya kepeleset. Tapi karena bahasa Sunda itu kaya, bahasa rasa dan perasaan
jadi banyak kosakata. Untuk kata kepeleset aja bisa diartikan bermacam-macam
tergantung situasi yang mengikuti. Laaah kok mendadak jadi guru bahasa Sunda
ini. Wkwkwk. Kembali ke tanjakan.
3.
Tipe Pembalap
Pendaki tipe ini kalau lewat tanjakan suka banget berlari,
padahal kalau sudah sampai atas mendadak berhenti. Mau loe apaseh? Meskipun antrian di tanjangan lagi panjaaaang, tipe si pembalap maunya mendahului pendaki lainnya. wus..wus…wus…kayak
mobil yang baru diservis.
4.
Tipe Siput
Jalannya lambaaaat banget kayak keong, siput,
umang-umang, ulat bulu, dan sejenisnya. Tanjakan yang tingginya cuma 10 meter
doang kadang diselesaikan hingga berjam-jam perjalanan. Iyalah disambi dengan
ngopi, ngobrol, curhat ala Mamah Dedeh dan Aa, atau ngelamunin mantan yang tak
kunjung minta balikan. Alasannya lagi menikmati perjalanan. Padahal sebenarnya lutut
gemetar, kaki pegal linu, badan cekot-cekot, nafas tersengal-sengal, dan sendi
ngilu-ngilu. Laah kok ini kayak gejala flu
burung sih hihi.
5.
Tipe Nggak Percaya Diri
Sebentar-sebentar nengok ke belakang, dikira belum
sampe–sampe. Alasannya lagi-lagi
menikmati pemandangan padahal lagi kecapekan. Maju selangkah berhenti. Lihat
belakang. Dua langkah berhenti. Lihat belakang. Duh abaaaang kapan nyampenya
Baaang? Capek adek ngikutin abang. Haha.
Kelima tipe di atas murni pendapat saya alias si
pendaki C. Jika ada kesamaan sifat dan jenis perilaku yang menyinggung kamu
mohon dimaafkan ya. Emang sengaja artinya iseng aja atau nggak disengaja.
Nih Pemandangan dari Tanjakan Cinta, pantes balik badan terus |
Kak, itu lumayan kalau di lempar keril, malah menurutku nggak terlalu sakit kak. Beda cerita kalau di lempar nesting apa treking pole, malah lebih kerasa banget sakitnya,,,, hahaha. Kalau point 3 - 5 sieh iyaw kak, tapi kalau 1 atau 2
BalasHapusWakakak, kamu mau dilempar trekking pole? Sini maju! #hakdesss
Hapuskalau aku tipe apa ya mbak harus merasakan mendaki dulu baru deh ketauan ya
BalasHapusIya dicoba dulu baru akan ketauan ada di nomor berapa. Yuk mendaki gunung Mbak. Yang deket aja ke Garut :D
HapusTipe yang mana ya akyuuu... udah berpuluh tahun lalu jalan ke gunung. Lihat kondisi kayaknya, kalo stamina bagus, tipe pembalap. Dan kalo lagi capek, alon alon asal kelakon ,yang penting sampai, hahaha
BalasHapusWuaah dulu pernah daki gunung juga ya Mbak? ayo kita naik gunung lagi haha. Kompor nih.
HapusHihi, ternyata ada tipe2nya ya! Sukak banget baca tulisan Mba Lina ini, senyum2 akuh, Mbak!
BalasHapusBtw, foto headernya cantik banget!
Ngak headernya aja kok Mbak Al, orangnya juga syantiiik kok. Minta dikeplak :D
HapusSaya baru tau kalo keril itu nama lain untuk tas gunung.
BalasHapusIni begini kalau orang Indonesia Wan, awalnya kan rucksack dibilang ransel terus carrier dibilang keril. Emang lidah Indonesia kali ya haha.
Hapusaku masuk tipe siput kali ya
BalasHapusngos-ngosan capek ga kuat nanjak :))
trus dikit-dikit istirahat
Haha tos tos aku juga kadang begitu :D
HapusAku tipe belok ke warung mie rebus hahaaa
BalasHapusDan nggak lanjut naik tanjakan ya Mbak hihi
Hapusmbaaak, kok ga ada tipe pendaki yang solehah dan bijakasana yaah T_T?
BalasHapusCoba terangin dulu Dek sama Kakak seperti apa pendaki yang solehah dan bijaksana itu? Apa seperti akuini Kaaan? *gubraks
HapusWah kalo saya tipe yang mana ya? Yang tipe nonton aja deh keknya. Soalnya udah pada naik duluan. Hehehe.
BalasHapusSalam kenal ya mbak
Jung
Saya tipe siput tapi gak siput2 amat sih....
BalasHapusKalo lagi bisa cepet ya cepet kalo lambat ya lambat hahahaha
pendaki sekarang beda sama pendaki dulu, saat hangatnya antar pendaki masih tersaa. entahlah rasanya berbeda saja. atau sekarang mungkin gunung begitu ramai ya.
BalasHapushttps://bukanrastaman.com/2015/05/18/apakah-kita-perusak-alam-atas-nama-eksistensi-media-sosial/
Habis baca artikel ini, jadi inget waktu hiking ke Rinjani karena naik dari Senaru turun ke Sembalun, Bukit Penyesalan merupakan trek favorit buat lari2an karena cuma lurus menurun haha..
BalasHapusBerarti saya masuk tipe nomor 3. Tipe Pembalap, tapi hanya untuk kasus turun gunung, kalau naik mah tipe 4. Tipe Siput aja :-)
Belum tau saya tipe yg mana, kan belum pernah naik gunung hahaha *apasih*
BalasHapus