Sejak rencana awal traveling ke Filipina, tidak ada hal lain
yang saya cemaskan kecuali masalah bagaimana caranya agar saya dan sahabat saya, Reny, bisa makan makanan halal dengan mudah. Kalau sekadar cemilan tentu kami
akan membawanya karena tidak memberatkan bagasi. Namun kalau harus membawa
makanan berat untuk 3 hari tentu akan ribet sementara jumlah bagasi yang disediakan maskapai
penerbangan maksimal hanya boleh 10 kg saja. Selain itu akan muncul masalah lain seperti nasi dan lauk yang basi. Jadi opsi membawa makanan berat dari rumah ini nggak mungkin sama sekali. Opsi terakhir ya paling kami akan tetap berusaha mencari restoran halal.
Hari pertama, kami tiba di Bandara Ninoy Aquino Manila sekitar jam setengah tujuh malam. Kami lantas menaiki mobil yang sudah dipesan via aplikasi menuju Paragon Tower Hotel yang berada di Jalan Antonio Flores, St. Ermita, Metro, Manila. Kawasan ini terbilang ramai dan dekat dengan berbagai fasilitas publik seperti perpustakaan nasional, bank dan rumah sakit. Selain itu dekat juga dengan Rizal Park salah satu landmark yang menjadi tempat tujuan utama wisatawan ke Manila. karena hal ini pulalah yang membuat saya memutuskan memilih menginap di wilayah ini.
Menuju KFC
Setelah mandi, solat dan menaruh barang di kamar hotel, kami berdua keluar untuk mencari makan. Sebelum melangkah jauh, kami googling untuk mencari restoran terdekat mana yang bisa kami datangi malam itu. Akhirnya ketemu yang terdekat yaitu KFC. Kami pun berjalan kaki sambil sekalian bertanya-tanya kepada orang yang ditemui di tepi jalan agar yakin. Suasana jalan yang kami lewati cukup remang-remang bahkan di beberapa titik terbilang gelap. Saya dan Reny jadi lebih waspada. Dan ketika melewati sekumpulan pemuda yang sedang nongkrong kami mempercepat langkah karena takut.
Menurut saya, Manila bagian Metro ini seperti Jakarta di tahun 90an. Tapi kata Reny tidak, menurutnya seperti Jakarta tahun 70an. Hehe. Mungkin karena bangunan-bangunan yang terdapat di sepanjang jalan terlihat tua ditambah bentangan kabel di sana-sini yang mempengaruhi pemandangan jadi berantakan.
Sekitar 10 menit berjalan akhirnya kami menemukan resto KFC. Saat tiba, kami bertanya terlebih dahulu apakah makanannya halal atau tidak. Pelayan yang ditanya terlihat bingung dan bertanya kepada teman-temannya. Karena mereka tak tahu mereka lantas bertanya ke salah seorang pelayan lainnya. Si pelayan itu bilang halal. Saya agak ragu dan bertanya lagi kepadanya apa yakin? “Yes Mom, It’s halal. I’m moslem.” Kata seorang pelayan laki-laki. Mendengar itu saya sedikit tenang dan kami pun memesan ayam dan french fries. Setelah makan saya jadi kefikiran, bagaimana caranya si pelayan muslim itu tahu kalau ayam yang dijual di sana benar-benar halal? Ah husnuzzon saja semoga memang benar halal walaupun tidak ada sertifikat halal terlihat di sana.
Selesai makan kami pun pulang ke hotel dan melewati jalan yang sama dengan berjalan kaki. Mau naik kendaraan umum pun susah karena sudah cukup sepi. Taksi pun tidak terlihat. Dengan langkah yang dipercepat kami bergandengan tangan sambil sesekali menengok ke belakang. Merasa unsecure karena melihat beberapa kelompok pria yang duduk-duduk sambil minum-minuman beralkohol. Alhamdulillah kembali ke hotel dengan selamat.
Sarapan Roti Kartikasari
Sabtu pagi 07 Desember 2019, kami tidak sarapan di hotel karena memang tidak disediakan. Voucher hotel yang kami beli ternyata hanya untuk menginap saja, tidak termasuk sarapan. Untungnya saya sudah membawa popmie dari rumah. Selain itu sekalian nyemil roti kartikasari. Roti ini
merupakan oleh-oleh khusus yang dibawa Reny untuk saya. Kebetulan beberapa hari sebelum berangkat, Reny nelpon mau dibawakan apa. Nggak malu-malu saya pun langsung menodongnya minta
dibelikan Roti Kartikasari. Roti ini merupakan makanan favorit saya sejak dulu tinggal di Garut. Semenjak tinggal di Batam, saya sangat jarang makan roti khas Bandung ini.
