Tips Mengajak Balita Mendaki Gunung

Bagi pasangan menikah yang hobby mendaki gunung dan sedang mempunyai balita, adalah sebuah dilema tatkala memutuskan hendak mendaki dan harus meninggalkan bayi di rumah dengan Sang Nenek ataupun pengasuhnya. Rasanya nggak tega dan separuh jiwa tertinggal di rumah.

Pendaki Gunung Cilik
Tiba di Ranu Kumbolo

Ada juga pasangan yang tidak memiliki kerabat dekat karena jarak tinggalnya berjauhan lain pulau, atau tidak ada orang lain yang dapat dipercaya untuk dititipi anak, sehingga memutuskan mengajak si balita untuk ikut serta mendaki.


Apapun keputusan kedua orang tua si balita ini, patut kita hargai. Tidak usah menghakimi begini dan begitu atau membandingkan dengan keluarga kita sendiri karena kita tidak dihadapkan dalam situasi dan kondisi yang sama. Pengetahuan yang berbeda, lingkungan yang berbeda, hobby yang berbeda, dan juga cara pandang yang berbeda. Karena selalu ada pertimbangan atas keputusan yang diambil.


Lalu sebuah pertanyaan pun muncul. Pada usia minimum berapa tahunkah si balita sudah bisa diajak mendaki gunung? Cukup sulit untuk dijawab. Namun saya sarankan harus sudah di atas 1 tahun. Pernah sih Chila, anak kami, pada usia 8 bulan diajak trekking ke hutan di sekitar Batam dan Alhamdulillah nggak kenapa-kenapa. Tapi itu kan hutan yang cenderung berkontur perbukitan bukan gunung yang tinggi. Jadi belum bisa dijadikan perbandingan.


Bagi yang hendak tetap mengajak balitanya mendaki gunung, pastikan segala sesuatu keperluan si bayi nanti terpenuhi. Sedari awal sudah mencicil barang-barang yang dibutuhkan untuk membawa si kecil ke atas gunung. Perlatan mendaki seperti baby carrier, jaket gunung, sepatu trekking, dan lainnya bisa dibeli di situs jual beli online atau di toko-toko outdoor terdekat dengan rumah anda.

Sebelum mendaki gunung, perhatikan beberapa hal berikut ini agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari:

  1. Pastikan kondisi kesehatan si balita dalam keadaan prima.
  2. Pastikan gunung yang akan didatangi tidak membatasi usia anak yang akan diajak.
  3. Mengetahui kondisi gunung terbaru seperti keadaan cuaca, perubahan jalur, pos-pos perhentian, tempat mengambil air bersih, dan lainnya sehingga dapat segera mengambil tindakan untuk persiapan mendaki.
  4. Gunung yang akan didaki tidak terlalu sulit untuk pendaki cilik sehingga saat si balita memutuskan untuk berjalan sendiri tanpa digendong, ia masih bisa menjalaninya dengan senang hati.
Di artikel-artikel terdahulu, saya juga pernah menuliskan5 manfaat mendaki gunung bagi anak-anakSila klik link aktif tadi jika penasaran ingin membaca.


Memang tidak mudah mendaki dengan membawa balita. Harus ekstra sabar, telaten, waspada, dan tepat dalam mengambil keputusan. Ujian nyata yang akan menempa pasangan pendaki saat membawa balitanya naik adalah ketika ia merasa kedinginan. Seperti yang dialami saya dan suami saat dulu mendaki Gunung Semeru dan Gunung Prau bersama Chila. Jika teman-teman masih tertarik untuk membaca ceritanya, sila klik dua link aktif tersebut.


Setelah mengkaji kemungkinan-kemungkinan negatif apa yang bisa muncul, kemudian yakin akan tetap mengajak si balita mendaki, Maka ayah bunda harus mempersiapkan sebaik-baiknya perbekalan ananda. Agar supaya dalam perjalanan nanti baik mendaki, bermalam dan kemping, maupun turun kembali, balita ayah bunda senantiasa sehat walafiat dan pulang ke rumah dengan selamat.



Lalu apa yang perlu dipersiapkan untuk mendaki gunung bersama balita?

Berikut persiapan yang perlu diperhatikan saat Mengajak Balita Mendaki Gunung:

  1. Membawa perlengkapan pakaian dari atas kepala hingga kaki si balita seperti kupluk/topi hangat dari wol atau bahan hangat lainnya. Pakaian ganti dengan pertimbangan layering, jaket, sarung tangan, kaus kaki, sepatu, yang dapat menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat selama dalam pendakian.
  2. Bawalah susu bayi terbaik balita anda sehingga tidak akan khawatir si kecil terkena gangguan pencernaan.
  3. Membawa makanan ringan atau cemilan yang bisa dimakan di sepanjang perjalanan. Salah satu contohnya adalah coklat, makanan yang bagus untuk menambah kalori saat pendakian dan sangat digemari anak-anak.
  4. Bawalah P3K dan obat-obatan yang sekiranya diperlukan jika terjadi keadaan darurat kepada si bayi. Tentu ayah bunda lebih tahu obat apa yang paling diperlukan oleh si kecil.
  5. Bawa mainan agar ia tidak bosan selama dalam pendakian. Bisa saja mainan kesukaan dia saat di rumah, buku cerita, boneka kecil, atau benda-benda yang biasa dijadikan ayah bunda alat peraga untuk mengajak si kecil bermain saat di rumah.
  6. Membawa buku dan alat tulis sehingga si kecil dapat menuliskan perjalanannya misal mencatat tumbuhan atau hewan apa yang ditemui selama dalam pendakian. Atau bisa juga membawa pensil warna/spidol/crayon untuk menggambar benda/tumbuhan/hewan yang ia temui selama dalam perjalanan.
  7. Membawa diaper agar si kecil tetap nyaman saat perjalanan maupun ketika tidur di tenda.
  8. Membawa peta jalur pendakian agar si kecil tahu sampai dimana, karena ia akan selalu menjadi yang paling rajin bertanya, berapa lama lagi, sudah sampai mana, kapan sampainya, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang mungkin ia sangat ingin tahu pasti jawabannya.
Tips Mengajak Balita Mendaki Gunung
Senyum ceria

Masih banyak hal lain yang sebaiknya dipersiapkan ayah bunda dalam rangka mengajak si kecil bertualang ke alam bebas. Apapun yang dinginkan ayah bunda untuk putera-puterinya tentu saja yang terbaik. Maka saya yakin persiapan lainnya sudah ada dalam bayangan karena ayah bundalah yang tahu apa saja yang dibutuhkan oleh ananda tercinta.


Tulisan ini murni hanya pendapat dan opini saya pribadi, banyak kekurangan dan mungkin ketidaksesuaian, jika ada pendapat dan tambahan sila tinggalkan pesan sehingga saya dapat memperbaiki artikel ini.

49 komentar :

  1. Aku pernah lihat pendaki yang mengajak anaknya yang masih balita. Pasti persiapannya luar biasa ya, Mbak. Keren ih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, rempong karena semua harus dipersiapkan.

      Hapus
  2. Harus mempersiapkan banyak hal untuk ngajak anak balita mendaki gunung. Setuju banget nih untuk membawa buku atau bolpoin jadi anak juga ada aktifitas lain ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu malah anak saya setiap berhenti, dia menggambar. Berhenti sedikit menggambar. Jadi tidak terasa jauhnya.

      Hapus
  3. Bisa ya anak-anak dibawa mendaki gunung tapi harus memperhatikan tips dan triknya, harus penuh persiapan yang sesuai dengan kebutuhan anak selama dalam perjalanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, butuh persiapan yang matang dan terencana.

      Hapus
  4. Aku pengen banget bawa balita mendaki. Sekalian mendekatkan anak dengan alam dan melihat indahnya ciptaan Allah yaa... Aish pengen mbakkk.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Jul, kalau anak-anak diajak serta mengenal dunia luar, dunia petualangan malah bagus untuk perkembangan otaknya.

      Hapus
  5. Banyak yang harus disiapkan y mbak.. apalagi kalau rewel d jalan.. makasih tipsnya.. bisa buat ntar kalau dah berkeluarga.. heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya banyak karena menyangkut keselamaan si anak.

      Hapus
  6. Duh lucunyaaaaa ajak tracking anak.
    Semoga suatu saat nanti bisa juga.
    Oke.
    *brb cari calon :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha bukannya udah ada tersedia calon Mel? Yang diajak jalan² ke Jogja.

      Hapus
  7. wah boleh nih kalau mau ajak baby baby ke gunung

    terima kasih tips dan trik nya untuk safety dari anak anak

    BalasHapus
  8. Thanks mbak tipsnyaa..nantii klo udah punya momongann perluu di praktekkin..����

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha sekarang tinggal tentukan dulu siapa calon ibunya.

      Hapus
  9. Hebat si adek sudah ikut mendaki gunung.

    BalasHapus
  10. Wah, blm ad kepikiran bawa anak smpe mendaki gunung nih sy. Kebetulan emg ak g hoby jalan. Hihi. Tp liat post ini kok jd mupeng pengen ngajak anak naik gunung jg. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini juga dengan berbagai pertimbangan sih Mbak. Banyak banget yang harus dipersiapkan supaya dia nyaman.

