Kampung Berseri Astra Tanjung Piayu Batam


Piayu Laut Tanjung Piayu

Sekilas tentang Tanjung Piayu

Laut yang begitu tenang tampak memantulkan bayangan awan serta bayangan pepohonan bakau dan kelapa yang tumbuh subur di pesisir pulau-pulau di sekitar perairan Piayu Laut, Kelurahan Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam. Dari jalan tempat saya berdiri dan memandang, tampak rumah-rumah penduduk serta restoran-restoran seafood tepi laut terhubung dengan pelantar dan dermaga tempat kapal-kapal nelayan bersandar.


Dari Jalan S. Parman, satu-satunya jalan yang menghubungkan Piayu Laut dengan daratan Pulau Batam, saya berjalan perlahan sambil mengamati perubahan yang cukup pesat di Kampung Piayu Laut ini. Dahulu, meskipun masih satu daratan dengan Batam, kampung ini belum terhubung secara langsung via darat dengan wilayah lainnya karena terhalang oleh perbukitan. Satu-satunya cara masyarakat Piayu Laut berinteraksi dengan daratan Batam adalah melalui jalur laut dengan menyebrang ke kawasan Telaga Punggur.


Suasana Piayu Laut di siang hari.

Saya pertama kali berkunjung ke kampung ini sekitar 9 tahun yang lalu. Saat itu akses jalan darat telah dibuka dengan menyisir punggungan bukit. Namun jalanan masih berupa tanah merah yang jika hujan tiba, akan sangat becek. Terlebih, kendaraan pun harus turun naik bukit yang cukup terjal.

Kini, jalan menuju Tanjung Piayu khususnya Piayu Laut, telah beraspal mulus dan ramai dikunjungi warga Batam dari wilayah lain. Bahkan banyak juga warga asing yang datang. Sebagian besar pengunjung ini adalah mereka yang sedang berburu kuliner di restoran-restoran sea food yang tersebar di tepi-tepi laut. Sebagian lagi adalah mereka yang ingin bertamasya ke Pantai Biru Sehati yang terletak tak jauh dari pemukiman warga.


Jalan aspal menuju Piayu Laut, Tanjung Piayu.

Selain pertimbangan jarak yang cukup dekat, harga sea food di restoran-restoran Piayu Laut cenderung lebih murah dibandingkan dengan restoran-restoran sea food lainnya. Masyarakat pun lebih dimudahkan lagi berkunjung ke sana dengan disediakannya bis bertarif murah oleh pemerintah melalui  Dinas Perhubungan Kota Batam. Bis tersebut menghubungkan pusat kota di Batam Center dengan Piayu Laut ini.

Salah satu restoran sea food di Piayu laut


Restoran penuh oleh pengunjung

Menyusuri jalanan di kampung nelayan ini, saya seakan de javu. Ditambah lagi dengan lambaian kembang ilalang yang menghiasi tepi jalan, seakan ia memanggil-manggil untuk segera menghampiri kampung kecil yang terletak di sisi tenggara Pulau Batam ini. Atau mungkin saja de javu karena aroma dan hawa laut yang khas yang senantiasa saya rindui. Yang menguar ke udara hingga menelusup memenuhi rongga dada dan mengingatkan akan beragam  rasa.

Ilalang di tepi jalan S.Parman  Piayu Laut, Tanjung Piayu.

Pyuuuh, saya menarik nafas panjang, memenuhi rongga paru-paru  dan diafragma dengan udara laut yang kaya akan oksigen. Sambil mengingat dan memanggil satu per satu memori kampung-kampung tua di Batam yang pernah saya singgahi. Salah satu khasanah kekayaan negeri yang perlu digali agar lestari.

Sebuah gapura  bernuansa  merah putih, seolah-olah  masih menyiratkan semangat kemerdekaan  para warga Piayu Laut dalam menyambut hari-hari selanjutnya. Seperti semangat para pahlawan kemerdekaan yang senantiasa menyala dan membara pada jiwa-jiwa para pemuda.

Gapura Piayu Laut, Kelurahan Tanjung Piayu, Batam.

Menuju Pantai Biru Sehati, Piayu Laut.

Kehidupan di kampung nelayan Piayu Laut pun berdetak seperti hari-hari biasanya. Seperti saat itu. Ketika sekumpulan ibu-ibu mengerubungi penjual pakaian seken yang menghamparkan dagangannya di bawah pohon mangga. Seperti sekumpulan anak-anak yang berkejaran saat bermain sepeda dan bermain bola. Seperti seorang gadis kecil yang sedang merajuk di teras rumahnya. Dan seperti para bapak yang pergi melaut, atau yang sedang sibuk bergotong royong membangun rumah salah seorang warga. Kehidupan yang sederhana namun sarat makna.

Ibu-ibu dan penjual pakaian seken

Anak-Anak penuh semangat bermain bola
Gadis kecil yang sedang merajuk di teras rumahnya. 

Siang itu saya berjalan ke arah rumah warga dan bertemu dengan ibu Nurma. Tak disangka dari pertemuan yang secara kebetulan itu, ia bercerita bahwa ia memiliki banyak kerajinan bunga yang ia buat dari cangkang kerang dan hewan laut lainnya. Penasaran saya pun bertandang ke rumah Bu Nurma. Benar saja ada puluhan kuntum bunga yang cantik dan menarik yang sudah siap untuk dijual.


Rumah-Rumah Warga Kampung Nelayan Piayu Laut

"Kok bisa sih Bu punya ide mengolah bahan-bahan yang sudah tidak digunakan lagi seperti ini? Mana cantik-cantik pula." Saya terkesima melihat deretan bunga-bunga beraneka rupa yang dibuat oleh tangannya Bu Nurma. Siapa sangka bahwa bunga-bunga itu adalah cangkang kerang, gonggong, kapis yang selama ini malah dibuang-buang orang setelah memakan isinya. Limbah rumah tangga yang sebenarnya bisa diolah menjadi sebuah karya yang bernilai jual tinggi.

"Saya kan ikut kegiatan pelatihan dari Astra." Kata Ibu Nurma sambil memindahkan beberapa pot bunga hasil karyanya ke meja di teras rumah. Saya semakin penasaran dan mengamati satu per satu bahan dasar apa saja yang menyusun tiap kuntum bunga tersebut.

"Selain RT 1 di tempat saya, di RT 2 juga ada pelatihan membuat keripik." Sambung Bu Nurma lagi. Saya mengangguk-angguk dan berjanji dalam hati untuk pergi ke RT 2 juga menyambangi si pengrajin keripik.

Beberapa menit kemudian, saya bertemu dengan Mas Supriadi yang ternyata merupakan seorang fasilitator Kampung Berseri Astra Tanjung Piayu Batam. Darinya saya mendapat banyak pengetahuan tentang apa itu Kampung Berseri Astra.

Bunga hasil kerajinan Ibu Nurma.
Cangkang-cangkang kerang, kapis dan gongong yang jadi bahan dasar kerajinan Bu Nurma.


Kampung Berseri Astra ⛳

Kampung Berseri Astra (KBA) adalah sebuah program kontribusi sosial berkelanjutan dari Astra yang diimplementasikan kepada masyarakat secara nyata dengan konsep pengembangan sosial yang mengintegrasikan 4 pilar program yakni Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan.




Melalui program Kampung Berseri Astra ini, masyarakat dan perusahaan dapat berkolaborasi untuk bersama-sama mewujudkan kampungnya menjadi wilayah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif sehingga membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di lingkungan KBA.

Telah ada sekitar 77 Kampung Berseri Astra yang tersebar di berbagai titik di wilayah Indonesia yang kini tengah aktif membangun 4 pilar program KBA. Program pengembangan guna memperbaiki kualitas hidup  masyarakatnya sehingga dapat berkontribusi secara nyata dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

Untuk Kota Batam sendiri, pembukaan dan penyematan Kampung Berseri Astra kepada Tanjung Piayu telah dimulai sejak April 2018. Meskipun tergolong KBA baru, KBA Tanjung Piayu Batam telah mampu membuktikan diri bahwa pada beberapa pilar seperti kewirausahaan telah mulai menampakkan hasilnya. Selain itu pemilihan lokasi untuk KBA Batam di wilayah Tanjung Piayu ini, sangat tepat sasaran karena kampung ini mempunyai banyak potensi yang bisa dikembangkan lebih baik lagi ke depannya.

Nah karena yang begitu kuat terlihat dari KBA Tanjung Piayu adalah di bidang Kewirausahaan, maka saya akan memulai pembahasan tentang kegiatan KBA Tanjung Piayu dari pilar ini.


Pelantar dermaga menuju rumah warga

Cerahnya langit hari itu.

1. Pilar Kewirausahaan 

Salah satu karya nyata yang dapat dilihat dari keberadaan KBA di Tanjung Piayu Batam adalah karya-karya Ibu Nurma, seorang ibu rumah tangga yang kemudian diberi pelatihan oleh tim KBA untuk mendapatkan keterampilan mengolah bahan limbah yang melimpah seperti cangkang kerang, kapis dan gonggong. 

Sebagian besar kita sudah familiar dengan kerang. Namun apa itu kapis dan gonggong? Kapis adalah hewan laut sejenis kerang yang mempunyai cangkang keras mirip dengan kipas. Sedangkan gonggong adalah sejenis siput (hewan moluska) khas Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang memiliki cangkang keras berbentuk seperti kuncup bunga. Gonggong tidak dijumpai di wilayah provinsi lainnya di Indonesia selain di Kepri. Siapa sangka, limbah cangkang gonggong yang tidak terpakai itu di tangan ibu Nurma bisa berubah menjadi kuncup bunga-bunga tulip yang cantik.


Bahan dasar dari gonggong.

Bahan dasar bunga dari cangkang gonggong dan kerang kecil

Bahan dasar bunga dari  cangkang gongong yang dipotong dan cangkang kerang kecil.

Bunga dari cangkang gonggong dan kerang

Kerajinan bunga dari cangkang kerang

Kerajinan bunga dari gongong dan cangkang kerang

Selain Bu Nurma, ada juga Ibu Rentina pemilik usaha keripik singkong dan pisang yang ia beri label Cassava Mrs. Rentina. Di bawah asuhan dari KBA Tanjung Piayu Batam, usaha Bu Rentina makin maju dan berkembang. Selain diberi pelatihan cara membuat dan mengolah, Ibu Rentina beserta ibu-ibu lainnya di RT 2 juga diberikan pelatihan mengenai capacity building tentang materi kewirausahaan.

Dalam pelatihan ini dibahas mengenai kemasan dan labeling suatu produk sehingga dapat diterima oleh pasar. Pembekalan untuk mengetahui apa bahan pengemasan dan jenis apa saja yang ada di pasaran. Mengetahui ketahanan kemasan serta variasi harga. Kemudian ditanamkan juga pemahaman bagaimana menjadi produsen yang cermat dalam menjalankan kewirausahaan sehingga menghasilkan produk yang unggul serta bermanfaat bagi konsumen.

Keripik Singkong produksi Ibu Rentina

2. Pilar Kesehatan

Permasalahan kesehatan bagi warga yang tinggal di wilayah perkampungan pesisir seperti di Piayu laut, sangatlah beragam. Kurangnya pemahaman akan gaya hidup sehat membuat masyarakat rentan oleh serangan beragam penyakit. Apalagi masyarakat pesisir lebih menyukai mendirikan rumah di atas laut dimana limbah rumah tangga langsung dibuang ke laut.

Oleh sebab itu, bersama-sama instansi dan dinas terkait, tim KBA Batam secara rutin mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang berhubungan dengan masalah kesehatan seperti penyuluhan, pengobatan gratis dan posyandu. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan diantaranya:

1. Posyandu untuk para lansia
Kegiatan ini diawali dengan senam sehat lansia yang dilanjutkan dengan pengecekan kesehatan, lalu pengobatan gratis dan pembagian makanan sehat. Kegiatan ini dihadiri oleh tim kesehatan dari Stikes Mitra Bunda dan Puskesmas Sei Pancur.


Posyandu Lansia. Foto: KBA Batam

2. Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia
KBA Tanjung Piayu Batam juga aktif  memberikan penyuluhan kepada anak-anak Sekolah Dasar. Contohnya penyuluhan diberikan kepada anak-anak SD 002 saat memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia pada 13 Oktober yang lalu. Bersinergi dengan relawan  dan tim medis dari Klinik Budi Rosari, kegiatan ini berupa penyuluhan  kesehatan dan dilanjutkan dengan simulasi mencuci tangan yang benar. 214 siswa SDN 002 Tanjung Piayu dan 9 guru ikut serta dalam aksi ini.

SDN 002 Tanjung Piayu Batam dengan halaman dan jalan yang bersih

Para Siswa diberi penyuluhan. Foto: KBA batam

Para siswa melakukan simulasi cuci tangan yang benar dan bersih. Foto KBA Batam

3. Peringatan Hari Osteoporosis
Memperingati Hari Osteoporosis, KBA Batam menyelenggarakan acara Bakti Sosial. Peringatan ini diisi dengan senam senam pagi, penyuluhan kesehatan, pengecekan kesehatan gratis dan  makan bubur kacang ijo bersama. Penyuluhan kesehatan ini bersinergi dengan Komunitas Peduli Anak Bangsa dan Relawan Nusantara Kepri.

Bincang-bincang tentang Osteoporosis. Foto: KBA Batam

4. Memperingati Hari Diabetes
Dalam rangka memperingati Hari Diabetes, KBA Tanjung Piayu bersama Puskesmas, Kalbe dan Posyandu Tulip II Sei Beduk, melakukan penyuluhan kesehatan tentang penyakit diabetes dan pentingnya menjaga kesehatan. Selain itu dilakukan penimbangan badan dan pengobatan secara gratis.

Masyarakat sedang diperiksa kesehatan secara gratis. Foto: KBA batam



3. Pilar Pendidikan

Jika teringat akan sulitnya mengenyam pendidikan di masa lalu karena kesulitan biaya pendidikan, saya terkadang suka sedih. Andai saja dulu siswa-siswa tak mampu dan berprestasi  bisa mendapatkan beasiswa semudah sekarang. Dimana satu orang siswa saja bisa mendapatkan berbagai macam beasiswa dari berbagai instansi dan perusahaan.

Saya bahagia bahwa anak-anak zaman sekarang, tidak menemui kesulitan hidup seperti dulu-dulu. Jika saja ia dan orang tuanya mau bergerak sedikit saja, Insya Allah beasiswa akan sangat mudah didapat. Baik berupa beasiswa untuk siswa tidak mampu maupun siswa berprestasi. Di Batam sendiri, Pemerintah Kota (Pemko) sangat perduli dengan masyarakat hinterland yang tinggal di pulau-pulau kecil juga terpencil. Asal anak tersebut punya kemauan bersekolah, maka Pemko akan mempermudah anak tersebut untuk menerima beasiswa.

Para Orang Tua Siswa sedang Membuka rekening baru. Foto: KBA Batam

Sejalan dengan semangat Indonesia untuk lebih maju dalam bidang pendidikan, pada 30 Oktober 2018 KBA mengadakan program beasiswa  untuk para pelajar. Penerimaan beasiswa ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan semangat belajar. Adapun para penerima beasiswa ini adalah warga RT 2 RW 10 Piayu Laut sebanyak 35 orang. Program ini bekerja sama dengan Bank Permata sebagai penyalur dana beasiswa.


4. Pilar Kebersihan Lingkungan


Hampir di setiap perkampungan nelayan pesisir, permasalahan-permasalahan lingkungan selalu saja menjadi isu hangat yang tak kan ada habis-habisnya untuk dibahas. Sudah menjadi rahasia umum, jika perkampungan nelayan pada umumnya cenderung kotor dan banyak sampah. Maka beragam aksi bersih lingkungan terutama penyuluhan guna menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.