Tahun 2016 ketika saya dan Reny liburan ke Thailand, saya pun pernah menitip kepada Reny untuk dibelikan Roti Kartikasari dari gerai yang ada di Bandara Sukarno Hatta. Tapi gagal mendapatkannya karena beda terminal. Baru tahun 2019
lalu akhirnya saya bisa merasakan kembali roti ini.
Menurut cerita Reny, roti ini membelinya penuh perjuangan karena harus dibeli langsung di Bandung sementara ia tinggal di Tangerang. Ia bilang menitip Roti
Kartikasari ini kepada sopir bis jurusan Bandung – Tangerang yang biasa
nongkrong di dekat restorannya.
Kosturiangel Restaurant
Sabtu siang, sebelum menonton pertandingan semi final sepakbola Indonesia melawan Myanmar di Sea Games ke-30 Manila, saya dan Reny berjalan menyusuri jalan-jalan di sekitar Stadion Rizal Memorial Stadium untuk makan siang. Entah berapa resto yang kami lewati. Kami mencoba keluar masuk sambil menanyakan status halal tidaknya makanan yang mereka jual.
Salah satu restoran halal di Manila |
Di tengah keputusasaan, saya baru sadar kenapa tidak mencarinya via google. Langsung tepok jidat. Padahal setingan internet untuk di luar negeri sudah aktif sejak kemarinnya. Ketika mengetik Halal restaurant in Manila, maka langsung keluar banyak. Dan beruntungnya ternyata ada salah satu restoran yang dekat sekali dengan kami saat itu. Cukup lurus dan sekali belok kiri saja dalam 3 menit sudah sampai.
Dari kejauhan restoran halal yang kami tuju mulai terlihat. Tulisan Bismillahhirrohmannirrohiim dalam huruf Arab tampak jelas terlihat. Restoran ini bernama Kosturiangel Restaurant. Terletak di Ocampo Street, Vito Cruz Malate, Manila. Menemukannya kami serasa menemukan harta karun tak ternilai harganya. Alhamdulillah.
Ketika kami masuk, suasana restoran sangat sepi. Hanya ada 3 orang pelayan dan 1 orang chef asal Pakistan yang sedang berjaga. Ketika kami masuk mereka tampak sumringah. Dengan menyerahkan buku menu, pelayan dan chef tampak berusaha untuk mengobrol dan beramah-tamah.
nasi briyani |
Nasi telur |
Kosturiangel Restaurant ini menjual makanan halal ala Bangladesh, Arab, Pakistan, India dan Filipina. Beberapa menu dalam bahasa Tagalog tampak membingungkan dan tidak kami kenali. Namun menu apapun yang utama tentu saja harus ada nasi buat kami.
Saking gembiranya, kami pun memesan sekalian untuk dibawa pulang agar makan malam nanti tidak keluar hotel lagi.
Hari ketiga, saya dan Reny mendaki Gunung Pinatubo. Sebelum berangkat kami sudah berpesan kepada Tour Operatornya agar menyediakan makanan halal. Kami memesan cumi bakar dan pepes ikan agar tetap terjaga. Alhamdulillah walaupun sedikit susah akhirnya selama tiga hari di Filipina bisa kami lalui dengan makan makanan yang Insya Allah halal.
Tentu saja kami cerewet dan hati-hati dalam hal makanan ini. Karena siapa pun kita sebagai muslim tentu ingin tetap menjaga makanan yang masuk ke dalam tubuh adalah makanan yang halal lagi baik.
Berarti makanan di restoran yang baru nemu itu termasuki enak ya mba?
BalasHapuskalo harganya gimana apakah terjangkau?
btw kalo ada fotonya pasti aku lebih mudah membayangkan rasa makanannya :D hahaha
Keren mbaaa
BalasHapusKomitmen untuk selalu mengonsumsi yg HALAL dan THOYIB harus kita usung, meskipun lagi traveling ke bagian bumi yg berbedaaaa banget yaaa
View yang menarik di manila dimananya ya? Soalnya kotanya kaya jakarta tempo dulu hehe
BalasHapusAlhamdulillah tetap dapat menjaga makanan meski sdg di.negeri yg bukan mayoritas muslim ya.
BalasHapusHahhaaa..menemukan harta karun yang tak ternilai harganya ya.
BalasHapusBtw emang loh kadang menddadak jadi amnesia kalo pas menginginkan sesuatu, padahal tinggal gugling yaaa.
Saya lihat rawit di nasi briyani kayaknya gede banget, ya? Gak seperti ukuran rawit pada umumnya
BalasHapusKarena pernah nonton drama Filipina, aku juga ingin ke Manila. Yang jadi PR kalau ke luar negeri ya soal makanan halalnya itu. Alhamdulillah ada ya, Mbak
BalasHapusAsik banget jalan di Manila, btw makanannya hampir sama ya mbak. Btw susah juga kalau pesan apa2 dengan bahasa Tagalog gitu ya mbak.
BalasHapusMasyaAllah berkeliling dunia ini ceritanya ya Bun hahaha
BalasHapusnasi briyani aku belum pernah makan bun, cabenya wadidaw gede-gede banget gitu sih ahhaha
Kalo nyari makan di negara lain, memang kadang was-was ya bun, jadi ingat Hongkong hehee
Alhamdulillah ketemu ya mbk sm restoran yang halal. Ikut deg2an pas baca bagian nyari makan malam malam.
BalasHapusEmang rada ribet ya mba mencari makanan halal di negara yang mayoritas non muslim gini.
BalasHapusAlhamdulillah Mb Lina masih bisa menemukan restoran yang menyediakan makanan halal meskipun penuh perjuangan.
Wah salut ya tetap mempertahankan prinsip, btw makanan di sana ternyata gak jauh beda ya dengan masakan Nusantara
BalasHapusIya ya, gak enaknya traveling ke luar negeri itu adalah nyari makanan yang halal. Temen-temenku juga curhatnya begitu. Tapi Alhamdulillah, setelah perjuangan bias dapat juga. :)
BalasHapusAlhamdulillah nemu kfc di manila ya mbak. Kfc emg pilihan klo lagi ke luar negri kayaknya ya..
BalasHapusMbak.. Ga nemu indomie disana? Hihi
pasti bahagia banget dapat resto halal di luar negeri ya, walaupun filipin dekat tapi ternyata ga mudah cari resto halal di sana
BalasHapusKFC di Manila sudah halal, Mbak? Kadang kalau ngebayangin makan di luar negeri, bingung juga milihnya. Sempat kepikiran bawa makanan dari rumah aja.
BalasHapusWah ingin rasanya jalan-jalan kesana.
BalasHapusapa daya masih disini-sini saja, belum bisa jauh-jauh. semoga suatu saat bisa jalan-jalan
Aku jadi kangen jalan jalan di Rizal Park
BalasHapusAku dulu nginep di Remington Hotel (mungkin masih ada)
Nah jalan dikit ada Seven Eleven.
Sering beli mie di situ bawa ke hotel wkwkwkw
MasyaAllah Mbak, emang butuh perjuangan banget ya jika kita traveling ke negara yg minoritas Muslim gini ya. Semua serba was2 dan yaa harus yakin juga.
BalasHapusMasyaAllah, traveling ke negara minoritas Muslim itu butuh perjuangan ya Mbak di bidang kulinernya. Was-was ya kalau kurang meyakinkan, dan pastinya harus betul-betul yakin ya Mbak.
BalasHapushihihi iya kak, kenapa tidak lewat aplikasi saja mencarinya, tapi mantap banget tuh penelusuran nya dalam mencari makanan
BalasHapusYa Allah mbak, Dewi pernah ngalami gitu juga tapi dalam negeri. Saat kesulitan makanan, eh baru sadar kenapa ga pakai google hihihi. Ternyata di Filipine banyak makanan halal ya yang terdetect di google, bisa jadi list liburan nih:)
BalasHapusMeskipun repot cari makanan halal di Manila, tapi jadi ada pengalama. Akhirnya bisa menemukan resto halal & sekalian bungkus ya. Aku belum pernah ke Manila mbak, jadi siap2 ya andai ke sana dengan masalah mencari makanan halal ini
BalasHapusTerbayang perjuangannya mencari makanan halal di Manila, jalan yang harus melewati mereka yg sedang minum2. Alhamdulillah semua berjalan lancar, dan terbayarkan setelah menemukan yg dicari.
BalasHapusIni bisa jadi referensi bagi yang akan berkunjung ke Manila dan memerlukan makanan halal.
Susah juga ya mencari makanan halal di Manila. Aku belum pernah ke sana, tapi kalau nanti ada kesempatan kayaknya harus persiapan dulu ngelist tempat makan halal di sana.
BalasHapusberkesan banget nih mbak jadinya ya bisa buat cerita di blog dan anak cucu juga jadinya. hehe
BalasHapusEmang klo travelling itu butuh makanan yg sesuai ya..
BalasHapusDan emang sbg muslim ya pilih yg halal
Wah seru banget yaa.. jadi berkesan bet tuh pasti.. jadi pengen ke Manila juga nih
BalasHapusHal yg gk bisa luput dr kita bener it ya kak klo udah keluar negeri. Wajib bnget tau mana aj Makanan2 halal. Apalagi kalau nggk ad label hallnya. Auto galau mau makan dimnaa
BalasHapusCari hotel halal memang sulit ya mbak kalau di luar apalagi di Filipina, btw saya pengen banget nih jalan ke Manila dan sekitarnya mbak.
BalasHapusMenarik ini, di manapun mbanya berada selalu merindukan roti kartikasari. Tadi kupikir makan roti kartikasari karena ada yang jual di Manila ehehe, ternyata nitip ke temannya. Waaah seru trip mbanya, dari berburu makanan halal sampai naik gunung :)
BalasHapusMelihat cara penyajian nasi biryani jadi pengen, apalagi lihat cabe rawit yang besar seperti itu. Kayaknya maknyuss!
BalasHapuscerita travelling ke manila nya ini seru banget mba, memang ya drama kita itu pada kendala tersedianya makanan halal, kudu hati-hati banget. Aku salfok sama nasi briyani yg cabe nya itu gede panjang pula hihi
BalasHapusYa allah baca ini, laper jadinya hahahahah, apalagi nasi biryaninya. Semacam surga kecil yah nemu makanan halal di sana dan enaaak. Itu nasi telur harganya berapa kaaaaak XD
BalasHapusnyarinya lumayan perjuangan ya mba untuk makanan halal di Manila. Btw itu penataannya hommy banget ya makanannya, berasa lagi makan nasi telor ceplok dirumah, itu nasi telor ceplok bukan maba? cmiiw
BalasHapusPengalaman temenku kurang lebih sama. Harus jeli cari makanan halal, dan dia nemunya di warung-warung yang nggak terlalu mencolok dengan menu yang itu lagi itu lagi. Dan masalah bahasa lumayan bikin puyeng juga. Meskipun endingnya tetep seneng sih.
BalasHapusMbak, aku galfok sama potonya. Kabel2 di Manila semerawut jg ya.
BalasHapusUtk makanan halal memang penting bnget ditelusuri klonke LN. Syykurlah Allah mudahkan perjalanan mbak dan temannya Reny
Aku juga kalo udah bingung bisa makan apa yang halal, pasti larinya ke KFC atau MD's karena masih ragu. Saya pribadi belum pernah sih ke Filiphina, tapi sepertinya perlu ngelist restoran atau rumah makan yang halal biar sesuai budget hehee
BalasHapusKeren banget mba Lina dan temannya mba Renny bisa menelusuri Kota Manila, bener banget kalau jalan-jalan ke luar negeri yang mesti dipikirin juga makanan halal yang bisa ditemukan di sana ya
BalasHapusBayangin nyeplos cabenya segede itu aku Bund wakakak
BalasHapuspengalaman berharga di negeri orang jadi kisah yang apik
Wah, sudah bisa dibayangkan bagaimana mencari restoran halal di negeri orang. Sudah pernah mengalaminya waktu di Thailand, mau makan ini sudah mau makan itu susah, jadinya harus tahan mau cicip kuliner di saat jalan-jalan.
BalasHapusEmang deg-degan ya kalau jalan-jalan ke negara yang minoritas Islam. Nyari makanan bisa jadi pengalaman yang mendebarkan. Untungnya sekarang ada gerai-gerai yang at least aman lah ya. Memang kalau mau ke luar negeri harus ngelist resto halal dulu ya.
BalasHapusAlhamdulillah, aku ikut bahagia bacanya mbak. Mencari makanan halal lagi thoyyib itu memang harus karena sangat berpengaruh thd banyak hal, termasuk anak & rezeki. Masya Allah.
BalasHapusIni PR banget ya klo lagi traveling ke negara² nonmuslim.
Seru ya bisa jalan2 ke Manila. Kata temenku di sana cukup susah nyari restoran halal.
BalasHapusKudu ekstra hati2 apalagi klo di negara mayoritas non muslim ya.
Alhamdulillah ketemu makanan halal. Kalau saya sih agak ragu, apakah bisa menjaga supaya tetap makan makanan yang halal pas di negeri orang. Semoga lah ya mba, meskipun ga bisa icip makanan lokal.
BalasHapusMemang cari restoran halal gini yang rada susah ya mbak kalo keluar negeri,
BalasHapusLucu ya mbak... padahal dah ada google sampe kelupan, apakah tanda-tanda kelaparan? tapi pengalamanlah yang paling berharga kan
BalasHapuspokoknya makanan harus halal walaupun di negeri orang. Alhamdllah ya mbak, ikut senang bacanya dapet makanan halal. Pokoknya no 1 agar kenyang halal dulu.
BalasHapusWah keren ya mbak Lima udah sampai Manilla, sampai cari makanan halal aja bisa jadi petualangan tersendiri
BalasHapusbisa pas gitu mbak, sampe nemu nasi goreng yang ada rawitnya. Asli enak itu mbak
BalasHapusWah udah sampai Filipin aja mbak. Betewe kabel listrik atau telepon di Filipin ternyata 11-12 dengan Thailand ya mba. semrawut juga.
BalasHapusDari penampilannya kelihatan enak makanannya. Iya pastinya kita concern sama kehalalannya ya. Next time mungkin bisa search sblm berangkat tempat makan halal biar gak bingung udah nyampe sana ya.
BalasHapus