      Hapus
  11. Aku suka lihat ada yang bawa anak, sukaa banget, tentunya ada tipsnya ya Teh. Nah ada Teh Okti Li juga tuh yang suka bawa Balitanya mendaki..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya ya Teh Okti juga pernah ngajak Fahmi mendaki gunung.

      Hapus
  12. Makasih tipsnya teh.. Jadi pengen ajak anak-anak naik gunung niih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ajak Dee, udah pada kuat kan Reva sama Lala dari dulu juga.

      Hapus
  13. Salut banget dengan anak-anak yang suka diajak naik gunung, dari kecil sudah mengenal alam ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah iya nih Mbak,kami perkenalkan dengan alam supaya ia mampu menjaganya.

      Hapus
  14. Wah tipsnya kece banget, bisa diterapkan kalau bawa ponakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ponakan Citra banyak yang sudah besar-besar ya?

      Hapus
  15. belom pernah naik gunung
    kecuali tangkuban perahu hahaha
    pengin banget naik gunung
    tp badan udah gendut begini jalan dekat aja ngos ngosan
    tpi salut dgn pasangan yg bisa bawa anak ke gunung
    luar biasa...
    selain bisa ttp bersama juga mengajarkan banyak hal dlm perjalanan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk ah trekking ajak Fitri ke Gunung Bintan. Lumayan bisa turun 2 kg nanti haha.

      Hapus
  16. wah keren, mbak tipsnya. kalau saya nggak pernah naik gunung sih jadi kalaupun misalnya diajak naik gunung atau bukit malah saya yang cerewet. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha. Cerewet minta istirahat terus ya Mbak?

      Hapus
  17. Hebat banget mbak. Kalau aku jangankan bawa anak, bawa diri aja belum pernah naik gunung >.< Hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Ikut ketawa juga. Maka segerakan kalau belum.

      Hapus
  18. Ngajak trekking anak naik gunung sepertinya menyenangkan tapi besar kemungkinan sedikit yang berani melakukan karena kerepotannya. Salut sama yang berani ngajak anak mengenal alam sedari dini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas lumayan repot tapi menyenangkan.

      Hapus
  19. anaknya fisik harus kuat juga ya diajak ke gunung tapi senang kalau pasangan juga memang suka mendaki.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Naqi, harus kuat dan sehat. Karena butuh ketahanan fisik juga.

      Hapus
  20. Salut sm orgtua yg mau double repot demi mengajak anaknya ikut mendaki ,mengenalkan alam sejak dini. Tipsnya udah cucok kok mba ,mngkin tinggal dikondisikan aja sm kondisi anak ,kadang kan beda2 ya kondisi tiap keluarga.

    BalasHapus
  21. Wah seruuu 😍 aku pernah satu pendakian dg Balita mb, MasyaAllah, ayahnya luarbiasa, dan kami biasa menggendong bergantian bila si ayah lelah 😉 duh jadi pengen bawa Khalil mendaki 😘 trims tipsnya mb

    BalasHapus
  22. Apa gak beresiko ya mbak... kalau bawa balita mendaki...??

    Walaupun kadang sering jumpai anak.anak ikut mendaki sih

    BalasHapus
  23. Aku salut sama pasangan yang mau membawa anaknya mendaki gunung mbak. Soalnya persiapannya jauh lebih banyak dibandingkan pergi sendiri. Hebat pokoknya.

    BalasHapus
  24. Bawa mainan ke mana pun si kecil pergi memang perlu banget ya mbak, menjaga agar dia tidak bosan.

    BalasHapus
  25. Waktu itu pernah jalan ke Baduy dalam sama anak2, jalannya jauh ada tanjakan dan turunan, tapi yg balita2 malah gak mengeluh hehe. Mungkin kalau naik gunung mereka malah akan excited kali ya :D

    BalasHapus
  26. wah seru nih.. ntar klo dh pny anak pengin jg diajak mendaki. tadabbur alam

    BalasHapus
  27. Anak aku awalnya liat di tengah minta gendong. Di aduh untuk banyak Bawak pasukan. Ada yang gangian

    BalasHapus
  28. Anak-anak saya suka sekali ke tempat alam kayak gini. Minimal.sungai deh. Asik betah betlamaberla

    BalasHapus
  29. Wah keren banget anak anak balita diajak main ke gunung. Tapi bagus juga ya mbak, sambil membentuk karakter challenging dan survival pada anak sejak dini

    BalasHapus
  30. Aku pas ndaki semeru bulan lalu baliknya sama bapak2 yang bawa anak dan ponakannya. Jadi kita banyak berhentinya karena si anak sering minta istirahat. Tapi keren si bapak bisa meyakinkan anaknya klo dia bisa sampai puncak.

    BalasHapus

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita