Senja baru saja menyapa ketika kapal ferry yang kami tumpangi baru saja merapat di dermaga Pelabuhan Sri Bintan Pura Kota Tanjungpinang. Hiruk-pikuk pelabuhan berpadu dengan hembusan angin yang menguarkan hawa laut yang khas. Untuk kesekian kalinya, saya melangkahkan kaki di pelantar pelabuhan yang menjadi saksi bisu ribuan bahkan jutaan orang yang melewatinya. Yang menghantarkan harap dan rindu para keluarga dan handaitaulan yang telah lama merantau ke negeri sebrang.
Landmark Kota Tanjungpinang |
Seperti belasan tahun yang lalu, belum banyak yang berubah dari pelantar pelabuhan ini. Kecuali warna catnya yang lebih baru dibanding dulu dan semarak dengan spanduk, flyer-flyer iklan layanan masyarakat dan tulisan-tulisan tentang kampanye kesehatan.
Di ujung pelabuhan, tatkala langkah terhenti di darat, saya sangat berharap bisa menjawil sebuah peta dan informasi lainnya yang tersedia gratis di sana. Seperti di Bali, Johor atau Singapura. Namun ternyata tidak ada apa-apa. Yang baru di sana hanyalah sebuah kedai roti siap saji yang biasa hadir di mal-mal dan bandara-bandara. Seandainya toko roti itu diberi instruksi untuk sekalian memajang peta wisata atau peta lokasi dan destinasi menarik Tanjungpinang, tentu mereka tidak akan keberatan. malah efek baiknya, kedai akan ramai oleh wisatawan yang haus informasi.
Pemerintah kota seharusnya tanggap dengan kebutuhan dasar para pelancong yang baru saja tiba di Pelabuhan Tanjungpinang. Salah satu upaya tanggap itu mungkin dengan menghadirkan peta atau informasi pariwisata Tanjungpinang seperti pamflet dan booklet yang akan sangat membantu pemerintah pusat mewujudkan target kunjungan wisatawan asing ke Kepri sebanyak 4 juta orang. Selain itu tentu saja akan membantu kebutuhan masyarakat atau pelancong lokal seperti kami sekeluarga yang belum terlalu faham mengenai tempat-tempat apa saja yang wajib dikunjungi di Tanjungpinang.
Hadirnya Gedung Gonggong sebagai Pusat Informasi atau Tourism Information Center patut diapresiasi dengan baik, namun menghadirkan informasi tersebut lebih dekat lagi kepada masyarakat dengan cara menyajikannya di pelabuhan-pelabuhan atau bandara justru akan sangat lebih baik lagi.
Gedung Gonggong |
Berbagai Informasi tentang Kota Tanjungpinang di dalam Gedung Gonggong |
Menyapa Sejarah Tanjungpinang
Setelah beberapa menit menunggu di pintu keluar pelabuhan, kami dijemput oleh teman suami, dimana ia menghantarkan kami untuk menuju sebuah hotel. Namun sungguh sayang ternyata hotel yang kami tuju fullbooked. Kami pun beranjak ke hotel lainnya sambil menyesali kenapa tidak dari beberapa hari yang lalu booking terlebih dahulu. Tiba di hotel kedua ternyata di sana juga sama, fullbooked. Hotel ketiga, keempat, kelima, keenam semuanya penuh membuat kami hampir putus asa. Setelah meminta bantuan kepada seorang teman, baru di hotel yang ke-7 akhirnya kami dapat kamar untuk menginap.
Jika mengingat pengalaman di atas, sungguh saat itu saya kaget. Untuk ukuran Tanjungpinang yang biasanya lengang, hotel-hotel sebanyak itu tiba-tiba saja fullbooked. Kejadian luar biasa dan sangat jarang terjadi. Padahal akhir pekan kali itu bukan hari libur nasional bukan Hari Raya Idul Fitri ataupun Idul Idha. Setelah bertanya sana-sini, ternyata karena ada event MTQ, kejuaraan lomba volley tingkat provinsi dan pertemuan rapat kerja atau meeting sebuah institusi dari Jakarta. Pantas saja.
Jika mengingat pengalaman di atas, sungguh saat itu saya kaget. Untuk ukuran Tanjungpinang yang biasanya lengang, hotel-hotel sebanyak itu tiba-tiba saja fullbooked. Kejadian luar biasa dan sangat jarang terjadi. Padahal akhir pekan kali itu bukan hari libur nasional bukan Hari Raya Idul Fitri ataupun Idul Idha. Setelah bertanya sana-sini, ternyata karena ada event MTQ, kejuaraan lomba volley tingkat provinsi dan pertemuan rapat kerja atau meeting sebuah institusi dari Jakarta. Pantas saja.
Dari sini, sudah bisa kita amati bahwa potensi bidang pariwisata di Kota Tanjungpinang sangat besar sekali. Didukung dengan statusnya sebagai ibukota Provinsi Kepri, Tanjungpinang juga menyimpan beragam kisah sejarah yang mewarnai perjalanan kejayaannya hingga sekarang ini. Didaulat sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga pada dahulu kala, Kemudian sebagai salah satu pusat bandar Kerajaan Melaka, lantas menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor, Tanjungpinang juga pernah menjadi Ibukota Provinsi Riau yang meliputi Riau Daratan dan Riau Kepulauan. Selanjutnya berjaya sebagai ibukota Kabupaten Kepulauan Riau yang kemudian dalam pemekaran wilayah dari kabupaten menjadi sebuah provinsi, Tanjungpinang lagi-lagi terpilih sebagai Ibukota Provinsi untuk Kepulauan Riau (Kepri).
Menuju Pulau Penyengat |
Berbicara tentang potensi wisata sejarah Kota Tanjungpinang, tentu tak kan lepas dari keberadaan Pulau Penyengat. Pulau yang terletak 1,5 km di sebelah barat Kota Tanjungpinang ini luasnya tidak lebih dari 3,5 km persegi. Tanahnya berbukit-bukit terdiri dari pasir bercampur kerikil, sementara pantainya terbilang landai, sebagian berumput, sebagian lagi berbatu karang.
Pada saat penjajahan Belanda, Pulau Penyengat berkali-kali menjadi medan pertempuran. Pada perang Riau dengan Belanda tahun 1782-1784, pulau ini telah dijadikan pusat pertahanan utama dimana benteng-benteng dengan gaya Portugis telah dikembangkan dimana sisa-sisanya masih dapat kita saksikan hingga sekarang. Pada tahun 1808 Pulau Penyengat telah dibina dari pusat pertahanan menjadi sebuah negeri yang dihuni. Dan pada tahun 1900 menjadi pusat pemerintahan yang dipimpin oleh Yang Dipertuan Muda Riau-Lingga.
Gudang Mesiu di Pulau Penyengat |
Banyaknya situs dan peninggalan bersejerah di Pulau Penyengat, menjadikan pulau ini sebagai salah satu pulau terpenting dalam sejarah Bangsa Indonesia. Salah satunya adalah tentang Kesusasteraan Indonesia yang dimulai dari pulau ini. Maka layaklah jika pulau ini memiliki museum bahasa seperti yang sedang dibangun selama ini yang kabarnya masih mangkrak tanpa kejelasan (Semoga ini informasi yang salah).
Para pemerhati Bahasa Indonesia seharusnya memahami asal-usul kesusasteraan Melayu yang kemudian berkembang menjadi bahasa surat-menyurat hingga resmi dijadikan sebagai bahasa pemersatu, bahasa nasional, yakni Bahasa Indonesia. Rasanya tidak terlalu jumawa jika kita sebagai warga Kepri bangga bahwa Pulau Penyengat didaulat sebagai tempat lahirnya Bahasa Indonesia.
Para pemerhati Bahasa Indonesia seharusnya memahami asal-usul kesusasteraan Melayu yang kemudian berkembang menjadi bahasa surat-menyurat hingga resmi dijadikan sebagai bahasa pemersatu, bahasa nasional, yakni Bahasa Indonesia. Rasanya tidak terlalu jumawa jika kita sebagai warga Kepri bangga bahwa Pulau Penyengat didaulat sebagai tempat lahirnya Bahasa Indonesia.
Seperti pada paragraf yang saya tulis di atas, Pulau Penyengat pernah menjadi arena pertempuran melawan penjajah Belanda. Bukti-bukti sejarah seperti meriam dan gudang mesiu masih terdapat jelas di sana. Meskipun tampak tidak ada yang merawat, keberadaan situs-situs ini tetap terpelihara dengan baik.
Meriam di Bukit Kursi Pulau Penyengat |
Selain itu keberadaan Masjid Sultan Riau yang berada di Pulau Penyengat menjadi daya tarik wisata sejarah lainnya di samping daya tarik wisata religi. Mesjid yang dibangun pada tanggal 1 syawal 1249 H (1832 M) atas prakarsa Yang Dipertuan Muda VII, Raja Abdul Rahman (Marhum Kampung Bulang) ini memiliki panjang 19,8 meter dan lebar 18 meter. Di dalamnya ditopang oleh 4 buah tiang beton, dengan tiap penjuru dibangun menara tempat bilal menyeru adzan. Selain menara terdapat 13 buah kubah dan 4 persegi, sehingga jumlahnya 17 buah melambangkan banyaknya raka'at sholat sehari semalam.
Keberadaan masjid ini dan fungsinya sebagai syi'ar agama Islam sejak zaman dahulu, setiap harinya terutama pada hari libur akhir pekan, mampu menyedot datangnya turis mancanegara (wisman) dari Malaysia dan Singapura. Selain itu wisatawan nusantara (wisnus) dari Batam dan sekitarnya juga sangat signifikan memberi kontribusi positif pada ramainya kedatangan wisatawan ke Pulau Penyengat.
Sebagai kota yang bersejarah, pantaslah kiranya pemerintah Kota Tanjungpinang beserta jajarannya membuat berbagai kebijakan yang memudahkan para turis baik asing maupun lokal untuk datang ke Tanjungpinang. Di zaman yang serba digital seperti sekarang ini, kemudahan itu akan sangat membantu jika diwujudkan dalam bentuk sebuah aplikasi atau portal informasi seperti website dan situs-situs online yang tentu saja harus mudah diakses dan mudah difahami. harus up to date dan informatif.
Pembuatan aplikasi dan website online ini tentu saja akan didukung oleh dinas terkait seperti Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) sebagai salah satu institusi pemerintah yang menangani masalah digital dan informasi di internet.
Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat |
Epilog
Matahari dengan rona jingga perlahan bersembunyi di balik Pulau Penyengat yang bersahaja. Detik demi detik seakan bergerak cepat hingga seruan azan mulai riuh menggema. Suara azan hampir usai, saya masih terpaku berdiri mengabadikan langit jingga yang sebentar lagi berubah pekat. Rasanya tak ingin cepat beranjak karena pemandangan senja di Tanjungpinang terlalu indah untuk saya abaikan.
Kecipak ombak yang menghantam bebatuan dan tembok penahan gelombang, seakan alarm penanda bahwa kami harus segera beranjak dari tepi laut di tepian Kota Tanjungpinang. Sebuah tempat yang asyik untuk duduk-duduk menghabiskan waktu senja sambil bercengkrama bersama keluarga.
Dua hari itu, saya dan keluarga sengaja ingin menghabiskan waktu liburan di Kota Tanjungpinang demi merasakan atmosfer ketenangan sambil menyelami sejarah yang tak lekang oleh perubahan zaman. Yang masih nyata berwujud dan tertinggal di sana, di sebrang Kota Tanjungpinang, di Pulau Penyengat.
Dua hari itu, saya dan keluarga sengaja ingin menghabiskan waktu liburan di Kota Tanjungpinang demi merasakan atmosfer ketenangan sambil menyelami sejarah yang tak lekang oleh perubahan zaman. Yang masih nyata berwujud dan tertinggal di sana, di sebrang Kota Tanjungpinang, di Pulau Penyengat.
Taman Tepi Laut Kota Tanjungpinang, tempat yang asyik untuk nongkrong |
Penyengat termasuk wisata budaya tertua di tg.pinang. semoga penyengat dapat terus dipercantik dan jadi wisata unggulan di tg.pinang
BalasHapusIya Mbak, semoga Pulau Penyengat makin dipercantik namun tidak menghilangkan keaslian wajah sejarah dahulu kala.
HapusPulau Penyengat ini lagi happening banget ya Mbaaaa
BalasHapusBuanyaak sejarah ternyata
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Sudah sejak lama Mbak. Kalau orang Melayu tahu banget dengan pulau bersejarah yang satu ini.
HapusWah aku pernah kesini, terima kasih mengingatkan. Pernah ke pulau penyengat. Sholat di mesjidnya, datang ke istananya yang semua serba kuninng, yang paling ingat makan siput gonggong, tadinya geli ngeliatnya, pas di coba kok enak banget. Lupa berhenti makan jadinya
BalasHapusHaha. Iya begitulah Mbak, kalau udah makan gonggong suka lupa untuk berhenti.
HapusAku baru sekali ke Pulau Penyengat mbaa.. dan sukaa belajar sejarahnya yang begitu colorful!
BalasHapusWah Mbak ternyata sudah pernah ke Pulau Penyengat. Iya di sana warna-warna cerah mendominasi.
Hapustanjung pinang ini termasuk kota yang punya sejarah panjang ya, letaknya yang di pinggir pantai menjadi sebuah tempat atau benteng pertahanan, di bukit itu pun masih ada meriamnya
BalasHapusBentuk gonggong ini memang unik, ya. Cocok buat dijadikan ikon
BalasHapusMasyaAllah indah sekali ya kota tanjung pinang. Semoga Dewi bisa melancong ke sana��
BalasHapusLangitnya biru banget di pulau Penyengat.
BalasHapusCatatan Gurindam 12 juga ada di pulau ini ya.
Saya juga jatuh cinta dengan pulau ini, hingga sekarang foto header blog masih saja foto rumah panggung di pulau Penyengat ini :D
Inilah yang masih sangat kurang dengan pariwisata negara kita: informasi/promosi. Sudah seharusnya bila akses masuk/keluar masing-masing provinsi dan kota besar, seperti bandara dan stasiun kereta api, dilengkapi dengan peta wisata. Jangankan di Tanjung Pinang, di Jakarta saja masih kurang.
BalasHapusSaya Terpukau melihat Gedung Gonggong itu. Ikonik banget. Pernah makan siput Gonggong di Batam. Kagum dijadiin Gedung gini
BalasHapusWah ternyata Kota Tanjungpinang ini keren banget yaa kak. Seru juga yaa kak jalan-jalan sambil belajar tentang sejarah-sejarah di Kota Tanjungpinang ini. Seru!
BalasHapusWahh kami terhanyut dengan suguhan tulisannya mbak. Setuju banget kalau di bandara ataupun pelabuhan perlu diberikan pamflet atau brosur wisata di tempat kita biar antusias wisatawan semakin besar
BalasHapusAsyiknya kalau pergi ke tempat bersejarah jadi bisa banyak nambah pengetahuan tentang cerita-cerita zaman dulu ya....
BalasHapusPemandangannya juga bagus-bagus
Aku juga penasaran juga sama Pulau Penyengat. Kadang di TL bersliweran tentang keindahan pulau ini. Pas ke Tanjungpinang kudu ke sana juga
BalasHapusBaca tulisan ini jadi tergiur banget pengen berkunjung ke Tanjungpinang nih mbak, dan sepertinya harus ke Pulau Penyengat nih, ajakin anak-anak sekalian belajar sejarah juga yah.
BalasHapusAku jadi penasaran sama pulau penyengat dan baru tahu juga indah nian ini Tanjung Pinang dulu punya teman orang sini dan suka liatin foto-fotonya emang cakep banget
BalasHapusDuh jadi kangen tanjung pinang, makan mie lendir di pagi hari trus makan otak2 juga sedap kali, trus juga mampir sebentar di mesjid pulau penyengat, hehe jadi nostalgia :)
BalasHapusBanyak sejarah yang aku baru tahu setelah berkunjung ke blog kak Lina.
BalasHapusSungguh orang yang banyak jalan adalah orang yang bijak.
**mau diceritain lagi yaa, kak Linaa..
Saya suka foto-dotonya, Teh. Panoraman Tanjungpinang indah sekali, ada banyak hal yang tersaji di sana.
BalasHapusSoal brosur penjelasan, memang penting untuk diketahui serta diadakan. Pemerintah suatu wilayah mesti lebih tanggap lagi soal itu agar pelancong tidak kebingungan.
Asyik jika bisa ajak keluarga ke sana, menjelajah bagian dari sejarah. Anak bisa tahu bagaimana bentuk meriam serta memahami sejarah bangsanya agar tidak lupa pada akar.
Pulau penyengat ini memiliki daya tarik wisata sejarah yang sayang jika tidak dioptimalkan ya mba. Bagus sekali dan semoga masih terjaga baik dan selalu terawat ya mba
BalasHapusCantik ya alam Tanjungpinang. Banyak pantai tapi teteh seger hijau. Semoga kesampaian bisa menginjakkan kaki di Tanjungpinang :)
BalasHapusBagus banget mbak destinasi wisata ke Tanjung Pinang ini, apalagi ke Pulau Penyengat bagus banget Pulaunya dengan berbagai cagar budaya.
BalasHapusHiaaa kakak foto-fotonya bagus banget di edit pakai apa kak? Suka banget sama warna langit birunya.
BalasHapusOh ternyata Pulau Penyengat adalah pulau yang banyak kenangan sejarahnya ya, aku kira selama ini cuma terkenal karena keindahannya aja. Ternyata ada sisi lain dari pulau yang skrng lagi heits jd jujugan wisatawan ini ya mbak...
BalasHapusKeren banget yah viewnya di Tanjung Pinang �� pasti asik banget kalau sore2 nongki di sana
BalasHapusAku belom pernah berkunjung ke Pulau Penyengat loh :) Baca ini jadi makin tertarik deh. Ternyata banyak sejarah yang bisa kita kehatui ya. Apalagi kalau tour guide nya beneran difasilitasi dg baik dan promosi ke mana2 nih tempat wisata, bakalan rame deh.
BalasHapusWah.. Aku baru tau ada Pulau Penyengat yang jadi tempat hits di tanjung pinang. Aku jadi merasa ketinggalan nih... Dan tentunya ingin main di sana. Duh, kapan ya?
BalasHapusPostingannya perfect bund. Fotonya keren2 banget. Keren ya semua bangunannya udah kekinian di sana. Pengen mai nn
BalasHapusAsik banget pemandangannya Mak. Kelihatan segar dan bikin betah. Kaapn ya bisa samapi kesana, liburaannn.
BalasHapusBanyak tempat yang memiliki bangunan sejarah yang layak untuk disampaikan ke pubik ya.. aku sangat berharap lebih banyak lagi masyarakat yang membaca tulisan ini.. sehingga semakin luas wawasan tentang tempat bersejarah di tanjung pinang
BalasHapusjadi pengen segera liburan setelah lihat postingan ini. Wisata sejarahnya masih terjaga ya mba di sana.
BalasHapusTulisannya Mbak Lina lengkap banget. Jadi tahu tentang sejarah Tanjung Pinang dan betapa indahnya pemandangan alam di sana. Mudahan bisa segera jalan-jalan dan eksplorasi Tanjung Pinang akunya
BalasHapusGudang mesiu-nya eksotik banget nampak di kamera
BalasHapusSaya sendiri jadi pengen huntinf foto juga deh ke sana
Kemarin ada teman juga baru aja dari sana
Ternyata Tanjungpinang bangus banget pemandangannya ya, mbak. Terus juga banyak sekali sejarah yang bisa diperlajari :)
BalasHapusSemoga pemerintah membaca & tergerak untuk memajukan potensi wisata daerah Tanjung Pinang ini ya mbak.. Bagus banget soalnya ��
BalasHapusAku baru tahu di Pulau Penyengat ada gudang mesiu
BalasHapusBerarti jaman dulu pulau ini punya peran penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia ya
Jadi pengen lihat langsung deh
duuuuh semoga aku bisa secepatnya liat langsung keindahan ini ya kak, mupeng banget liatnya
BalasHapuswaaah saya baru tau di Tj. Pinang secantik ini.
BalasHapusHarusnya informasi pariwisata di Indonesia lebih informatif ya. Wonderful Indonesia sebagai penyedia informasi pariwisata resmi harusnya memfasilitas itu.
Ada meriamnya yaaa. Jadi penasaran sama Tj. Pinang
sejarah Tanjungpinang itu memang menarik ketika ditelusuri ya
BalasHapusWaah landmark kota Tanjung Pinang cantik ya mbak. Sering keliru sama kota Tanjung Pandan. Hehehe
BalasHapusLucu bentuk Gedung Gonggongnya, cocok dijadikan ikon Kota Tanjung Pinang. Btw, Gonggong itu sejenis keong ya mbak?
BalasHapusPertama kali mendengar nama Pulau Penyengat ya di tulisan ini. Sebagai pulau yang kaya akan sejarah, harusnya ada wisata sejarah dengan didampingi guide yang mumpuni. Adakah jasa itu di sana, mbak?
BalasHapusTerima kasih untuk ceritanya. Saya ikut terhanyut bacanya :)
Ada cerita gak sih Mbak kenapa gedungnya berbentuk seperti gonggong? Atau memang sekadar desain aja?
BalasHapusPernah ke Tanjung Pinang dan Pulau Penyengat, zaman duluuu banget. Nyebrang naik feri dari pulau Batam. Iya tuuuh, seafoodnya enak semua. Gong-gongnya istimewalah. Sampai aku bawa pulang cangkangnya. Haha...buat pajangan di ruang tamu. Waktu itu main ke Pantai Pasir Putih juga.
BalasHapusaku pernah ke pulau penyengat nih, ke makam raja2 itu yang ada gurindam. tapi zaman masih muda belia hahaha
BalasHapusPernah lihat gambar Pulau Panyengat di kartu pos, indahnya, ternyata sarat budaya dan sejarah, menarik untuk dikunjungi..
BalasHapusFotonya bagus-bagus banget mba Lina.. Seneng liatnya.. Ikut seneng juga di Tanjung Pinang sekarang udah ada pusat informasi wisatanya ya, bangunannya pun unik.. Mestinya di tiap kota punya pusat info wisatanya.. Setuju banget kalo di bandara, terminal, stasiun info wisata juga mesti lebih gencar dan jadi lebih tepat sasaran..
BalasHapusItu gedung Gonggongnya unik ya..kaya keong gitu, seakan menandakan lokasinya di wilayah pesisir.
BalasHapusTanjung pinang memang khas banget untuk kunjungi pulau penyengat banyak sejarah Kerajaan Melayu disana
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusAku awam bgt tentang wisata di Tanjung Pinang. Tp hbs baca ini jadi penasaran ama gedung sama masjidnya. Ini ada pramuwisatanya ga Mbak? Sayang kalau orang luar dateng tapi cuma keliling aja, ga tahu runtutan sejarahnya. Kalau cuma baca di papan kaya kurang gmn gt. Lebih suka storytellernya.
BalasHapus