Gotong Royong Membersihkan kampung. Foto: KBA Batam


Untuk itulah KBA kerap hadir mendampingi masyarakat dalam program gotong royong membersihkan kampung. Dan untuk mempercantiknya maka dibuat mini garden pada beberapa titik halaman rumah. Yang nantinya akan menjadi proyek percontohan sehingga akan mudah ditiru oleh warga lainnya. Setiap kebaikan sifatnya menular. Maka jika kebaikan ini terlihat dan dinilai masyarakat sangat baik, maka mereka pun akan dengan sadar diri, menduplikasi pada kehidupannya masing-masing. Untuk mensukseskan program ini KBA bersinergi dengan Relawan Nusantara Kepri.

Masyarakat pun ternyata menyambut gembira program ini. Seperti apa yang dituturkan oleh seorang warga bernama Budiyanto (49) yang mengucapkan terima kasih kepada Astra yang sudah mau peduli dengan lingkungannya. Ucapan sederhana seorang warga yang mungkin saja melangitkan do'a sehingga Astra tetap berjaya.


***

Awan tampak menebal di sisi langit bagian tenggara. Saya berjalan melintasi jalan baru yang dibangun menuju sebuah restoran sea food yang juga baru. Beberapa mobil pribadi hilir mudik menuju restoran ini. Geliat ekonomi semakin membaik di wilayah  Batam yang satu ini. Setidaknya transaksi untuk konsumsi terus mengalir setiap hari. Itu artinya, para nelayan akan tetap bisa menyalurkan hasil tangkapannya ke restoran-restoran ini. Akan selalu ada seulas senyum sang istri di dapur dan segaris senyum dari bibir-bibir mungil anak-anak pesisir.

Sebuah bis tiba-tiba saja berlalu tanpa berhenti. Saya dan seorang teman berteriak guna menghentikannya. Usaha yang tidak sia-sia karena sebentar saja kami sudah ada di dalam bis. Bersama penumpang lainnya kembali menuju rumah masing-masing setelah bertamasya sejenak ke Piayu Laut. Tamasya yang mengayakan. Karena dari tempat ini, ada banyak pelajaran dan semangat yang saya simpan dalam hati. Untuk suatu saat nanti saya bawa pulang ke kampung halaman.  


60 komentar :

  1. kreasi dari warga setempat hasilnya luar biasa cantik mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Koh Ded. Kreasi kerajinan tangannya indah-indah

      Hapus
  2. Aku suka kerajinan dari kerang-kerangan. Aku juga suka foto gadis kecil yang sedang merajuk di teras rumahnya, dan suka juga melihat pemandangan rumah di atas air :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau suka dengan foto-fotonya Mbak. Terima kasih.

      Hapus
  3. Mereka layak mendapatkan kehidupan yang lebih baik, Mbak. Saya tahu karena hidup di dekat pantai dengan keadaan yang demikian tentu sulit sekali meningkatkan taraf hidup lebih baik!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya mudah jika hasil laut tetap melimpah ruah. Karena konsumen dan pembeli datang sendiri ke sini. Tidak perlu biaya distribusi.

      Hapus
  4. wah bunganya cantik=cantik ya..
    Baru tahu saya kalau ada kerajinan bunga dari kerang dan gonggong.
    Kapan-kapan semoga bisa ke sana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak bisa dijadikan kerajinan. Saya ini baru mau mulai belajar buat juga baru ngumpul-ngumpulin bahan tinggal beli cat piloknya.

      Hapus
  5. cantik2 bunga2 kreasinya...kehidupannya masih alami banget ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Khas kehidupan di pesisir pantai.

      Hapus
  6. Ngomongin Piayu laut pasti buat saya ngiler karena kepikiran makanan seafoodnya, tapi dengan program KBA sepertinya masyarakat menjadi semakin produktif serta peduli dengan kesehatan dan lingkungannya ya kak. Hasil kreasi bunga-bunganya juga cantik-cantik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih Piayu Laut ini juara kalau untuk sea foodnya. Banyak diburu warga.

      Hapus
  7. Wahh, semangat wirausahanya luar biasaaa ya. Unik lho, ada keripiknya juga yang mereka hasilkan. Keren!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata masyarakat hanya butuh trigger dan pengarahan aja. Buktinya setelah dilatih dan diberi arahan mereka mampu berkarya dan berproduksi sendiri. Menurut saya KBA ini program yang memang real untuk masyarakat.

      Hapus
  8. wah seru juga ternyata sudah ada bis ke piayu (baru tahu)

    btw ... KBA atau kampung berseri astra program yang bagus dan tetap sasaran nih

    nice

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah ada Om Reza. Alhamdulillah. Pemko Batam mulai memperhatikan urusan transportasi.

      Hapus
  9. kalau berkunjung ke Tanjung Piayu Batam dari kota batam dekat apa tidak mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kota Batamnya daerah mana? Kalau dari Batam Center ada bis langsung ke sana. Naik sekali aja ongkosnya Rp 4.000.

      Hapus
  10. Bagus sekali apa yang di laksanakan kampung berseri Astra ya mba. Perhatiannya kepada para lansia juga oke banget. Nah moga kegiatan untuk menjaga kebersihan kampung bisa terjaga dengan baik ya mba. Btw, hasil kreasinya bagus bagus ya mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak. KBA ini perhatian banget kepada lansia. Salut.

      Hapus
  11. Kreatif juga ya, bisa menhubme limbah rumah tangga menjadi kerajinan tangan. Cantik bisa berubah wujud jadi bunga, kalo dilihat di foto malah kayak bunga asli.

    Aku takjub dengan pantai-pantai di Sumatera, cantiiiik semuaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak aku juga takjub. Kok cantik-cantik ya. Kok keren ya. Jadi seru foto-foto aja.

      Hapus
  12. Wah, no wonder, Lina jd salah satu Juara Wonderful Indonesia. Pastilah tulisannya mendetail dan sangat menarik seperti tulisan ini. KBA berhasil di wilayah Tanjung Piayu. Karya2 bu Nurma luar biada ya, indah, artistik pulak, bu Rentina yg cetar deng kripik singkongnya jd Label produknya. Kampung Berseri ASTRA mudah2an berkembang di mana-mana di Indonesia. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bunda. Aduh amiiin.

      Iya KBA Tanjung Piayu ini Alhamdulillah telah berhasil membina dan mengarahkan warga untuk berkarya secara nyata.

      Hapus
  13. Indahnya alam Indonesia.
    Mantapnya Astra karena udah memberikan pelatihan buat warga yang bisa menambah penghasilan mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, berkat pelatihan-pelatihan yang diberikan Tim Astra, mereka jadi berkarya dan bisa mendapatkan penghasilan.

      Hapus
  14. Wah... itu bebungaan cakep banget. Ngecatnya pake apa ya mereka? Keren euy...

    Ngeliat gambar gambarnya kayak sejuk banget ya Mbak tempat tersebut. Pingin ih bisa kesana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngecatnya kata Bu Nurma pakai pilok mbak.

      Hapus
  15. Kreafit banget warga" di sana. Hasil kerajinannya juga bagus". Keren nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ini yang saya suka. Kreatif dan hasilnya jadi indah juga cantik.

      Hapus
  16. KBA ini bermanfaat sekali membuat warga desa berdaya.

    Oh ya Mbak, apa setiap desa KBA pilihan Astra atau diajukan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tim Astra yang mensurvei dan menentukan. Tapi sepertinya sekilas saya lihat di website satu-indonesia.com boleh mengajukan. Semoga saya nggak salah lihat. Karena saya juga tertarik untuk mengajukan kampung halaman.

      Hapus
  17. Duh cantik amat bunganya, nggak nyangka terbuat dari gonggong dan cangkang kerang. Tulisannya ciamik, calon juara ni teh Lina..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Bunga-bunganya cantik padahal itu limbah rumah tangga yang biasa dibuang setelah makan sea food.

      Amiiin semoga kita menang :D

      Hapus
  18. MasyaAllah selalu bangga dengan kamoung astra dan peran serta masyarakat ini. Demi menciptakan hal yang bermanfaat sungguh mulia. Pengen deh di Kendal ada kampung astra

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Nyi. Aku awalnya nggak percaya sih tentang Kampung Berseri Astra ini real apa cuma iklan-iklan doang. Eh pas ke sana ternyata memang serius ada pembimbing dan pengarahnya. Dan yang pasti ada karya serta hasilnya.

      Hapus
  19. Langit biru cerah dan pantai serta laut yang biru jernih benar-benar membuat saya betah melihat fotonya. Hasil kerajinan tangan dari cangkang kerangnya bagus-bagus sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah pas ke sana beberapa kali cuacanya selalu sedang bagus.

      Hapus
  20. Masya Allah, cakep banget hasil karya cipta Ibu Nurma.
    Tak jemu-jemu memandangnya.

    Di Balikpapan juga ada KBA.
    Astra menyediakan fasilitas agar penduduk di sana berkembang dan mandiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya rasa program KBA di Tanjung Piayu ini, khususnya untuk wirausaha yang membidik ibu-ibu seperti Bu Nurma memang tepat adanya. Karena bahan baku melimpah sehingga ongkos produksi bisa ditekan sekecil mungkin.

      Hapus
  21. Baru aja ku antar adikku internship di batam, ternyata pulau batam indah banget ya mba apalagi piayu. Btw kerajinan tangan bikin bunga dari cangkang kerang nya kreatif dan inovatif mirip banget sama bunga beneran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Asti, mirip banget dengan bunga betulan loh.

      Hapus
  22. "Kehidupan sederhana tapi sarat makna". Kalau liat foto2nya tampaknya adem ya tinggal di sana, maksudnya suasananya :D
    ternyata slaah satu kampung binaan Astra ya mbak :D
    Wah semoga makin sejahtera masyarakatnya dengan kehadiran resto2 ini nanti ya mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak. Suasana di sana itu adem tentram dan perasaan saya damai banget. Meskipun matahari di pantai itu terik, tapi tetap saja suasana kampungnya menenangkan.

      Hapus
  23. Aku menikmati foto dalam artikel ini, dijepret dalam bingkai seni yang berbicara banget yang. Keren kegiatannya dari cuci tangan itu sampai ada cek kesehatan ya.

    BalasHapus
  24. Bagus-bagus pemandangannya. Lingkungannya juga bersih. Mantap

    BalasHapus
  25. Budaya gotong royong bantu warga bikin rumah keren banget mbak. Udah jarang yang kayak gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas udah jarang banget sekarang budaya begitu.

      Hapus
  26. Pasti senang bgt menjadi warga di sana ya. Bisa bgt dijadikan desa percontohan ini. Keren ya Astra dg program KBAnya, benar2 membangun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya kalau jadi penduduk Kampung Piayu sana tiap hari seperti liburan bak. Soalnya tepi laut banget hehe.

      Hapus
  27. Sekarang mulai banyak perusahaan2 yg mulai tergerak buat bikin bedol desa, ya bagus sih bikin orang2 desa maju, dikasih pelatihan trus hasilnya dijual buat masyarakat itu sendiri, jd maju

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kegiatan seperti ini patut diapresiasi ya Manda, soalnya bisa mensejahterakan rakyat banyak.

      Hapus
  28. Memang benar ya mbak, suatu bangsa yang majyu itu dibangun oleh Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi masyarakatnya yang baik.

    BalasHapus
  29. itu cantikcantik sekali bunga dari kerangnya. Astra keren bisa memberikan kontribusi ke masyarakat, semoga makin banyak KBA menyebar merata di seluruh Indonesia. aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya semoga makin banyak KBA-KBA lainnya di seluruh nusantara.

      Hapus
  30. Lokasinya super keren ini mbak.. jadi pengen juga mampir kesana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sini kapan-kapan mampir ke Batam ya Ilham.

      Hapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita