Catatan Harian Terdampar di Nagoya

Kamis, 08 Juni 2012

Baiklah, untuk menghapus persepsi keren tentang saya (karena sudah ke Nagoya), sebelumnya saya jelaskan dahulu. Nagoya yang satu ini bukan Nagoya di Jepang melainkan Nagoya di Pulau Batam. Sebuah lokasi yang menjadi pusat bisnis di pulau ini. Demikian maklumat ini agar menjadi maklum.

Dengan perasaan malas-malasan akhirnya kemarin maghrib saya pergi juga ke klinik yang terletak di Perumahan Genta I Batu Aji untuk berobat. Sebenarnya sih nggak sakit-sakit amat cuma lha kok lama-lama, dirasa-rasa, ternyata yang satu ini  sangat menggangu juga.

Nggak seberapa sakit sih, hanya jari tengah tangan sebelah kiri sering kram dan kesakitan setiap selesai memegang sesuatu. Apalagi jika mengangkat benda-benda yang berat, si jari tengah langsung protes dengan cara menegang kaku hingga tidak bisa diluruskan. Belum lagi ditambah rasa sakit dan ngilu di sendi buku-bukunya.

Namanya jari tangan yang di-setting dari sononya untuk bekerja sama menjadi teamwork, so begitu si jangkung sakit teman-temannya seperti si jempol, telunjuk, jari manis dan si bungsu kelingking jadi ikut-ikutan mogok tidak bisa bekerja karena sakit juga. Beuuh...repot deh nih urusan.

Suami bilang kalau nggak asam urat berarti salah urat. Pokoknya ada urusannya sama urat deh. Iddiiih....sakit kok nggak keren banget sih. Setahu saya penderita asam urat itu ibu-ibu dan bapak-bapak di kampung yang tiap hari pulang pergi ke sawah untuk membajak dan tandur. Itupun kebanyakan menyerang kaki bukan tangan seperti saya. Sebutlah penderitanya seperti Mak Inah, Mak Amah, Bi Idoh, Mang Warja, Aki Ojo, dan lain-lain.

"Berarti Bunda nggak bisa manjat wall lagi. Sudah saatnya gantung sepatu." Kata suami suatu saat.
"Hah gantung sepatu? ooh tidaaaak...." Itu berarti saya nggak bisa manjat tebing, wall climbing, atau dinding tetangga lagi dong.

"Huhuhu...tidaaaakkk oh jariku kenapa kamu setega itu? Kenapa kamu tak sekuat dulu lagi? Saat jari-jari kasarmu mencengkeram poin demi poin menggapai top." Saya meradang.


Walaupun sudah lama saya absen dari dunia panjat memanjat namun bukan berarti mundur dari dunia ini, karena suatu waktu entah di suatu tempat Saya akan butuh kemahiran itu lagi.

"Ibu Apa keluhannya?" Suster di klinik itu bertanya. lalu melilitkan alat tensi ke lengan kanan saya.
"Darahnya rendah Bu, cuma 80 biasanya disertai pusing-pusing Bu."
"Tapi Saya nggak pusing Sus!"
"Harusnya Ibu pusing." Katanya lagi.
Idih kok maksa sih, kalau Gue nggak pusing emang kenapa?

Setelah dicek suster, saya ngeloyor ke ruang praktek dokter. Nanya ini sama itu. Ia melihat di buku berobat bahwa tensi darah saya cuma 80. Kata pak dokter aku Hipotensi. Upss awas salah baca ya bukan impotensi lho.

Hipotensi adalah bahasa kerennya dari kurang darah. Kebalikannya yakni hipertensi. Kata dokter yang normal tuh tensinya 90 sampai 120. Dibawah 90 berarti hipotensi di atas 120 berarti hipertensi.

"Jadi kemungkinan sakit saya ini apa Dok?"

"Kemungkinannya asam urat, Jadi Ibu harus menjauhi makanan kacang-kacangan, makanan bersantan, dan berminyak." Kata Dokter.

"Tapi untuk memastikannya Ibu harus di cek darah dulu, ini Saya buat rujukan untuk ke Kimia Farma".

Laah dia bilang saya asam urat juga. Iddihh... Pak Dokter nggak keren banget deh. Namun karena nggak yakin dengan vonisnya sendiri dia menyuruh untuk tes darah di lab Kimia Farma di Kampung utama di Nagoya. Hehe..dokter kok nggak pede.


Jum'at 09 Juni 2012

Pagi ini, sepulang kerja malam, saya ke lab Kimia Farma yang letaknya bersebelahan dengan klinik tempat rujukan Saya selanjutnya di Kampung utama Nagoya. Lalu disuntik untuk diambil sampel darah. Waduh, saat suster menarik jarum suntik baru deh berasa seperti digigit semut rangrang yang merah.

Beberapa saat menunggu, Si suster datang memanggil saya.
 "Hasilnya bagus kok Bu, Nggak asam urat" Kata Suster.
Alhamdulillah, Yes, Kata Gue juga Apa. Dokter, dokter!!!

Selesai tes darah di lab dan mengantongi hasilnya, saya kemudian masuk ke klinik di sbelahnya. Yang jaga bilang saya disuruh ke Rumah Sakit Permata Hati di Baloi. Ya udah deh gak apa-apa lagian tempatnya sudah dekat dari situ.

Tiba di RS Permata Hati lalu menunggu dan mengantri. dapat nomor antrian 20. Saat itu antrian sampai di nomor 15 berarti sebentar lagi.

Dokter bertanya ini itu. Kata dia mungkin gara-gara saya dulu manjat hingga jari-jari jadi begini. Lha nggak ada alasan lain apa? Dia pun ragu lalu saya dirujuk ke dokter Spesialis Penyakit Dalam yang letaknya di klinik Kampung Utama. Waah balik lagi deh. Sabar, sabar!

Saya balik lagi ke Klinik di Kampung Utama, hari hujan semakin menambah pusing dan puyeng karena belum tidur semalaman. Perut mana laper lagi. Ya udah deh sarapan dulu.

Saya berjalan ke arah belakang klinik di sana terdapat sebuah warung makan yang lumayan ramai! Bingung milih menu akhirnya memilih menu yang lumayan jarang nemu di Batam. Semur jengkol. Dah lama nggak makan makanan yang satu ini.

Tidak berapa lama, sepiring nasi dengan lauk ikan dan jengkol ludes. Sukses pindah ke dalam perut.

Meminjam istilah Mbak Riawani Elyta,  perut Saya rasanya seperti melihara anak anconda saja. Saya  belum kenyang. Dengan menahan rasa malu akhirnya Saya minta nambah lagi. Tak perduli orang-orang ngelihatin. Mungkin mereka bilang ihh cewek kurus gitu kok makannya banyak sih. Haha..mana ada urus kalau Gue laper mau kata apa coba?

Menunggu di Klinik hampir buluk, Si dokter SpPD belum juga datang. Katanya datang jam dua siang. Haduh mati gaya lagi deh Gue! Untung suami, si Ayah Sierra  langsung datang buat menemani.

Jam 3 lewat dokter datang. Ia tampak sudah tua dan berwibawa. Lalu memeriksa Saya. dengan seksama. Memeriksa tekanan darah, detak jantung dan lainnya. Tanpa sedikitpun memegang jari Saya yang sakit.

     "Saya rujuk lagi ke dokter spesialis bedah ya Bu"
     "Di mana dok?"
     "Di Rumah Sakit Permata Hati."
     "Kapan?"
     "Besok"
Alamaak...balik lagi. Huh...hanya demi kesembuhan si jangkung jari tengah rela berhari-hari bolak-balik dokter.

     "Ibu kerja ya, mau istirahat dulu hari ini?" Suster menawariku MC.
     "Boleh Sus." Jawabku.

Seandainya nggak dapat MC dokter, waah gawat bisa-bisa nanti malam tumbang di ruang produksi karena ngantuk berat level 10.

Kunjungan ke dokter Sabtu kemaren saya divonis Arthalgia. Ketika search di Mbah Google yang keluar ini  "Arthralgia is the medical term for pain in the joints. There are many possible causes of pain in a joint."
Artinya Arthalgia adalah istilah medis untuk nyeri pada sendi. Ada banyak kemungkinan penyebab nyeri pada sendi.


Lhaa jadi sebab nyeri sendi saya apa dong?

Posting Komentar

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita