Berawal dari obrolan saat jogging pagi di sekitar Pantai Marina Batam, grup arisan Keluarga Samawa yang terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak ini mulai heboh mengatur rencana untuk jalan-jalan murah selanjutnya yaitu trekking ke Telaga Bidadari yang terletak di Kawasan Hutan Muka Kuning Batam.
Kebetulan waktu itu masih bulan Juni 2019 dan anak-anak masih libur sekolah. Tidak ada salahnya menyenangkan mereka untuk bermain air. Sekaligus memberi pengalaman berharga seperti apa hutan dan isinya. Walaupun mereka tidak diajak ke water park buatan, rasanya Telaga Bidadari ini telah lebih dari cukup untuk dijadikan water park alami buat mereka. Terlebih air sungainya masih jernih dan pepohonan di hutan juga masih terjaga.
Keberangkatan ke Telaga Bidadari agak tertunda karena pagi-pagi hujan sudah mengguyur sebagian Kota Batam dengan cukup deras. Setelah agak reda, kami berkumpul di bawah jembatan layang di sebrang SP Plaza Batu Aji untuk berangkat bersama-sama. Ada 8 keluarga yang ikut dengan membawa serta 17 anak-anak. Lumayan ramai dan seru.
Telaga Bidadari |
Menuju Telaga Bidadari
Telaga Bidadari terletak di dalam Kawasan Hutan Muka Kuning. Jalan masuk menuju hutan ini dimulai dari Perumahan Otorita di Kawasan Simpang Dam, tepat di sebrang Pintu I Kawasan Industri Batamindo Muka Kuning, Batam. Dari Simpang Dam lurus mentok hingga ujung aspal dan menemukan jalan tanah. Di sana ada pos yang digunakan warga untuk memungut retribusi parkir. Kami pun memarkir kendaraan di sana karena semua kendaraan harus berhenti di lokasi tersebut sebelum masuk ke hutan.
Kami membayar biaya parkir sebesar Rp 5.000. Sebenarnya tidak ada tiket masuk menuju kawasan ini. Karena statusnya bukan kawasan objek wisata melainkan hutan lindung. Namun setiap saat terkadang ada saja yang memungut pungutan liar dengan dalih uang kebersihan.
Kami membayar biaya parkir sebesar Rp 5.000. Sebenarnya tidak ada tiket masuk menuju kawasan ini. Karena statusnya bukan kawasan objek wisata melainkan hutan lindung. Namun setiap saat terkadang ada saja yang memungut pungutan liar dengan dalih uang kebersihan.
Foto bersama dulu sebelum berangkat di Pos parkiran |
Dari pos, kami menyusuri jalan tanah dan masuk ke kawasan hutan dengan melewati pagar duri perbatasan. Lalu mengikuti jalan setapak yang menurun dan menyisir tepi Danau Muka Kuning yang airnya digunakan sebagai bahan baku pengolahan air bersih oleh Perusahaan Adya Tirta Batam (ATB). Perusahaan swasta satu-satunya di Indonesia yang mengelola dan menyalurkan air bersih ke rumah-rumah warga.
Di daerah lain, biasanya pengelolaan air bersih untuk hajat hidup orang banyak dipegang oleh PAM sedangkan di Batam dipegang oleh PT ATB. Sejauh ini pelayanan ATB terbilang cukup bagus dan beberapa kali pernah mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan pengolahan air terbaik di Indonesia. Perusahaan ini juga kerap kali dijadikan tempat magang mahasiswa-mahasiswa dari ITB.
Waktu tempuh yang normal dari pos parkiran ke Telaga Bidadari adalah 1,5 jam. Jalur trekking harus melewati 4 jembatan kayu serta turun naik bukit. Namun, rupanya anak-anak yang semula dikhawatirkan akan mudah capek atau merengek-rengek minta gendong, malah sangat semangat dan lebih dulu sampai di lokasi. Bahkan ada anak-anak yang sampai sebelum 1 jam perjalanan. Mungkin efek dari jalan rame-rame sehingga mereka tidak merasa capek meskipun pada kehausan.
Di daerah lain, biasanya pengelolaan air bersih untuk hajat hidup orang banyak dipegang oleh PAM sedangkan di Batam dipegang oleh PT ATB. Sejauh ini pelayanan ATB terbilang cukup bagus dan beberapa kali pernah mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan pengolahan air terbaik di Indonesia. Perusahaan ini juga kerap kali dijadikan tempat magang mahasiswa-mahasiswa dari ITB.
Waktu tempuh yang normal dari pos parkiran ke Telaga Bidadari adalah 1,5 jam. Jalur trekking harus melewati 4 jembatan kayu serta turun naik bukit. Namun, rupanya anak-anak yang semula dikhawatirkan akan mudah capek atau merengek-rengek minta gendong, malah sangat semangat dan lebih dulu sampai di lokasi. Bahkan ada anak-anak yang sampai sebelum 1 jam perjalanan. Mungkin efek dari jalan rame-rame sehingga mereka tidak merasa capek meskipun pada kehausan.
Suasana jalur di hutan yang dilewati |
Jika diamati dari ketinggian air
sungai-sungai kecil yang kami lewati, tampak jelas bahwa debit air yang
mengalir ke bendungan atau Dam Muka Kuning berkurang. Mungkin
efek beberapa minggu tidak turun hujan. Tidak terbayangkan jika di Batam ada
musim kemarau berbulan-bulan lamanya, mungkin air bendungan-bendungan yang menjadi sumber utama air baku kami sudah habis. Untungnya, di Batam dan bagian Kepri
lainnya, hujan senantiasa datang setiap bulan. Cuaca di kawasan ini memang beda
dengan cuaca di Pulau Jawa dan Sumatera.
Waktu menunjukkan pukul 11 siang sewaktu kami semua tiba di Telaga Bidadari. Telah
banyak pengunjung yang rata-rata masih remaja sedang asyik bercengkrama dengan
teman-temannya di sekitar bebatuan sungai dan telaga. Ada juga yang berenang
dan melakukan lompat tinggi dari tebing. Sebagian lagi hanya duduk-duduk menonton
teman-temannya yang melompat.
Telaga
biasanya disematkan untuk kumpulan air yang menyerupai danau kecil. Bisa juga genangan
air yang berada di sepanjang aliran sungai yang serupa dengan kolam. Dan tempat
ini memang cocok bila disebut sebagai telaga karena memiliki genangan air yang
cukup luas dan dikelilingi tebing sungai.
Sejak saya pertama kali menginjakkan kaki di Batam, Telaga Bidadari ini sudah banyak dikunjungi warga sekitar dan penduduk dormitory Muka Kuning yang kebanyakan para pekerja perusahaan-perusahaan yang terdapat di Kawasan Industri Batamindo.
Sejak saya pertama kali menginjakkan kaki di Batam, Telaga Bidadari ini sudah banyak dikunjungi warga sekitar dan penduduk dormitory Muka Kuning yang kebanyakan para pekerja perusahaan-perusahaan yang terdapat di Kawasan Industri Batamindo.
Menonton anak-anak remaja yang melompat dari tebing |
Tidak ada sejarah atau legenda dari penamaan bidadarinya. Nama ini muncul begitu saja karena mudah dilafalkan dan mudah diingat oleh para pengunjung muda-mudi. Mungkin juga berawal dari canda-candaan, lalu menjadi populer.
Dulu, saya dan teman-teman sering kemping di kawasan Telaga Bidadari ini. Masuknya
pun masih gratis. Belum ada pungutan-pungutan liar yang ditarik oleh penduduk
ataupun oknum. Namun perlahan-lahan, semakin dikenal tempat ini, semakin menarik
para oportunis untuk memanfaatkan situasi dengan mengutip uang kebersihan.
Padahal di lokasi tetap saja banyak sampah yang ditinggalkan pengunjung dan tidak dibersihkan.
Sejak pertama kali mengunjungi kawasan telaga tahun 1999 silam, saya sangat menyukai bagian hulu sungai yang banyak tumbuh bunga pandan liar dan jeram-jeram kecil yang memperdengarkan suara gemericik air yang menenangkan. Maka, saya mengajak anak-anak, Sierra dan Driya untuk ikut menyusuri hulu sungai yang airnya mengalir ke telaga.
Berjalan perlahan menyusuri tepian sungai dengan pepohonan hutan yang rimbun serta suara gemericik air yang menenangkan, membuat saya betah berlama-lama di sana. Anak-anak juga terlihat asyik bermain air dengan membuat perahu-perahuan dari sandal. Sekitar setengah jam bermain air di bagian hulu, kami kembali ke kawasan telaga karena khawatir yang lain menunggu.
Gemericiknya membuat hati tenang |
Makan Siang yang Seru
Pernah
mendengar kisah Nabi Ibrahim yang mana beliau pernah berjalan jauh hanya untuk mengajak orang lain makan bersama? Beliau sangat
memahami bahwa makan bersama itu sangat banyak manfa'at dan pahalanya. Maka
berbahagialah teman-teman yang selalu membiasakan diri makan bersama.
Alhamdulillah siang itu, kami yang memang sudah membawa bekal makanan dari rumah menggelar tikar dan duduk berkumpul di area yang lapang untuk makan bersama sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya. Terutama kegiatan yang sudah direncanakan yakni bagi bapak-bapak akan memancing dan anak-anak berenang. Namun, namanya juga anak-anak, bahkan saat baru sampai saja sudah langsung nyebur ke tepi telaga. Alhasil para ibu harus berteriak-teriak memanggil anak-anak untuk makan bersama.
Ada banyak makanan yang kami bawa. Mulai dari nasi dan lauk, mie goreng, cemilan, jajanan, kue-kue basah, kue kering, makanan ringan dan banyak lagi yang lainnya. Targetnya semua makanan ini harus habis agar pulang ringan tidak membawa beban. Hehe.
Selesai makan, anak-anak turun kembali dan berenang di tepi-tepi telaga. Karena bagian tengah cukup dalam, kami sudah memperingatkan mereka agar tidak berenang ke tengah. Bahaya. Apalagi mereka belum pintar berenang. Sementara itu bapak-bapak langsung pergi memancing.
Berfoto Bersama di Telaga Bidadari Sebelum Pulang |
Setelah makan siang, sesi berikutnya adalah rujakan. Makanan yang jarang kami lewatkan jika sedang berkumpul ramai-ramai begini.
Jam 2 siang kami packing dan membereskan segala perlengkapan. Membersihkan sampah dan mengumpulkannya. Setelah lokasi bersih dari sampah kami beriringan pulang.
Alhamdulillah liburan tidak perlu mahal. Mengunjungi Telaga Bidadari ini merupakan salah satu alternatif berlibur yang murah meriah dan menyenangkan. Selain itu memberi pelajaran berharga bagi anak-anak karena mereka dilatih untuk kuat, sabar dan mencintai lingkungan. Mengamati alam secara langsung dan berinteraksi dengan teman-teman juga akan mengajarkan mereka untuk tetap peduli kepada sesama makhluk.
Nama bidadarinya mgkn identik sama air terjun kali yaa.. xixixi. Itu dah legenda seluruh rakyat Indonesia. Dimana ada air terjun disitu bidadari mandi. Eeeaa..
BalasHapusBtw itu liat jembatannya ga kebayang kalau saya yg lewat.. huhuhu.. bo ya tiket masuknya dinaikin jadi 10rb tapi perbaiki jembatannya.
Wah senangnya ya liburan seperti ini. Ngebayangin makan bersama di tepi telaga, wuah pasti nafsu makan naik berkali lipat hehe. Eh tapi ngeri juga ya meniti jembatan2 nya itu *emak penakut :D
BalasHapusWah seru banget nih ya Mbak trekking ke Telaga Bidadari ini. Tempatnya juga bagus
BalasHapusWah kelihatannya ini tempatnya masih sangat alami nih ya Mbak. Bagus deh
BalasHapusSeru banget nih ya Mbak liburan bareng sama keluarga besar gini. Apalagi tempatnya juga bikin tenang
BalasHapusMaaakk,
BalasHapusI wish aku punya komunitas seperti ini.
Karena sekarang ini, aku terjebak di weekend escapes yg gitu gitu aja.
Ke maallll melulu
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Seru banget bisa wisata alam ngajak anak-anak ramean sama keluarga lain gini Mak. Barutau di BAtam ada wisata alam semacam ini, referensi baru buat aku. Semoga kalau pengen ke sana nanti ada temannya, hehe
BalasHapusini baru liburan murah meriah, pasti bahagia ngeliat suasana hutan yang asri dan bening pula air telaganya. Berdoa semoga gak dirusak oleh sampah aja
BalasHapuswah.. di Batam ada tempat yang berhutan gini ya.. keren juga air terjunnya. Bayanganku ttg Batam perlu diupgrade nih kayaknya hehe
BalasHapusSeruuuuu...aku belum pernah trekking rame-rame begini. Pasti makin asyik ya. Biasanya aku cuma dengan suami dan anak-anak. Ini pemandangannya pun elok.
BalasHapusSungguh sangat menyenangkan kalau liburan bareng keluarga besar dan anak-anak. Meski menyusuri jalan setapak, berliku, anak-anak tetap semangat. Malah memang seringnya anak-anak yang semangat banget enggak kenal capek.
BalasHapusBersyukur banget ya, Mbak. Di Batam sebulan sekali masih ada hujan, jadi cadangan air tidak kering. Air di Telaga Bidadari juga masih jernih. Emang asyik buat berenang, seger banget deh.
Waaaa, Batam ada telaga yang cantik banget ya. Bisa jadi escape kalau pas penat! Seperti namanya, telaga bidadari, ngliatnya aja adem banget. When a picture tell a stories ya Mbak
BalasHapusjalan kakinya 1,5 jam. Salut lho buat anak-anak yang nggak merengek dan nggak minta gendong.
BalasHapusJembatan kayunya... kalau saya lewat situ pasti udah was-was aja, takut kepeleset dan kecebur ke air
Piknik rame-rame seperti ini pasti menyenangkan ya mbak. Apalagi bawa anak-anak juga, ada buka bekal juga, seru banget. Alamnya juga masih asri dan segar.
BalasHapusIyap liburan murah meriah ini yang aku suka mba. Apalagi kalau bisa sama keluarga. Batam mantap keindahan pesona alamnya :)
BalasHapusIni grup arisan di tempat tinggal atau gimana Mba? Guyup banget yaaa..
BalasHapusBener, bahagia itu nggak perlu melulu piknik yang jauh dan mahal ya mba. Yang kayak gini udah nyenengin banget. Apalagi seluruh anggota keluarga terlibat dalam liburan. Seruuuu...
Pas menyusuri jembatan itu, aku kok deg2an ngeri2 sedap ya liatnya. apa aku aja ya parnoan :)) kayak serem gitu jalannya, takut jatuh :)
BalasHapustapi pas sampai di lokasi jadi terbayar ya rasa deg2an dan semuanya
Kompak banget yaa grup arisan Keluarga Samawa.
BalasHapusAku baru dengar istilah "Air baku" kak...
Semoga Batam tidak susah air yaa, kak...persediaan air dari alam masih melimpah dengan baik.
Wah ternyata gk ad sejarahnya yah padahal aq udah nerka-nerka bakal gmna asal usulnya heheheh, memang paling g seru bawa keluarga jalan2 di suasana alam sprti ini
BalasHapusAku jadi pengen main air di telaga bidadari udah gitu sambil rujakan. Aahhnikmatnya
BalasHapusIndah sekali talaga bidadarinya. Kelihatan masih alami..nama yang dipilih kenapa bidadari ya? Apakah ada mitos jadi tempat mandi para bidadari?
BalasHapusDi sana telaga namanya ya mba, kalau di sini namanya curug. Di Jabar banyak banget curug gitu kecil2 tapi banyak.
BalasHapusItu rute ke sana lumayan juga menyebrangi jembatan berkali-kali 😂😂😂
Tapi lihat telaganya masyaAllah asrinya. Seger mata
Banyak nyamuk gak mba, hihihi, seingat aku treking ngajak anak ke hutan ala2 gitu, meski bawa lotion nyamuk, tapi bukan balita aja sih kami juga pake. btw itu jembatan horor juga
BalasHapusLiat jembatannya bikin linu, berasa gimana gitu mau lewat sana. Tapi terbayar sudah pas liat foto lainnya, nih Mbak. Udah lama ku ga maen ke air terjun gini. Mana lagi kemarau pula
BalasHapusEnak ya punya komunitas jalan-jalan ke alam kayak gini, telaga bidadarinya indah, dan masih alamai, bersih ya lingkungannya, suka deh ..
BalasHapusAlhamdulillah,
BalasHapusTelaga Bidadari ini jg bisa didatangi dgn menggunakan Mountain Bike/Sepeda gunung tp harus melalui jalur yg lain.
baru tau kalo di Batam ada tempat seasri dan sealami ini, menyenangkan bisa trackking ringan seperti ini, menyusuri sungai yang jernih dan adem
BalasHapus