Belajar Menulis dari Seorang Joni Ariadinata


File MP for you (05/06/2006) 


Menulis itu adalah proses. Begitulah Bang Joni mengawali mentoring kepenulisannya di acara Basic Training Writer yang diadakan FLP Kepri di Graha Pena Batam. Semula acara ini diadakan tanggal 28 Mei 2006 namun pada saat keberangkatannya ke Batam, ia yang sedang berada dalam Bandara Adisucipto Yogyakarat dikagetkan oleh Gempa. Ia melihat betapa banyak orang yang tertimpa reruntuhan bangunan, tiang-tiang penyangga bandara sedangkan ia tak bisa berbuat apapun. Bersyukurlah Allah SWT masih menyelamatkannya hingga kami masih dapat diberi kesempatan menperoleh ilmu dan cerita tentang perjuangannya dalam menulis. 

Mengenal Sosok Joni Ariadinata


Bang Joni dilahirkan di Leuwi Munding Majalengka 23 Juni 1966. Setelah menamatkan sekolahnya di SMU PGRI ia kemudian merantau ke Yogyakarta. Di sana ia tinggal di tepi kali Gajah Wong dan hanya menjadi kuli bangunan dan tukang becak. Sungguh kehidupan yang sangat susah dan menyedihkan. 


Suatu saat seorang penumpang becaknya mengomentari tentang kehidupannya. Lama-lama ngobrol akhirnya ia diajak ke kost-an penumpang becak itu dan diajak untuk belajar menulis. Ia pun bingung mau menulis apa. Tulislah apa yang kamu ketahui. Kata penumpang becak itu. Tulis apa yang kamu lihat, tulis tentang tetanggamu, keluargamu, teman-temanmu atau apa saja yang kamu ketahui. Dan Joni pun mulai menulis. Waktu menulisnya adalah setelah ia pulang narik becak yaitu malam hari hingga jam satu pagi. 


Lagi-lagi menulis adalah proses. Bang Joni memerlukan waktu selama satu tahun sehingga tulisannya dapat dimuat di Harian Kompas. Semula ia putus asa namun temannya tetap terus mendorongnya untuk menulis. Cerpennya yang berjudul “Lampor” telah mengubah hidupnya. Cerpennya dimuat dan sekaligus menjadi juara terbaik antologi Cerpen Kompas saat itu. Ya dengan kerja keras dan doa yang tiada hentilah yang mengantarkannya menjadi sang juara. 


Kini ia telah menjadi sastrawan internasional. Keliling ke berbagai pelosok dunia dengan mengusung tema menulis. Satu hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dari tukang bangunan dan tukang becak menjadi seorang sastrawan, cerpenis, yang melanglangbuana ke berbagai Negara. Tahun depan Insya Allah ia pun akan berkeliling ke 12 negaradi Eropa, Afrika, dan Rusia. 


Melihat perjuangannya menulis kita merasa tidak ada apa-apanya dibanding seorang Joni. Dan mungkin hingga saat ini kegigihannya belum ada yang menandingi. Ratusan cerpen ditolak namun terus menulis lagi dan menulis lagi. 


Kini ia menjadi orang besar. Sastrawan internasional. Namun tetap saja ia sederhana. Penampilannya bersahaja dan tetap merakyat. Teman-teman Saya di Batam begitu kaget melihat penampilan Bang Joni yang benar-benar sederhana. “Lha wong saya tetap rakyat kok” Katanya ketika saya terus menceritakan keanehan teman-teman terhadapnya. 


Tips Menulis dari Joni Ariandinata:

 
- Tumbuhkan mental menjadi penulis besar, apapun kondisi anda 
- Tumbuhkan keberanian dengan gigih dan pantang putus asa 
- Selalu tanamkan keyakinan bahwa aku pasti bisa 
- Mulailah hari-harimu dengan menulis 
- Mulailah waspada, membuka mata, membuka hati, membuka fikiran 
- Tumbuhkan sikap kritis dengan selalu bertanya kenapa ini, kenapa itu. Dan catatlah dalam buku harianmu 
- Luangkan waktu terbaik setiap hari untuk menulis dan selalulah konsisten terhadap waktu yang engkau tentukan 
- Kirimlah karyamu dengan sebanyak-banyaknya dan kirimlah ke berbagai media dengan pola kirim dan lupakan. 
- Berdoalah selalu memohon kekuatan. 

3 komentar :

  1. Tulisannya inspiratif banget mbak, aku nyari-nyari tentang perjalanannya mas Joni Ariadinata, ternyata ada di blognya mbak ini ^^, terimakasih sudah berbagi :)

    BalasHapus
  2. Tulisannya inspiratif banget mbak, aku nyari-nyari tentang perjalanannya mas Joni Ariadinata, ternyata ada di blognya mbak ini ^^, terimakasih sudah berbagi :)

    BalasHapus
  3. Wow hebatnya.. aku baca cerpen Joni saat dia masih jadi tukang becak. Membumi sekali.

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita