Ini adalah tulisan seri perjalanan traveling atau lebih tepatnya ziarah wisata religi saya dan rekan-rekan ke Negeri Para Nabi, Negeri Syam. Negeri yang kini terpecah-belah menjadi beberapa negara seperti Libanon, Yordania, Suriah, Palestina dan Israel.
Loh loh loh... Israel itu bukan negara Mbak, titik nggak pakai koma apalagi tanda tanya! Hmmm, gimana ya bilangnya? Abaikan dulu penilaian emosional dan fakta secara de jure, karena secara de facto, Israel sebagai salah satu negara ternyata memang wujud adanya. Bahkan Yerusalem yang diributkan di media karena pengakuan Donald Trump sebagai ibukota Israel memang begitu juga pada kenyataannya. Kota ini diam-diam bahkan setelah meletusnya perang 6 hari antara Israel melawan Mesir, Suriah dan Yordania tahun 1967, sudah didaulat menjadi ibukota Israel. Selama ini kita mengenal ibukota Israel adalah Tel Aviv. Duuh basi, ternyata itu jauh sebelum tahun 1967. Setidaknya begitulah yang diceritakan oleh guide kami, Mr. Nazeh yang asal Palestina.
Ya memang, di luar pengakuan kita apakah Israel itu negara atau bukan, diakui atau tidak Israel oleh Bangsa Arab dan muslim seluruh dunia, pada faktanya Israel telah mempunyai beberapa kriteria sebagai sebuah negara. Yakni ada wilayah (meskipun mencaplok wilayah dari penduduk asli orang-orang Palestina), ada sistem pemerintahan yang berdaulat, ada rakyat, ada angkatan bersenjata bahkan mempunyai mata uang sendiri. Lalu Palestina? Entahlah. kalau orang Batam bilang "Susah Nak Cakap," walau keberadaannya diakui oleh Indonesia dan negara-negara Islam, tapi secara de facto pemerintahannya tidak berdaulat dan hanya disebut sebagai Otoritas Palestina saja. Wilayahnya yang meliputi Jalur Gaza, Yerusalem Timur serta kota lainnya pun pada kenyataannya berada di bawah kekuasaan Israel. Palestina tidak mempunyai angkatan bersenjata seperti TNI meskipun pada praktiknya di Tepi Barat ini ada dua kekuatan politik bersenjata Palestina yaitu Hamas dan Fatah.
Ya memang, di luar pengakuan kita apakah Israel itu negara atau bukan, diakui atau tidak Israel oleh Bangsa Arab dan muslim seluruh dunia, pada faktanya Israel telah mempunyai beberapa kriteria sebagai sebuah negara. Yakni ada wilayah (meskipun mencaplok wilayah dari penduduk asli orang-orang Palestina), ada sistem pemerintahan yang berdaulat, ada rakyat, ada angkatan bersenjata bahkan mempunyai mata uang sendiri. Lalu Palestina? Entahlah. kalau orang Batam bilang "Susah Nak Cakap," walau keberadaannya diakui oleh Indonesia dan negara-negara Islam, tapi secara de facto pemerintahannya tidak berdaulat dan hanya disebut sebagai Otoritas Palestina saja. Wilayahnya yang meliputi Jalur Gaza, Yerusalem Timur serta kota lainnya pun pada kenyataannya berada di bawah kekuasaan Israel. Palestina tidak mempunyai angkatan bersenjata seperti TNI meskipun pada praktiknya di Tepi Barat ini ada dua kekuatan politik bersenjata Palestina yaitu Hamas dan Fatah.
"Laaah kok malah bahas Israel Palestina." Ya karena memang berhubungan banget sih. Sampai hari ini saja saya bingung bagaimana pemerintahan Palestina bisa menjalankan roda pemerintahannya dengan mulus sementara wilayahnya dirongrong terus oleh Israel. Bagaimana menjalankan roda perekonomiannya sementara tidak punya mata uang sendiri. Masyarakatnya hidup dibatasi, tidak ada pekerjaan dan kalaupun ada sangat dipersulit oleh pemerintah Israel.
Sebelumnya, saya sudah menuliskan tentang perjalanan mengunjungi masjid-masjid, makam-makam dan tempat tinggal atau tempat singgah para nabi seperti Nabi Yunus, Nabi Ibrahim, Nabi Daud, Nabi Syuaib, pada tulisan-tulisan berikut:
Menuju Makam Nabi Musa
Pada hari terakhir keberadaan kami di Tepi Barat (Palestina dan Israel), kami mengunjungi makam Nabi Musa yang berada di dekat Kota Jericho atau Yerikho, kemudian melanjutkan kunjungan menuju sebuah tempat yang disebut sebagai Mount of Temptation atau Gunung Godaan yang mana di kawasan tersebut menurut penelitian para ilmuwan merupakan bekas kota tertua di dunia yang pernah ditemukan yakni sekitar 10.000 tahun sebelum masehi. (Akan ditulis dalam postingan terpisah).
Perjalanan dari Yerusalem menuju Yerikho ternyata sangat menarik untuk diamati. Di kanan kiri jalan dipenuhi oleh tumbuhan dengan daun-daun yang bentuknya seperti rumpun dan lebat. Belum sempat saya bertanya tanaman apakah itu, guide kami sudah mendahului berkata bahwa itulah pohon Ghorqod, sebagaimana disampaikan oleh Baginda Nabi Besar Muhammad SAW sebagai tanaman Bangsa Yahudi. Berkali-kali saya membidikkan kamera ke arah tumbuhan ini, tetap saja gagal fokus. Hingga harus meminta seorang teman yang duduk di tepi jendela mobil untuk memfotokan. Namun hasilnya tetap saja blur karena kendaraan kami melesat sangat cepat. Apalagi jalan mulus dan bagus serta jarang kendaraan lain yang lewat atau berpapasan.
“Tidak akan terjadi hari kiamat, hingga muslimin memerangi Yahudi. Orang-orang Islam membunuh Yahudi sampai Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu atau pohon berkata, “Wahai muslim, wahai hamba Allah, inilah Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh saja. Kecuali pohon Gharqad (yang tidak demikian), karena termasuk pohon Yahudi.” (HR Muslim dalam Shahih Jami’ Ash-shaghir no. 7427)
Lokasi Makam Nabi Musa
Lokasi makam Nabi Musa berada di kawasan Gurun Yudea Timur dekat dengan jalan Yerusalem-Yerikho. Sekitar beberapa kilometer dari tepi utara Laut Mati. Menuju ke lokasi ini kita akan disuguhkan pemandangan alam yang mengagumkan. Hamparan perbukitan yang gundul dengan bebatuan berwarna krem, coklat, keputihan mewarnai sepanjang perjalanan. Membuat perasaan terhanyut dan bertanya-tanya apakah saya sedang berada di planet lain?
Tiba di bangunan yang menaungi makam Nabi Musa, kami mendapati beberapa pekerja yang sedang merenovasi bangunan. Menurut salah seorang pemuda yang mendatangi kami, hal itu dilakukan untuk menyambut festival yang sebentar lagi tiba. Ya, setiap setahun sekali, semenjak Salahudin Al Ayyubi berkuasa di wilayah Syam, penduduk muslim Palestina dari berbagai kampung dan kota seperti Yerusalem dan Yeriko datang ke sini untuk mengikuti berbagai gelaran festival.
Perayaan tahunan ini adalah satu-satunya acara yang diadakan kaum Muslim dengan menurut penanggalan kalender Masehi dan jatuh bersamaan dengan Paskah Umat Kristiani atau berbarengan dengan Hari Paskah Yahudi. Sementara untuk perayaan hari-hari Muslim lainnya tetap mengikuti kalender Hijriyah.
Setelah meninggalnya Salahudin Al Ayyubi, lokasi ini sempat terbengkalai, namun penguasa Mamluk dari Mesir yang mengusir Tentara Salib terakhir dari wilayah ini pada paruh kedua abad ke-13 mendirikan kembali situs tersebut sebagai salah satu tujuan utama peziarah umat Islam dan juga memperluas bangunan.
Perayaan biasanya dimulai pada hari Jumat, setelah salat Jum'at di Masjid Al Aqsho Yerusalem. Para peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan kota dan desa dengan membawa bendera hiasan.
Situs ini berada dalam pengawasan Otoritas Palestina dengan status sebagai tanah dan bangunan wakaf umat Islam. Di dalam situs ini dibangun benteng berbentuk persegi panjang dengan dinding eksternal dan bebrapa kubah persegi panjang. Di dalam bangunan terdapat halaman tengah yang dikelilingi oleh pilar melengkung. Di tengah-tengah terdapat struktur makam, tetapi keasliannya diragukan, karena sesungguhnya tidak ada keterangan yang otentik mengenai persisnya makam Nabi Musa. Bahkan ketika saya bertanya kepada penjaga, dia sendiri yang bilang dari sekian makam para nabi di dunia yang diakui keasliannya 100% hanyalah makam Nabi Muhammad SAW.
Selesai masuk dan berdoa, kami lantas keluar bangunan makam. Di sini baru sadar ternyata sejauh mata memandang hanya ada hamparan tanah kosong yang melompong tidak ada satu pun pepohonan yang tampak di kejauhan. Hanya ada beberapa batang pohon kurma dan dua ekor unta yang terikat di halaman bangunan makam. Ketika saya mendekati, untanya seperti hendak mencium saya haha.
Karena harus melintasi perbatasan Israel - Yordania melalui Jembatan Allenby, kami pun segera meluncur untuk menuju wilayah perbatasan ini.
Referensi:
1. https://www.deadsea.com/explore/historical-sites/biblical-sites/nabi-musa-prophet-moses-burial-site/
2. https://www.islampos.com/yahudi-berlomba-tanami-pohon-gharqad-di-tanah-palestina-52713/
3. https://en.wikipedia.org/wiki/State_of_Palestine
4. https://en.wikipedia.org/wiki/Fatah%E2%80%93Hamas_conflict
Saya jadi ingin berkunjung ke sana juga nih Mbak, untuk lebih mengenal sejarah islam.
BalasHapusPasti senang sekali ya Mbak kalau bisa berkunjung ke makam nabi musa.
BalasHapusMba,
BalasHapusKalo ke negara2 seperti ini, apa sering dengar dentuman bomnya tentara Israel kah?
Aku pengiiin bgt ke Masjidil Aqsho, tapi kok masih ngeri yha
Wah sayang banget ya semua hasil foto tanamannya blur..kalo direkam video blur juga mbak? AKu biasanya pake video lalu ntar dicapture dr video itu kalo bergerak hehe
BalasHapusdianesuryaman dot com
haha untanya mau nyium ya mbak, lucu :D
BalasHapusItu sayang sekali foto pohon Ghorqod-nya blur ya, pengin tau seperti apa. Langsung googling deh, unik juga ya pohonnya kalau sudah besar.
Wah bersyukur banget ya mbak bisa mengunjungi makan nabi Musa di sana, ikut senang aku. Btw aku penasaran dengan penamaan Gunung Godaan ada artinya kah mbak?
BalasHapusNabi Musa makamnya yg difoto lumayan besar, apakah itu berarti memang lebih tinggi dan besar dari manusia sekarang?
BalasHapusfoto pertama lihat hamparan gurun bikin melongo...
BalasHapusfoto terakhir liat unta nyosor bikin ngikik :D
Wah seru nih mbak �� ada artikel yg "middle stream" yg ga berpihak pd golongan tertentu �� aku jadi semangat bacanya, thanks ya sharingnya!
BalasHapusYa Allah untanya lucu 😃
BalasHapusSedih mbaa, cerita ttg Palestina dan Israel. Klo ziarah begini sudah aman saat di perjalanan atau gimana mbaa situasinya. Pengin aku.. pasti nggak sembarang orang bisa ksana..asik mba Linaa bisa sampai sana..
Untanya bikin saya ngikik. Mbak Lina kaget gak waktu disamperin Unta seperti itu? Hehehe
BalasHapusYa Allah Mbakkk...kisah ziarah Nabi masih ada ya? Aku ngebayangin bahagianya dirimu menjalaninya waktu itu.
BalasHapusPalestina, Israel di zaman dulu banyak banget kisahnya. Sayang ya sekarang jadi rebutan. Padahal potensi wisata religi oke banget. Jadi mau ke sana juga
BalasHapusSudah lama gak wisata religi dan baca ini jadi kangen buat ziarah. Kita jadi mengenang zaman nabi terdahulu ya
BalasHapusCeritanya menarik mb, sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa ya... Oh ya, pohon ghorqad itu sejenis tanaman perdu kah? Penasaran spt apa kl dipegang hihi...
BalasHapuskirain hasil fotonya ngblur karena memang pohonnya pohon ajaib yg gak bs difoto. ternyata karena difoto saat di perjalanan toh
BalasHapusSenang nih baca artikel perjalanan Mb Lina di Negeri Syam. Jadi ikutan membaca kisah yang berkaitan dengan para nabi.
BalasHapusBanyak sekali tempat yang sudah dikunjungi dalam satu perjalanan ya teh, berkesan banget pastinya..
BalasHapusDuuh untanya bikin salfok, deh! Main nyosor aja hehehe
BalasHapusAlhamdulillah ya, Mbak, perjalanan religinya bisa sambil belajar sejarah para nabi
Mbak, untanya mau kenalan itu hehe
BalasHapusMasya Allah saya suka baca kisah perjalanannya ini. Ziarah ke Makam Nabi Musa. Meski kita tidak tahu pasti keaslian makamnya, yang penting doa tetap tulus terpanjat.
Asik banget baca ceritanya. Jadi berasa disana juga. Btw, aku ngakak liat gambar terakhirnya. Hihi. Itu onta emang sksd gitu ya mba..
BalasHapusFoto terakhir jelas primadona!
BalasHapusUnta nyosor mba Lina, bahahaha
Kira-kira apa yang ada di benak unta ya?
Hmmm...
I have not been here before, Mba. I wish I could visit this very place pretty soon and admire the incredible history we have here
BalasHapusAku suka juga foto terakhir, candid banget tuh mbak Lina. Kalo aku bisa ketakutan, dulu aja waktu diajak ke penyembelihan, aku gak mau ikut.
BalasHapusAku tunggu lagi kisah lanjutannya ya mbak, suka nih baca cerita perjalanan selama di jazirah. Bus nya jalannya ngebut ya mba, lha jalanan di sana bagus mulus semua
Wahh seru ya mba bisa mengunjungi tempat wisata religi seperti itu. Akupun juga ada wishlist kesana
BalasHapusMbak aku penasaran sama makamnya tu berapa ukurannya, katanya nabi zaman dulu tinggi besar ya? Eh apa dibuat seukuran tubuh beliau ya itu makamnya atau cuma penanda aja.
BalasHapusBtw "ngeri2 gmn gtu" ma hadistnya, jd nanti akan tiba masa di mana umat Muslim kompak dan akan mengalahkan Yahudi gtu ya....
masyaAllah akupun kpingin bngt kesana mba,, bahagia y bisa melihat dari dekat sejarah Islam Makam nabi Muda,, klu ngomongin Israel emang bikin naik pitam mba.. cuma bs brdoa Aja kita
BalasHapusAda kucing oren juga di daerah gurun ya..hehe. Berarti nabi musa dulu hidupnya di sekitar syam ya
BalasHapusMasha Allah semangnya bisa ziarah ke makam Nabi Musa As. Kalau bicara masalah konflik timteng emang tidak akan ada habisnya. Semoga saudara-saudara Palestina diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi Yahudi Aamiin
BalasHapusSmogaA Allah mmemudahkan untuk bisa berkunjung juga ke makam nabi musa. Semua kenangan penuh berkah ya mba bisa datang dan liat langsung
BalasHapusMasyaAllah aku berasa lagi throwbaxk baca ini, makasih Mbak Lina mengingatkan aku.. semoga suatu hari bisa kembali kesana lagi
BalasHapusTeh meni hoyong pisan ih ziarah ke negeri para nabi :) ngiring bingah teh
BalasHapusSenang banget bisa berkunjung ke mari mbak, aku juga pengen datang kemari mbak. Lewat Israel - Yordania ya, kemarin keluarga juga lewat perbatasan ini.
BalasHapusIya skrg secara de facto begitu adanya ya... Huhu sedih padahal dulu kaum Yahudi.dtg ke Israel sebagai pendatang yg miskin dan dibantu palestina... Tp suatu saat nanti pasti Palestina kan menang itu kata Rasulullah tp itu tandanya kiamat semakin dekat..Ya Allah
BalasHapusMba, melintas di Israel gitu biasa aja atau ada rasa was-was? Soalnya sering baca tentang kisah-kisah mencekam kalau harus berkaitan dengan Israel. Semoga enggak bener sih ya yang baca.
BalasHapusSenang ya Mba karena bisa wisata religi
BalasHapusKalau seperti ini terus pasti selalu ada di dalam hati untuk merasakan bahwa benar benar Allah Maha segalanya
Aku pengen banget nih ke sini. Semoga insya Allah terwujud bisa berkunjung ke sini bumi syam
BalasHapusaku belum sempat memapir nih mba..waktu di Jordan udah pengen ke perbatasan dan Gaza tapi situasi sedang tidak kondusif sama sekali
BalasHapusWahhh bahagianya bisa mengunjungi makam nabi Musa. saya kapan yaa?
BalasHapus