Festival Padang Melang 2018 Anambas


Festival Padang Melang adalah sebuah festival yang merupakan hajatan besar yang digelar Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepri yang bertempat di Pantai Padang Melang, Pulau Jemaja, Anambas. Festival ini sudah menjadi Calender of Event Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Anambas dan Dinas Pariwisata Provinsi Kepri yang didukung oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia. Tahun 2018 ini adalah tahun ke-3 penyelenggaraan.

Festival Padang Melang 2018
Kadispar Kab. Anambas bersama perwakilan Kemenpar, Medco, dan Yayasan Umar Kayam

Festival Padang Melang 2018 akan berlangsung pada tanggal 26 hingga 28 Juli 2018 mendatang. Festival Padang Melang juga sekaligus menjadi pesta tahunan rakyat khususnya di wilayah Pulau Jemaja. Pulau yang terletak sekitar 2 jam perjalanan dengan kapal ferry dari Tarempa, ibukota Kabupaten Anambas. Atau sekitar 7-8 jam perjalanan ferry dari Batam dan juga Tanjungpinang. 


Baca tulisan saya tentang bagaimana suasana di Pulau Jemaja.


Padang Melang merupakan sebuah pantai di Pulau Jemaja dengan garis pantai yang membentang sepanjang lebih dari 7 kilometer, menjadikannya sebagai pantai terpanjang di Provinsi Kepri. Pantainya berpasir putih dengan kontur yang landai dan ombak yang tenang. Di tepian pantai, tumbuh subur pohon kelapa yang berjejer rapi dengan batang yang tinggi-tinggi seakan hendak menggapai langit. Membuat tepian pantai terasa teduh dan menghijau. Tak heran jika tempat ini dijadikan lokasi yang tepat untuk menggelar perayaan sebuah festival.


Baca juga tulisan perjalanan saya saat mengunjungi Pantai Padang Melang.


Bertempat di Rumah Makan Mie Tarempa Batam Center, pada Kamis , 3 Mei 2018 telah digelar Launching Festival Padang Melang 2018 yang dihadiri oleh perwakilan-perwakilan berbagai pihak yang mendukung penyelenggaraan even ini seperti dari PHRI (Persatuan Hotel Restoran Indonesia), ASITA (Association of Indonesian Tours and Travel Agencies), HPI (Himpunan Pramuwisma Indonesia), AKARI (Asosiasi karnaval Indonesia), ASPPI (Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia), ASPABRI (Asosiasi Pariwisata Bahari Indonesia), PARI (Penjelajah Alam Kepri), GenPI (Generasi Pesona Indonesia), Blogger Kepri, Media Kepri, POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata), mahasiswa Anambas, MEDCO, Ferry Blue Sea Jet, Express Air, dan perwakilan Kerukunan Masyarakat Anambas. Yang paling membahagiakan adalah hadirnya Bu Masruroh Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I dari Kementrian Pariwisata. Kehadirannya merupakan bukti dan bentuk dukungan pemerintah pusat terhadap salah satu even di daerah terluar Indonesia.

Mie Tarempa

Dari beberapa perwakilan asosiasi, perkumpulan, dan komunitas yang disebutkan di atas, beberapa di antaranya sudah saya kenal dengan baik. Seperti teman-teman dari Genpi Kepri, Genpi Batam, Genpi Bintan, dan Genpi Anambas. Sebagai mantan Ketua Genpi Kepri tahun lalu, tentu saya mengenali teman-teman yang pernah riuh rendah ramai dan rusuh mengurusi Genpi Kepri hehe. Selain teman-teman Genpi, saya mengenal Pak Yoel Wijaya dari Dinas Pariwisata Anambas. Kami pernah bertemu di Jemaja tahun lalu saat beliau mengantarkan dua orang turis yang datang ke kantornya di Tarempa, untuk bertanya-tanya tentang lokasi mana saja yang menarik untuk dijelajahi oleh mereka. Pak Yoel lantas mengajak mereka snorkeling di Pantai Kusik dan memancing tengah malam di sekitar Pelabuhan Letung di Pulau Berhala. 


Acara Launching Festival Padang Melang dimulai pada pukul 19.30 WIB. Teman-teman yang datang dipersilahkan menikmati hidangan makan malam terlebih dahulu sebelum mengikuti rangkaian acara pada malam itu. Dua orang pengusaha asal Anambas, Pinky Oei dan Pak Franxon Tan yang duduk semeja dengan saya, mengatakan bahwa lauk yang yang disajikan untuk makan malam tersebut adalah kuliner khas Anambas. “Oh ya?” Saya yang semula tidak lapar-lapar amat langsung berdiri dan mempercepat langkah menuju antrian. Benar saja, ada tongkol asap yang dagingnya dipotong atau dirajang kecil-kecil dan ada juga sotong atau cumi-cumi yang dimasak asam pedas. Saat mencoba cacahan tongkol asapnya, ternyata memang enak banget. Duh bisa ketagihan nih saya makan tongkol asap khas Anambas ini. Begitu juga ketika mencicipi sotong asam pedasnya, terasa sedap saat dikunyah. 

Festival Padang Melang 2018
Masakan khas Anambas

Selepas makan malam, acara pun dimulai dan dibawakan oleh Pak Yoel Wijaya. Dengan gamblang, Pak Yoel memaparkan segala hal tentang apa dan bagaimana penyelenggaraan Festival Padang Melang. Mulai dari sejarah Pantai Padang Melang itu sendiri, atraksi budaya, pameran, dan rangkaian even yang akan mengisi selama festival ini berlangsung. 


Selain di Pantai Padang Melang itu sendiri, acara akan diselenggarakan di Desa Wisata Mampok dan Desa Wisata Landak. Dengan mengangkat tiga tema besar mengenai keindahan pantai Padang Melang, kuliner Anambas, serta kebudayaan Melayu pesisir. Rangkaian acara yang akan ditampilkan berupa pagelaran tradisi berume dan upacara tolak bale. Ada juga atraksi budaya seperti mendu, gubang, silat, tari-tarian dan berpantun. Permainan rakyat tradisonal pun akan ditampilkan seperti lomba gasing, lempar canang, dan galah. Selain itu ada parade pompong hias, lampion, layangan, atraksi uyak gile, pacu jongkong, selam gonggong, pameran kuliner kampong dan pameran benda budaya. Semoga saja semua jenis permainan, atraksi, dan pagelaran ini berjalan sukses. Melihat banyaknya jumlah atraksi, sepertinya jadwal selama tiga hari itu sangat padat merayap. 


Mendengar paparan Pak Yoel dan juga keterangan plt Kadispar Kabupaten Anambas, Pak Masykur, saya semakin penasaran dengan kemeriahan festival ini. Terlebih akan begitu banyak tradisi dan kebudayaan Melayu yang akan ditampilkan. Begitu juga teman-teman lainnya sangat tertarik dan berharap semoga mendapat voucher tiket ferry gratis ke Anambas yang akan diundi di akhir acara. Bu Masruroh dari Kemenpar juga sudah menyatakan diri akan hadir pada festival ini.


Pada sesi terakhir, pengarang buku Exploring Anambas, Edi Sutrisno, diberi kesempatan untuk memberikan testimoni mengenai Anambas. Ternyata ia mempunyai tagline yang sangat menyentak, “Jangan mati dulu sebelum ke Anambas”, ujarnya. Duh untung saya mah sudah. Kalau pun ajal datang pada waktunya, saya nggak bakal mati penasaran haha. 


Bang Edi juga membuat quis dan memberikan bukunya secara gratis kepada 4 orang penanya. Buku Exploring Anambas yang ditandatangi langsung oleh Bang Edi, Pak Masykur, dan Bu Masruroh. Alhamdulillah saya berhasil menjawab salah satu pertanyaannya dan berhak atas buku tersebut.


Pada sesi terakhir ternyata ada kejutan. Para hadirin dibuat kaget karena Pak Yoel mengumumkan akan ada bagi-bagi hadiah dan voucher bagi mereka yang beruntung. Hadiah yang mengejutkan. Ada 1 unit handphone OPPO, 3 tiket ferry Blue Sea Jet pulang pergi Batam – Anambas, dan voucher makan di beberapa restoran khas Anambas yang ada di Batam.


Handphone OPPO dan 2 tiket ferry berhasil diboyong teman-teman Genpi Batam dan Genpi Kepri. 1 tiket ferry PP juga berhasil diperoleh Pak Deska dari Pokdarwis Batam. Alhamdulillah saya akhirnya mendapatkan voucher makan senilai Rp. 100.000 di Rumah Makan Laluna Batam Center. Lumayan buat makan siang Pak suami kalau lagi tugas ke arah sana.


Tak terasa acara baru usai jam 22:00 WIB. Jika tidak ditutup mungkin saja acara makin melebar dan memanjang. Siapa sih yang tidak keasyikan membahas eksotisme pulau-pulau dan pantai-pantai di Anambas? Pulau-pulau yang indah dan perawan yang pernah dinobatkan oleh CNN sebagai salah satu pulau tropis terbaik di Asia.


Kamu penasaran ingin ke Anambas? Cusss datang ke even Festival Padang Melang 2018 tanggal 26-27 Juli 2018 mendatang. Ada banyak transportasi menuju ke Anambas. Baik dari Batam maupun Tanjungpinang. Ada ferry Blue Sea Jet dari Pelabuhan Telaga Punggur Batam yang berangkat pukul 09.00 pagi setiap Selasa, Kamis dan Sabtu. Ada juga Susi Air yang terbang satu kali dalam seminggu baik dari Batam (setiap hari Senin) maupun Tanjungpinang (setiap hari Rabu). Atau ada juga Express Air yang membuka penerbangan 6x seminggu ke Pulau Matak Anambas.

16 komentar :

  1. Terima kasih infonya, Teh. Tongkol asap khas Anambas itu favoritku bangettt...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Juli juga suka ya. Emang enak banget. Sampe sekarang aku masih kepengen hehe.

      Hapus
  2. Kalo gak salah ada juga Festival Natuna ya? Sama gak si itu mbak sama festival yang ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda, di Natuna seingat saya Festival Pulau Senoa dan Natuna Expo.

      Hapus
  3. Hm, jadi rindu sarapan di Mie Tarempa di sini. Lebih lagi, pengen nonton festivalnya. Festival melayu selalu menarik buatku. *Nangis di pojokkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha. Sini Nduk. Gak habis-habisanya untuk menyemangati kembali ke Batam.

      Hapus
  4. Wah, nama eventnya keren banget ya... pasti acaranya lebih mantap dan berwarna deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Padang Melang ini namanya keren secara sastra ya. 😁

      Hapus
  5. Aduh, sadis nggak boleh mati dulu sebelum ke Anambas. wkwkwk...Sebenarnya penasaran banget sama Anambas kalau lihat-lihat dari foto-foto di internet. Sayang jauh banget. Baru sampai Natuna aja melalaknya. Semoga suatu saat bisa ke sana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anambas juga dulu masuk Natuna. Setelah pisah punya nama sendiri. Yang aku penasaran tentang asal-usul nama Anambas ini loh Mbak.

      Hapus
  6. Cacahan tongkol asap
    Baru denger teh menu ini.
    Jd penasaran rasanya.
    Tp sebenernya gak suka daging tongkol.
    Mana tau setelah mencoba menu ini bisa merubah selera.
    Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tongkol asapnya sih dimasak lalu dagingnya kayak dicacah sama pisau atau dirajang, tapi kata orang Abambas nggak dirajang jadi aku bingung kok bisa hancur dagingnya kayak dicacah gitu.

      Hapus
  7. yyuukkkk
    cuss ke anambas
    penasaran banget mau kesana

    BalasHapus
  8. Menu-menu seafoodnya bikin laper ...
    Pas lihat artikel ini pas jam makan siang 😁

    Semoga acara festival Padang Melang 2018 berjalan sukses.

    BalasHapus
  9. Aku bacain tulisanmu jadi ingin mengeksplor Indonesia lebih dalam mbak

    BalasHapus
  10. Festivalnya setelah lebaran ya. Mau nabung ah sapa tahu bisa kunjungi festivalnya :)

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita